1.1 Pengkajian
1. Identitas/ biodata klien
Nama : Tn. M
Tempat tanggal lahir : Surabaya, 18 September 1964
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Penanggung Jawab
Nama : Ny. P
Alamat : Jln. Argolawu no.49 Surabaya
Hubungan dg klien : Istri
2. Riwayar Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri kepala dan
tenggorokan.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tuan M datang ke RS tanggal 18 Februari 2016 dengan keluhan nyeri
kepala dan tenggorokan.Nyeri ini dirasakan sejak 7 hari yang lalu
disertai pilek yang sering kambuh dan ingus yang kental di
hidung.Nyeri dirasakan semakin hebat jika pasien menelan makanan
dan menundukkan kepala.Pasien mengalami penurunan berat badan
sebanyak 1 kg dari berat badan sebelumnya.Pasien mengaku pernah
mempunyai riwayat penyakit THT sebelumnya.Setelah melakukan
pemeriksaan pasien didiagnosa menderita sinusitis.
c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengaku pernah mempunyai riwayat THT.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita sinusitis.
e. Keadaan Lingkungan
Pasien bertempat tinggal di lingkungan yang kurang bersih, ventilasi
rumah kurang (tidak adekuat).
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Suhu : 38ºC
2) Nadi : 84 /menit
3) TD : 120/80 mmHg
4) RR : 25 /menit
5) BB : 62 kg
6) Tinggi badan : 170 cm
b. Pemeriksaan B1 – B6
B1 (breathing) : Tidak teratur, suara nafas ronkhi berhubugan
dengan
adanyasecret kental pada hidung
B2 (blood) : Normal
B3 (brain) : Pasien composmentis
B4 (bladder) : Normal
B5 (bowel) : Nafsu makan menurun ,porsi makan menurun dan
BB turun
B6 (bone) : Kelemahan otot dan malaise
c. Pemeriksaan Penunjang
a) Rinoskopi anterior
b) Rinoskopi posterior
c) Nyeri tekan pipi sakit
d) Transiluminasi
e) X Foto sinus paranasalais
4. Analisa Data
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1. Data subjektif: Inflamasi pada sinus
Pasien mengeluh nyeri frontal
kepala.
Data objektif: Peradangan
Nyeri
Pasien tampak gelisah,
didapati skala nyeri 8, Nyeri pada kepala
RR= 25 x/ menit.
Ronkhi
Sesak nafas
3. Data subjektif: Inflamasi
Pasien mengeluh tidak
nafsu makan. Produksi secret
Data objektif: meningkat
Penurunan berat badan Gangguan
dari 63 kg menjadi 62 Secret terakumulasi pemenuhan nutrisi
kg, makanan yang dihidung kurang dari
disajikan tidak pernah kebutuhan
dihabiskan. Hidung tersumbat
Penciuman terganggu
Tidak bisa mencium
aroma makanan
Merangsang
pengeluaran mediator Hipertermi
kimia
Prostalglandin
1.2 Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada hidung.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya secret yang
mengental.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan nafsu makan menurun.
4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hidung tersumbat.
5. Hipertermi berhubungan dengan reaksi infeksi.
1.3 Intervensi
1. Nyeri (kepala, tenggorokan) berhubungan dengan peningkatan
tekanan sinus sekunder terhadap peradanggan sinus paranasal.
Tujuan : Nyeri yang dirasakan klien berkurang atau menghilang dalam waktu
1x24 jam.
Kriteria hasil :
a. Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang atau menghilang
b. RR=16-20 x/menit, Nadi=60-100x/menit, ekspresi wajah klien tidak
menyeringai lagi.
c. Skala nyeri 2
Intervensi Rasional
1. Kolaborasi pemberian obat 1. Obat analgesic dapat
analgesic menurunkan atau menghilangkan
rasa nyeri.
2. Ajarkan Teknik distraksi atau 2. Teknik distraksi diharapkan bisa
pengalihan nyeri dengan teknik menurunkan skala nyeri setelah
relaksasi pengobatan dengan obat
analgesic.
3. Observasi TTV, Keluhan klien dan 3. Observasi dilakukan untuk
skala nyeri memastikan bahwa nyeri
berkurang yang ditandai dengan
RR dalam skala normal.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya secret
yang mengental
Tujuan : Jalan nafas kembali efektif dalam waktu 10 – 15 menit
Kriteria Hasil :
d. Klien tidak lagi menggunakan pernafasan cuping hidung
e. Tidak ada suara nafas tambahan
f. Ronkhi (-)
g. TTV normal
Intervesi Rasional
1. Kolaborasi pemberian nebulising 1. Nebulizing dapat mengencerkan
secret dan berperan sebagai
bronkodilator untuk melebarkan
jalan nafas.
