Aaskep Typoid Fever
Aaskep Typoid Fever
I. DEFINISI
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetic dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.( Price and Wilson, 1992 )
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang di sebabkan
oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik
II. ETIOLOGI
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pancreas
disebabkan oleh :
a. Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu predisposisi /
Ini ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA ( Human Leucocyte Antigen )
tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada
Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin .
a. Usia
b. Obesitas
c. Riwayat Keluarga
d. Kelompok etnik
golongan Afro-Amerika
III. KLASIFIKASI
- Gemuk
- Tidak gemuk
- Penyakit pancreas
- Hormonal
- Kelainan reseptor
3. Diabetes Gestasional
(Suyono, et al 2001)
Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa / produksi glukosa yang melebihi
kebutuhan kalori akan di simpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses
glikogenesis ini mencegah hiperglikemia ( kadar glukosa darah > 110 mg / dl ). Jika terdapat
defisit insulin, empat perubahan metabolic terjadi menimbulkan hiperglikemi. Empat perubahan
itu adalah :
4. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah ke dalam darah
(Long ,1996 )
Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin karena sel-sel beta telah
dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa tidak terukur oleh hati, maka terjadi
hiperglikemia. Jika konsentrasi klokosa dalam darah tinggi, ginjal tidak dapat menyerap semua
glukosa, akibatnya glukosa muncul dalam urine (glukosuria). Ketika glukosa berlebihan
diekskresikan dalam urine disertai pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat
kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (poli uri) dan rasa
haus (polidipsi). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan . pasien juga mengalami peningkatan selera makan
(polifagi) akibat penurunan simpanan kalori.gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan.
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu resistensi
insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini disertai dengan penurunan reaksi intra
sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan. Pada gangguan sekresi insulin berlebihan, kadar glukosa akan dipertahankan pada
tingkat normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel beta tidak mampu mengimbangi
peningkatan kebutuhan insulin maka kadar glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa
yang berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi.
Gejala yang dialami sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas, poliuri, polidipsi, luka
pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur ( jika kadar glukosanya
· Gejala klasik :
- Poliuri
- Polidipsi
- Polifagi
- Lemah
- Kesemutan, rasa baal
- Gatal-gatal
- Keputihan
(Suyono, et al 2001)
VI. KOMPLIKASI
1. Akut
a. Ketoasidosis diabetik
b. Hipoglikemi
d. Efek Somogyi ( penurunan kadar glukosa darah pada malam hari diikuti peningkatan rebound
e. Fenomena fajar / down phenomenon ( hiperglikemi pada pagi hari antara jam 5-9 pagi yang
a. Makroangiopati
- Stroke
b. Mikroangiopati
- Retinopati
- Nefropati
- Neuropati diabetik
a. Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl hasil 2 jam serta satu nilai lain lebih dari 200
3. HbA1C
VIII. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin dan kadar
glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadi komplikasi vaskuler serta neuropatik.Tujuan
terapetik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi
hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktifitas pasien. Ada 5 komponen dalam
1. Penatalaksanaan diet
Prinsip umum : diet dan pengndalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan DM.
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap haridengan mengupayakan kadar glukosa darah
2. Latihan fisik
Latihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapat menurunkan kadar glikosa darah dan
mengurangi factor resiko kardiovaskuler. Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan
meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi
3. Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan pencegahan hipoglikemi serta
hiperglikemia.
4. Terapi
a. Insulin
- Sulfonaria
· Glipizid ( 5 mg, 10 mg )
- Biguanid
- Metformin 500 mg
5. Pendidikan kesehatan
hipoglikemi / hiperglikemi
1. Aktivitas / istirahat:
Lemah, sulit bergerak/berjalan , kram otot, tonus otot menurun.
Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi, disorientasi, koma, penurunan
kekuatan otot
2. Sirkulasi:
Adanya riwayat hipertensi, MCI, Klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas Ulkus,
penyembuhan luka lama, Takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tak ada, disritmia, krekles, Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
3. Integritas ego:
Stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi ansietas,
peka rangsang
4. Eliminasi:
Bising usus melemah atau turun, terjadi hiperaktif ( diare ), abdomen keras, adanya asites
5. Makanan / cairan:
Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa / karbohidrat,
Penurunan berat badan, Haus dan lapar terus, penggunaan diuretic ( Tiazid ), kekakuan / distensi
abdomen, Kulit kering bersisik, turgor kulit jelek, bau halitosis / manis, bau buah (nafas aseton
).
6. Neurosensori :
Pusing, pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia, gangguan
penglihatan, disorientasi, mengantuk, stupor / koma , gangguan memori ( baru, masa lalu ), kacau
7. Nyeri / kenyamanan:
8. Pernafasan:
Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi Frekuensi pernafasan meningkat, merasa kekurangan
oksigen
9. Keamanan:
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi, menurunnya kekuatan umum / rentang
gerak, parestesia/ paralysis otot, termasuk otot-otot pernafasan,( jika kadar kalium menurun
Cenderung infeksi pada vagina, Masalah impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan defisiensi insulin, penurunan
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic, kehilangan cairan gastric
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi lekosit, perubahan
sirkulasi
4. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan zat kimia endogen,
Kriteria hasil:
- BB stabil
Intervensi :
Mandiri :
- Berikan makanan oral yang mengandung nutrient dan elektrolit sesuai indikasi
Kolaborasi :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Mandiri
- Kaji frekunsi, kwalitas dan dan pola pernafasan, catat adnya penggunaan otot Bantu, periode apnea,
sianosis,
Kolaborasi
perubahan sirkulasi
Tujuan : klien terhindar dari infeksi silang
Kriteria hasil:
Intervensi :
Mandiri
- Observasi tanda – tanda infeksi seperti panas, kemerahan, keluar nanah, sputum purulen
- Tingkatkan upaya pencegahan dengan cucui tanganyang baik pada semua orang yang berhubungan
- Lakukan perawatan perineal dengan baikdan anjurkan klien wanita untuk membersihkan daerah
- Berikan perawatan kulit secara teratur, masase daerah yang tertekan , jaga kulit tetap kering
- Lakukan perubahan posisi dan anjurkan klien untuk batuk efektif / nafas dalam bila klien sadar /
kooperatif
Kolaborasi
4. resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan zat kimia
Intervensi :
Mandiri :
- Pelihara aktifitas rutin klien sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan kegiatan sehari-hari
- Lindungi dari cedera, pasang pagar tempat tidur, dan bantal pada pagar
- Kaji keluhan parestesia, nyeri / kehilangan sensori pada kaki, kaji danya ulkus, kehilangan denyut
nadi perifer
Kolaborasi
Kriteria hasil :
Intervensi :
Mandiri
- Diskusikan topik utama seperti tanda dan gejala, penyebab, proses penyakit serta komplikasiyang
- Diskusikan rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat, dan manajemen diet
- Diskusiakn tentang pentingnya kontro untuk pemeriksaan gula darah, program pengobatan dan diet
secara teratur
1. Francis S. Greenspan, Basic And Clinical Endokrinology. Edisi 4. Alih Bahasa : Caroline
2. Carolyn M. Hudak. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII. Volume II. Alih
3. Susan Martin Tucker. Patient Care Standarts. Volume 2. Jakarta : EGC ; 1998
4. Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC ; 2001
5. Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A nursing process approach. Volume 3.
Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran; 1996 (Buku asli diterbitkan tahun
1989)
6. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical nursing.
8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000 (Buku asli diterbitkan tahun 1996)
7. Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2001
8. Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease processes. 4th Edition.
Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 1994 (Buku asli diterbitkan tahun 1992)
9. Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for planning
and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa, I.M. Jakarta: EGC; 1999 (Buku asli
10. Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001
11. Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius ; 2000