PENDAHULUAN
3.2.2 Bahan
a. Alkohol 70 %
b. Media PDA
c. Jagung busuk
3.3 Cara Kerja
a. Disiapkan sample jamur dari jagung busuk
b. Disiapkan media PDA yang telah diisi menjadi 1 cm menggunakan
pisau / silet.
c. Dipanaskan Jarum ose , diambil suspensi dari jagung busuk.
d. Diinokulasikan dengan metode digoreskan pada keempat sisi pinggiran
agar ( mengikuti bentuk agar )
e. Diambil cover glass dengan pinset yang telah disterilkan dengan lampu
Bunsen, dicelupkan ke dalam larutan alcohol 70 % kemudian difiksasi
diatas lampu Bunsen.
f. Diletakkan cover glass diatas media PDA yang telah diinokulasikan
suspensi jamur.
g. Diamati karakteristik dan koloni yang terbentuk ( struktur
morfologi,warna,bentuk ) dengan menggunakan mikroskop.
h. Diulangi langkah diatas untuk cawan petri yang ke 2.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Objek Keterangan
1. Perbesaran 40 x 10
2. Jenis Jamur :
Aspergillus.s.p
4.2 Pembahasan
Jamur merupakan organisme yang mirip tumbuhan tetapi tidak
memiliki klorofil. Dalam klasifikasi system tiga kingdom, jamur ( fungi )
dikelompokkan sendiri terlepas dari kelompok plantae ( tumbuhan ) karena
jamur tidak berfotosintesis dan dinding selnya bukan dari selulosa
( Anonim A.2009 ).
Jmaur hidup tersebar dan terdapat ditanah, air vegetasi, badan
hewan, makanan, dibangunan, bahkan pada tubuh manusia. Jamur dapat
tumbuh dan berkembang pada kelembaban dan pada suhu yang tinggi.
Saat ini di Indonesia diperkirakan terdapat 4.250 sampai 12.000 jenis
jamur. Dari jumlah tersebut dalam kehidupan memiliki peran
masing – masing dihabitatnya baik yang berkaitan langsung maupun tidak
langsung bagi manusia ( Anonim A.2009 ).
Ciri – ciri jamur, organisme yang termasuk dalam kelompok jamur,
anggotanya mempunyai cirri – cirri umum yaitu uniseluler atau bersel satu
atau multi seluler ( benang – benang halus ), tubuhnya tersusun atas hifa
( jalinan benang – benang halus ), eukariotik( mempunyai membrane inti ),
tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, yaitu secara
saprofit, parasit dan simbiosis, dinding selnya tersusun atas zat kitin,
cadangan makanan tersimpan dalam bentuk glikogen dan protein,
pencernannya berlangsung secara ekstraseluler, dimana makanan sebelum
diserap disederhanakan terlebih dahulu oleh enzim ekstraseluler yang
dikeluarkan dari hifa jamur, memiliki keturunan yang bersifat haploid
lebih singkat, reproduksi jamur uniseluler dilakukan secara aseksual
dengan membentuk spora. Jamur multiseluler secara aseksual dengan cara
memutuskan benang hifa ( fragmentasi ), zoospore, endospora, dan
konidia. Sedangkan secara seksual melalui peleburan inti jantan dan inti
betina sehingga dihasilkan spora askus atau basidium ( Anonim A.2009 ).
Klasifikasi jamur, berdasarkan cara reproduksi secara generative,
jamur dapat dibagi menjadi 4 kelas yaitu zygomycotina, ascomycotina,
basidiomycotina, dan duotromycotina.
1. Zygomycotina : Jamur kelompok ini namanya Zygomycotina karena
dalam reproduksi generatifnya menghasilkan zigot di dalam zigospora.
Jamur Zygomycotina mempunyai cirri – ciri yaitu dinding selnya
tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa tidak bersekat, mengandung
inti haploid, memiliki keturunan diploid lebih singkat, reproduksi
generatife dengan konjugasi yang menghasilkan zigospora.
