HASIL PENELITIAN
A. Seleksi Subjek
Penyantunan lanjut usia kecamatan Pagar Dewa kota Bengkulu, maka dilakukan
Penyantunan lanjut usia kecamatan Pagar Dewa kota Bengkulu. Subjek penelitian
34 orang yang menderita tekanan darah tinggi, setelah itu dilakukan wawancara untuk
kriteria inklusi, subjek penelitian diminta untuk diperiksa kembali tekanan darahnya
subjek penelitian subjek dibagi menjadi dua kelompok (kelompok A dan kelompok
FKIK UNIB dan pengurus BPPLU (Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia)
52
perlakuan diberikan air putih. Total subjek penelitian sebanyak 21 orang untuk kedua
dilakukan melalui periode pra perlakuan, periode perlakuan, dan periode wash out.
Data yang diperoleh dimasukkan ke variabel masing-masing. Setelah itu data yang
Statistical Program for Social Science (SPSS) for windows versi 17.0 dan Microsoft
excel 2007.
subjektif dari subjek yaitu rasa hambar dan terdapat banyak busa pada jus mentimun.
Rasa hambar ini terjadi dikarenakan pada jus mentimun tidak terdapat tambahan rasa
apapun hanya air putih dan mentimun saja, sedangkan busa yang terdapat pada jus
53
Memperoleh persetujan penelitian oleh kepala Balai Pelayanan dan
Penyantunan Lanjut Usia kecamatan Pagar Dewa kota Bengkulu
Sosialisasi Penelitian
Tidak ada yang drop out Tidak ada yang drop out
1. Analisis Univariat
penelitian yang terdiri dari umur, jenis kelamin, gejala penyakit hipertensi ,
54
riwayat penyakit dahulu, riwayat hipertensi di keluarga dan olahraga teratur
55
Data Karakteristik Kelompok pemberian Kelompok
mentimun n(%) pemberian air putih
n(%)
Riwayat Hipertensi di
Keluarga
Ada 5 (45,5%) 4 (40,0%)
Tidak ada 6 (54,5%) 6 (60,0%)
Olahraga Teratur
Ya - -
Tidak 11 (100,0%) 10 (100,0%)
Ket : Nilai dalam n:jumlah, %: persentase
kelamin perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, 7 orang (63,6%) pada
pemberian air putih. Gejala penyakit hipertensi yang paling banyak dirasakan
berat di tengkuk, susah tidur sebesar 3 orang (27,3%) dan pada kelompok
pemberian air putih gejalanya pusing dan susah tidur sebesar 6 orang (60,0%).
Pada kedua kelompok perlakuan tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
56
tidak terdapat riwayat hipertensi di keluarga sebesar 6 orang (54,5%). Pada
pola hidup subjek penelitian yang didapatkan pada kedua kelompok perlakuan
air putih.
2. Analisis Bivariat
a.
Penyantunan lanjut usia kecamatan Pagar Dewa kota Bengkulu yang telah
57
Sistolik Sesudah 154,6±16,64 150(160-150)
P 0,047 t 0,083w
Perubahan (Δ) -10(10−-20) 0,0(10,0-0,0)
Diastolik Sebelum 90(110-80) 90(100-80)
Diastolik Sesudah 80(100-70) 90(110-80)
P 0,008w 0,059w
Perubahan (Δ) -76,1±1,38 5,0(10−-10)
Ket: Data ditampilkan dalam mean ± standar deviasi atau median (maksimum-
minumum). w: hasil uji Wilcoxon. t: hasil uji t berpasangan. P: nilai signifikansi.
darah yang cukup bermakna dengan nilai p=0,047 (<0,05) dan hasil uji
(<0,05). Pada tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah diberikan air putih
diastolik sebelum dan sesudah diberikan air putih tidak terdapat perbedaan
BAB V
PEMBAHASAN
58
A. Karakteristik Subjek Penelitian
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh usia subjek penelitian berkisar antara 60-85
tahun. Subjek penelitian berjumlah 25 orang yang yang terdiri dari sebagian besar
jenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan Pada usia premenopause kadar
hormon estrogen mulai menurun sedikit demi sedikit akibatnya pembuluh darah
mulai mengalami kerusakan karena kadar HDL mulai berkurang, proses ini terus
pemberian jus mentimun adalah pusing saja tanpa gejala yang lainnya sebesar 5
orang (20,0%) dan pada kelompok pemberian air putih gejala yang paling banyak
dirasakan adalah pusing dan susah tidur sebesar 8 orang (57,1%). Tidak terdapat
riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang pada kedua
orang (57,1%), dan pada kelompok pemberian jus mentimun tidak terdapat
dikarenakan faktor usia yang membuat orang tua mengalami penurunan daya
59
darak ke sel-sel otak yang berkurang sehingga terjadi sedikit demi sedikit
kematian sel pada otak (Uliyah, et al, 2009). Semua subjek penelitian pada kedua
mentimun sebesar 2 orang 2 (8,0%) dan kelompok perlakuan pemberian air putih
sebesar 2 orang 2 (14,3%) namun subjek mangaku sudah tidak merokok lagi
Bengkulu. Hal ini terlihat dari perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan
sesudah perlakuan yang mengalami penurunan setelah diberikan 200 gram jus
mentimun satu kali sehari selama 7 hari. Begitupula perbedaan tekanan darah
diberikan 200 gram jus mentimun satu kali sehari selama 7 hari.
60
160
158
156
154
152 Sebelum
150 Sesudah
148
146
144
Perlakuan Perlakuan
Pemberian Jus Pemberian Air
Mentimun Putih
Tekanan darah sistolik adalah tekanan pada arteri yang paling tinggi atau tekanan
maksimum dalam arteri yang terjadi ketika ventrikel berkontraksi (Kartikasari, 2012).
Dari data diatas didapatkan penurunan tekanan darah sistolik rata-rata sebesar 10
mmHg pada pemberian jus mentimun hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh lebalado (2014) yang mengatakan terdapat penurunan tekanan darah
sistolik sebesar 14,21 mmHg setelah pemberian jus mentimun selama 6 hari pada
lansia. Rerata tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah perlakuan diberikan 200
gram jus mentimun sekali sehari selama 7 hari, didapatkan nilai p=0,047 yang berarti
terdapat penurunan yang bermakna antara sebelum dan sesudah perlakuan diberikan
jus mentimun.
61
90 90 90
90
88
86
84 Sebelum
82 80 Sesudah
80
78
76
74
Pemberian Jus Mentimun Pemberian Air Putih
Tekanan darah diastolik adalah tekanan pada arteri yang paling rendah atau tekanan
minimum ketika ventrikel berelaksasi (Kartikasari, 2012). Dari data diatas didapatkan
penurunan tekanan darah diastolik rata-rata sebesar 10 mmHg pada pemberian jus
mentimun 200 gram jus mentimun sekali sehari selama 7 hari dengan nilai p= 0,008
yang berarti terdapat penurunan yang bermakna pada kelompok pemberian jus
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh lebalado (2014)
yang mengatakan terdapat penurunan tekanan darah diastolik sebesar 11,36 mmHg
setelah pemberian jus mentimun selama 6 hari pada lansia. Penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolik yang terjadi dikarenakan kandungan kalium, magnesium dan air
62
yang bersifat diuretik yang terdapat dalam jus mentimun yang berfungsi menurunkan
sekresi aldosteron sehingga menyebabkan ekskresi natrium dan air serta reabsorbsi
kalium dimana kalium akan mengurangi sensitifitas norepinefrin dan angiotensin II,
darah sistolik maupun diastolic dan penigkatan ekskresi urin atau volume urin dengan
menghambat reabsorpsi natrium dan air dari tubulus ginjal yang akhirnya dapat
Berbanding terbalik dengan data yang didapat dari perlakuan pemberian air
putih dengan rerata tekanan darah sistolik sebelum perlakuan yang tinggi namun
setelah diberikan perlakuan air putih selama 7 hari rerata tekanan darah sistolik dan
diastolik tetap bahkan ada beberapa yang menjadi lebih tinggi lagi, dengan nilai
p=0,083 untuk tekanan darah sistolik dan p=0,102 untuk tekanan darah diastolik. Hal
ini dikarenakan kandungan yang terdapat pada air putih terbanyak adalah Fluorida,
Besi, Mangan, Kalsium, Nitrat, Nitrit, Amonium, Klor, Selenium (BSN, 2006). Zat-
zat tersebut tidak mengandung zat yang dapat menurunkan tekanan darah, karena
tekanan darah pada subjek sebelum diberikan perlakuan sudah tinggi ditambah lagi
dengan riwayat sukar tidur dan konsumsi makanan seperti garam yang tidak
terkontrol membuat tekanan darah pada beberapa subjek ada yang meningkat namun
63
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Lebalado (2014) yang
mengambil sampel dari karyawan dan karyawati Bappeda Provinsi Jawa Tengah dan
yang diberikan jus mentimun sebanyak 100 gram selama 7 hari dan terdapat
penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik. Kandungan yang terdapat dalam
mentimun yang dapat menurunkan tekanan darah seperti kalium, magnesium dan air
yang bersifat diuretik. Angka kecukupan kalium yang dianjurkan menurut AKG
Foundation adalah 4700 mg. Menurut Lestari (2010), konsumsi kalium minimum
>2000 mg perhari. Berdasarkan data dari lampiran food record selama 7 hari di Balai
Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia kecamatan Pagar Dewa kota Bengkulu
diketahui bahwa sebagian besar makanan yang dikonsumsi dalam sehari adalah nasi;
lauk pauk (tempe, telur, tahu, ikan, ayam, daging); sayuran (bayam, sawi, katuk,
jeruk, pepaya); kue; susu (seminggu dua kali). Asupan kalium subjek dalam satu hari
kalium dalam satu hari berkisar antara 2900-3600 mg yang kemudian ditambahkan
dengan pemberian jus mentimun 200 gram sekali sehari sehingga total rerata asupan
kalium subjek penelitian dalam sehari berkisar antara 3206-3906 mg. Angka ini
64
B. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian
1. Kelebihan Penelitian
2. Mentimun yang diambil untuk dibuat jus berasal dari satu jenis mentimun
jenis manggala
2. Kekurangan Penelitian
lain:.
dalam penggunaan istilah makanan yang dicatat, maupun faktor luar seperti
makanannya.
65
3. Untuk kelemahan penelitian sendiri bisa datang dari akurasi alat
mendapat perlakuan.
4. Keluhan yang sering timbul seperti rasa jus mentimun yang hambar dan
66
BAB VI
A. Kesimpulan
mentimun, yaitu tekanan darah sistolik dengan nilai p=0,047 (<0,05) dan
sekali sehari selama 7 hari terhadap tekanan darah tinggi pada lansia usia
60 tahun keatas.
B. Saran
67
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional (2006). Air minum dalam kemasan. Jakarta: BSN
Dahlan S (2010). Besar sampel dan cara pengambilan sambel dalam penelitian
kedokteran dan kesehatan edisi 3. Jakarta: Salemba Medika, pp: 39-40.
68
Hairunisa (2014). Hubungan tingkat kepatuhan minum obat dan diet dengan
tekanan darah terkontrol pada penderita hipertensi lansia di wilayah kerja
puskesmas perumnas kecamatan pontianak barat. Pontianak: Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura. Skripsi.
69
wanita usia 30 – 40 tahun. Semarang: Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponogoro.
70
Rakhmawati S, Chasani S, Santoso (2013). Hubungan antara derajat hipertensi
pada pasien usia lanjut dengan komplikasi organ target di RSUD dr. Kariadi
Semarang periode 2008-2012. Semarang: Universitas Diponogoro.
Rubatzky VE, Yamaguchi M (1999). Sayuran dunia 3 prinsip, produksi, dan gizi
Edisi 2. Bandung: ITB Bandung, pp: 60-64.
Uliyah M, Aisyah S, Rahmina Y (2009). Hubungan usia dengan penurunan daya
ingat pada lansia dip anti social tresna werdha budi sejahtera landasan ulin
kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. Surabaya: Universitas
Muhamadiyah.
71