Anda di halaman 1dari 48

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selama kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu
kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap
nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan sistem kardiovaskuler,
intregument dan metabolisme sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi
dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani
proses tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi pada
tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai
dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut
meliputi perubahan sistem pencernaan, muskuloskeletal, kardiovaskuler,
perubahan pada sistem integumen, dan perubahan sistem metabolisme. (
Wikrijo, 2002 )
Perubahan pada sistem pencernaan seperti sembelit, mual atau nause,
perut kembung akibat makanan yang tertahan dalam lambung sistem
muskuloskeletal seperti postur tubuh ibu yang berubah, membuatnya tidak
nyaman untuk bergerak. Adanya kram kaki yang sering terjadi pada ibu.
Sistem kardiovaskuler seperti peningkatan volume darah yang dapat
menyebabkan terjadinya pre eklamsi dan terjadi penurunan kadar HB sering
menyebabkan anemia fisiologi. Perubahan pada sistem integumen sering
terjadi perubahan pada pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva, dan
wajah. Perubahan pada sistem metabolisme terjadi peningkatan metabolisme
basal, ketidakseimbangan, yang dapat menyebabkan berbagai masalah seperti
hiperemesis, diabetes, dll. ( Wikrijo, 2002 )
Memang adakalanya perubahan yang terjadi tidak begitu nyaman
dirasakan. Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang
normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tidak

1
mengganggu aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala
tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari, seperti mengganggu aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan
hal yang normal. ( Wikrijo, 2002 )

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang psoses
adaptasi fisiologi dan psikologis dalam masa kehamilan.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu
hamil trimester I, II, III.
2. Untuk mengetahui perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa
kehamilan.

C. Manfaat
1. Bagi Teoritis
Agar mahasiswa mampu memahami tentang proses adaptasi fisiologi
dan psikologis dalam masa kehamilan.
2. Bagi Praktic
Agar mahasiswa mampu menerapkan dengan memberikan informasi
kepada lingkungan sekitarnya tentang proses adaptasi fisiologis dan
psikologis dalam masa kehamilan.

2
BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Pada Ibu Hamil Trimester I,


II, III
1. Sistem Reproduksi
Perubahan yang terjadi pada wanita saat hamil,bersalin dan nifas
adalah perubahan alami dan sangat yang menakjubkan. Sistem tubuh akan
berubah secara otomatis menyesuaikan dengan keadaan hamil, bersalin
dan nifas. Berikut ini adalah perubahan-perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologis pada sistem tubuh pada masa hamil. ( Cunningham, 2005 )
a. Uterus

Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh


homon estrogen dan sedikit oleh progesterone. Hal ini dapat dilihat
dengan perubahan uterus pada awal kehamilan mirip dengan
kehamilan ektopik. Akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu lebih
penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil
konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopii, ovarium, dan ligamentum
rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus. Posisi plasenta juga
mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus

3
yang mengelilingi tempat implantasi plasenta akan bertambah besar
lebih cepat dibandingkan bagian lainnya sehingga akan menyebabkan
uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck.(
Prawirohardjo, 2010 )
Rahim yang semula sebesar jempol (30 gr) mengalami hipertropi
dan hiperflasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir
kehamilan (40 minggu). Peningkatan ukuran dari 7,5 x 2,5 cm sampai
30 x 32 x 20 cm. Otot rahim menjadi lebih besar, lunak dan dapat
mengikuti pembesaran rahim karena. ( Cunningham, 2005 )
1) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
2) Hiperplasia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru)
dan hipertropi (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis yang
sudah ada).
3) Pemkembangan desidua dan pertumbuhan janin
Pembesaran abdomen mungkin tidak terlalu terlihat pada
primigravida yang memiliki tonus otot abdomen yang baik.
Berikut ini adalah perubahan uterus pada setiap trimester yaitu
sebagai berikut: ( Cunningham, 2005 )
1) Trimestrer I (0-12 minggu)
Selama minggu-minggu awal kehamilan, terjadi peningkatan
aliran darah uteri dan limfa menyebabkan kongesti pelvis dan
oedema. Akibatnya, uterus, servix dan isthmus menjadi lunak,
terlihat jelas dan berkembang secara progresif, servix terlihat
kebiru-biruan yang dikena dengan istilah Chadwick’s sign.
Uterus juga akan membesar pada bulan-bulan pertama
kehamilan dibawah pengaruh estrogen dan progesterone yang
kadarnya meningkat, pembesaran ini dasarnya disebabkan oleh
hipertropi, hyperplasia dan pertumbuhan janin. Bentuk uterus pada
awal kehamilan berubah menjadi bulat untuk mengakomodir

4
pertumbuhan janin dan juga menampung cairan dan jaringan
plasenta yang terus meningkat. Pada minggu ke-12 kehamilan
uterus telah keluar dari rongga panggul sehingga dapat teraba di
atas simpisis pubis. ( Cunningham, 2005 )
Tanda Hegar (hegar’s sign) adalah perubahan pada segmen
bawah uterus (isthmus uteri) yang menyebabkan isthmus uteri
menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan
dalam seolah-olah kedua jari dapat saling bersentuhan. Perlunakan
ini timbul 6 minggu setelah hari pertam haid terakhir. (
Cunningham, 2005 )
Desidua merupakan nama lain dari endometrium selama
kehamilan. Progesterone dan estrogen yang dihasilkan oleh corpus
luteum menyebabkan desidua menjadi lebih tebel, lebih banyak
mengandung darah pada daerah fundus, daerah ini merupakan
tempat implantasi. Desidua trofoblastik membentuk plasenta.
Setelah plasenta terbentuk, maka plasenta dapat membentuk
hormone sendiri dan korpus luteum berubah menjadi corpus
albican. ( Cunningham, 2005 )
2) Trimester ll (12-28 minggu)
Pada awal kehamilan trimester ll, uterus mulai memasuki
rongga peritoneum. Segera setelah bulan ke-4 kehamilan,
kontraksi, uterus dapat dirasakan dinding abdomen. Kontraksi ini
disebut tanda Braxton hicks (salah satu tanda kemungkinan
kehamilan), yaitu kontraksi yang tidak teratur yang tidak
menimbulkan nyeri, yang timbul secara intermitten sepanjang
siklus mentruasi. ( Cunningham, 2005 )
Kontraksi Braxton Hicks pertamakali ditemukan oleh J.
Braxton Hicks pada tahun 1872. Kontraksi ini dirasakan karena
pengersan uterus yang dapat diraba dinding abdomen atau terlihat

5
karena ada desekan uterus ke depan. Kontraksi memfasilitasi aliran
darah uterus sehingga mengingkatkan pengangkutan oksigen ke
uterus. Biasanya kontraksi Braxton hicks tidak menimbulkan
nyeri, tetapi bebrapa wanita mengeluhkan bahwa mereka
terganggu. ( Cunningham, 2005 )
Antara minggu ke-16 dan ke-18, biasanya balltement sudah
dapat diidentifikasi. Ballottement, yaitu gerakan pasif janin yang
belum engaged (belum masuk pintu atas panggul). Pemeriksaan
ballottement adalah dengan teknik mempalpasi suatu struktur
terapung dengan menekan perlahan stuktur tersebut dan merasakan
pantulannya. Jari pemeriksa dalam vagina mendorong dengan
lembut ke arah atas, janin terdorong ke atas. Kemudian janin di
turun kembali dan jari merasakan benturan lunak. Ballotement
internal janin di dalam uterus adalah tanda kemungkinan
kehamilan yang obyektif. ( Cunningham, 2005 )
Pada 16 dan 20 minggu kehamilan, umumnya timbul persepsi
gerakan janin, wanita hamil mulai menyadari adanya gerakan
berdenyut ringan di perutnya dengan intensitas gerakan yang
semakin meningkat secara bertahap, ini disebut dengan
Quickening atau munculnya persepsi kehidupan. Namun ini hanya
tanda presumtif kehamilan. ( Cunningham, 2005 )
Minggu ke-20 kehamilan bentuk rahim menjadi seperti aslinya
atau berbentuk buah pir, bagian fundus lebih bulat dan tebal.
Kelenjar-kelenjar serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. ( Cunningham, 2005 )
Sejalan dengan bertambahya ukuran uterus, posisi uterus akan
menempel pada dinidng abdomen dan menggeser intestinal ke arah
atas dan samping sehingga memungkinkan uterus terdapat pada