2. Ascomycotina : Jamur kelompok ini namanya Ascomycotina karena
dalam reproduksi generatifnya menghasilkan askuspora. Jamur ini
termasuk kelas Ascomycotina mempunyai cirri – cirri yaitu dinding
selnya tersusun atas zat kitin, uniseluler dan multiseluler, hifa bersekat,
membentuk badan buah yang disebut askospora, memiliki keturunan
diploid lebih singkat, reproduksi vegetatifnya dengan membentuk
konidiospora, reproduksi generatifnya dengan konjugasi yang
menghasilkan askospora.
3. Basidiomycotina : Jmaur kelompok ini disebut Basidiomycotina karena
dalam reproduksi generatifnya menghasilkan basidiospora. Jamur yang
termasuk kelas Basidiomycotina mempunyai ciri – ciri yaitu dinding
selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa, bersekat, dibedakan
hifa primer ( berinti satu ) dan sekunder ( berinti dua ), mengamdung
inti haploid, memiliki keturunan diploid lebih singkat, membentuk
badan buah yang disebut basidikrop, reproduksi vegetatife dengan
menghasilkan basidiospra.
4. Duotromycotina : Jamur kelompok ini disebut jamur imperfecti
( jamur tidak sempurna ) atau Duotromycotina karena belum diketahui
cara perkembangbiakan seksualnya. Jamur yang termasuk
Duotromycotina mempunyai ciri –ciri yaitu dinding selnya tersusun
atas zat kitin, multiseluler, hifa bersekat, dibedakan tipe hifa lebih
singkat, dan reproduksi vegetatifnya dengan membentuk konidiospora
( Anonim A.2009 ).
Dari percobaan yang telah dilakukan menggunakan sample
suspense, jamur yang terdapat pada jagung busuk yang telah diinkubator
dan diaamati dengan menggunakan mikroskop maka didapatkan hasil
percobaan yaitu terdapat jamur jenis Aspergilus. S.p.
Aspergilus. S.p. kebanyakan spesies ini sering menyebabkan
kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies ini digunakan dalam
fermentasi makanan. Aspergilus. S.p. yang dapat menyebabkan kerusakan
makanan Aspergilus tepers. Kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat
dengan kosentrasi gula dan garam tinggi. Kelompok Aspergilus flavus –
oryzae termasuk spesies penting dalam fermentasi beberapa makanan
tradisional dan untuk memproduksi enzim. Aspergilus oryzae digunakan
dalam fermentasi makanan tahap pertama dalam pembuatan kecap dan
tauco konidia kelompok ini berwarna kuning sampai hijau, atau mungkin
membentuk sklerotia ( Waluyo, 2005 ).
Ciri – ciri Aspergilus adalah : hifa septet dan miselium bercabang,
sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan umumnya merupakan hifa
fertile, koloni berkelompok , konodiofora septet atau non septat muncul
dari foot cell yakni sel miselium yang membengkak dam berdinding tebal,
konidiofora membengkak menjadi vertikeel pada ujungnya, membawa
stegmata dimana tumbuh konidia, sterigmata atau fialida biasanya
sederhana berwarna atau tidak berwarna, beberapa spesies tumbuh baik
pada suhu 370 C atau lebih, konidia membentuk rantai yang berwarna
hijau, coklat, atau hitam ( Waluyo, 2005 ).
Aspergilus adalah genus yang terdiri dari beberapa ratus cetakan
spesies yang ditemukan diberbagai iklim di seluruh dunia biologi.
Aspergilus pertama kali di catalog pada tahun 1729 oleh Italia imam dan
Pier Antonio Micheli. Aspergilus spesies sangat aerobic dan ditemukan
dihampir semua lingkungan yang kaya oksigen, dimana mereka umumnya
tumbuh sebagai cetakan pada permukaan substrat, sebagai akibat dari
tekanan oksigen yang tinggi. Umumnya jamur tumbuh pada substrat yang
kaya karbon seperti monosakarida ( seperi glukosa ) dan polisakarida
( seperti amilosa ). Spesies Aspergilus adalah kontaminan yang umum
makanan bertepung ( seperti roti dan kentang ), dan tumbuh di dalam atau
dibanyak tanaman dan pohon ( Anonim B.2011 )
Perbedaan yeast dan mold yaitu yeast biasa kita kenal dengan
khamir sedangkan mold adalah kapang. Kapang merupakan fungi yang
berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi
bersel tunggal dan tak berfilamen. Kapang merupakan fungi yang
morfologinya multiseluler atau kapang mempunyai miselium atau filament
dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni
sperti kapas. Pertumbuhan fungi mula – mula berwarna putih, tetapi bila
tidak memproduksi spora maka akan terbentuk berbagai warna tergantung
Dari jenis kapang. Sifat – sifat kapang baik penampakan mikroskopis
ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang.
