Anda di halaman 1dari 16

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA METRO DALAM PENGALIHFUNGSIAN

JALAN UMUM MENJADI LAHAN PARKIR

(Jurnal)

Oleh

Clara Yolanda
1212011078

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA METRO DALAM PENGALIHFUNGSIAN


JALAN UMUM MENJADI LAHAN PARKIR

Clara Yolanda, Elman Eddy Patra, S.H., M.H., Eka Deviani, S.H., M.H.
Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum, Universitas Lampung
Jalan Prof. Dr. Ir. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung
Email: (clarayolanda51@gmail.com)

Oleh:
Clara Yolanda

Tujuan dari pelaksanaan kebijakan pengalihfungsian jalan umum menjadi lahan parkir yaitu
dengan penyediaan lahan parkir yang memadai bagi masyarakat yang singgah di Taman
ataupun Masjid Taqwa Kota Metro. Aturan tentang pengelolaan jalan dan parkir sudah diatur
dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan
juga mengenai kebijakan yang ada di Kota Metro juga sudah diatur dalam Peraturan Daerah
Kota Metro No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Metro 2011-2031.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimanakah pelaksanaan kebijakan


Pemerintah Kota Metro dalam pengalifungsian jalan umum menjadi lahan parkir? b. Faktor-
faktor apakah yang menjadi penghambat dan pendukung kebijakan Pemerintah Kota Metro
dalam pengalihfungsian jalan umum menjadi lahan parkir? Metode penelitian yang digunakan
adalah pendekatan normatif dan pendekatan empiris. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder dan dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan pengalihfungsian jalan umum


menjadi lahan parkir dilakukan secara rapat musyawarah antara dinas-dinas terkait dengan
melalui tahapan-tahapan pembuatan lahan parkir yang sudah tercantum di dalam peraturan
perundang-undangan. Faktor-faktor yang menunjang pelaksanaan pengalihfungsian jalan
umum menjadi lahan parkir yaitu faktor penghambat dan faktor pendorong. Faktor
penghambat pelaksanaan kebijakan pemerintah Kota Metro dalam pengalihfungsian jalan
umum menjadi lahan parkir yaitu lahan atau lokasi parkir yang kurang, sering terjadi
kemacetan disekitar jalan tersebut dan tidak adanya kepastian hukum yang jelas terakit aturan
yang mengatur atau dasar dari pengalihfungsian jalan umum menjadi lahan parkir di Kota
Metro. Faktor pendorong pelaksanaan kebijakan pemerintah Kota Metro dalam
pengalihfungsian jalan umum menjadi lahan parkir yaitu menambah pendapatan asli daerah
dari retribusi parkir serta memperluas tempat parkir bagi kendaraan roda empat sehingga
tersedianya lahan parkir yang memadai.

Kata Kunci: Kebijakan, Pengalihfungsian, Lalu Lintas, Jalan, dan Parkir.


ABSTRACT

THE POLICY OF METRO GOVERNMENT IN SHIFTING PUBLIC


ROADS INTO PARKING AREA

By:

Clara Yolanda, Elman Eddy Patra, S.H., M.H., Eka Deviani, S.H., M.H.
Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum, Universitas Lampung
Jalan Prof. Dr. Ir. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung
Email: (clarayolanda51@gmail.com)

The aims to shift the public road into parking area are to optimize public service and increase
revenue of the city. Additionally, by shifting the public road into parking area, it will provide
adequate parking space for visitors of the city who might stop at the park or at Taqwa Mosque
of Metro City. The regulation of the management of roads and parking area is regulated in Act
Number 22/2009 regarding Traffic and Road Transportation, while the policy of the city has
been set in Metro City Regional Regulation No. 1/2012 on Spatial Planning of Metro City
from 2011-2031.

The problems in this research are: a. How is the implementation of the policy of Metro
government in shifting public road into parking area? b. What are the inhibiting and
supporting factors of government policy in shifting public road into parking area? The method
used is this research is normative and empirical approaches. The data used in this study
consisted of primary data and secondary data and were analyzed qualitatively.

The results showed that the implementation of policies in shifting public road into parking
area was done through consultation meetings between relevant agencies by going through
stages of parking area construction as has been listed in the legislation. The factors
contributed to the implementation of shifting public road into parking area were the inhibiting
and supporting factors. The inhibiting factors included: inadequate land or parking location,
the traffic jams around the roads and the lack of legal certainty assembled the rules or the base
regulation of shifting public roads into parking area in Metro City. While the supporting
factors included the increase of city’s revenue from parking retribution, therefore the
government will expand the parking area for four wheels vehicles to provide a more adequate
parking area.

Keywords: Policy, Shifting, Traffic, Street, and Parking.


I. PENDAHULUAN Transportasi memang memiliki peranan
dan fungsi yang sangat penting dalam
Kota Metro adalah salah satu daerah di perekonomian dan pembangunan di
Provinsi Lampung yang kini menjadi kota daerah, dapat diibaratkan sebagai urat nadi
madya. Berjarak 45 kilometer dari Kota (urat darah)yang mengalir ke seluruh
Bandar Lampung (ibukota provinsi), kota bagian tubuh manusia. Salah satu
ini merupakan kota terbesar kedua di pendukung suatu negara yang maju dan
provinsi tersebut. Saat ini Metro sedang kuat adalah transportasi. Oleh karena itu,
meletakkan dasar bagi perkembangan transportasi secara nasional, regional dan
sebuah kota masa depan. Kota yang perkotaan harus diatur, diselenggarakan
berbasis pembangunan nasional dengan dan diorganisasikan secara kesisteman,
melakukan penataan ruang wilayah. Kota agar dapat melayani kebutuhan transportasi
Metro terus melakukan pembenahan disana secara efektif dan efisien, untuk
sini guna menjadikan Kota Metro sebagai melaksanakan berbagai kegiatan ekonomi
kota yang asri serta sebagai panutan bagi sosial administrasi pemerintahan dan
kota otonom lain.Sebelum menjadi kota politik dalam kerangka mewujudkan
otonom, Metro merupakan kota kehidupan masyarakat yang dinamis,
administratif yang berfungsi sebagai berkeadilan, dan penunjang serta sebagai
ibukota Kabupaten Lampung Tengah fasilitas pendorong. Sebagai fasilitas
hingga 1999. penunjang, dimaksudkan akan
meningkatkan pengembangan berbagai
Kota Metro mempunyai kedudukan sangat
kegiatan di sektor-sektor lain di luar sektor
penting dalam perekonomian. Kota Metro
transportasi. Sebagai fasilitas pendorong
menjadi pusat pertumbuhan utama bagi
diharapkan akan membantu membuka
daerah-daerah sekitarnya, seperti Lampung
daerah-daerah terisolasi.1
Timur dan Lampung Tengah yang
membentuk suatu pola ruang dan saling Jalan raya adalah sebagian tanah yang
memacu pertumbuhan kota. Keadaan ini dibangun dengan pengerasan, penguatan,
menyebabkan adanya kecenderungan dan pengamanan untuk menghubungkan
penduduk dari daerah sekitarnya untuk tempat yang satu ke tempat yang lain atau
melakukan urbanisasi ke dalam Kota yang saling menghubungkan sehingga
Metro, sehingga mengakibatkan merupakan jaringan perhubungan untuk
meningkatnya jumlah penduduk di Kota kepentingan umum.2 Pengertian jalan ini
Metro. Peningkatan penduduk ini juga jelas ada pada Undang-Undang
menyebabkan meningkatnya kegiatan Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, yang
pergerakan di Kota Metro, yang dalam undang-undang tersebut
selanjutnya dapat mempengaruhi pola lalu menyebutkan bahwa jalan adalah prasarana
lintas yang ada. Peningkatan pergerakan transportasi darat yang meliputi segala
penduduk menyebabkan meningkatnya bagian jalan, termasuk bangunan
kebutuhan akan ketersediaan prasarana dan pelengkap dan perlengkapannya yang
sarana angkutan. Kebutuhan prasarana dan diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
sarana angkutan meliputi pertambahan pada permukaan tanah, di atas permukaan
lebar jalan, peningkatan kualitas jalan yang tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau
sudah ada, lahan parkir yang memadai, air, serta di atas permukaan air, kecuali
pertambahan jumlah kendaraan serta jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.
fasilitas lainnya yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan tersebut. Dalam
1
menentukan kebutuhan prasarana dan Raharjo Adisasmita & Sakti Adji Adisasmita,
sarana angkutan memerlukan perencanaan Manajemen Transportasi Darat, (Yogyakarta :
yang matang dan data aktual tentang Graha Ilmu, 2011),hlm. 6
2
Charles Jackson, Hukum Lalu Lintas Angkutan
kondisi lalu lintas daerah tersebut. Jalan, (Bandarlampung: FH UNILA, 2013), hlm.10
Sedangkan jalan umum adalah jalan yang parkir kini sering dijadikan ladang bisnis
diperuntukkan bagi lalu lintas umum. yang menjanjikan. Bahkan, hal ini
mengakibatkan persaingan usaha tidak
Dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 22 sehat diantara pengelola parkir, kebocoran
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan retribusi parkir pemerintah daerah dan
Angkutan Jalan, menjelaskan bahwa jalan perkelahian antar kelompok preman yang
sebagai bagian prasarana transportasi seringkali memperebutkan lahan parkir
mempunyai peran penting dalam bidang yang dapat berujung pada peristiwa tragis.
ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, Maka, dengan adanya pengaturan
politik, pertahanan, dan keamanan, serta mengenai tertib di jalan raya tersebut dapat
dipergunakan untuk sebesar-besarnya mengurangi permasalahan-permasalahan
kemakmuran rakyat. Jalan sebagai yang disebutkan diatas.
prasarana distribusi barang dan jasa
merupakan urat nadi kehidupan Terkait dengan permasalahan-permasalah-
masyarakat bangsa dan negara. Jalan an krusial yang sering terjadi di jalan raya
merupakan satu kesatuan sistem jaringan baik dari segi keadaan jalan maupun
jalan menghubungkan dan mengikat kurangnya tempat parkir yang kini bukan
seluruh wilayah Republik Indonesia.Fungsi menjadi hal asing bagi masyarakat
dari jalan itu sendiri yaitu sebagai khususnya di daerah-daerah, maka perlu
penghubung secara menerus pusat kegiatan adanya peran pemerintah dalam
wilayah, pusat kegiatan lokal sampai pusat menanggulangi hal tersebut yang dalam
kegiatan lingkungan dan juga hal ini, pemerintah daerahlah yang wajib
menghubungkan antarpusat kegiatan mencari solusi terkait permasalahan yang
nasional. terjadi, karena Pemerintah Daerah adalah
bagian utama yang dianggap paling
Semakin meningkatnya transportasi darat, penting dalam menjalankan roda
maka kebutuhan akan tempat parkir juga pemerintahan di daerah. Berdasarkan
semakin meningkat. Salah satu Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
permasalahan yang sering terjadi di daerah tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1
perkotaan yaitu kurangnya lahan parkir angka (3) menyatakan Pemerintah Daerah
yang memadai. Oleh sebab itu, masalah adalah kepala daerah sebagai unsur
parkir ini juga diatur di dalam Undang- penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang memimpin pelaksanaan urusan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, karena pemerintahan yang menjadi kewenangan
keberadaan tempat parkir memang sangat daerah otonom. Dari pengertian tersebut
membantu masyarakat khususnya bagi dapat dilihat bahwa Pemerintah Daerah
mereka yang memiliki kendaraan. Dalam memiliki peran khusus untuk dapat
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 mengatur dan mengurus rumah tangganya
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sendiri sesuai dengan kehendak dan
juga menjelaskan pengertian parkir, yaitu kepentingan masyarakat. Menurut Undang-
keadaan kendaraan berhenti atau tidak Undang Nomor 23 Tahun 20014 tentang
bergerak untuk beberapa saat dan Pemerintah Daerah, menjelaskan bahwa
ditinggalkan pengemudinya. Fungsi dari hak, wewenang, dan kewajiban daerah
tempat parkir adalah untuk otonom untuk mengatur dan mengurus
memberhentikan atau mengistirahatkan sendiri urusan pemerintahan dan
kendaraan saat pengemudi ingin masuk ke kepentingan masyarakat setempat dalam
tempat tertentu. sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia disebut Otonomi Daerah.
Tempat parkir dirasa memang masalah
yang krusial yang membutuhkan perhatian Penerapan otonomi daerah sesungguhnya
lebih dari pemerintah daerah karena lahan ditujukan untuk mendekatkan proses
pengambilan keputusan kepada kelompok Masjid Taqwa dan Taman Kota Metro
masyarakat yang paling bawah, dengan memang menjadi pusat perhatian bagi
memperhatikan ciri khas budaya dan siapapun yang baru datang ataupun hanya
lingkungan setempat, sehingga kebijakan melewati Kota Metro dikarenakan kedua
publik dapat diterima dan produktif dalam icon itu adalah icon kebanggaan yang
memilih kebutuhan serta rasa keadilan dimiliki oleh Kota Metro. Diantara Masjid
masyarakat.3 dan taman, dipisahkan oleh jalan umum
yang biasa digunakan oleh para
Pembangunan daerah sebagai bagian pengendara, baik roda dua maupun roda
intregitas dari pembangunan nasional tidak empat yang ingin pergi ke Jalan
bisa dilepaskan dari prinsip otonomi Diponegoro ke Jalan Letjend Alamsyah R.
daerah.Sebagai daerah otonom, suatu Prawira Negara atau sebaliknya.
daerah harus memiliki kewenangan dan
tanggungjawab dalam menyelenggarakan Lahan parkir di daerah Taman dan Masjid
kepentingan masyarakat berdasarkan tersebut sebelumnya memang sudah ada
prinsip keterbukaan, partisipasi, dan namun tetap saja tidak dapat menampung
pertanggungjawaban kepada masyarakat.4 kendaraan yang ada khususnya kendaraan
Implemetasi pembangunan daerah adalah roda empat. Kekurangan lahan parkir
pembangunan fasilitas-fasilitas yang semacam ini memang menjadi
dibutuhkan oleh masyarakat. permasalahan baik di Kota Metro maupun
di kota-kota lain. Lahan tempat parkir yang
Kota Metro memiliki fasilitas yang sudah kurang memadai tersebut membuat
memadai baik dari rumah sakit, maraknya parkir liar yang notabene
perpustakaan, pasar modern maupun pasar merugikan pemerintah Kota Metro. Maka
tradisional, dan banyaknya tempat rekreasi dari itu, pemerintah Kota Metro membuat
bagi keluarga.Salah satunya adalah icon kebijakan tentang pengalihfungsian jalan
yang dimiliki oleh Kota Metro, yaitu umum menjadi lahan parkir karenahal ini
Taman Kota Metro dan Masjid Taqwa. dirasa pemerintah Kota Metro merupakan
Belum lama ini, Kota Metro juga membuat langkah yang tepat, gunamenanggulangi
kebijakan baru yangmana pedagang kaki maraknya parkir liar di sekitar taman Kota
lima, fasilitas rekreasi anak-anak dan lain Metro. Pembuatan kebijakan ini bertujuan
sebagainya yang biasanya selalu ada di agar dapat meningkatkan target retribusi
Taman Kota Metro, baik siang, sore, tempat parkir, karena target retribusi parkir
maupun malam hari, kini hanya boleh ini memang belum bisa memenuhi target
beroperasi setelah jam 5 sore sampai yang diinginkan. Belum terpenuhinya
dengan waktu malam. Jadi ketika pagi target retribusi ini juga berdampak pada
sampai menjelang Maghrib, taman kota berkurangnya Pendapatan Asli Daerah
harus bersih dari pedagang dan lain (PAD) di Kota Metro. Hal inilah yang
sebagainya. Kebijakan itu diambil oleh menjadi alasan utama dibentuknya
pemerintah daerah Kota Metro demi kebijakan mengenai pengalihfungsian jalan
menjaga kerapihan serta keasrian Taman umum menjadi lahan parkir, yaitu agar
Kota Metro itu sendiri. pendapatan Kota Metro semakin
bertambah. Kemudian, kurang tersedianya
lahan parkir disekitar Taman Kota dan
Masjid Taqwa juga menjadi alasan lebih
3
Noer Fauzi, Otonomi Daerah Sumber Daya Alam lanjut terkait pembuatan kebijakan ini.
Lingkungan, (Jakarta: Lipera Pustaka Utama, Minimnya lahan parkir sering membuat
2003), hlm. 7 pengendara khususnya pengendara roda
4
Juniarso Ridwan & Achmad Sodik Sudrajat,
Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan
empat bingung untuk mencari tempat
Pelayanan Publik, (Bandung: Penerbit NUANSA, parkir. Oleh karena itu, pemerintah Kota
2012), hlm. 116 Metro kini mengalihfungsikan jalan raya
tersebut untuk memperluas pekarangan Dikeluarkannya kebijakan mengenai
Masjid Taqwa sebagai tempat parkir yang pengalihfungsian jalan umum menjadi
sesuai tanpa adanya parkir liar lagi di lahan parkir di Kota Metro didasarkan
sekitar taman dan masjid Kota Metro, serta pada musyawarah bersama antara kepala
memudahkan masyarakat yang ingin daerah dengan dinas-dinasnya dalam hal
berkunjung baik ke taman maupun masjid ini Walikota Metro serta Dinas Pekerjaan
Taqwa Kota Metro. Maka dengan adanya Umum, Dinas Perhubungan serta dinas-
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dinas terkait lainnya yang mana tujuan dari
Kota Metro, dapat menambah pendapatan kebijakan tersebut yaitu demi kepentingan
Kota Metro serta dapat memperluas lahan umum. Maksud dari kepentingan umum
parkir disekitar taman dan Masjid Taqwa adalah kepentingan masyarakat yang
Kota Metro. didahulukan daripada kepentingan pribadi
dan golongan. Kepentingan umum juga
Kebijakan yang dikeluarkan oleh dimaksudkan agar kebijakan yang dibuat
Pemerintah Kota Metro itu sendiri oleh pemerintah dapat dirasakan
memang bertujuan untuk pemberian manfaatnya serta tepat “peruntukkannya”
pelayanan umum bagi masyarakat. bagi masyarakat luas, karena masyakarat
Penyelenggaraan pelayanan umum ini sering dipusingkan dengan minimnya
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan lahan parkir sehingga terkadang banyak
bagi penerima pelayanan. Ukuran masyarakat yang parkir jauh dari tempat
keberhasilan dari pelayanan yang diberikan yang ingin dituju. Jadi Kebijakan ini
akan tergambar pada kepuasaan yang diambil karena kurangnya fasilitas parkir
diterima oleh para penerima pelayanan yang memadai di daerah tersebut, maka
sehingga pemberi pelayanan dapat menilai dibentuklah kebijakan yang memang dirasa
bahwa kebutuhan akan pelayanan sudah pemerintah dapat menyelesaikan
terpenuhi. Pembentukan kebijakan ini pula permasalahan yang terjadi.
biasanya tidak selalu berdasarkan pada
peraturan perundang-undangan.5 Berdasarkan uraian latar belakang tersebut
diatas, maka penulis tertarik untuk
Tugas utama pemerintah yaitu untuk mendalami lebih lanjut mengenai
merealisasikan tujuan negara seperti yang permasalahan tersebut dengan judul
tercantum dalam alinea keempat “Kebijakan Pemerintah Kota Metro Dalam
Pembukaan UUD 1945 yaitu memberikan Pengalihfungsian Jalan Umum menjadi
pelayanan bagi warga negara, kemudian Lahan Parkir”.
muncullah prinsip “Pemerintah tidak boleh
menolak untuk memberikan pelayanan Berdasarkan uraian pada latar belakang,
kepada masyarakat dengan alasan tidak maka permasalahan yang akan dibahas
ada peraturan perundang-undangan yang dalam penelitian ini adalah sebagai
mengaturnya atau belum/tidak ada berikut:
peraturan perundang-perundangan yang 1. Bagaimanakah pelaksanaan kebijakan
dijadikan dasar kewenangan untuk Pemerintah Kota Metro dalam
melakukan perbuatan hukum.”6 pengalihfungsian jalan umum menjadi
lahan parkir?
2. Faktor-faktor apakah yang menjadi
5 penghambat dan pendukung kebijakan
Marcus Lukman, “Eksistensi Peraturan Kebijakan
dalam Bidang Perencanaan, dan Pelaksanaan Pemerintah Kota Metro dalam
Rencana Pembangunan di Daerah serta pengalihfungsian jalan umum menjadi
Dampaknya terhadap Pembangunan Materi Hukum lahan parkir?
Tertulis Nasional”, Disertasi, Universitas
Padjajaran, Bandung, 1996, hlm. 205
6
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 181
Metode penelitian yang digunakan adalah guna mendukung tujuan Kota Metro dalam
pendekatan normatif dan pendekatan peningkatan aksesibilitas kawasan pusat
empiris. Pendekatan secara normatif yaitu pendidikan dan pengembangan jaringan
pendekatan hukum yang dilakukan dengan prasarana sarana transportasi kota yang
cara meneliti bahan pustaka atau data terpadu dan terkendali serta penambahan
sekunder. Penelitian hukum normatif retribusi daerah Kota Metro.
membahas doktrin-doktrin atau asas-asas Kebijakan pengalihfungsian jalan umum
dalam ilmu hukum.7 Dan pendekatan menjadi lahan parkir dibuat oleh Walikota
secara empiris yaitu suatu pendekatan yang Metro Pada saat Bapak Lukman Hakim
dilakukan di lapangan dengan mengumpul- masih menjabat sebagai Walikota Metro.
kan informasi-informasi dengan cara Karena Pilkada Serentak yang diadakan
observasi atau wawancara dengan oleh Pemerintah Pusat, Kini jabatan
responden yang berhubungan dengan sebagai Walikota Metro digantikan oleh
permasalahan yang akan dibahas dalam BapakAhmad Pairin. Kebijakan
penelitian ini. Sumber data yang digunakan pengalihfungsian jalan umum yang kini
dalam penelitian ini terdiri dari data primer dijadikan sebagai lahan parkir ini, memang
dan data sekunder. Proses analisis yang menjadi kontroversi dibeberapa pihak.
digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif yakni menguraikan data yang Menurut Bapak Bahri, selaku Kepala
telah disusun secara sistematik menurut Bidang Lalu Lintas di Dinas Pehubungan
klasifikasinya dengan memberi arti Kota Metro, menyatakan bahwa
terhadap data tersebut menurut kenyataan sebelumnya, jalan yang ada diantara
yang diperoleh dilapangan dan disusun Taman dengan Masjid tersebut, oleh Dinas
dalam uraian kalimat-kalimat sehingga Perhubungan bersama Kota Metro hanya
menjadi benar-benar merupakan jawaban ditutup sementara karena memang untuk
dari permasalahan yang ada. Kemudian mendukung jalannya renovasi Masjid
disusun suatu kesimpulan atas dasar Taqwa. Namundengan berjalannya waktu,
jawaban tersebut dan selanjutnya disusun Bapak Lukman Hakim meminta Dinas
saran-saran untuk perbaikan atas Perhubungan dibantu Kepolisian untuk
permasalahan yang dihadapi. menutup secara permanen jalan tersebut
karena akan dibangun Gapura serta
II. HASIL DAN PEMBAHASAN dijadikan lahan parkir, melihat banyaknya
kendaraan roda empat yang parkir di badan
A. Pelaksanaan Kebijakan Pengalih- jalan di sekitar masjid dan Taman Kota
fungsian Jalan Umum menjadi Metro sehingga sering menimbulkan
Lahan Parkir kemacetan disekitar daerah tersebut.
Kebijakan pengalihfungsian jalan umum Sebelumnya, parkir untuk roda empat
menjadi lahan parkir di Kota Metro ini disediakan di dalam halaman Masjid
merupakan kebijakan yang dibuat oleh Taqwa, namun hal ini juga yang membuat
Walikota Metro dengan Dinas orang-orang tidak khusu’ dalam beribadah
Perhubungan serta dins terkait lainnya karena suara kendaraan yang hilir mudik di
dalam rangka mewujudkan ruang Kota halaman masjid. Hal inilah yang membuat
Metro sebagai kota pendidikan yang kontroversi diantara Dinas Perhubungan
berbudaya dan bertaraf nasional, yang dan walikota. Menurut Bapak Bahri,
mana telah tertuang dalam Peraturan apabila jalan tersebut ditutup secara
Daerah Kota Metro Nomor 01 Tahun 2012 permanen, maka laju lalu lintas yang
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dariJalan Diponegoro menuju Jalan
Metro 2011-2031. Kebijakan ini dibuat Letjend. Alamsyah R. Prawira Negara atau
sebaliknya, semakin terhambat sehingga
7
Ali Zainuddin.2011. Metode Penelitian Huku. akan menimbulkan kekacauan yang parah
Jakarta:Sinar Grafika. hlm. 24
di daerah tersebut, karena kendaraan yang Menurut Bapak Sutrisno, selaku
biasanya melewati jalan yang ada diantara Sekretariat Daerah Kota Metro Sub Bagian
Masjid Taqwa dan Taman Kota Metro itu, Hukum menyatakan bahwa Musyawarah
harus jalan memutari Taman Kota Metro.8 yang dibuat guna pengalihfungsian jalan
umum menjadi jalan parkir tersebut
Menurut Bapak Muchtar selaku Kepala dilakukan dengan mengkoordinasi ulang
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perparkiran dinas-dinas terkait terutama Dinas
di Dinas Perhubungan, juga menjelaskan Perhubungan Komunikasi dan Informatika
bahwa seharusnya pembentukan lahan Kota Metro karena Dinas Perhubungan
parkir tidak seharusnya dibuat terkesan memiliki pengaruh yang besar terhadap
terburu-buru karena rencana diawal hanya pelaksanaan kebijakan pengalihfungsian
demi mendukung jalannya renovasi Masjid jalan umum menjadi lahan parkir. Dinas
Taqwa namun tiba-tiba harus dibuat pula Pekerjaan Umum dalam hal ini memiliki
lahan parkir dengan mengubah jalan yang peran dalam pembuatan Masjid serta
ada tepat di depan Masjid Taqwa tersebut Gapura serta mendukung jalannya
yang mana jalan itu menghubungkan kebijakan pengalihfungsian jalan umum
antara Jalan Diponegoro menuju Jalan menjadi lahan parkir. kepolisian dalam hal
Letjend. Alamsyah R. Prawira Negara atau ini bertugas untuk membantu Dinas
sebaliknya yang pastinya akan berdampak Perhubungan untuk mengalihkan jalur
pada kemacetan di sekitar jalan tersebut. serta mendukung jalannya kebijakan
Pembuatan lahan parkir sendiri harus tersebut. Dari musyawarah tersebut
melalui tahapan-tahapan yang tersusun dan diambillah kebijakan untuk mengalih-
terjadwal dengan baik demi kelancaran dan fungsikan jalan tersebut menjadi lahan
ketertiban lalu lintas di Kota Metro.9 parkir demi terciptanya kenyamanan serta
ketertiban bagi masyarakat luas.10
Menurut Bapak Bahri, selaku Kepala
Bidang Lalu Lintas di Dinas Pehubungan Menurut Bapak Mulyono selaku
Kota Metro, yang mana Beliau ini adalah Sekretariat Daerah Kota Metro Sub Bagian
salah satu wakil dari Dinas Perhubungan Kesejahteraan Rakyat, menjelaskan bahwa
untuk mengikuti musyawarah yang dibuat tujuan daripada pengalihfungsian jalan
oleh Walikota Metro, mengatakan bahwa umum menjadi lahan parkir yaitu untuk
Bapak Lukman Hakim yang mengetahui menambah retribusi daerah Kota Metro
bahwa adanya kontroversi tersebut yang mana telah tertuang dalam Peraturan
kemudian memusyawarahkan kebijakan- Daerah Kota Metro Nomor 10 Tahun 2008
nya untuk mengalihfungsikan jalan yang tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
ada di antara masjid dan taman Kota Metro Kota Metro Nomor 11 Tahun 2000 tentang
itu untuk dibuat sebagai lahan parkir Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum yang
dengan alasan demi meningkatkan menjelaskan bahwa Retribusi Parkir di
aksesibilitas kawasan pusat pendidikan dan Tepi Jalan Umum adalah pembayaran atas
pengembangan jaringan prasarana sarana penggunaan tempat parkir di tepi jalan
transportasi kota yang terpadu dan umum atas jasa yang disediakan oleh
terkendali serta penambahan retribusi Pemerintah Daerah untuk tujuan
daerah Kota Metro. kepentingan dan pemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau
8
Hasil wawancara dengan Bapak Bahri, selaku badan. Beliau juga melanjutkan bahwa
Kepala Bidang Lalu Lintas di Dinas Pehubungan retribusi yang ditarik, pertama diserahkan
Kota Metro pada tanggal 22 Agustus 2016 Pukul
ke Sekretariat Daerah Kota Metro Bagian
10.34 WIB
9
Hasil wawancara dengan Bapak Muchtar selaku
10
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perparkiran di Hasil wawancara dengan Bapak Sutrisno, selaku
Dinas Perhubungan pada tanggal 22 Agustus 2016 Sekretariat Daerah Kota Metro Sub Bagian Hukum
Pukul 10.56 WIB pada tanggal 24 Agustus 2016 Pukul 10.11 WIB
Kesejahteraan Rakyat yang kemudian pemeliharaan fakir miskin, anak
didistribusikan sebagian untuk kas Masjid yatim, anak cacat, dan lain-lain.
Taqwa dan sebagian lagi untuk Pemerintah e. Memelihara ketertiban, keamanan, dan
Daerah Kota Metro. Hal ini karena, kemakmuran setempat. Contohnya
kebanyakan kendaraan yang melakukan peraturan lalu lintas, pembangunan,
parkir biasanya mereka yang ingin pergi ke dan lain-lain.12
Masjid Taqwa atau sekedar singgah untuk
istirahat.11 Terdapat setidaknya 4 (empat) stakeholder
atau pihak-pihak yang seharusnya
Upaya pemerintah Kota Metro yaituDinas memiliki peranan vital dalam mewujudkan
Perhubungan untuk mengalihfungsikan sistem penataan lahan parkir di Kota
jalan umum menjadi lahan parkir, sesuai Metro, yakni (i) Kepala Daerah, (ii)
dengan salah satu Asas Asas Umum Pemerintah Daerah, (iii) Paguyuban
Pemerintahan Yang Baik yaitu Asas Pengelola Parkir (Swasta), dan (iv)
Penyelenggaraan Kepentingan Umum. Masyarakat Lokal.
a. Kepala Daerah dalam hal ini yaitu
Asas penyelenggaraan kepentingan umum, Walikota Metro
menghendaki agar pemerintah dalam b. Pemerintah Daerah Melalui Dinas
melaksanakan tugasnya selalu Perhubungan Daerah Kota Metro
mengutamakan kepentingan umum, yakni c. Paguyuban Pengelola Lahan Parkir
kepentingan yang mencakup semua aspek Pada Lokasi Ruang Publik
kehidupan orang banyak. Penyelenggaraan d. Kontribusi Masyarakat Lokal
kepentingan umum dapat berwujud hal-hal Setempat Terhadap Pengelolaan
sebagai berikut. Lahan Parkir.
a. Memelihara kepentingan umum yang
khusus mengenai kepentingan negara. B. Kebijakan Pengalihfungsian Jalan
Contohnya tugas pertahanan dan Umum Menjadi Lahan Parkir
keamanan. Kebijakan dalam Kamus Besar Bahasa
b. Memelihara kepentingan umum dalam Indonesia diartikan sebagai rangkaian
arti kepentingan bersama dari warga konsep dan asas yang menjadi garis besar
negara yang tidak dapat dipelihara dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
oleh warga negara sendiri. Contohnya pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
persediaan sandang pangan, bertindak sebagai garis pedoman untuk
kesejahteraan, dan lain-lain. manajemen dalam usaha mencapai sasaran.
c. Memelihara kepentingan bersama Kebijakan dalam praktik mempunyai 2
yang tidak seluruhnya dapat dilakukan (dua) arti, yaitu sebagai berikut.13
oleh para warga negara sendiri, dalam 1. Kebijakan dalam arti kebebasan, yang
bentuk bantuan negara. Contohnya ada pada subjek tertentu (atau yang
pendidikan dan pengajaran, kesehatan, disamakan dengan subjek) untuk
dan lain-lain. memiliki alternatif yang diterima
d. Memelihara kepentingan dari warga sebagai yang terbaik berdasarkan
negara sendiri, dalam bentuk bantuan nilai-nilai hidup bersama atau negara
negara. Adakalanya negara tertentu dalam penggunaan kekuasaan
memelihara seluruh kepentingan tertentu yang ada pada subjek tertentu
perseorangan tersebut. Contohnya
12
Ridwan HR, “Hukum Administrasi Negara”
Edisi Revisi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
11
Hasil wawancara dengan Bapak Mulyono selaku 2013, hlm. 264.
13
Sekretariat Daerah Kota Metro Sub Bagian Willy D.S. Voll, “Dasar-Dasar Ilmu Hukum
Kesejahteraan Rakyat pada tanggal 25 Agustus Administrasi Negara”, Jakarta: Sinar Grafika,
2016 Pukul 10.14 WIB 2014, hlm.140.
daam mengatasi problematik manusia cukup efisien bagi masyarakat khususnya
dalam hubungan dengan hidup yang ada di wilayah Kota Metro karena
bersama dalam negara tersebut. Penyediaan akan sarana parkir di daerah
2. Kebijakan dalam arti jalan keluar, tersebut memang kurang. Hal ini juga
untuk mengatasi problematik manusia dirasa sangat dibutuhkan masyarakat
dalam hubungan dengan hidup karena sebelum dibentuk tempat parkir,
bersama atau negara tertentu, sebagai banyak sekali kendaraan terutama roda
hasil penggunaan kebebasan memilih empat yang parkir di badan jalan yang
yang diterima sebaga yang terbaik sering mengakibatkan kemacetan disekitar
berdasarkan nilai-nilai hidup bersama wilayah tersebut.14
atau negara tertentu.
Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 01
Untuk mengeluarkan sebuah kebijakan, Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
seorang pejabat bisa menggunakan Wilayah Kota Metro Tahun 2011-2031
kewenangan diskresinya. Menurut Kamus pada Pasal 5 menyebutkan bahwa
Hukum, diskresi berarti kebebasan kebijakan dan strategi penataan ruang
mengambil keputusan dalam setiap situasi wilayah Kota Metro meliputi kebijakan
yang dihadapi menurut pendapatnya dan strategi pengembangan struktur ruang,
sendiri. pengembangan pola ruang dan
pengembangan kawasan strategis.
Melihat pada kebijakan pengalihfungsian
jalan umum menjadi lahan parkir di Kota Tujuan kebijakan pengalihfungsian jalan
Metro merupakan suatu upaya kebebasan umum menjadi lahan parkir yaitu untuk
dalam mengambil keputusan dalam situasi mengoptimalisasikan pelayanan publik
yang dihadapi dengan tindakan yang serta menambah retribusi daerah Kota
mengarah pada tujuan-tujuan yang Metro sesuai dengan Asas-Asas Umum
diusulkan oleh pemerintah khususnya Pemerintahan Yang Baik yaitu asas
Walikota Metro serta Dinas Perhubungan penyelenggaraan kepentingan umum.Asas
untuk mencapai sasaran.Sasaran yang penyelenggaraan kepentingan umum ini
dimaksud adalah untuk memaksimalkan diwujudkan dalam hal pelaksanaan
pelayanan bagi publik serta meningkatkan kebijakan pengalihfungsian jalan umum
aksesibilitas kawasan pusat pendidikan dan menjadi lahan parkir yaitu dengan
pengembangan jaringan prasarana sarana penyediaan lahan parkir yang memadai
transportasi kota yang terpadu dan bagi masyarakat yang singgah di Taman
terkendali serta penambahan retribusi ataupun Masjid Taqwa yang pada
daerah Kota Metroyang mana diketahui kenyataannya tempat tersebut adalah
retribusi Kota Metro seringkali tidak pusatnya Kota Metro.
memenuhi target.
Salah satu Asas-Asas Umum Pemerintahan
Kebijakan pengalihfungsian jalan umum Yang Baik yaitu asas penyelenggaraan
menjadi lahan parkir di Kota Metro adalah kepentingan umum.Asas ini menghendaki
kebijakan yang dibuat oleh Walikota agar pemerintah dalam melaksanakan
Metro yang bertujuan untuk menyediakan tugasnya selalu mengutamakan
sarana parkir di sekitar Taman dan Masjid kepentingan umum, yakni kepentingan
Taqwa Kota Metro. yang mencakup semua aspek kehidupan
orang banyak. Penyelenggaraan
Menurut Bapak Dedy yang merupakan kepentingan umum dapat berwujud hal-hal
penduduk asli Kota Metro, menyatakan
bahwa kebijakan pengalihfungsian jalan 14
Hasil wawancaraBapak Dedy yang merupakan
umum menjadi lahan parkir ini dirasa penduduk asli Kota Metro pada tanggal 23 Agustus
2016 Pukul 15.14 WIB
sebagai berikut, salah satunya yaitu, memadai di daerah tersebut maka
memelihara kepentingan umum dalam arti dibentuklah kebijakan yang memang dirasa
kepentingan bersama.Contohnya pemerintah dapat menyelesaikan
menyediakan pelayanan parkir yang permasalahan yang terjadi. Menurutnya,
memadai.15 pengalihfungsian jalan umum menjadi
lahan parkir ini tidak ada peraturan yang
Kebijakan pengalihfungsian jalan umum jelas, baik dari peraturan maupun
menjadi lahan parkir tersebut bermanfaat pembuatan Surat Keputusan dari Walikota
bagi pelayanan masyarakat dalam juga tidak diterbitkan. Hal ini menandakan
pemenuhan kebutuhan akan tempat parkir. belum adanya perwujudan Asas-Asas
Hal ini didasarkan pada salah satu Asas- Umum Pemerintahan Yang Baik yaitu
asas Umum Pemerintahan Yang Baik yaitu mengenai Asas Kepastian Hukum.17
Asas Motivasi untuk setiap keputusan.Asas
Motivasi untuk setiap keputusan C. Pelaksanaan Kebijakan Pengalih-
menghendaki agar setiap keputusan badan- fungsian Jalan Umum menjadi
badan pemerintahan harus mempunyai Lahan Parkir
motivasi atau alasan yang cukup sebagai Berdasarkan Peraturan Menteri
dasar dalam menerbitkan keputusan dan Perhubungan Nomor 96 Tahun 2015
sedapat mungkin alasan atau motivasi itu tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
tercantum dalam keputusan.Motivasi atau Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
alasan ini harus benar jelas, sehingga pihak Pasal 2 Angka 2 menjelaskan bahwa
administrabele memperoleh pengertian instansi yang bertanggungjawab di bidang
yang cukup jelas atas keputusan yang sarana dan prasana lalu lintas dan angkutan
ditujukan kepadanya.16 jalan adalah sebagai berikut:
1. Menteri yang bertanggungjawab di
Asas kepastian hukum memiliki dua aspek, bidang sarana dan prasarana lalu lintas
yang satu lebih bersifat hukum material, dan angkutan jalan untuk jalan nasional;
yang lain bersifat formal.Aspek hukum 2. Gubernur untuk jalan provinsi;
material terkait erat dengan asas 3. Bupati untuk jalan kabupaten dan jalan
kepercayaan.Dalam banyak keadaan asas desa;
kepastian hukum menghalangi badan 4. Walikota untuk jalan kota.
pemerintahan untuk menarik kembali suatu
keputusan atau mengubahnya untuk Jadi walikota memiliki peran penting
kerugian yang berkepentingan. dalam pengelolaan sarana dan prasarana
terutama dalam hal jalan kota guna
Menurut Bapak Sutrisno, selaku mengoptimalisasi penggunaan jaringan
Sekretariat Daerah Kota Metro Sub Bagian jalan dan gerakan lalu lintas dalam rangka
Hukum juga menyatakan bahwa menjamin keamanan, keselamatan,
dikeluarkannya kebijakan tersebut karena ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan
didasarkan pada musyawarah bersama angkutan jalan. Optimalisasi penggunaan
antara Walikota Metro serta Dinas jaringan jalan dan gerakan lalu lintas
Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan dilakukan dengan memaksimalkan
serta dinas-dinas terkait lainnya yang mana penggunaan kapasitas ruang lalu lintas
tujuan dari kebijakan tersebut yaitu demi melalui:
kepentingan umum. Kebijakan ini diambil 1. Penetapan kebijakan penggunaan
karena kurangnya fasilitas parkir yang jaringan jalan;

15
Ridwan HR, “Hukum Administrasi Negara”
17
Edisi Revisi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Hasil wawancara dengan Bapak Sutrisno, selaku
2013, hlm. 264 Sekretariat Daerah Kota Metro Sub Bagian Hukum
16
Ibid. pada tanggal 24 Agustus 2016 Pukul 10.17 WIB
2. Penetapan kebijakan gerakan lalu lintas hukum yang jelas karena tidak ada
pada jaringan jalan tertentu; dan dasar peraturan yang mengatur tentang
3. Optimalisasi operasional rekayasa lalu alih fungsi jalan umum menjadi lahan
lintas dalam rangka meningkatkan parkir itu sendiri.
ketertiban, kelancaran, dan efektivitas
penegakan hukum. Faktor pendukung pelaksanaan kebijakan
pemerintah Kota Metro dalam
D. Faktor Penghambat dan Pendukung pengalihfungsian jalan umum menjadi
Terhadap Pelaksanaan Kebijakan lahan parkir yaitu:
Pengalihfungsian Jalan Umum 1. Menambah retribusi Kota Metro
menjadi Lahan Parkir Adanya penggunaan parkir di masjid
Menurut Bapak Yudi Asmara, terdapat taqwa tak dipungkiri menambah
faktor penghambat dan faktor pendorong pendapatan daerah dalam hal ini
dalam pelaksanaan kebijakan pengalih- retribusi daerah, retribusi daerah
fungsian jalan umum menjadi lahan parkir. mempunyai fungsi yang sangat penting
Faktor penghambat terhadap pelaksanaan terhadap Pendapatan Asli Daerah di
kebijakan pemerintah kota metro dalam Kota Metro.Jenis retribusi jasa umum
pengalihfungsian jalan umum menjadi yang dipungut oleh pemkot Metro
lahan parkir, antara lain : berdasarkan penelitian adalah retribusi
1. Lahan atau Lokasi Parkir pelayanan parkir tepi jalan Masjid
Berdasarkan hasil wawancara dengan Taqwa. Retribusi pada dasarnya akan
Bapak Yudi Asmara, beliau mengatakan dimanfaatkan oleh pembayar retribusi
bahwa tidak tersedianya lahan yang sendiri yaitu sebagai dana untuk
cukup memadai di Kota Metro memperbaiki fasilitas parkir ditepi jalan
khususnya di sekitaran Masjid Taqwa Masjid Taqwa yang rusak. Tetapi dalam
untuk membuat lahan parkir, sehingga hal ini pengelolaan sangat
pembuatan tempat parkir yang ada mempengaruhi penerimaan retribusi
cenderung menimbulkan permasalahan parkir karena jika pengelolaan
berupa kemacetan lalu lintas. dilakukan dengan optimal dan telah
2. Terjadi kemacetan memperhatikan dan mengatasi
Pengalihfungsian jalan umum menjadi hambatan-hambatan atau kendala-
lahan parkir memang membuat kendala yang dihadapi maka akan
sebagian warga merasa terbantu karena berpengaruh pada realisasi penerimaan
dengan adanya parkir yang tersedia retribusi parkir yang nantinya akan
tidak membuat para pngendara mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah
khususnya roda empat kesulitan untuk (PAD).
mencari tempat parkir. Namun, ada 2. Tersedianya tempat parkir yang
beberapa orang yang dirugikan terkait memadai
pengalihan jalan menjadi parkir ini Dengan adanya parkir umum di tepi
karena terkadang terjadi kemacetan jalan Masjid Taqwa memberikan
tepatnya pada pagi dan sore hari. pelayanan parkir yang memadai.Para
Kemacetan ini dikarenakan pengendara pengguna kendaraan tidak harus parkir
yng ingin ke arah jalan diponegoro atau di badan jalan atau sembarang tempat
Jln Letjend Alamsyah R. Prawira lagi sehingga lebih tertib dan teratur.
Negaraatau sebaliknya,harus memutar Pengalihfungsin jalan menjadi tempat
melewati taman. parkir meningkatkan kapasitas jalan
3. Tidak adanya Kepastian hukum lebih efektif, karena kelancaran arus
Dalam pelaksanaan kebijakan kendaraan lebih dipentingkan dan tidak
pengalihfungsian jalan umum menjadi menimbulkan kemacetan ditepi jalan
lahan parkir tidak adanya kepastian tersebut.
III. PENUTUP pengawasaan dan pengendalian guna
mencegah terjadinya penyalahgunaan
A. Kesimpulan dalam pengelolaan parkir.
1. Kebijakan pemerintah Kota Metro 2. Sebaiknya tidak hanya pihak dinas
dalam pengalihfungsian jalan umum perhubungan saja yang melakukan
menjadi lahan parkir merupakan pengawasan, namun dari masyarakat
kebijakan yang dibuat oleh Walikota juga perlu adanya kerjasama yang baik
Metro bersama dengan Dinas Pekerjaan demi terciptanya lalu lintas yang aman,
Umum, Dinas Perhubungan dan dinas- nyaman dan tertib demi kepentingan
dinas terkait lainnya dalam rangka bersama.
mewujudkan ruang Kota Metro sebagai 3. Sebaiknya Pemerintah Kota Metro
kota pendidikan yang berbudaya dan dapat menambah lahan atau lokasi
bertaraf nasional, yang mana telah parkir di daerah taman dan Masjid Kota
tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Metro karena di sekitar tempat tersebut
Metro Nomor 01 Tahun 2012 tentang masih kurangnya ketersediaan lahan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota parkir yang memadai khususnya bagi
Metro 2011-2031. Kebijakan ini dibuat kendaraan roda empat. Hal ini yang
guna mendukung tujuan Kota Metro mengakibatkan masih adanya parkir liar
dalam peningkatan aksesibilitas yang ada disekitar daerah tersebut yang
kawasan pusat pendidikan dan mengakibatkan tidak terpenuhinya
pengembangan jaringan prasarana target retribusi daerah Kot Metro.
sarana transportasi kota yang terpadu
dan terkendali serta penambahan DAFTAR PUSTAKA
retribusi daerah Kota Metro.
2. Faktor penghambat pelaksanaan Adisasmita Raharjo dan Sakti Adji
kebijakan pemerintah Kota Metro Adisasmita. 2011. Manajemen
dalam pengalihfungsian jalan umum Transportasi Darat. Yogyakarta :
menjadi lahan parkir yaitu lahan atau Graha Ilmu
lokasi parkiryang kurang, banyaknya
parkir liar, sering terjadi kemacetan Adisasmita, SaktiAji. 2012. Perencaan
disekitar jalan tersebut dan tidak adanya Infrastruktur Transportasi Wilayah.
kepastian hukum yang jelas terakit Yogyakarta: GrahaIlmu
aturan yang mengatur atau dasar dari
Fauzi, Noer. 2003. Otonomi Daerah
pengalihfungsian jalan umum menjadi
Sumber Daya Alam Lingkungan.
lahan parkir di Kota Metro. Faktor
Jakarta: Lipera Pustaka Utama
pendorong pelaksanaan kebijakan
pemerintah Kota Metro dalam HR, Ridwan.2003. Hukum Administrasi
pengalihfungsian jalan umum menjadi Negara, UII Press, Yogyakarta: UII
lahan parkir yaitu menambah Press
pendapatan asli daerah dari retribusi
parkir serta memperluas tempat parkir HR, Ridwan. 2006. Hukum Administrasi
bagi kendaraan roda empat sehingga Negara. Jakarta: Raja Grafindo
tersedianya lahan parkir yang memadai. Persada

B. Saran HR, Ridwan. 2013.Hukum Administrasi


1. Sebaiknya Pemerintah Kota Metro Negara Edisi Revisi, Jakarta:
dapat memberikan sarana dan prasarana RajaGrafindo Persada.
dalam menunjang kebijakan terkait Zainuddin, Ali. 2011. Metode Penelitian
pengalihfungsian jalan umum menjdi Hukum. Cet-3. Jakarta: Sinar Grafika
lahan parkir dalam hal pembinaan,
Lukman, Marcus. 1996. “Eksistensi Perundang-undangan
Peraturan Kebijakan dalam Bidang
Perencanaan, dan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004
Rencana Pembangunan di Daerah tentang Jalan
serta Dampaknya terhadap
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
Pembangunan Materi Hukum Tertulis
tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Nasional”, Disertasi, Universitas
Jalan
Padjajaran, Bandung.
Undang-Undang No 28 Tahun 2009
Willy, D.S. Voll. 2014. Dasar-Dasar Ilmu
tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Hukum Administrasi Negara.Jakarta:
Daerah
Sinar Grafika
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Jackson, Charles. 2013. Hukum Lalu
tentang Pemerintah Daerah
Lintas Angkutan Jalan.
Bandarlampung: Fakultas Hukum Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 96
UNILA. Tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan
Juniarso Ridwan dan M. H. Achmad Sodik
Rekayasa Lalu Lintas
Sudrajat. 2012. Hukum Administrasi
Negara dan Kebijakan Pelayanan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 25
Publik. Bandung: NUANSA Tahun 2000 tentang Pemekaran
Kelurahan dan Kecamatan
Hasil wawancara dengan Bapak Bahri,
selaku Kepala Bidang Lalu Lintas di Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 10
Dinas Pehubungan Kota Metro pada Tahun 2008 tentang Perubahan atas
tanggal 22 Agustus 2016 Pukul 10.34 Peraturan Daerah Kota Metro Nomor
WIB 11 Tahun 2000 tentang Retribusi
Parkir di Tepi Jalan Umum
Hasil wawancara dengan Bapak Muchtar
selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Peraturan Daerah Kota Metro nomor 12
(UPT) Perparkiran di Dinas Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Perhubungan pada tanggal 22 Agustus Peraturan Daerah Kota Metro Nomor
2016 Pukul 10.56 WIB 07 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Hasil wawancara dengan Bapak Mulyono
Daerah Kota Metro
selaku Sekretariat Daerah Kota Metro
Sub Bagian Kesejahteraan Rakyat Peraturan Daerah Kota Metro No. 1 Tahun
pada tanggal 25 Agustus 2016 Pukul 2012 tentang Rencana Tata Ruang
10.14 WIB Wilayah Kota Metro 2011-2031
Hasil wawancara dengan Bapak Sutrisno, Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 7
selaku Sekretariat Daerah Kota Metro Tahun 2014 tentang Analisis
Sub Bagian Hukum pada tanggal 24 Dampak Lalu Lintas
Agustus 2016 Pukul 10.11 WIB
Buku Panduan Kajian dan Rencana
Hasil wawancaraBapak Dedy yang Manajemen Kawasan CBD Kota
merupakan penduduk asli Kota Metro Metro, Dinas Perhubungan
pada tanggal 23 Agustus 2016 Pukul Komunikasi dan Informatika Kota
15.14 WIB Metro Tahun Anggaran 2013

Anda mungkin juga menyukai