2. Foto thoraks dada serta melakukan 2. Mengetahui letak secret dan
clapping atau vibrasi mengakumulasi secret di
supsternal sehingga mudah untuk
di drainase.
3. Kolaborasi melakukan suction 3. Mengeluarkan secret dari paru.
(pada px. yang mengalami
penurunan kesadaran dan tidak
mampu melakukan batuk efektif). 4. Mengeluarkan secret dari jalan
4. Ajarkan batuk efektif (pada px. nafas khusunya pada pasien yang
yang tidak mengalami penurunan tidak mengalami penurunan
kesadaran dan mampu melakukan gangguan kesadaran dan bisa
batuk efektif). melakukan batuk efektif.
5. Observasi TTV 5. Untuk mengetahui perkembangan
kesehatan klien
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan nafsu makan menurun.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien kembali terpenuhi dalam waktu 5x24 jam
Kriteria Hasil :
a. Berat badan klien kembali seperti semula (63kg), BB normal= 63 kg
b. Makanan yang disajikan selalu dihabiskan
Intervensi Rasional
1. Sajikan makanan secara menarik 1. Dengan menu yang bervariasi,
dengan memperhatikan nutrisi dapat menumbuhkan nafsu
yang diperlukan oleh klien. makan klien sehingga kebutuhan
nutrisi klien kembali terpenuhi.
2. Catat intake dan output makanan 2. Mengetahui perkembangan
klien pemenuhan kebutuhan nutrisi
klien.
3. Dengan sedikit tapi sering dapat
3. Anjurkan makan sedikit sedikit mengurangi penekanan pada
tapi sering. lambung
4. Dengan pemahaman yang baik
4. Berikan helath education tentang nutrisi akan memotivasi
pentingnya makanan bagi proses untuk meningkatkan pemenuhan
penyembuhan. nutrisi.
4. Gangguan Istirahat tidur berhubungan dengan hidung tersumbat
Tujuan :Klien dapat istirahat dan tidur dengan nyaman.
Kriteria Hasil :
a. Klien dapat tidur 6-8 jam perhari
b. Tidak gelisah
c. Mata tidak cowong
d. Klien tidak lemas
Intervensi Rasional
1. Kaji kebutuhan tidur klien 1. Mengetahui permasalahan klien
dalam pemenuhan kebutuhan ;
istirahat klien
2. Ciptakan suasana yang nyaman 2. Klien dapat tidur dengan tenang.
3. Kolaborasi pemberian obat tidur 3. Agar klien dapat tidur
5. Hipertermi berhubungan dengan reaksi infeksi
Tujuan : Suhu kembali dalam keadaan normal
Kriteria Hasil :
a. Suhu tubuh 36,5-37,5 C
b. Kulit hangat dan lembab, membran mukosa lembab
Intervnsi Rasional
1. Monitoring perubahan suhu tubuh 1. Suhu tubuh harus dipantau secara
efektif guna mengetahui
perkembangan dan kemajuan dari
pasien.
2. Berikan kompres hangat 2. Dapat membantu mengurangi
demam
3. Kolaborasi pemberian antipiretik 3. Mengurangi demam dengan aksi
sentralnya pada hipotalamus,
meskipun demam mungkin dapat
berguna dalam membatasi
pertumbuhan organisme dan
autodestruksi dari sel-sel
terinfeksi.
1.4 Implementasi
NO No DX Implementasi Paraf
1. 1 1. Mengkolaborasi pemberian Perawat A
obat analgesic
2. Mengajarkan Teknik distraksi
atau pengalihan nyeri dengan
teknik relaksasi
3. Mengobservasi TTV, Keluhan
klien dan skala nyeri
1.5 Evaluasi
4.1 Pengkajian
1. Anamnesa
Penyakit Sinusitis dapat menyerang pada segala usia terbanyak pada
kelompok usia21-30 tahun dengan frekuensi antara laki-laki dan
perempuan seimbang. Bayi di bawah 1 tahun tidak menderita sinusitis
karena pembentukan sinusnya belum sempurna. Hasil positif pada tes kulit
yang terbanyak adalah debu rumah (87,75%), tungau (62,50%) dan
serpihan kulit manusia (50%).