6
posisi longitudinal terhadap garis axis panggul dan dinding
abdomen menyokongnya dari depan. ( Cunningham, 2005 )
3) Trimester lll (> 28 minggu)
Pada akhir kehamilan dinding uterus mulai menipis dan lebih
lembut. Pergerakan janin dapat diobservasi dan badannya dapat
diraba untuk mengetahui posisi dan ukurannya, korpus
berkembang menjadi segmen bawah rahim. ( Cunningham, 2005 )
Pada minggu ke-36 kehamilan terjadi penurunan janin ke bagian
bawah rahim hal ini disebabkan melunaknya jaringan-jaringan
dasar panggul bersamaan dengan gerakan yang baik dari otot
rahim dan kedudukan bagian bawah rahim. ( Cunningham, 2005 )
Estrogen menyebabkan peregangan miometrium sehingga pada
saat ini dapat terjadi kontraksi Braxton Hicks yang sifatnya tidak
beratran, datang sewaktu-waktu dan tidak mempunyai irama
tertentu.
Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berkut: (
Cunningham, 2005 )
a) Pada kehamilan 16 minggu tinggi fundus uterus setengah dari
jarak simfisis dan pusat.
b) Pada hamil 20 minggu tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat
sedangkan pada umur kehamilan 24 minggu fundus tepat di
tepi atas pusat.
c) Pada hamil 28 minggu tinggi fundus uteri sekitar 3 jari diatas
pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.
d) Pada hamil 32 minggu tinggi fundus uteri setenagah jarak
prosesus xifoideus dan pusat.
e) Pada hamil 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jari
dibawah prosesus xifoideus, dalam hal ini kepala bayi belum
masuk pintu atas panggul.

7
f) Pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi tiga jari
di bawah proseus xifoideus karena kepala janin sudah masuk
pintu atas panggul.

Perbandingan ukuran uterus wanita hamil dan tidak hamil pada minggu
ke-40
Ukuran Tidak Hamil Hamil ( minggu ke -40 )
Panjang 6,5 cm 32 cm
Lebar 4 cm 24 cm
Kedalaman 2,5 cm 22 cm
Berat 60-70 g 1100 – 1200 g
Volume ≤ 10 ml 5000

b. Ovarim
Ovulasi berhenti kehamilan dan pematangan folikel ditunda.
Biasanya hanya satu corpus luteum kehamilan dapat ditemukan di
dalam ovarium wanita hamil dan hanya berfungsi maksimal smapai 6-
7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya fungsinya menurun
sampai akhirnya pada minggu ke-16 kehamilan fungsinya digantikan
oleh plasenta untuk menghasilkan estrogen dan progesterone. (
Cunningham, 2005 )
c. Tuba Fallopii
Selama kehamilan otot-otot yang meliputi tuba mengalami
hipertropi dan epithelium mukosa tuba menjadi gepeng. (
Cunningham, 2005 )
d. Vagina
Berikut ini akan dijelaskan mengenai perubahan vagina dan
Trimester l, 2 dan 3. ( Cunningham, 2005 )

8
1) Trimester I
a) Terjadi peningkatan vaskulariasi karena pengaruh hormon
estrogen, peningkatan vaskularisasi menimbulkan tanda
chadwic (warna merah tua atau kebiruan) pada vagina sampai
minggu ke-8 kehamilan
b) Sekresi vagina menjadi lebih kental, putik dan asam karena
mengingkatnya jumlah glikogen pada lapisan epitel vagina.
Estrogen membantu mempertahankan dan meningkatkan
keasaman vagina (Ph 3,5-5) yang berfungsi untuk
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan bakteri
patogen yang mungkin ada dalam vagina.
2) Trimester II
Sekresi vagina mengingkat, hal ini normal jika tidak disertai gatal,
iritasi atau berbau busuk.
3) Trimester III
Estrogen menyebabkan perubahan pada lapisan otot dan
epithelium. Lapisan otot membesar, vagina lebih elastic yang
memungkinkan turunnya bagian bawah janin.
2. Payudara

Selama kehamilan panyudara bertambah besar sebagian persiapan


untuk pemberian nutrisi pada bayi setelah lahir. Pada minggu ke 3-4

9
kehamilan timbul rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa
berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam kehamilan.
Perubahan payudara ini adalah tanda kemungkinan kehamilan. Sensitivitas
payudara bervariasi dari rasa geli ringan nyeri yang tajam. ( Cunningham,
2005 )
Sejak 6 minggu kehamilan pertumuhan kelenjar mamea membuat
ukuran payudara mengingkat secara progresif.
Luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi duktus
laktiferus dan jaringan lobulus alveolar sehingga teraba penyebaran nodul
kasar. ( Cunningham, 2005 )
Pada minggu ke-8 kehamilan terjadi peningkatan suplai darah,
membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah
yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak
sebagai jalinan jaringan biru di bawah permukaan kulit. .Kongesti vega
dipayudara lebih jelas terlihat pada primigravida. Striaae dapat di bagian
luar payudara. ( Cunningham, 2005 )
Sejak umur kehamilan 12 minggu puting susu dan areola menjadi
lebih berpigmen, terbentuk warna merah muda sekunder pada areola, dan
putting susu menjadi lebih erektil. Hipertrofi kelenjar sebasea (lemak)
muncul di areola primer dan disebut tuberkel Montgomey dapat terlihat di
sekitar putting susu. Kelembtan putting susu terganggu, jika lemak
pelingdung ini dicuci dengan sabun. ( Cunningham, 2005 )
Walaupun perkembangan kelenjar mamae secara fungsional lengkap
pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terhambat sampai kadar
estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir. Namun sekresi
prakolostrum yang cair jernih, dan keluarkan dari putting susu pada akhir
minggu keeanam. Sekresi ini mengental saat kehamilan mendekati aterm
dan kemudian disebut kolostrum, cairan sebelum menjadi susu, yang

10
berwarna krem atau putih kekuningan dapat dikeluarkan dari putting susu
selama trimester ketiga. ( Cunningham, 2005 )
3. Sistem Endokrin

Perubahan sistem endokrin yang terjadi pada masa kehamilan berguna


untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin,
persiapan tubuh menghadapi persalinan dan nifas. Perubahan hormon
yang terjadi selama kehamilan terutama disebabkan oleh produksi
estrogen dan progesteron plasenta serta hormon-hormon lain. Berikut ini
dijelaskan tetntang perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan. (
Cunningham, 2005 )
a. Hormon Estrogen Dan progesterone
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan
pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.
Sedangkan progesteron diproduksi lebih banyak dari estrogen. Pada
akhir kehamilan produksinya sekitar 250 mg/hari. Progesterone
menyebabkan dieresis dan penurunan tonus otot polos. Selain itu,
progesteron menyebabkan penyimpanan lemak dalam jaringan
subkutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak tersebut
berguna untuk cadangan energy pada kehamilan dan menyusui. (
Cunningham, 2005 )

11
b. Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama
kehamilan, karena ditekan oleh estrogen dan progesteron plasenta. (
Cunningham, 2005 )
c. Cortlsol
Pada awal kehamilan,kadar kortisol turun secara mencolok.
Seiring dengan bertambahnya kehamilan, kadar kortisol meningkat.
Fungsi kortisol untuk mempettahankan homeostasis dan meningkatkan
gula darah. ( Cunningham, 2005 )
d. Aldosteron, Renin dan Angiostensin
Setelah minggu ke 15 kehamilan, aldosteron meningkat besar
sekali, menyebabkan retensi natrium dan air. Kadar Aldosteron, Renin
dan Angiostensin yang meningkat menyebabkan naiknya valume
intravaskuler. ( Cunningham, 2005 )
e. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Tes kehamilan dilakukan untuk mendeteksi keberadaan HCG.
Hasil tes kurang sensitif pada 4-10 hari setelah terlambat menstruasi
atau 3 minggu setelah konsepsi. Sel trofoblast ovum yang baru
mengalami fertilisasi mengeluarkan hormon HCG yang berfungsi
mempertahankan corpus luteum. Corpus luteum menghasitkan lebih
banyak hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan
endometrium terus tumbuh dan menyimpan zat-zat gizi dalam jumlah
besar. Kadar HCG mencapai puncak pada sebelum 16 minggu, dari 18
minggu ke atas relatif konstan. ( Cunningham, 2005 )
f. HPL (Human Placenta Laktogen) atau Chorionic Somatotropin
Mulai disekresi pada minggu ke-5 kehamilan meningkat secara
progresif selama kehamilan. Merupakan hormon metabolik umum
yang mempunyai dampak nutrisi spesifik bagi ibu dan fetus. (
Cunningham, 2005 )

12
Fungsi :
1) Membantu perkembangan payudara.
2) Sebagai hormon pertumbuhan.
3) Menyebabkan penurunan glukosa ibu sehingga menyediakan
glukosa dalam jumlah lebih banyak bagi fetus untuk memenuhi
nutrisi fetus.
4) Merangsang pelepasan asam lemak bebas dari tempat
penyimpanan lemak pada ibu, jadi memberikan sumber energi
pengganti untuk metabolisme ibu.
g. Relaxin
Sumber corpus luteum, level tertinggi pada awal kehamilan.
h. Prolaktin
Selama berlangsungnya kehamilan terdapat peningkatan kadar
prolaktin di dalam plasma ibu sampai mencapai konsentrasi rata-rata
150 mg per ml sebagai akibat kenaikan sekresi estrogen. Pada saat
cukup bulan 10 X lebih besar daripada kadar pada wanita tidak hamil,
(Kletzy, dkk.,1985). Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen di
tingkat target organ. ( Cunningham, 2005 )
Sebaliknya setelah kelahiran ada penurunan konsentrasi
prolaktin plasma sekalipun pada wanita menyusui. Prolaktin berfungsi
mempersiapkan dan menjaga kelangsungan laktasi. ( Cunningham,
2005 )
i. Tiroid
Selama kehamilan terdapat pembesaran tiroid yang disebabkan
oleh hiperplasia jaringan kelenjar dan bertambahnya vaskularisasi.
Mulai bulan kedua kehamilan, konsentrasi tiroksin (T4) meningkat
tajam di dalam plasma sampai akhirnya mendatar, dipertahankan
sampai setelah persalinan. Thyroid Releasing Hormon (TRH) dan

13
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) tidak meningkat. ( Cunningham,
2005 )
j. Paratiroid
Kadar parathormon meningkat, kadar puncak terjadi antara
minggu ke15 dan ke-35 kehamilan. ( Cunningham, 2005 )
k. Pankreas
Janin membutuhkan glukosa dalam jumlah yang signifikan
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar pertumbuhan, janin tidak saja menghabiskan
simpanan glukosa ibu, tetapi juga menurunkan kemampuan ibu
mensintesis glukosa dengan menyedot habis asam amino ibu. Kadar
glukosa darah ibu menurun. Insulin ibu tidak dapat menembus
plasenta untuk sampai ke janin. Akibatnya, pada awal kehamilan
pankreas menurunkan produksi insulinnya. ( Cunningham, 2005 )
Seiring dengan peningkatan usia kehamilan, plasenta tumbuh
dan memproduksi hormon HPL, estrogen dan progesteron dalam
jumlah yang lebih besar. Produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga
meningkat. Estrogen, progesteron, HPL dan kortisol secara kolektif
menurunkan kemampuan ibu untuk menggunakan insulin. (
Cunningham, 2005 )
Kortisol secara simultan menstimulasi peningkatan produksi
insulin dan meningkatkan resistensi perifer ibu terhadap insulin (misal;
jaringan tidak dapat menggunakan insulin). Insulinase adalah enzim
yang dibentuk plasenta untuk melemahkan aktifitas insulin ibu.
Penurunan kemampuan ibu untuk menggunakan insulinnya sendiri
adalah suatu mekanisme protektif yang menjamin suplai giukosa untuk
mencukupi kebutuhan unit fetoplasental. ( Cunningham, 2005 )

14
Akibatnya, tubuh wanita hamil membutuhkan lebih banyak insulin.
Pankreas dapat memenuhi kebutuhan insulin yang secara kontinu tetap
meningkat sampai usia kehamilan aterm. ( Cunningham, 2005 )
4. Sistem Kekebalan
Sistem pertahanan imunologik ibu tetap utuh selama kehamilan.'
Meski memungkinkan terjadinya alograf janin, ibu harus masih dapat
melindungi diri dan janinnya dari infeksi dan anti gen benda asing. Kadar
imunologik tidak berubah pada kehamilan. Kadar antibodi ibu yang
spesifik memiliki kepentingan khusus karena kemampuannya untuk
melintasi plasenta. IgG ibu adalah komponen utama dari imunoglobulin
janin di dalam uterus dan pada periode neonatal dini dan merupakan satu-
satunya immunoglobulin yang dapat menembus plasenta. ( Cunningham,
2005 )
Sistem imun janin muncul secara dini. Limfosit muncul pada minggu
ketujuh, dan pengenalan antigen dapat terlihat pada minggu kedua belas.
Semua jenis imunoglobulin kecuali IgA mempunyai komponen janin yang
terdapat pada minggu kedua belas. Produksi imunoglobulin bersifat
progresif disepanjang kehamilan. Janin cukup bulan telah menghasilkan
sistem pertahanan yang cukup untuk memerangi bakteri dan virus. (
Cunningham, 2005 )
Dalam masa kehamilan maka Hormon Prolaktin akan terbentuk
dengan sendirinya yang menghasilkan gamma-A Imunoglobulin yang
dapat ditemukan pada air susu ibu (Kolostrum). Benda penangkis ini
berfungsi untuk menambah perlindungan din bayi setelah lahir terhadap
terjadinya infeksi. ( Cunningham, 2005 )

15
5. Sistem Perkemihan

Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, Panjangnya


bertambah 1-1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada
wanita yang tidak hamil. Filtrasi glomerulus meningkat sekitar 69%
selama kehamilan peningkatannya dari awal kehamilan relatif tinggi
sampai aterm dan akan kembali normal pada 20 minggu post partum. (
Cunningham, 2005 )
Pada kehamilan ureter membesar untuk menampung banyaknya
pembentukan urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltic ureter
terhambat karena pengaruh progesterone, tekanan rahim yang membesar
dan terjadi perputaran ke kanan disebabkan karena terdapat kolon dan
sigmoid di sebalah kiri. ( Cunningham, 2005 )
Kandung kemih atau blass pada masa kehamilan tertekan oleh uterus
karena posisi blass berada di depan uterus sehingga akan meningkatkan
frekuensi buang air kecil. Terutama pada trimester 1, trimester II tekanan
uterus terhadap blass berkurang. Karena uterus sudah mulai keluar dari
rongga panggul dan pada trimester III sering terjadi rangsangan kembali
karena bagian terendah janin turun ke rongga panggul. Selain itu
vaskularisasi pada blass menyebabkan tonus otot turun. Terjadinya
hemodilusi juga menyebabkan metabolisme air meningkat sehingga

16
pembentukan urine bertambah dan kapasitas blass sampai 1500 ml. (
Cunningham, 2005 )
6. Sistem Pencernaan

Seiring dengan kemajuan usia kehamilan, lambung dan usus tergeser


oleh uterus yang membesar. Pengosongan lambung dan waktu transit di
usus halus menurun pada kehamilan karena faktor hormonal atau mekanis.
Hal ini mungkin diakibatkan oleh progesteron dan penurunan kadar
motilin, suatu peptida hormon yang diketahui mempunyai efek stimulasi
otot polos (Christofides, dkk. 1982 dalam Cunningham, 2006:206). Pada
persalinan yang menggunakan obat analgesik, waktu pengosongan
lambung biasanya cukup memanjang. Bahaya utama anastesi umum untuk
kelahiran adalah regurgitasi dan aspirasi sisa makanan atau isi lambung
yang sangat asam. ( Cunningham, 2005 )
Pirosis (nyeri ulu hati) sering terjadi pada kehamilan dan kemungkinan
disebabkan oleh refluks sekret-sekret asam ke esofagus bagian bawah
Posisi lambung berubah dan sfingter esofagus bagian bawah juga
menurun. ( Cunningham, 2005 )
Gusi dapat terjadi hiperemis dan melunak pada kehamilan serta dapat
berdarah bahkan pada cedera ringan, misalnya oleh sikat gigi.

17
Pembengkakan fokal gusi yang sangat vaskuler atau disebut epulis
mengalami regresi spontan setelah kelahiran. ( Cunningham, 2005 )
Haemorroid cukup sering terjai pada kehamilan. Kelainan ini disebabkan
oleh konstipasi dan peningkatan tekanan pada vena-vena di bawah uterus
yang membesar. ( Cunningham, 2005 )
a. Hepar
Kadar aspartat transaminase (AST = SGOT), alanin
transaminase (ALT= AGPT), gamaglutamil transferase (GGT) dan
bilirubin serum sedikit menurun selama kehamilan dibandingkan
dengan nilai normal saat tidak hamil (Girling. Dkk. 1997 dalam
Cunningham, 2006:207).
Mendenhall (1970) dalam Cunningham (2006), adanya
penurunan konsentrasi albumin plasma selama kehamilan, dengan
konsentrasi ratarata 3,0 g/dL pada akhir kehamilan (4,3 g/dL pada
wanita tidak hamil). Namun, albumin total meningkat karena volume
distribusinya lebih besar. Penurunan konsentrasi albumin yang disertai
dengan peningkatan ringan globulin plasma akan mengakibatkan
penurunan rasio albumin dan globulin yang mirip dnegan beberapa
penyakit hepatik. ( Cunningham, 2005 )
Aktivitas kolinesterase plasma berkurang selama kehamilan
normal. Besar penurunannya kira-kira sama dengan penurunan
konsentrasi albumin (Kambam, dkk. 1988; Pritchard, 1955 dalam
Cunningham, 2006). Aktivitas lesuin aminopeptidase meningkat
secara nyata dalam serung wanita hamil. Peningkatan tersebut
disebabkan oleh munculnya enzim (atau enzim-enzim) spesifik
kehamilan dengan spesifitas substrat yang berbeda-beda (Song dan
Kappas, 1968). Aminopeptidase yang diinduksi oleh kehamilan
mempunyai aktivitas oksitosinase dan vasopresinase. ( Cunningham,
2005 )

18
b. Kandung empedu
Terdapat cukup banyak perubahan pada fungsi kandung
empedu selama kehamilan. Braverman, dkk (1980) dalam
Cunningham (2006), dengan ultrasonografi, ditemukan kontraksi
kandung empedu yang terganggu dan volume residual yang tinggi.
Diperkirakan progesteron menggarxjgu kontraksi kandung empedu
dengan cara menghambat stimulasi otot polos yang diperantarai
kolesistokinin, yang merupakan regulator primer kontraksi kandung
empedu. Kontraksi kandung empedu yang terganggu akan
menimbulkan statis, bila dikaitkan dengan meningkatnya saturasi
kolesterol pada kehamilan. ( Cunningham, 2005 )
Kolestasis dikaitkan dengan tingginya kadar estrogen dalam
sirkulasi, yang akan menghambat transport asam empedu intraduktal
(Simon, dkk. 1996 dalam Cunningham, 2006).
7. Sistem musculoskeletal

Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil


menyebabkan postur dan cara berjalan wanita hamil menyebabkan postur
dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi
abdomen yang membuat panggui miring ke depan, penurunan tonus otot
perut dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan

19
membutuhkan penyesuaian ulang (realignment) kurvatura spinalis. (
Cunningham, 2005 )
Pada wanita hamil yang telentang, uterus jatuh ke belakang dan
bersandar pada kolumna vertebralis serta pembuluh-pembuluh darah besar
di dekatnya, khususnya vena kava inferior dan aorta. Sedangkan pada saet
wanita hamil berdiri, sumbu longitudinal uterus sejajar dengan perpan-,
jangan sumbu pintu atas panggul dinding abdomen menyokong uterus dan
mempertahakan hubungan antara sumbu panjang uterus dengan sumbu
pintu atas panggul, kecuali bila dinding tersebut cukup kendor. Dengan
begitu, pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. ( Cunningham, 2005 )
Kurva lumbrosakrum normal harus semakin melengkung dan di
daerah servikodorsal harus terbentuk kurvatura (fleksl anterior kepala
berlsblJytt) untuk mempertahankan keseimbangan. Payudara yang beser
dan pdilil bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva
punggung dan lumbar menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit; gaya
berjalan wanlta hamil yang bergoyang disebut "Langkah angkuh wanita
hamil" oleh Shakespeare. Struktur ligamentum dan otot tulang belakang
bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat. Perubahan ini sering
menimbulkan rasa tidak nyaman pada muskuloskeletal. ( Cunningham,
2005 )
Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal
selama masa hamil merupakan akibat dari elastsitas dan perlunakan
berlebihan jaringan kolagen dan jaringan ikat dan merupakan akibat
peningkatan hormon seks steroid yang bersirkulasi. Adaptasi ini
memungkinkan pembesaran dimensi panggul. Derajat relaksasi bervariasi,
namun pemisahan simfisis pubis dan ketidakstabilan sendi sakroiliaka
yang besar dapat menimbulkan nyeri dan kesulitan berjalan. Kegemukan
dan kehamilan dengan janin ganda cenderung meningkatkan
ketidakmampuan panggul. ( Cunningham, 2005 )

20
Otot dinding perut meregang dan akhirnya kehilang sedikit tonus otot.
Selama trimester ke – 3, otot rektus abdominis dapat memisah,
menyebabkan isi perut menonjol kegaris tengah tubuh. Umblikus menjadi
lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap
kembali, tetapi pemisahan otot ( diastasis recti abdominis ) menetap. (
Cunningham, 2005 )
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus keposisi anterior,
lordosis menggeser pusat daya berat kebelakang kearah dua tungkai. Sendi
sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang
diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan
perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir
kehamilan. ( Prawoirohardjo )
8. Sistem Kardiovaskuler

a. Cardiac output
Cardiac output meningkat selama kehamilan normal. Cardiac
output maternal meningkat sekitar 30 sampai 50% selam kehamilan.
Cardiac output mencapai kadar maksimum selama trimester pertama

21
atau kedua kehamilan dan akan tetap tinggi samoai persalinan. Cardiac
posisi output tergantung pada posisi ibu dan menurun saat ibu
berbaring terlentang. Pada saat posisi terlentang, uterus yang
membesar menekan fena cava inferior, mengurangi aliran vena
kejantung sehingga menurunkan cardiac output. Pada akhir kehamilan
mungkin akan terjadi hambatan pada vena cafa inferior pada saat ibu
berbaring terlentang. Pengaruh ini sangat besar pada saat usia
kehamilan aterm. Antara 1-10 persen ibu hamil mengalami supine
hypotension syndrome/sindrom hipotensi pada saat berbaring
terlentang dan mengalami penurunan darah serta gejala-gejala seperti
pusing, pening, mual dan rasa akan pingsan. ( Cunningham, 2005 )
b. Tekanan darah
Penurunan tekanan vascular perifer selama kehamilan
disebabkan karena relaksasi otot polos sebagai akibat pengaruh
hormone progesterone. Penurunan dalam peripheral vascular
resistance, mengakibatkan penurunan tekanan darah selama trimester
pertama kehamilan. Tekanan sitolik turun sekitar 5-10 mm Hg dan
diostolik 10-15 mmHg. Setelah usia kehamilan 24 minggu, tekanan
sedikit demi sedikit naik dan kembali kepada tekanan darah sebelum
hamil pada saat aterm. ( Cunningham, 2005 )
c. Volume dan komposisi darah
Derajat expansi peningkatan volume darah sangat berfariasi
(Cunningham,2006) volume darah meningkat sekitar 1500ml (nilai
normal 85%-9% berat badan). Peningkatan terdiri atas 1000ml plasma
di tambah 450ml sel darah merah (SDM). Peningkatan volume mulai
terjadi pada sekitar minggu ke-10 sampai ke-12, mencapai puncak
sekitar 30%-50% di atas volume tidak hamil pada minggu ke-20 – ke-
26 dan menurun setelah minggu ke-3. ( Cunningham, 2005 )

22
Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif. Keadaan ini
sangat penting untuk: ( Cunningham, 2005 )
1) System vascular yang mengalami hipertrofi akibat pembesaran
uterus.
2) Hidrasi jaringan janin dan ibu yang adekuat saat ibu berdiri atau
telentang.
3) Cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang selama proses
persalinan dan puerperium.

Vasodilatasi perifer mempertahankan tekanan darah normal


walopun volume darah ibu hamil mengingkat. Selama masa hamil
terjadi proses percepatan SDM (normal: 4-5,5 juta/mm3). Persentasi
kenaikan tergantung kepada jumlah besi yang tersedia. Masa SDM
meningkat 30%-33% pada kehamilan aterm, jika ibu mengkonsumsi
suplemen besi. Apabila tidak mengkonsumsi suplemen besi, SDM
hanya meningkat 17% pada beberapa wanita. ( Cunningham, 2005 )

Walaupun volume darah meningkat, tetapi nilai norma hemoglobin


(12-16/dl di dalam darah) dan nilai normal hematokrit (37%-47%)
menurun secara mencolok. Kondisi ini disebut disebut anemia
fisiologis. Penurunan ini sangat jelas dilihat pada trimester ke II, saat
terjadi ekspansi volume darah yang cepat . ( Cunningham, 2005 )

Apabila nilai hemoglobin menurun sampai 10g/dl atau lebih atau


bila hematokrit menurun sampai 35% atau lebih, wanita dalam
keaadaan anemic. ( Cunningham, 2005 )

d. Sel darah putih


Jumlah sel darah putih makin meningkat dengan cepat selama
kehamilan. Selama trimester pertama rata-rata jumlahnya adalah
sekitar 9500/mm3 meningkat menjadi rata-rata 20-30000/mm3 pada

23
saat atrm. Jumlah ini menurun dengan cepat setelah persalinan dan
kembali ke kadar sebelum hamil pada akhir minggu pertama pasca
persalinan. ( Cunningham, 2005 )
e. Metabolisme zat besi
Zat besi diserap dari usus 12 jari dari tablet zat besi (tambah
darah) atau makanan-makanan tertentu seperti: daging, hati, telur,
sayur-sayuran berdaun hijau tua, ganggang laut, ubi rambat, dan buah-
buahan kering. Makanan-makanan tertentu yang dimakan dengan yang
mengandung zat besi atau suplemen zat besi mempengaruhi persentasi
sarapan zat besi. ( Cunningham, 2005 )
Ibu hamil normal menyerap 20%zat besi yang masuk. The,
kopi, dan kacang-kacangan mengurangi penyerapan zat besi,
sementarabuah-buahan , sayur-sayuran, dan vitamin meningkatkan
penyerapan zat besi dari makanan atau suplemen. ( Cunningham, 2005
)
Zat besi yang di perlukan oleh wanita hamil adalah sekitar
1000mg. ini termasuk 500mg yang di gunakan untuk meningkatkan sel
darah merah, 300mg untuk janin, dan 200mg untuk mengganti
kehilangan zat besi setiap hari. Jadi , ibu hamil normal perlu menyerap
rata-rata zat besi 3,5mg/hari. Pada kenyataannya, ia tidak memerlukan
jumlah yang sama setiap hari. Kebutuhan zat besi meningkat sangat
tajam selama trimester ketiga. Selama 12 minggu terakhir kehamilan
janin menerima hamper semua zat besi yang di makan oleh ibu. (
Cunningham, 2005 )
Tujuan suplemen zat besi selama kehamilan adalah bukan
untuk meningkatkan atau menjaga konsentrasi hemoglobin ibu atau
mencegah kekurangan zat besi pada janin, tetapi untuk mencegah
kekurangan zat besi pada ibu. Diperkirakan bahwa ibu yang
mengalami kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan tidak

24
mendapatkan suplemen memerlukan sekitar dua tahun untuk mengisi
kembali simpanan zat besi mereka dari sumber-sumber makanan.
Karena banyak wanita Indonesia mempunyai jarak kehamilan kurang
dari dua tahun dan karena banyak yang tidak memakan makanan yang
mengandung zat besi tinggi, suplemen zat besi di rekomendasikan
sebagai dasar yang rutin. ( Cunningham, 2005 )
9. Sistem Integumen

Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, terjadi peningkatan


pigmentasi selama kehamilan. Keadaan ini sangat jelas terlihat pada
kelompok wanita dengan warna kulit gelap atau hitam atau dapat dikenali
pada payudara, abdomen, vulva, dan wajah. Ketika terjadi pada kulit muka
dikenal sebagai cholasma atau topeng kehamilan. Bila terjadi pada muka
biasanya pada daerah pipi dan dahi dan dapat merubah penampilan wanita
tersebut. ( Cunningham, 2005 )
Linia Alba, garis putih tipis yang membentang dari simpisi pubis sampai
bagian atas fundus, dapat menjadi gelap yang bisa disebut linea nigra.
Peningkatan pigmentasi ini akan berkurang sedikit demi sedikit setelah
masa kehamilan. ( Cunningham, 2005 )
Tingginya kadar hormone yang tersikulasi dalam darah dan
peningkatan regangan pada kulit abdomen, paha, dan payudara

25
menimbulkan garis-garis yang berwarna merah muda atau kecoklatan
pada daerah tersebut. Tanda tersebut biasa dikenal dengan nama striae
gravidarum dan bisa menjadi lebih gelap warnanya pada multi gravida
dengan warna kulit gelap atau hitam. Striae gravidarum ini akan berkurang
setelah masa kehamilan dan biasanya Nampak seperti garis-garis yang
berwarna keperakan pada wanita kulit putih atau warna gelap/hitam yang
mengkilap. ( Cunningham, 2005 )
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanophore
Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu
hormone yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipovisis. Kadang-kadang
terdapat depositpigmen pada dahi, pipi, hidung yang disebut chloasma
gravidarum. Ekstrogen dan progesterone tlah dilaporkan menimbulkan
efek perangsangan melanosit. ( Cunningham, 2005 )
a. Striae Gravidarum
Terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, garis-garis
sedikit cekung kemerahan umumnya timbul pada kulit abdomen
kadang kala pada kulit, paha, dan payudara. Terjadi pada separuh
wanita hamil. Pada wanita multipara seringkali ditemukan bersamaan
dengan sikatriks striae kehamilan sebelumnya. ( Cunningham, 2005 )
b. Perubahan-perubahan Vaskuler Kulit
Angioma, nefus, telangiektasis (vascular spider), timbul pada
sekitar 2/3 wanita kulit putih dan kira-kira 10% wanita kulit hitam
selama kehamilan selama kehamilan (beandkk, 1949). Angieoma
adalah bintik-bintik atau garis menonjol kecil merah pada kulit,
khususnya terjadi pada wajah atau leher atau dada atas dan lengan
dengan radikel-radikel bercabang keluar dari badan sentralnya. Paling
mungkin disebabkan oleh hiperestrogenemia.( Cunningham, 2005 )

26
Palmarerythema, bintik-bintik merah pada bagian telapak tangan, juga
sering ditemukan pada kehamilan namun tidak ada arti klinis yang
akan segera mengilang setelah kehamilan terakhir. ( Cunningham,
2005 )
Perubahan sistem integument yang dirasakan ibu hamil : (
Cunningham, 2005 )
a. Trimester I
1) Palmar erythema (kemerahan di telapak tangan) dan spider
nevi.
2) Linea alba/nigra.
b. Trimester II dan III
1) Cloasma dan perubahan warna areola.
2) Striae gravidarum (bulan ke6-7).
10. Sistem Metabolisme
Tubuh wanita hamil yang sehat akan bekerja dengan efisiensi
maksimal. Laju metabolism basal pada wanita tersebut adalah 15/25%
lebih tinggi dari pada nilai normalnya pada trimester kedua kehamilan,
sehingga masukan nilai diet bagi wanita tersebut harus cukup mengatasi
aktivitas fisiologis tambahan ini. ( Cunningham, 2005 )
a. Metabolisme Karbohidrat
Penyebab perubahan pada metabolisme karbohidrat selama
kehamilan tidak dipahamani sepenuhnya. Kadar gula pada wanita
hamil lebih tinggi dari pada keadaan tidak hamil, hal ini mungkin
terjadi akibat zat antagonis insulin yang dihasilkan oleh plasenta.
Akibatnya adalah jumlah gula yang banyak ini akan diteruskan
kedalam janin. ( Cunningham, 2005 )
Glikosuria sering dijumpai dan disebabkan oleh kadar gula
darah yang lebih tinggi serta peningkatan jumlah darah yang beredar
melalui ginjal. Ambang ginjal akan menurun, dan kadar gula darah

27
sekitar 6,7mmol/liter dianggap batas tersebut normal. ( Cunningham,
2005 )
b. Metabolism Protein dan Lemak
Protein cenderung menumpuk selama kehamilan karna
kebutuhan ibu dan janin terhadap pertumbuhan. Simpanan Nitrogen
terbentuk (hal ini tidak sepenuhnya dipahami) untuk mengantisipasi
produksi ASI. Dengan demikian, konsentrasi ureum darah menurun.
Simpanan lemak meningkat dan dijumpai kadar lipid serta kolestrol
yang tinggi dengan lebih sedikit lemak yang dikonversikan menjadi
glikogen yang disimpan. ( Cunningham, 2005 )
Metabolism lemak pada wanita yang hamil lebih mudah terjadi
untuk digunakan sebagai sumber energi bila dibandingkan dalam
kdaan tidak hamil. Karena itu, wanita hamil mempunyai kecendrungan
untuk mengakami ketosis, khususnya kalau kebutuhan pada energi
lebih besar dari pada jumlah energy yang dapat dipasok oleh simpanan
glikogen yang terbatas itu. ( Cunningham, 2005 )
c. Metabolism zat besi
Zat besi diserap dari usus 12 jari dari tablet zat besi (tambah
darah) atau makanan-makanan tertentu seperti: daging, hati, telur,
sayur-sayuran berdaun hijau tua, ganggang laut, ubi rambat, dan buah-
buahan kering. Makanan-makanan tertentu yang dimakan dengan yang
mengandung zat besi atau suplemen zat besi mempengaruhi persentasi
sarapan zat besi. ( Cunningham, 2005 )
Ibu hamilnormal menyerap 20%zat besi yang masuk. The, kopi, dan
kacang-kacangan mengurangi penyerapan zat besi, sementarabuah-
buahan , sayur-sayuran, dan vitamin meningkatkan penyerapan zat
besi dari makanan atau suplemen. ( Cunningham, 2005 )
Ibu hamil normal menyerap 20% zat besi yang masuk. The,
kopi, kacang-kacangan mengurangi pengurangan zat besi sementara

28
buah-buahan, sayur-sayuran dan vtamin c meningkatkan penyerapan
zat besi. Zat besi yang diperlukan wanita hamil adalah sekitar 1000mg.
ini termasuk 500mg yang digunakan masa “RBC”, 300mg untuk janin,
dan 200mg untuk menggantikan kehilangan zat besi setiap hari. Jadi,
ibu hamil normal perlu menyerap rata-rata zat besi 3,5mg perhari.
Pada kenyataannya, ia tidak memerlukan jumlah yang sama setiap
hari. Kebutuhan zat besi meningkat sangat tajam selama trimester
ketiga. Selama 12minggu terakhir kehamilan janin menerima hamper
semua zat besi yang dimakan oleh ibu. ( Cunningham, 2005 )
Tujuan suplemen zat besi selama kehamilan adalah bukan
untuk meningkatkan atau untuk menjaga konsentrasi hemoglobin ibu
atau mencegah kekurangan zat besi pada ibu. Diperkirakan bahwa ibu
yang mengalami kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan tidak
mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk mengisi
kembali simpanan zat besi meraka dari sumber-sumber makanan.
Karna banyak wanita di Indonesia mempunyai jarak kehamilan kurang
dari 2 tahun dan karna banyak yang tidak memakan makanan yang
mengandung zat besi tinggi, suplemen zat besi direkomendasikan
sebagai dasar rutin. ( Cunningham, 2005 )
d. Metabolisme Air
Retensi air yang meningkat adalah suatu perubahan fisiologi
yang normal pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh turunnya
osmolalitas plasma yang merupakan akibat dari pengaruh kembali
ambangosmotik untuk rasa haus dan sekresi vasokresin. Pada saat
cukup bulan, kandungan air janin, plasenta dan cairan ammion
berjumlah sekitar 3,5L. Kira-kira 3,0L lebih banyak air terkumpul
akibat bertambah banyaknya volume darah ibu dan ukuran uterus dan
payudara. ( Cunningham, 2005 )

29
Banyaknya air yang dimobilisasi dan dieksresi oleh ibu setelah
kelahiran, tergantung pada jumlah yang ditahan selama kehamilan,
tingkat hidrasi atau dehidrasi selama persalinan, dan banyaknya darah
yang hilang pada kelahiran. ( Cunningham, 2005 )
11. Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh ( IMT )

Sebagian besar pertambahan berat badan selama kehamilan


dihubungkan dengan uterus dan isisnya, payudara dan bertambahnya
volume darah serta cairan ekstra seluler. Bagian penambahan berat badan
yang lebih kecil adalah akibat perubahan metabolik yang mengakibatkan
bertambahnya air seluler dan penumpukan lemak dan protein baru, yang
disebut cadangan ibu. ( Cunningham, 2005 )
Peningkatan total berat badan ibu pada masa hamil rata-rata 11kg.
pada trimester I rata-rata penambahan berat badan adalah 1kg dan pada
trimester II dan III masing-masing 5 kg. ( Cunningham, 2005 )
Rincian penambahan berat badan ibu hamil sampai kelahiran aterm
adalah: ( Cunningham, 2005 )
Pertambahan berat badan janin

Pertambahan Berat Badan dalam Gram


Jaringan/ Cairan 10mg 20mg 30mg 40mg

30
Janin 5 300 1.500 3.400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Payudara 45 180 360 405
Darah 100 600 1.300 1.250
Cairan 0 30 80 1.680
ekstraseluler 340 1.950 5.020 9.155
Sub total 310 2.050 3.480 3.345
Cadangan ibu
Penambahan BB 650 4.000 8.500 12.500
Total

12. Darah dan Pembekuan Darah

Perubahan pada kadar fibrinogen, factor-faktor pembekuan, dan


platelets selama kehamilan berakibat pada peningkatan kapasitas untuk
pembekuan dengan akibat peningkatan resiko terjadinya Disseminated
Intravascular Coagulation (DIC) seperti yang terjadi pada komplikasi-
komplikasi antara lain molahidatidosa dan abrubsio plasenta/solusio
plasenta. Fibrinogen meningkat (factor I), factor VII, VIII, XI dan XIII
turun . ( Cunningham, 2005 )

31
13. Sistem Pernafasan

Adaptasi ventilasi dan structural selama masa hamil bertujuan


menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat
sebagai respon terhadap percepatan laju metabolism dan peningkatan
kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. ( Cunningham, 2005 )
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligament pada kerangka iga
berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena rahim
membesar, panjang paru-paru berkurang. Tinggi diafragma bergeser 4 cm
selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan dan seiring
pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernafasan dada menggantikan
pernafasan perut. ( Cunningham, 2005 )
Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap
peningkatan kadar estrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan atas.
Karena kapiler membesar, terbentuklah edema dan hyperemia di hidung,
faring, laring, trakea dan bronkus. Kongesti di dalam jaringan traktus
respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa kondisi yang umum
terlihat selama masa hamil. Kondisi-kondisi ini meliputi sumbatan pada
hidung dan sinus, hidung berdarah (epistaksis), perubahan suara, dan
respon peradangan menyolok bahkan terhadap infeksi pernafasan bagian
atas yang ringan sekalipun. ( Cunningham, 2005 )

32
Wanita hamil bernafas lebih dalam (meningkatkan volume tidal,
volume gas bergerak masuk atau keluar traktus respiratorius pada setiap
tarikan nafas). Karena volume tidal meningkat maka PO2 meningkat dan
PCO2 menurun. Keadaan ini memberikan keuntungan bagi janin sehingga
banyak oksigen yang ditransfer melalui plasenta ke sirkulasi janin, dan
janin dapat mentransfer karbondioksida melewati plasenta ke sirkulasi ibu.
Progesteron dan oksigen diduga menyebabkan peningkatan sensitivitas
pusat pernafasan terhadap karbondioksida. ( Cunningham, 2005 )
14. Sistem Persyarafan

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat menyebabkan


timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular. ( Cunningham, 2005 )
Gejala-gejala tersebut antara lain : ( Cunningham, 2005 )
a. Kompresi syaraf panggul atau statis vascular
Akibat dari pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan
sensori di tungkai bawah.
b. Lordosis dorsolumbar
Dapat mengakibatkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau
kompresi akar syaraf.
c. Edema pada syaraf perifer

33
Dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome selama trimester
III kehamilan. Edema menekan syaraf median dibawah ligamentum
karpalis pergelangan tangan. Syndrom ini ditandai oleh parastesia
(sensasi abnormal seperti rasa terbakar akibat gangguan pada sistem
syaraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku. Tangan
yang dominan yang paling banyak yang biasanya terkena.
d. Akroestesia (Rasa baal dan gatal di tangan)
Akibat dari posisi bahu yang membungkuk dirasakan oleh
beberapa wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan
pada segmen fleksus brakialis.
e. Nyeri kepala
Akibat ketegangan umum timbul pada saat ibu merasa cemas
dan tidak pasti tentang kehamilannya. Dan dapat juga dihubungkan
dengan gangguan penglihatan seperti kesalahan refleksi, sinusitis atau
migrain.
f. Nyeri kepala ringan
Rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan sering terjadi pada
awal kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural atau
hipoglikemia mungkin merupakan keadaan yang menyebabkan gejala
ini.
g. Hipokalsemia
Dapat menimbulkan masalah Neuromuskular seperti kram otot
atau tetani. Adanya tekanan pada syaraf menyebabkan kaki menjadi
oedema. Hal ini disebabkan karena meningkatnya tekanan vena
dibagian yang lebih rendah dari uterus akibat sumbatan parsial
venakava oleh uterus yang hamil. Penurunan tekanan osmotik koloid
intertisial yang ditimbulkan oleh kehamilan normal juga cenderung
menimbulkan oedema pada akhir kehamilan.
B. Perubahan dan Adaptasi Psikologi Dalam Masa Kehamilan

34
1. Pentingnya faktor psikologis dalam kehamilan
Lebih dari 2/3 kematian neonatal berhubungan dengan pertumbuhan
janin terhambat dan kelainan congenital (Bulter&Bonham, 1963) dan
masalah ini berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung,
dengan Faktor-faktor yang muncul pada saat sebelum atau selama pro,
kelahiran. Permasalahan tersebut dapat terdeteksi dengan pemeriksaan
kehamilan yang berkualitas. ( Cunningham, 2005 )
Namun, sebagian ibu tidak melakukan pemeriksaan kehamilannya
sehingga Bidan harus bekerja ekstra untuk mengurangi hal tersebut
sehingga secara otomatis dapat menurunkan angka kematian perinatal.
Perhatian ini khususnya ditujukan untuk wanita dengan kondisi;
kehamilan usia muda, unsupported woman, wanita dengan penyakit
degenerative, dari kalangan minoritas, wanita dengan riwayat subfertilitas,
wanita yang ingin menterminasi kehamilannya. ( Cunningham, 2005 )
Seorang Bidan juga hendaknya dapat menfasilitasi hubungan antara
ibu dan bayinya karena hubungan antara ibu dan bayi dapat lebih terjalin
sebelum bayi lahir, hubungan ini bukan hanya mempengaruhi kondis3
kebahagiaan dan segi psikologis ibu tetapi akan mempengaruhi
pertumbuhan fisik, sosial, emosional dan intelektual bayi. Pikiran ibu
tentang dirinya, khususnya mengenai perannya sebagai ibu, dipengaruhi
oleh pengalamannya sebagai ibu. Selama masa kehamilan terkadang calon
ibu dilanda kekhawatiran/kecemasan akan kemampuannya dalam merawat
bayinya. ( Cunningham, 2005 )
Oakley (1975) mendokumentasikan harapan dan kecemasan ibu hamil
yang datang kunjungan ke klinik, sebagian menyatakan ragu akan
kemampuannya untuk merawat bayi dan ada juga yang menyatakan
apakah saya akan menyukai untuk melakukan perawatan nanti. Ibu hamil
yang mengalami kecemasan, stress dan depresi membutuhkan support
konseling. ( Cunningham, 2005 )

35
Newton (1979) mengatakan bahwa; stress selama kehamilan
menyebabkan persalinan premature, BBLR. Pada saat ini medikalisasi
meningkat dan kehamilan dianggap sebagai suatu hal yang patologis.
Dalam kaitannya dengan philosofy kebidanan bahwa kehamilan adalah
suatu hal yang fisiologis sehingga seorang Bidan harus berupaya untuk
meminimalisir adanya intervensi dalam masa kehamilan, persalinan-
kelahiran dan nifas dalam upaya untuk menurunkan mortalitas dan
morbiditas. ( Cunningham, 2005 )
Namun kebanyakan wanita dapat melewati persalinan yang normal
dan merawat bayi dengan baik, tetapi ada juga yang membutuhkan ekstra
bantuan dari provider untuk menjalankan perannya sebagai ibu. (
Cunningham, 2005 )
2. Pada Kehamilan Trimester I

Trimester pertama ini sering dirujuk kepada mma penentuan.


Penentuan membuat fakta wanita bahwa ia hamil. Trimester pertama juga
sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian kehamilan menjadi
aman. ( Cunningham, 2005 )
Perubahan psikologis pada trimester I disebabkan karena adaptasi
tubuh terhadap peningkatan hormon progesteron dan estrogen. Segera
setelah tejadi perubahan, hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh

36
akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya rasa mual-mual pada
pagi hari, lemah, lefah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat
dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali pada awal
kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil. ( Cunningham, 2005 )
Pada trimester pertama seorang ibu akan mencari tanda-tanda untuk
lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang
terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena
perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau dirahasiakannya. (
Cunningham, 2005 )
Sekarang wanita merasa sedang hamil dan perasaannya pun bisa
menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini dipengaruhi oleh
keluhan umum seperti lelah, mual, sering BAK, membesarnya payudara.
Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.
Perubahan emosi yang sering terjadi adalah mudah menangis, mudah
tersinggung, kecewa, penolakan dan gelisah serta seringkali biasanya pada
awal kehamilan ia berharap untuk tidak hamil. ( Cunningham, 2005 )
Pada trimester ini adalah periode penyesuaian diri, seringkali ibu
mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang
hamil. Ibu sering merasa ambivalen, bingung, sekitar 80% Ibu melewati
kekecewaan, menolak, sedih, gelisah. Kegelisahan timbul karena adanya
perasaan takut, takut abortus atau kehamilan dengan penyulit, kecacatan,
kematian bayi, kernatian saat persalinan, takut rumah sakit dan lain-lain.
Perasaan takut ini hendaknya diekspresikan sehingga dapat menambah
pengetahuan ibu dan banyak orang yang membantu dan member
perhatian. Oleh karena itu, sangat penting adanya keberanian wanita untuk
komunikasi baik dengan pasangan, keluarga maupun bidan. (
Cunningham, 2005 )

37
Sumber kegelisahan lainnya adalah aktivitas seks dan relasi dengan
suami. Wanita merasa tidak mempunyai daya tatik, kurang atraktif adanya
perubahan fisik sehingga menjadi tidak percaya diri. Kebanyakan wanita
mengalami penurunan libido pada periode ini. Keadaan ini membutuhkan
adanya komunikasi yang terbuka dan jujur dengan suami. Perubahan
psikologi ini menurun pada trimester 2 dan meningkat kembali pada saat
mendekati persalinan. ( Cunningham, 2005 )
Kegelisahan sering dibarengi dengan mimpi buruk, firasat dan hal ini
sangat mengganggu. Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman
akan kehamilan, bahaya/risiko, komitmen untuk menjadi orang tua,
pengalaman hamil akan membuat wanita menjadi siap. Perasaan
ambivalen akan berkurang pada akhir trimester I ketika wanita sudah
menerima/menyadari ba}:,ua dirinya hamil dan didukung oleh perasaan
aman untuk mengekspresikan perasaannya. ( Cunningham, 2005 )
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akari
menjadi ayah adalah timbulnya perasaan bangga atas kemampuannya
mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya
untuk menjadi seorang ayah dan pencari nafkah untuk keluarganya.
Seorang calon ayah akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang
mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut menciderai
janin. ( Cunningham, 2005 )
Reaksi para calon orang tua yang biasanya terjadi pada Trimester I
adalah: ( Cunningham, 2005 )
a. Calon Ibu
1) Terbuka atau diam-diam.
2) Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya.
3) Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi
ibu.

38
4) Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang
tidak menginginkan kehamitan.
5) Perasaan gembira.
6) Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai
ibu.
7) Menerima atau menolak perubahan fisik.
b. Calon Ayah
1) Berbeda tergantung dari : usia, jumlah anak, interes terhadap anak,
stabilitas ekonomi.
2) Menerima atau menolak keadaan istrinya yang bisa disebabkan
karena adanya gangguan komunikasi.
3) Toleransi terhadap kebutuhan seksual. Dorongan seksual dapat
meningkat atau menurun.
4) Ayah dapat menjadi stress, untuk mengatasinya membuat kegiatan
baru diluar rumah.
3. Pada Kehamilan Trimester II

Trimester II sering di katakana periode pancaran kesehatan. Ini di


sebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas
dari ketidak nyamanan kehamilan. ( Cunningham, 2005 )

39
Pada trimester II, tubuh ibu sudah beradaptasi dengan kadar hormone
yang lebih tinggi, sehingga merasa lebih sehat di bandingkan dengan
trimester 1. Periode ini sering di sebut sehat (radian health) ibu sudah
bebas dari ketidak nyamanan. Selama periode ini wanita sudah
mengharapkan bayi. Dengan adanya gerakan janin, rahim yang semakin
membesar, terlihatnya janin di USG semakin menyakinkan bahwa bayinya
ada dan ia sedang hamil. Ibu menyadari bahwa bayinya adalah individu
yang terpisah dari dirinya, oleh karena itu sekarang ia lebih focus
memperhatikan bayinya. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai
dapat energy dan pikirannya secara lebih konstruktif. ( Cunningham, 2005
)
Sebelum ada gerakan janin ia berusaha terlihat sebagai ibu yang baik,
dan dengan adanya gerakan janin ia menyadari identitasnya sebagai ibu.
Hal ini menimbulkan perubahan yang baik seperti kontak social
meningkat dengan wanita hamil lainnya, adanya gelar calon ibu baru,
ketertarikannya pada kehamilan dan persalinan serta persiapan untuk
menjadi peran baru. ( Cunningham, 2005 )
Kebanyakan wanita mempunyai libido yang meningkat di bandingkan
trimester 1, hal ini terjadi karena ketidak nyamanan berkurang, ukuran
perut tidak begitu mengganggu, berkurangnya kegelisahan dan
kekhawatiran. ( Cunningham, 2005 )
Reaksi para calon orang tua yang biasanya terjadi pada trimester 11
adalah : ( Cunningham, 2005 )
a. Calon ibu
1) Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata
2) Ibu merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia menerima
dan menganggap sebagai bagian dari dirinya
3) Dorongan seksual dapat meningkat dan menurun
4) Mencari perhatian suami

40
5) Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya
6) Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai mempersiapkan
perlengkapan bayinya
7) Perasaan cenderung lebih stabil.
b. Calon ayah
1) Merasa senang dengan pergerakan janin
2) Melibatkan diri dengan masalah kehamilan istrinya
3) Memberikan perhatian yang di butuhkan oleh istri
4) Bila merasa gagal dalam dalam memberikan perhatian ini ayah
menghabiskan waktu di luar rumah
5) Bila berhasil, perhatian yang di berikan lebih besar lagi.
4. Pada Kehamilan Trimester III

Trimester III sering kali di sebut periode menunggu/penantian dan


waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Trimester III adalah waktu mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian kepada
kehadiran bayi. ( Cunningham, 2005 )
Pada periode ini ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya,
menunggu tanda-tanda persalinan, perhatian ibu berfokus pada bayinya ,
gerakan janin dan membesarnya uterus mengingatkannya pada bayinya.

41
Sehingga ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya,
cedera, dan akan menghindari orang/hal/benda yang di anggap
membahayakan bayinya. Persiapan aktif di lakukan untuk menyambut
kelahiran bayinya, membuat baju, menata kamar bayi, membayangkan
mengasuh/merawat bayinya, menduga-duga akan jenis kelamin dan rupa
bayinya. ( Cunningham, 2005 )
Pada trimester III ini juga biasanya ibu merasa khawatir, takut akan
kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri
persalinan dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirkan.
Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh
dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan mudah tersinggung
serta merasa menyulitkan. Di samping itu ibu merasa sedih akan berpisah
dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang di terimanya selama
hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan
dan keluarga. ( Cunningham, 2005 )
Masa ini juga disebut masa krusial/penuh kemelut untuk beberapa
wanita karena adanya krisis identitas, karena meraka berhenti bekerja,
kehilangan kontak dengan teman, kolega. Mereka merasa kesepian dan
terisolasi dirumah. Wanita memiliki banyak kekhawatiran seperti tindakan
medikalisasi saat persalinan, perubahan body image merasa kehamilannya
sangat berat, tidak praktis, kurang atraktif, takut kehilangan pasangan.
Bidan harus mampu mengkaji dengan teliti / hati-hati sejumlah setres yang
di alami ibu hamil, mampu menilai kemampuan coping dan memberikan
dukungan. ( Cunningham, 2005 )
Reaksi para calon orang tua yang biasanya terjadi pada trimester III
adalah : ( Cunningham, 2005 )
a. Calon ibu
1) Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena
perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image

42
2) Merasa tidak feminism menyebabkan parasaan takut perhatian
suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya
3) 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin
meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya
4) Adanya perasaan tidak nyaman
5) Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap
persalinan
6) Menyibukkan diri dalam persiapan menghadapi persalinan.

b. Calon ayah
1) Meningkatnya perhatian pada kehamilan isterinya
2) Meningkatkan tanggung jawab financial
3) Perasaan takut kehilangan isteri dan bayinya
4) Adaptasi terhadap pilihan senggama karena ingin membahagiakan
isterinya.

5. Peran Bidan
Bidan harus memahami berbagai perubahan psikologis yang terjadi
pada ibu hamil untuk trimester agar asuhan yang di berikan tepat sesuai
kebutuhan ibu. Hal ini, di butuhkan ketelitian dan kehati-hatian bidan
untuk mengkaji/menilai kondisi psikologi wanita hamil tidak hanya
kondisi fisik saja. Memfasilitasi wanita agar mau terbuka berkomunikasi
baik dengan suami, keluarga maupun bidan. ( Cunningham, 2005 )
Dukungn psikososial selama kehamilan telah menunjukkan secara
signifikan dapat meningkatkan kesejahteraan emosi. Dukungan
psikososial sangat penting dalam hal ini mendefinisikan dukungan
psikososial sebagai informasi yang membawa seseorang untuk
mempercayai bahwa dirinya di perhatikan, di cintai, di hargai. Menurut

43
Schumaker and Brownell dukungan psikososial adalah pertukaran sumber
informasi antara minimal 2 individu, yang terdiri dari provider resipin
dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan resipien. ( Cunningham,
2005 )
Dukungan psikososial ini akan melindungi/efek negative dari factor
resiko psikososial culpepper, Jack membagi psikososial menjadi 3 yaitu :
karakteristik social/demografi;factor psikologis; stress gelisah, dengan
riwayat/sedang mengalami gangguan psikologis dan kebiasaan hidup yang
merugikan kesehatan; merokok, suka mabuk, pemakaian obat-obat
terlarang, obesitas, terlalu kurus. ( Cunningham, 2005 )
Adapun jenis psikososial yang dapat diberikan beerupa esteem support
(dukungan untuk meningkatkan kepercayaan diri), informational support,
tangible support (sarana/fisik) dan perkumpulan social. ( Cunningham,
2005 )
Power et.al mengkategorikan dukungan social meliputi : (
Cunningham, 2005 )
a. Emosional support; semua yang dapat meyakinkan atau menjamin
kedekatan dan pengetahuan bahwa dia di cintai, di perhatikan dan di
terima serta nasihat/saran yang di berikan dapat menimbulkan
kepercayaan diri.
b. Practical support; meliputi semua aspek yang bertujuann membantu
individu dari sebuah masalah berupa kegiatan fisik (action) seperti
meminjamkan uang, membantu tugasnya yang tidak bias di kerjakan
sendiri.

Bidan harus mengidentifikasi sumber dukungan yang ada di sekitar


ibu, mempelajari keadaan lingkungan ibu, keluarga, ekonomi, pekerjaan
sehari-hari. Perlu di pahami bahwa sumber dukungan psikososial yang

44
paling besar pengaruhnya pada individu adalah orang yang terdekat bagi
mereka seperti pasangan, teman baik, kerabat dekat. ( Cunningham, 2005 )

Dengan bertambahnya pengetahuan dan pemahaman ibu akan


kehamilannya dapat meningkatkan kesiapan ibu menghadapi kehamilan
dan persalinan. Oleh karena itu, sangat penting bidan untuk melakukan
pendidikan kesehatan. Bidan dapat mengurangi pengaruh negative dengan
memberikan penerangan pada ibu hamil terutama mengenai fisiologi
kehamilan, persalinan, meyakinkan ibu akan kebahagiaanya mempunyai
anak, persiapan persalinan bahkan latihan-latihan fisik berupa senam
hamil, relaksasi, latihan nafas untuk menguatkan otot-otot dan
merangsang peredaran darah akan meningkatkan kesiapan ibu. (
Cunningham, 2005 )

Berikut ini adalah peran yang dapat di lakukan seorang bidan dalam
membantu ibu menghadapi perubahan psikologis pada masa kehamilan : (
Cunningham, 2005 )

a. Trimester pertama (sebelum minggu ke 12)


1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum,
anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan
istirahat).
b. Trimester kedua (sebelum minggu ke 28)

45
Sama seperti di atas, di tambah kewaspadaan khusus mengenai
preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk
mengetahui proteinuria. ( Cunningham, 2005 )
c. Trimester ketiga (antara minggu 28-36)
Sama seperti di atas, di tambah palpasi abdominal untuk
mengetahui apakah ada kehamilan ganda. ( Cunningham, 2005 )
d. Trimester ke empat (setelah 36 minggu)
Sama seperti di atas, di tambah deteksi letak bayi yang tidak
normal, atau kondisi yang lain yang memerlukan kelahiran di rumah
sakit. ( Cunningham, 2005 )

46
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perubahan yang terjadi pada wanita saat hamil,bersalin dan nifas
adalah perubahan alami dan sangat yang menakjubkan. Sistem tubuh akan
berubah secara otomatis menyesuaikan dengan keadaan hamil, bersalin dan
nifas. Berikut ini adalah perubahan-perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis
pada sistem tubuh pada masa hamil.
Lebih dari 2/3 kematian neonatal berhubungan dengan pertumbuhan
janin terhambat dan kelainan congenital (Bulter&Bonham, 1963) dan masalah
ini berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan Faktor-
faktor yang muncul pada saat sebelum atau selama pro, kelahiran.
Permasalahan tersebut dapat terdeteksi dengan pemeriksaan kehamilan yang
berkualitas.
Bidan harus mengidentifikasi sumber dukungan yang ada di sekitar
ibu, mempelajari keadaan lingkungan ibu, keluarga, ekonomi, pekerjaan
sehari-hari. Perlu di pahami bahwa sumber dukungan psikososial yang paling
besar pengaruhnya pada individu adalah orang yang terdekat bagi mereka
seperti pasangan, teman baik, kerabat dekat.
B. Saran
Sebagai mahasiswi yang masih belajar, kami sadar bahwa masih
banyak kekurangan yang kami miliki, oleh karena itu kami masih perlu
banyak belajar dari ibu dosen. Saran dan kritik sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.

47
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, dkk. 2005. Obestetri Williams. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.

Jurnal Wikrijo Satro H. Et. Al. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

48

Anda mungkin juga menyukai