PENDAHULUAN
1
Belajar, Belajar Seraya Bermain”, Pengenalan tentang hal baru memang harus
dilakukan sejak masih kanak-kanak, karena dunia kanak-kanak merupakan dunia
yang ceria dan menyenangkan, masa ini dapat dianggap saat belajar untuk
mengenal hal-hal yang baru. Menurut Irwandi Nurrus dalam jurnalnya yang
berjudul Meningkatkan Budaya Tertib Lalu Lintas Melalui Pendekatan Persuasif,
dengan mengajarkan dasar keselamatan lalu lintas, anak-anak dipersiapkan untuk
membangun pengetahuan tentang lalu lintas, dan sikap positif yang akan
mendatangkan manfaat saat anak-anak itu menjadi dewasa dimasa yang akan
datang. Karena lebih mudah mengajarkan kebiasaan baik di usia dini dari pada
menyingkirkan kebiasaan buruk nantinya.
Irwandi Nurrus dalam jurnalnya yang berjudul Meningkatkan Budaya Tertib
Lalu Lintas Melalui Pendekatan Persuasif mengatakan, beragam cara pengenalan
rambu-rambu lalu lintas diantaranya adalah sosialisasi langsung yang dilakukan
oleh petugas kepolisian, media buku bacaan tentang hidup tertib, disiplin di jalan
raya telah banyak dilaksanakan namun menurut beliau kanak-kanak lebih
mengerti dan lebih senang dengan adanya gambar-gambar yang menarik pada
suatu pembelajaran.
Berdasarkan fenomena perilaku buruk pengendara ataupun pengemudi
kendaraan bermotor yang telah disampaikan di atas, maka penulis menilai perlu
dilakukan penanaman pengetahuan tetang rambu lalu lintas, dengan mencoba
membuat sosialisasi pembelajaran rambu lalu lintas untuk membantu anak-anak
usia dini dalam belajar mengenal rambu-rambu lalu lintas yang harus ditaati.
Pengenalan ini diharapkan dapat merubah kelakuan dan sikap anak, yang awalnya
tidak mengerti menjadi mengerti dan menanamkannya dibenak masing masing
anak sehingga kelak saat dewasa dapat dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat
yang tertib.
1.2 Permasalahan
1.2.1 Identifikasi masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, maka penulis dapat
mengidentifikasikan permasalahan yaitu:
2
2. Cara memperkenalkan rambu-rambu lalu lintas yang tepat, beserta arti dan
fungsi dari rambu lalu lintas yang ada di kota Bandung tersebut pada anak
usia dini umur 4-6 tahun.
3
Kampanye pengenalan rambu lalu lintas ini akan dilaksanakan bersamaan
dengan program polisi sahabat anak yang dilakukan oleh Dikyasa
Polrestabes.
4
1.5 Metodologi perancangan
Rancangan penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang di ungkapkan
oleh sugiyono, yaitu metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu dengan pemahaman mendalam akan suatu masalah
berdasarkan data-data yang ada, penulis memperoleh data-data melalui
pengamatan langsung dan wawancara.
5
1.7 Kerangka perancangan
Memberikan pengetahuan tentang rambu-rambu lalu lintas pada anak usia dini.
Anak menjadi lebih mengenal rambu-rambu lalu lintas yang ada di jalan raya,
serta membantu salah satu upaya pemerintah tentang penanaman pengetahuan
disiplin dan etika dalam berlalu lintas.
1.8 Pembabakan
1. Bab I pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah yang menjabarkan gambaran umum
tentang masalah yang diangkat melalui fenomena yang terjadi, dan juga
menjelaskan fokus permasalahan dengan rumusan dan batasan masalah
serta tujuan perancangan. Pada bab ini juga dijelaskan metode
pengumpulan data yang akan dilakukan dan bagaimana kerangka
perancangan yang digunakan sebagai acuan untuk penelitian, serta
gambaran singkat setiap bab.
2. Bab II dasar pemikiran
Menjelaskan teori yang relevan yang digunakan sebagai panduan dalam
merancang.
6
3. Bab III data dan analisis masalah
Menguraikan data-data yang telah didapatkan dari hasil observasi,
wawancara serta menjelaskan hasil analisis dari data yang telah didapatkan
dan dengan menggunakan teori yang telah dijabarkan pada Bab II untuk
strategi perancangan.
4. Bab IV konsep dan hasil perancangan
Menjelaskan konsep perancangan yang terdiri dari konsep komunikasi,
konsep kreatif, konsep media dan konsep visual. Serta menampilkan hasil
rancangan penerapan visualisasi pada media.
5. Bab V penutup
Menjelaskan kesimpulan dan saran.