Sedangkan khamir termasuk cendawan, tetapi bentuk berbeda dengan
kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler. Reproduksi vegetatife
terjadi dengan cara pertunasan. Morfologi dari khamir yaitu sel khamir
mempunyai ukuran yang bervariasi yaitu dengan panjang 1- 5 mm sampai
20 – 50 mm, dan lebar 1 – 10 mm. Bentuk khamir bermacam – macam
yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bukit panjang dengan salah satu
ujung runcing, segitiga melengkung ( triangules ), berbentuk botol, bentuk
apikilat atau lemon, membentuk psedomiselium, dan sebagainya. Sistem
reproduksi khamir dan kapang berbeda. Sistem reproduksi kapang
berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual dengan pembelahan,
penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula dengan cara seksual
peleburan nukleous dari kedua induknya. Pada pembelahan suatu sel
membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada
penguncupan, suatu sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel
inang. Sedangkan system reproduksi yaitu dengan beberapa cara ,
pertunasan, pembelahan, pembelahan tunas Dengan kombinasi anatara
pertunasan dengan pembelahan, spurulasi atau pembentukan spora, dengan
spora aseksual dan spora seksual. Reproduksi pembentukan dengan cara
pertunasan, dan pembelahan. Pembelahan tunas yaitu spora aseksual
dinamakan reproduksi vegetatife, sedangkan pembentukan spora seksual
disebut reproduksi seksual ( Waluyo, 2005 ).
Pada percobaan kali ini menggunakan metode block square slide
yaitu dengan media PDA yang telah dibuat, setel;ah dituang didalam
cawan petri dan telah memadat, maka cawan petri yang berisi media PDA
yang ketebalan sekitar 2 mm, dibagi sehingga membentuk dadu dengan
menggunakan pisau kater / silet dengan ukuran 1 mm. Metode ini
berfungsi memudahkan dalam melakukan percobaan , karena media yang
kita pakai hanya berukuran 1 mm dengan mudah seperti yang kita ambil
dapat tumbuh pada media PDA. Teknik yang digunakan ini mengoleskan
suspensi pada pinggiran media, ini bertujuan agar semua pinggiran yang
teroles oleh suspensi dapat tumbuh menyebar.
Dalam percobaan ini terdapat factor kesalahan pada saat
pengambilan suspensi dengan jarum ose, praktikan kurang teliti
mengambilnya sehingga terkadang biakan dari suspensi tidak terambil dan
pada saat diamati tidak ada jamur yang tumbuh pada media.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum tentang pengamatan jamur mikroskopis dapat disimpulkan
bahwa :
1. Perbedaan yeast dan mold yaitu yeast ( khamir ) sedangkan mold
( kapang ). Kpang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai
miselium, sedangkan khamir merupakan fungi yang bersel tunggal dan
tidak berfilamen.
2. Hasil yang didapat dari suspensi jamur yang diambil dari jagung busuk
adalah jenis jamur aspergilus, s.p. Aspergilus, s.p.adalah genus yang
terdiri dari beberapa ratus cetakan spesies yang ditentukan berbagai
iklim diseluruh dunia biologi. Ciri – cirri berhifa , koloni berkelompok,
konidiofora septet, konidiofora membengkok, sterig mata sederhana.
3. Ciri – cirri jamur fungi adalah uniseluler, atau multi seluler
( benang haus ), tersusun atas hifa , eukariotik, tidak mempunyai
klorofil, dinding selnya terdiri atas tet keton, cadangan makanan
tersimpan dalam bentuk glikogen dan protein.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan melakukan percobaan dengan teliti saat
mengambil suspensi jamur, sehingga jamur yang akan dipindahkan
kemedia terambil dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA