Anda di halaman 1dari 4

Rustan Hadi: Sosialisasi teknik pembuatan arang tempurung kelapa

BAHAN DAN METODE

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di Desa Mendahara Ilir,


Kecamatan Mendahara, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Provinsi Jambi pada bulan September 2006. Bahan yang
digunakan adalah tempurung kelapa 300 kg, minyak tanah
0,5 l, tanah liat 1 ember, dan bahan lainnya. Alat yang diguna-
kan adalah alat pembuat arang tipe drum, stop watch,
timbangan, karung plastik 10 lembar, alat tulis kantor, dan
alat bantu lainnya.

Alat Pembuat Tempurung Kelapa Tipe Drum

Alat pembakaran tempurung kelapa tipe drum terbuat dari


bahan plat besi, merupakan drum bekas tempat minyak oli
dengan tinggi 90 cm dan diameter 60 cm. Pada bagian atas
alat dibuat lubang pembuangan asap berupa cerobong dari
bahan pipa seng dengan ukuran tinggi 30 cm dan diameter
10 cm. Bagian atas cerobong dilengkapi dengan penutup
yang dapat dibuka dan ditutup. Di sekeliling dinding drum
tempat pembakaran dibuat beberapa lubang berdiameter 13
cm yang dapat dibuka dan ditutup sebagai pengatur suplai
udara pada saat pembakaran. Jumlah lubang udara sebanyak
lima baris dengan jarak antarbaris 18 cm dan tiap baris terdiri
atas empat lubang dengan jarak antarlubang 45 cm. Kapasitas
alat adalah 90-112 kg tempurung dan usia ekonomis alat 12-
18 bulan (Gambar 1).

Prosedur Pembuatan Arang Tempurung Kelapa

Pembuatan arang tempurung dengan sistem suplai udara


terkendali pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan cara
yang biasa dilakukan petani dan perajin arang tempurung
setempat. Namun, terdapat beberapa perbedaan urutan kerja,
alat/tempat pembakaran, dan cara memadamkan api.
Urutan kerja pembuatan arang tempurung kelapa
dengan cara suplai udara terkendali adalah sebagai berikut:
• Tempurung kelapa sebanyak 7,5 kg dimasukkan ke dalam
drum tempat pembakaran yang telah tersedia hingga
mencapai 1/4 bagian drum.
• Lubang pengendali udara pada drum tempat pembakaran
ditutup rapat, kecuali lubang pada baris paling bawah yang
dibiarkan terbuka.
• Dilakukan pembakaran pertama dengan menyalakan sabut
kelapa yang dicelupkan ke dalam minyak tanah sebagai
umpan.
• Setelah api menyala dengan sempurna, ditambahkan
tempurung ke dalam drum secara perlahan-lahan agar api
Cerobong asap
drum dibiarkan terbuka.
Penutup drum/tabung
• Asap yang keluar dari cerobong diperhatikan; jika asap
yang keluar cukup banyak berarti proses pembakaran
berjalan sempurna.
Lubang pengendali udara • Dari lubang kendali udara bagian bawah (baris I) yang
(dilengkapi penutup)
terbuka, dapat dilihat tempurung telah terbakar sempurna
atau belum. Apabila tempurung sudah menjadi bara, berarti
Drum/tabung tempat
pembakaran tempurung pada bagian bawah sempurna.
pembakaran • Lubang kendali udara pada baris I ditutup rapat dan lubang
pada baris II dibuka, lalu ditambahkan tempurung kelapa
sampai drum penuh (sekitar 12 kg) dengan cara membuka
penutup atas drum, kemudian drum ditutup kembali.
Gambar 1. Bagian-bagian alat pembakaran tempurung kelapa
tipe drum dengan suplai udara terkendali yang
• Proses pembukaan dan penutupan lubang kendali udara
dimodifikasi dari model LIPI - Balitka Manado dan dilakukan seiring dengan penambahan tempurung kelapa
BPTP Jambi ke dalam drum. Caranya sama seperti di atas sampai lubang
kendali udara pada barisan paling atas (terdapat lima baris
lubang).
• Setelah asap yang keluar dari cerobong tidak lagi pekat,
tidak padam hingga drum penuh (sekitar 32 kg). Penutup
tetapi lebih bening/jernih, semua lubang kendali udara dan
drum lalu dipasang, tetapi cerobong asap pada bagian atas
lubang cerobong asap ditutup.

yang meliputi minat dan kritik/saran terhadap alat yang


didemonstrasikan (diperoleh dari hasil wawancara).
• Respons pengguna terhadap arang hasil pembakaran
Rustan Hadi: Sosialisasi teknik pembuatan arang tempurung kelapa dengan menggunakan alat pembakaran tipe drum dengan
sistem suplai udara terkendali (wawancara dengan para ibu
• Penutupan harus betul-betul rapat dan dipastikan tidak rumah tangga yang memasak menggunakan arang tem-
purung).
bocor sehingga di dalam drum menjadi hampa udara. Untuk
menjamin tidak ada kebocoran, semua penutup lubang
kendali udara dan lubang cerobong asap ditambal dengan
tanah liat. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Karena di dalam drum hampa udara, api yang ada di dalam
drum akan padam dengan sendirinya (sekitar 1,5 jam setelah
ditutup).
• Penutup drum bagian atas dapat dibuka setelah suhu cukup
dingin. Hasil pembakaran berupa arang tempurung lalu
dikeluarkan agar menjadi dingin. Arang tempurung yang
telah dingin dapat dikemas sesuai keperluan.

Pengamatan

Percobaan pengolahan tempurung kelapa dalam sosialisasi


teknologi ini menggunakan metode demonstrasi langsung
dan melibatkan 20 orang peserta, yang terdiri atas petani
kelapa dan perajin arang tempurung kelapa. Data dan
informasi yang dikumpulkan meliputi:
• Waktu yang diperlukan untuk sekali proses pembakaran
tempurung (dicatat waktu mulai pemasukan tempurung
sampai pembongkaran arang hasil pembakaran).
• Jumlah arang yang dihasilkan dalam sekali pembakaran
(ditimbang dalam kg).
• Rendemen arang dalam sekali pembakaran (dihitung dalam
%).
• Respons penduduk sekitar, terutama peserta demonstrasi,
Pada pembakaran dengan sistem suplai udara terkendali,
proses pembakaran dikendalikan dengan cara mengatur
suplai udara ke dalam tabung tempat pembakaran. Pada
79 bagian tempurung yang sudah terbakar menjadi arang,
lubang suplai udara ditutup dan lubang pada baris bagian
Data pada Tabel 1 menunjukkan, dalam setiap proses atasnya dibuka sehingga proses pembakaran hanya ber-
pembakaran, alat dapat menampung rata-rata 90 kg tem- langsung pada bagian yang lubang suplai udaranya terbuka.
purung dan menghasilkan rata-rata 28,42 kg arang sehingga Begitu seterusnya sampai lubang udara pada baris paling
rendemen rata-rata 31,58% dan waktu pembakaran rata-rata atas. Dengan demikian, pada arang hasil pembakaran tidak
413 menit (6 jam 53 menit). Dengan waktu pembakaran ter- ditemukan abu dan sedikit sekali tempurung yang tidak
sebut, dalam sehari semalam satu unit alat dapat digunakan menjadi arang sehingga rendemen arang yang dihasilkan
untuk tiga kali proses pembakaran. lebih tinggi, yaitu 31,58%.

Tahapan paling penting dan paling memengaruhi ku-


Masyarakat setempat melakukan pemadaman api pada
alitas arang adalah proses pembakaran dan mematikan api. saat pembakaran tempurung dengan cara menyiramkan air
Pada pembakaran dengan cara seperti yang biasa dilakukan dan menutupkan karung basah sehingga arang kurang keras
masyarakat setempat, proses pembakaran berlangsung dan kadar airnya tinggi, yaitu 17,5%. Dengan cara suplai uda-
menyeluruh dan terus-menerus tidak terkendali sehingga ra terkendali, pemadaman api pembakaran dilakukan dengan
tempurung yang terbakar lebih dahulu dan sudah menjadi cara mengondisikan ruang pembakaran menjadi hampa udara
arang, akan terus terbakar mengikuti tempurung yang belum dan api akan mati dengan sendirinya sehingga arang lebih
terbakar. Akibatnya, banyak tempurung yang menjadi abu kompak/keras dan kadar airnya rendah, yaitu 5,25%.
dan sebagian lainnya belum terbakar sehingga rendemen
arang hasil pembakaran rendah, yaitu 22,5% (Lindayanti Tabel 1. Hasil pembakaran tempurung dengan alat pembakaran
2006b). sistem suplai udara terkendali, Kecamatan Mendahara,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, 2006
Hasil Pembakaran Arang Tempurung Kelapa Tempurung Hasil Waktu Rendemen
Demo kelapa arang pembakaran hasil
Kualitas arang tempurung yang dihasilkan dengan alat (kg) (kg) (menit) (%)

pembakaran tipe drum dengan sistem udara terkendali secara I 90 28,80 392 32,00
II 90 24,45 395 27,17
fisik lebih keras dan mengilap, kadar air 5%, dan rendemen
III 90 32,00 452 35,56
31,58% (Tabel 1). Arang tempurung hasil pembakaran dengan
Rata-rata 90 28,42 413 31,58
alat ini dapat langsung menjadi bahan baku arang aktif.

80 Rustan Hadi: Sosialisasi teknik pembuatan arang tempurung kelapa

Respons Masyarakat terhadap Penggunaan Alat Berdasarkan permintaan masyarakat, alat ini perlu
dimodifikasi agar kapasitasnya lebih besar sehingga arang
Peserta yang mengikuti sosialisasi dan demonstrasi alat ini bersih, dan lebih awet sehingga lebih hemat dibandingkan
memberikan respons yang berbeda-beda, tetapi sebagian dengan arang yang biasa mereka gunakan. Karena kualitas
besar tertarik dan berminat untuk menggunakan alat tersebut. arang yang dihasilkan lebih baik dan rendemennya lebih
Dari hasil wawancara, terdapat 62% peserta yang tertarik, tinggi, para perajin atau pengusaha arang tempurung kelapa
18,5% peserta tidak tertarik, dan 19,8% peserta mengatakan dapat menggunakan alat ini untuk memenuhi pesanan arang
tidak tahu atau tidak ada respons. dari luar daerah, terutama sebagai bahan baku arang aktif.
Masyarakat tertarik dengan alat ini karena konstruksi-
nya sederhana, bahan baku alat mudah didapat, dapat
KESIMPULAN DAN SARAN
dipindahkan, tidak memerlukan tempat khusus, harganya
murah, dan arang yang dihasilkan kualitasnya lebih baik.
Alat pembakaran arang tempurung kelapa tipe drum dengan
Masyarakat yang tidak tertarik beralasan kapasitas alat terlalu
suplai udara terkendali dapat menghasilkan arang yang
kecil dan operasionalnya memerlukan waktu dan tenaga yang
berkualitas lebih baik dibandingkan dengan arang hasil
lebih banyak dibandingkan dengan pembakaran secara
pembakaran yang biasa dilakukan masyarakat setempat.
konvensional.
Kapasitas alat adalah 90 kg/proses, dengan waktu pembakar-
Sebagian besar ibu rumah tangga di lokasi kegiatan an sekitar tujuh jam. Rendemen arang yang dihasilkan 31,6%.
menggunakan arang tempurung kelapa sebagai bahan bakar
untuk memasak. Setelah mencoba arang tempurung kelapa
hasil pembakaran dengan alat yang didemonstrasikan,
mereka sangat tertarik karena arangnya lebih keras, lebih
yang dihasilkan dalam sekali proses pembakaran lebih
banyak. Untuk memanfaatkan asap yang keluar pada saat
pembakaran tempurung, disarankan alat ini dapat dimodi-
fikasi dengan alat penyulingan (destilasi) sehingga dapat
menghasilkan asap cair.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Ir. Lindayanti,


M.Si sebagai penanggung jawab kegiatan dan semua pihak
yang membantu penulis dalam proses pengkajian dan
penulisan naskah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Karbon aktif. http//: id.wikipedia.org/wiki/karbon


aktif [3 Agustus 2011].
APCC (Asian Pacific Coconut Community). 2007. Negeri berjuta
Cocos. Trubus 469 (Desember 2008/XXXIX): 32.
BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Jambi. 2006. Laporan
Tahunan 2005. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi.
hlm. 63.
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. 2005. Tanjung Jabung dalam Angka 2005. Kerja Sama
Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan
Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan Badan Pusat
Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur. hlm. 134 dan 136.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2007. Baru: Bisnis asap cair.
Trubus 469 (Desember 2008/XXXIX): 19.
Lindayanti. 2006a. Penanganan pascapanen tanaman kelapa di
daerah pasang surut. Prosiding Seminar Kegiatan Pengkajian
Teknologi Spesifik Lokasi. Jambi, November 2006. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. hlm. 26.
Lindayanti. 2006b. Teknologi Pembuatan Arang Tempurung
Kelapa. Liptan Agdex:161/78 No. 01/BPTP Jambi/2006.

Anda mungkin juga menyukai