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pada klien dengan Sinusitis keluhan utamayang timbul seperti nyeri
kepala dan tenggorokan, nyeri di bola mata, demam, ingus kental di
hidung, hidung tersumbat, pusing, penciuman berkurang.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Klien biasanya pernah mempunyai riwayat penyakit THT, Pernah
menderita penyakit akut dan pendarahan hidung atau trauma.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Sinusitis bukan merupakan penyakit keturunan
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada klien dengan sinusitis meliputi pemeriksaan fisik
umum per system dan observasi keadaan umum, dan pemeriksaan TTV.
a. keadaan umum
b. Tanda- tanda Vital
Nadi : 84x /menit, Tekanan Darah : 120/80 mmHg, RR : 20x /menit
c. B1-B6
B1 (breathing) : Tidak teratur, suara nafas ronkhi berhubugan
dengan adanya
secret kental pada hidung
B2 (blood) : Normal
B3 (brain) : Pasien composmentis
B4 (bladder) : Normal
B5 (bowel) : Nafsu makan menurun ,porsi makan menurun dan
BB turun
B6 (bone) : Kelemahan otot dan malaise
4. Pemeriksaan penunjang
1. Rinoskopi anterior : Mukosa merah, Mukosa bengkak, Mukopus di
meatus medius
2. Rinoskopi posterior : Mukopus nasoparing
3. Nyeri tekan pipi sakit
4. Transiluminasi : kesuraman pada sisi sakit
5. X Foto sinus paranasalais : Kesuraman, Gambaran “airfluidlevel”,
Penebalan mukosa
4.2 Diagnosa
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d sekresi berlebihan sekunder
akibat proses inflamasi
2. Hipertermia b.d proses inflamasi, pemajanan kuman
3. Nyeri akut b.d iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi
4. Ansietas b.d proses penyakit (kesulitan bernafas) , perubahan dalam status
kesehatan (Eksudat purulen)
5. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi tentang penyakit yang
diderita dan pengobatannya
6. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat
4.3 Intervensi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d sekresi berlebihan sekunder
akibat proses inflamasi
Ketidakefektifan NOC NIC
bersihan jalan nafas a. Respiratory status: Airway suction
ventilation a. Pastikan
Definisi : b. Respiratory status : kebutuhan oral
Ketidakmampuan untuk airway patency atau tracheal
membersihkan sekresi suctioning
atau obstruksi dari Kriteria hasil : b. Auskultasi suara
saluran pernafasan a. Mendemonstrasikan napas sebelum
untuk mempertahankan batuk efektif dan dan sesudah
kebersihan jalan nafas. suara napas yang suctioning
bersih, tidak ada c. Informasikan
Batasan karakteristik : sianosis dan dispeneu pada klien pada
a. Tidak ada batuk (mampu keluarga tentang
b. Suara mengeluarkan sputum, suctioning
nafastambahan mampu bernapas d. Minta klien
c. Perubahan dengan mudah, tidak napas dalam
frekuensinafas ada pursed lips) sebelum suction
d. Perubahan irama b. Menujukan jalan dilakukan
nafas napas yang paten e. Berikan oksigen
e. Sianosis (pasien tidak merasa dengan
f. Kesulitan berbicara tercekik, irama napas, menggunakan
Atau mengeluarkan frekuensi pernafasan nasal untuk
suara Penurunan dalam rentang memfasilitasi
bunyi nafas normal,tidak ada suara suction
g. Dipsneu napas upnormal) nasotracheal
h. Sputum dalam c. Mampu f. Gunakan alat
jumlah berlebihan mengindentifikasikan yang steril setiap
i. Batuk tidak efektif dan mencegah factor melakukan
j. Orthopneu yang menghambat tindakan
k. Gelisah jalan napas g. Anujrkan pasien
l. Mata terbuka lebar untuk istirahat
dan napas dalam
Faktor yang setelah kateter
Berhubungan dikeluarkan dari
Lingkungan : nasotracheal
a. Perokok pasif h. Monitor status
b. Mengisap asap oksigen pasien
c. Merokok i. Ajarkan keluarga
bagaimana cara
Obstruksi jalan nafas : melakukan
a. Spasme jalan nafas suction
b. Mokus dalam j. Hentikan suction
jumlah berlebihan dan berikan
c. Eksudat dalamjalan oksigen apabila
alveoli pasien
d. Materi asing dalam menunjukan
jalan nafas brikaldi
e. Adanya jalan nafas k. Buka jalan
tambahan napas, gunakan
f. Sekresi bertahan / teknik chinlift
sisa sekresi l. Posisikan pasien
g. Sekresi dalam untuk mengatur
bronki fentilasi
m. Pasang mayo
Fisiologi bila perlu
a. Jalan nafas alergi n. Melakukan fisio
b. Asma terapi dada bila
c. Penyakit paru perlu
obstruktif kronik o. Auskultasi suara
d. Hiperplasi dinding napas catat
bronchial adanya suara
e. Infeksi tambahan
f. Disfungsi p. Monitor respirasi
neorumuskuler dan status
oksigen
Analgesic
Administration
a. Tentukan pilihan
analgesik
tergantuentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
b. Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dois,
dan frekuensi
c. Cek riwayat
alergi
d. Tentukan
analgesik pilihan,
rute peberian,
dan dosis optimal
e. Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
f. Berikan
analgesik tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
3. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta
Nyeri Akut NOC NIC
a. Pain level Pain Manajemen
Definisi : b. Pain control a. Lakukan
Pengalaman sensor dan c. Comfort level pengkajian nyeri
emosional ag tidak secara
menyenangkan yang Kriteria hasil : komperhensif
muncul akibat a. Mampu mengontrol termasuk lokasi,
kerusakan jaringan yan nyeri (tahu penyebab karakteristik,
aktul atau potensial atau nyeri, mampu durasi, frekuensi,
digambarkan dalam hal menggunakan tehnik kualitas dan
kerusakan sedemikian nonfarmakologi untuk faktor presipitasi
rupa (International mengurangi nyeri, b. Obserfasi reaksi
Asociation For The mencari bantuan) nonverbal dari
Study of Pain) : Awitan b. Melaporkan bahwa ketidak
yang iba-tiba atau nyeri berkurang nyamanan
lambat dari intensitas dengan menggunakan c. Gunakan teknik
ringan hingga berat manajemen nyeri komunikasi
dengan akhir yang daat c. Mampu mengenali terapeutik untuk
diantisipasi atau nyeri (skala, mengetahui
diprediksi dan intensitas, frekuensi, pengalaman
berlangsung < 6 bulan. dan tanda nyeri) nyeri pasien
d. Menyatakan rasa d. Kaji kutur yang
Batasan karakteristik : nyaman setelah nyeri mempengaruhi
a. Perubahan selera berkurang respon nyeri
makan e. Evaluasi
b. Perubahan tekanan pengalaman
darah nyeri masa
c. Perubahan lampau
frekuensi jantung f. Bantu pasien dan
d. Perubahan keluarga untuk
frekuensi mencari dan
pernafasan menemukan
e. Laporan isyarat dukungan
f. Diaforesis g. Kontrol
g. Perilaku distraksi lingkungan yang
(Miss; berjalan dapat
mondar-mandir mempengaruhi
mencari oranglain nyeri seperti
atau aktifitaslain, suhu ruangan,
altifitas yang pencahayaan,
berulang) dan kebisingan
h. Mengekrpersikan h. Kurangi faktor
perilaku (Miss; presipitasi nyeri
Gelisah, merengek, i. Pilih dan lakukan
menangis). penanganan
i. Masker wajah (Mis; nyeri
mata kurang (farmakologi,
bercahaya, tamak non farmakologi
kacau, gerakan dan
mata berpencar ata interpersonal)
tetappada satu foku j. Berikan
meringis) analgetik untuk
j. Sikap melindungi mengurangi
area nyeri nyeri
k. Fokus menyempit k. Tingkatkan
(Miss; gangguan istirahat
persepsi nyeri, l. Kolaborasi
hambatan proses dengan dokter
berfikir, penurunan jika ada keluhan
intraksi dengn dan tindakan
oranglain dan nyeri tidak
lingkungan) berhasil
l. Indikasi nyeri yang
dapat diamati Analgesic
m. Perubahan posisi Administration
untuk menghidari a. Tentukan pilihan
nyeri analgesik
n. Sikap tubuh tergantuentukan
melindungi lokasi,
o. Dilatasi pupil karakteristik,
p. Melaporkan nyeri kualitas, dan
secara verbal derajat nyeri
q. Gangguan tidur sebelum
pemberian obat
Faktor yang b. Cek instruksi
Berhubungan dokter tentang
Agen cedera (Miss; jenis obat, dois,
Biologis, zat kimia, fisik, dan frekuensi
psikologis) c. Cek riwayat
alergi
d. Tentukan
analgesik
pilihan, rute
peberian, dan
dosis optimal
e. Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
f. Berikan
analgesik tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
c. Fisiologis
a) Wajah tegang,
tremor tangan
b) Peningkatan
keringat
c) Peningkatan
ketegangan
d) Gemetar,tremor
e) Suara bergetar
d. Simpatik
a) Anoreksia
b) Eksitasi
kardiovaskular
c) Diare,mulut
kering
d) Wajah merah
e) Jantung berdebar-
debar
f) Peningkatan
tekanan darah
g) Peningkatan
denyut nadi
h) Peningkatan
reflex
i) Peningkatan
frekuensi
pernapasan,pupil
melebar
j) Kesulitan
bernapas
k) Vasokonstriksi
superficial
l) Lemah, kedutan
pada otot
e. Parasimpatik
a) Nyeri abdomen
b) Penurunan
tekanan darah
c) Penurunan denyut
nadi
d) Diare,mual,vertig
o
e) Letih,gangguan
tidur
f) Kesemutan pada
ekstremitas
g) Sering berkemih
h) Anyang-anyangan
i) Dorongan segera
berkemih
f. Kognitif
a) Menyadari gejala
fisiologis
b) Bloking
fikiran,konfusi
c) Penurunan lapang
persepsi
d) Kesulitan
berkonsentrasi
e) Penurunan
kemampuan untuk
belajar
f) Penurunan
kemampuan
untukmemecahkn
masalah
g) Ketakutan
terhadap
konsekuensi yang
tidakspesifik
h) Lupa,gangguan
perhatian
i) Khawatir,
melamun
j) Cenderung
menyalahkan
orang lain
Faktor yang
Berhubungan :
a. Perubahan dalam
(status ekonomi,
b. Lingkungan,status
kesehatan,polaintera
ksi, fungsi
peran,status peran)
c. Pemajanan toksin
d. Terkait keluarga
e. Herediter
f. Infeksi/kontaminan
interpersonal
g. Penularan oenyakit
interpersonal
h. Krisis maturasi,krisis
situasional
i. Stress,ancaman
kematian
j. Penyalahgunaan zat
k. Ancaman pada
(status ekonomi,
l. Lingkungan, status
kesehatan,pola
interaksi, fungsi
peran, status
peran,konsepdiri)
m. Konflik tidak
disadari mengenai
tujuan penting hidup
n. Konflik tidakdisadari
mengenai nilai yang
esensial/penting
o. Kebutuhan yang
tidak dipenuhi
5. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi tentang penyakit yang
diderita dan pengobatannya
Defisiensi pengetahuan NOC NIC
a. knowledge : disease Teaching : disease
Definisi : process proses
Ketiadaan atau defisiensi b. knowledge : health a. berikan penilaian
informasi kognitif yang behavior tentang timgkat
berkaitan dengan topic Kriteria hasil : pengetahuan
tertentu. a. pasien dan keluarga pasien tentang
menyatakan proses penyakit
Batasan karakteristik : pemahaman tentang yang spesifik
a. Perilaku hiperbola penyakit, kondisi, b. jelaskan
b. Ketidakakuratan prognosis dan program patofisiologi dari
mengikuti perintah pengobatan penyakit bagaimna
c. Ketidakakuratan b. pasien dan keluarga halini
melakukan tes mampu melaksanakan berhubungan
d. Perilaku tidak tepat prosedur yang dengan anatomi
(mis., hysteria, dijelaskan secara benar dan fisiologi,
bermusuhan, agitasi, c. pasien dan keluarga dengan cara yang
apatis) mampu menjelaskan tepat
e. Pengungkapan kembali apa yang c. gambarkan tanda
masalah dijelaskan perawat/tim dan gejala yang
kesehatan lainnya biasa muncul pada
Faktor yang penyakit,dengan
Berhubungan : cara yang tepat
a. keterbatasan kognitif d. identifikasi
b. salah interpretasi kemungkinan
informasi penyebab, dengan
c. kurang panjanan cara yang tepat
d. kurang minat dalam sedangkan
belajar informasi pada
e. kurang dapat pasien tentang
mengingat kondis,dengan
f. tidak familier cara yang tepat
dengan sumber e. hindari jaminan
informasi yang kosong
f. sedangkan bagi
keluarga atau SO
informasi tentang
kemajuan pasien
dengan cara yang
tepat
g. diskusi perubahan
gaya hidup yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasidi masa
yang akan dating
dan atau proses
pengontrolan
penyakit
h. diskusi pilihan
terapi atau
penanganan
i. dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau di
indikasikan
j. rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunitas
local,dengan cara
yang tepat
k. intruksikan pasien
mengenai tanda
dan
gejalauntukmelapo
rkan pada
pemberian
perawatan
kesehatan yang
tepat.
OLEH :
WA ODE POLAN DJAFIR ODA
NIM. 17.041
ERASTIN TOANI
NIM. 17.014