Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN AKADEMIK2015/2016
PEMERIKSAAN ACETONE URINE
(LEGAL TEST)
I. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
1. Untuk dapat memahami pemeriksaan acetone urine (Legal Test)
2. Untuk dapat mengetahui prosedur pemeriksaan acetone urine (Legal
Test)
b. Tujuan Instruksional Khusus
1. Untuk dapat melakukan pemeriksaan acetone urine (Legal Test)
II. METODE
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan Acetone Urine adalah metode
Legal Test
III. PRINSIP
Acetone akan bereaksi dengan Na-ferrycyanide membentuk cincin warna ungu
Beaker Glass
Pipet Tetes
4 Digunakan sebagai tempat
untuk mereaksikan reagen
dengan sampel
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Reaksi
Container Urine
2. Bahan:
Sampel Urine
Na-Nitroferry
Cyanide
Larutan Na-nitro
5 Digunakan untuk
membersihkan meja dan
alat kerja yang telah
digunakan
Tissue
VI. CARA KERJA
1. Digunakan APD dengan baik, benar dan lengkap.
2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Dipipet 5 ml sampel urine ke dalam sampel urine.
4. Ditambahkan bubuk Amonium sulfat untuk mengasamkan, kemudian
dikocok tabung beberapa kali.
5. Ditambahkan 2-3 tetes larutan Na-Nitroferry Cyanide.
6. Dituang amoniak pekat lewat dinding tabung sehingga terbentuk suatu
lapisan dengan campuran isi tabung sebelumnya.
7. Dibiarkan tabung reaksi tegak selama 5 menit.
8. Dibaca hasilnya
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan uji acetone urine menggunakan metode Legal
Test. Tes ini dilakukan dengan cara menuangkan urin ke dalam tabung reaksi
selanjutnya ditambahkan 6 tetes Na-nitroferrycyanide 20%. Selanjutnya ditetaskan
larutan asam asetat glasial untuk mengasamkan lingkungan pada tabung,setelah
penambahan asam asetat glasial tabung dikocok beberapa kali agar larutan tercampur.
Selanjutnya dituangkan larutan ammonia pekat ke dalam tabung melalui dinding tabung
dan diamati perubahan yang terjadi. Pada hasil praktikum setelah penambahan asam
asetat glasial pada tabung menunjukkan reaksi yang positif (+) dimana terbentuknya
cincin berwarna ungu, hal tersebut dikarenakan adanya badan keton pada urine. Badan
keton terdiri dari 3 jenis yaitu beta-hidroksibutirat, asam asetoasetat dan aseton , yang
merupakan produk metabolisme lemak dan asam lemak yang berlebihan. Badan keton
diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang
disebabkan oleh : gangguan metabolisme karbohidrat (mis. diabetes mellitus yang tidak
terkontrol), kurangnya asupan karbohidrat (kelaparan, diet tidak seimbang : tinggi
lemak – rendah karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal),
atau gangguan mobilisasi glukosa, sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak
untuk dibakar. Keton memiliki struktur yang kecil dan dapat diekskresikan ke dalam
urin. Benda keton yang dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam asetoasetat.
Asam asetoasetat dan beta-hidroksibutirat digunakan untuk bahan bakar otak dan otot,
namun tubuh tidak memecah aseton sehingga aseton dikeluarkan melalui urin. Aseton
atau badan keton yang berlebih dalam urin dapat menajdi tanda dari suatu penyakit
metabolisme sehingga adanya keton dalam urin dapat dijadikan pengukuran sebagai alat
dalam diagnosis penyakit tersebut. Keberadaan benda-benda keton dalam urin masih
dianggap normal selama jumlahnya kurang dari 15 mg/dL baik pada pasien anak dan
dewasa. Terbentuknya cincin ungu pada permukaan tabung disebabkan karena aceton
yang terdapat dalam urin bereaksi dengan Na-nitroferrcyanide 20% yang menyebabkan
adanya cincin ungu, adanya cincin ungu tersebut menandakan suatu kelainan patologis
pasien yang ditemukan pada sampel urin. Adapun hubungan Badan keton dan
Metabolisme Urin yaitu Pada individu sehat, tubuh menggunakan metabolisme
karbohidrat sebagian besar untuk bahan bakar sel-sel. Jika karbohidrat yang memadai
tidak tersedia, seperti selama kelaparan ekstrim, tubuh mulai metabolisme lemak
menjadi badan keton untuk menyediakan bahan bakar yang diperlukan. Tingginya
kadar keton dalam urin, suatu kondisi yang disebut ketonuria, menunjukkan bahwa
tubuh menggunakan sebagian besar lemak untuk energi.Kondisi lain yang akan
menghasilkan peningkatan kadar badan keton adalah diabetes Tipe I – bentuk parah dari
diabetes mellitus. Orang dengan diabetes mellitus tidak dapat memetabolisme glukosa
secara efisien, biasanya karena insulin tidak cukup atau resistensi insulin. Tubuh
mereka akan mulai metabolisme lemak dan protein untuk menebus kekurangan glukosa
yang tersedia untuk energi.
IX. KESIMPULAN