Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Beberapa fenomena perilaku buruk pengemudi atau pengendara kendaraan
bermotor yang kerap kita temukan di jalan raya yaitu, pengendara tidak
menggunakan helm, pengendara yang mengendarai sepeda motor dengan
kecepatan tinggi di jalan raya yang ramai, pengendara yang menerobos lampu
merah, trotoar digunakan untuk mendahului saat jalanan macet, memutar arah
sembarangan, saat lampu merah berhenti di depan batas garis yang telah
ditentukan, tidak menghiraukan rambu-rambu lalu lintas. Tindakan-tindakan
dalam mengemudi kendaraan tersebut cenderung membahayakan keselamatan diri
sendiri dan juga keselamatan pengguna jalan lainnya (Laka Lantas Polrestabes
Bandung, 2015).
Menurut Ahmad Munawar (2009: 166), terdapat tiga faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya peristiwa kecelakaan lalu lintas. Beliau menyebutkan
faktor-faktor tersebut yaitu faktor manusia / pemakai jalan, kendaraan dan
lingkungan. Dalam artikel ilmiah yang ditulis I Ketut Ari Sutawan (2012), faktor
manusia merupakan faktor paling dominan yang mempengaruhi kecelakaan.
Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu
lalu lintas. Pelanggaran terhadap rambu- rambu lalu lintas ini dapat terjadi karena
sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak
melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula pura-pura tidak tau.
Perlu adanya upaya dalam meminimalisir faktor manusia dalam pelanggaran
lalu lintas, salah satunya adalah tindakan pencegahan yang di mulai sejak usia dini
yaitu memperkenalkan atau mensosialisaikan rambu-rambu dan aturan lalu lintas
kepada anak-anak usia dini.
Rambu lalu lintas adalah perangkat utama dalam sistem pengendalian lalu
lintas yang pada dasarnya berfungsi untuk menyampaikan informasi(perintah,
peringatan, dan petunjuk), mengendalikan dan melindungi guna meningkatkan
keamanan dan kelancaran pada sistem jalan (Munawar, 2009: 125). Menurut
Subandono dalam julnal yang berjudul Penerapan Sistem “Bermain Sambil

1
Belajar, Belajar Seraya Bermain”, Pengenalan tentang hal baru memang harus
dilakukan sejak masih kanak-kanak, karena dunia kanak-kanak merupakan dunia
yang ceria dan menyenangkan, masa ini dapat dianggap saat belajar untuk
mengenal hal-hal yang baru. Menurut Irwandi Nurrus dalam jurnalnya yang
berjudul Meningkatkan Budaya Tertib Lalu Lintas Melalui Pendekatan Persuasif,
dengan mengajarkan dasar keselamatan lalu lintas, anak-anak dipersiapkan untuk
membangun pengetahuan tentang lalu lintas, dan sikap positif yang akan
mendatangkan manfaat saat anak-anak itu menjadi dewasa dimasa yang akan
datang. Karena lebih mudah mengajarkan kebiasaan baik di usia dini dari pada
menyingkirkan kebiasaan buruk nantinya.
Irwandi Nurrus dalam jurnalnya yang berjudul Meningkatkan Budaya Tertib
Lalu Lintas Melalui Pendekatan Persuasif mengatakan, beragam cara pengenalan
rambu-rambu lalu lintas diantaranya adalah sosialisasi langsung yang dilakukan
oleh petugas kepolisian, media buku bacaan tentang hidup tertib, disiplin di jalan
raya telah banyak dilaksanakan namun menurut beliau kanak-kanak lebih
mengerti dan lebih senang dengan adanya gambar-gambar yang menarik pada
suatu pembelajaran.
Berdasarkan fenomena perilaku buruk pengendara ataupun pengemudi
kendaraan bermotor yang telah disampaikan di atas, maka penulis menilai perlu
dilakukan penanaman pengetahuan tetang rambu lalu lintas, dengan mencoba
membuat sosialisasi pembelajaran rambu lalu lintas untuk membantu anak-anak
usia dini dalam belajar mengenal rambu-rambu lalu lintas yang harus ditaati.
Pengenalan ini diharapkan dapat merubah kelakuan dan sikap anak, yang awalnya
tidak mengerti menjadi mengerti dan menanamkannya dibenak masing masing
anak sehingga kelak saat dewasa dapat dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat
yang tertib.
1.2 Permasalahan
1.2.1 Identifikasi masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, maka penulis dapat
mengidentifikasikan permasalahan yaitu:

1. Manusia merupakan faktor paling dominan yang mempengaruhi


kecelakaan lalu lintas.

2
2. Cara memperkenalkan rambu-rambu lalu lintas yang tepat, beserta arti dan
fungsi dari rambu lalu lintas yang ada di kota Bandung tersebut pada anak
usia dini umur 4-6 tahun.

1.2.1 Rumusan masalah


Dari pengidentifikasian masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan
berupa beberapa pertanyaan yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi yang tepat untuk memperkenalkan rambu-rambu lalu
lintas pada anak usia dini umur 4-6 tahun?
2. Bagaimana perancangan media yang efektif digunakan untuk
memperkenalkan rambu-rambu lalu lintas pada anak usia dini umur 4-6
tahun?

1.3 Ruang lingkup


Dalam pengerjaan tugas akhir ini, penulis memilih ruang lingkup penelitian
dan perancangan sosialisasi ini adalah :
1. Apa
Sosialisasi pengenalan dan pembelajaran rambu-rambu lalu lintas yang ada
di kota Bandung pada anak usia dini.
2. Bagaimana
Perancangan sosialisasi ini dimulai dengan melakukan pencarian data
penelitian dari beberapa jurnal, kemudian melakukan wawancara ke
lembaga Himpaudi, beberapa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di kota
Bandung, serta menyatukan beberapa sumber teori dari beberapa buku.
3. Siapa
Segmen dari sosialisasi ini yaitu anak usia dini umur 4-6 tahun di beberapa
lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kota Bandung.
4. Dimana
Sosialisasi ini akan diadakan di beberapa lembaga pendidikan PAUD di
kota Bandung.
5. Kapan

3
Kampanye pengenalan rambu lalu lintas ini akan dilaksanakan bersamaan
dengan program polisi sahabat anak yang dilakukan oleh Dikyasa
Polrestabes.

1.3.1 Batasan masalah


Masalah dibatasi pada hal berupa pengenalan rambu-rambu lalu lintas yang
mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 tahun 2014 tentang
rambu lalu lintas. Serta dibatasi dengan rambu-rambu lalu lintas yang banyak
terdapat di kota Bandung.

1.4 Tujuan dan manfaat perancangan


1.4.1 Tujuan perancangan
Adapun tujuan perancangan adalah:
1. Untuk mengetahui strategi yang tepat untuk memperkenalkan rambu–
rambu lalu lintas pada anak usia dini umur 4-6 tahun.
2. Mengetahui perancangan media yang efektif digunakan untuk
memperkenalkan rambu-rambu lalu lintas pada anak usia dini umur 4-6
tahun, serta untuk memberikan pengetahuan tentang rambu-rambu lalu
lintas pada anak usia dini.

1.4.2 Manfaat perancangan


1. Aspek Teoritis
Manfaat perancangan ini secara teoritis diharapkan dapat mendukung
pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan komunikasi dan
advertising, serta dapat bermanfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Aspek Praktis
Perancangan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan
lebih kepada anak usia dini, yang nantinya dapat mereka terapkan dalam
kehidupan sehari-hari, serta membantu salah satu upaya pemerintah
tentang penanaman pengetahuan disiplin dan etika dalam berlalu lintas.

4
1.5 Metodologi perancangan
Rancangan penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang di ungkapkan
oleh sugiyono, yaitu metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu dengan pemahaman mendalam akan suatu masalah
berdasarkan data-data yang ada, penulis memperoleh data-data melalui
pengamatan langsung dan wawancara.

1.6 Metode pengumpulan data


1.6.1 Tahapan penelitian sumber data primer
Dalam Melaksanakan perancangan ini, penulis membagi menjadi beberapa
tahap. Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan perancangan tersebut adalah :
1. Pengamatan (Observasi)
Tahapan ini merupakan metode pengumpulan data dimana penulis
mencatat informasi secara sistematis setelah penulis melihat,
mendengarkan, mengamati peristiwa-peristiwa selama pengamatan
langsung yang terjadi terhadap yang diteliti selama penelitian guna
mendapatkan data yang diinginkan (W.Gulo: 2010: 116).
2. Wawancara
Penulis melakukan wawancara berhadap-hadapan (face-to-face interview)
dengan narasumber. Penulis menanyakan beberapa pertanyaan yang
bersifat terbuka yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini
dari narasumber. Wawancara dilakukan untuk menguatkan data
perancangan yang akan dilakukan penulis.

1.6.2 Sumber data sekunder


Sumber data atau informasi lainnya yang menunjang didapatkan dengan cara
studi pustaka dari buku, serta penelusuran beberapa jurnal dan tugas akhir yang
didapat dari internet guna mendapatkan teori dan panduan.

5
1.7 Kerangka perancangan

Tabel 1.1 : Kerangka perancangan


Sumber : Penulis

Faktor manusia Kurangnya


Ide:
merupakan faktor penanaman
Media
paling dominan pengetahuan disiplin
Komunikasi yang
yang dan etika dalam
tepat dan efektif
mempengaruhi berlalu lintas yang
kecelakaan diberikan sejak dini.

Kampanye Sosial Pengenalan Cara


Kampanye Rambu Rambu Lalu Lintas memperkenalka
Sosial pada Anak Usia Dini n rambu lalu
lintas pada
anak

Memperkenalkan rambu-rambu lalu lintas pada anak usia dini.

Memberikan pengetahuan tentang rambu-rambu lalu lintas pada anak usia dini.

Anak menjadi lebih mengenal rambu-rambu lalu lintas yang ada di jalan raya,
serta membantu salah satu upaya pemerintah tentang penanaman pengetahuan
disiplin dan etika dalam berlalu lintas.

1.8 Pembabakan
1. Bab I pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah yang menjabarkan gambaran umum
tentang masalah yang diangkat melalui fenomena yang terjadi, dan juga
menjelaskan fokus permasalahan dengan rumusan dan batasan masalah
serta tujuan perancangan. Pada bab ini juga dijelaskan metode
pengumpulan data yang akan dilakukan dan bagaimana kerangka
perancangan yang digunakan sebagai acuan untuk penelitian, serta
gambaran singkat setiap bab.
2. Bab II dasar pemikiran
Menjelaskan teori yang relevan yang digunakan sebagai panduan dalam
merancang.

6
3. Bab III data dan analisis masalah
Menguraikan data-data yang telah didapatkan dari hasil observasi,
wawancara serta menjelaskan hasil analisis dari data yang telah didapatkan
dan dengan menggunakan teori yang telah dijabarkan pada Bab II untuk
strategi perancangan.
4. Bab IV konsep dan hasil perancangan
Menjelaskan konsep perancangan yang terdiri dari konsep komunikasi,
konsep kreatif, konsep media dan konsep visual. Serta menampilkan hasil
rancangan penerapan visualisasi pada media.
5. Bab V penutup
Menjelaskan kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai