Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam system berkala selain terdapat golongan utama (A), juga terdapat
golongan peralihan dan golongan B. Posisi Zn, Cd, dan Hg terdapat pada
golongan IIB. Unsur-unsur ini secara khas membentuk kation 2+. Sifat kimia
dari unsur Zn dan Cd adalah sama, tetapi untuk Hg adalah berbeda dan tidak
dapat sebagai suatu homolog. Seng (Zn), Kadmium (Cd), dan Merkuri (Hg)
bereaksi langsung dengan halogen dan dengan non logam seperti sulfur,
selenium, dan timbal. Seng dan kadmium dapat membentuk beberapa kombinasi
diantaranya kuningan (aliansi tembaga dengan seng). Merkuri bergabung dengan
beberapa logam lainnya seperti Na atau K, bereaksi sangat kuat menghasilkan
amalgam. Kadmium merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi.
Dan kelimpahan Hg di bumi menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya
pada kerak bumi. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai salah
satu unsur yang terdapat didalam golongan IIB khususnya Cd maka di buatlah
makalah ini.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sumber Dan Kelimpahan


Cadmium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cd dan nomor atom 48. Cadmium ditemukan di Jerman pada tahun 1817
oleh Friedrich Strohmeyer. Kebanyakan Cadmium (Cd) merupakan produk
samping dari pengecoran seng, timah atau tembaga cadmium yang banyak
digunakan berbagai industri, terutama plating logam, pigmen, baterai dan plastik.
Umumnya Cd diperoleh sebagai hasil sampingan produksi seng. Karena titik
didihnya rendah, Cd dapat dipisahkan dari seng melalui destilasi fraksional.
Umumnya Kadmium terdapat dalam kombinasi dengan elemen lain seperti Oxigen
(Kadmium Oxide), Clorine (Kadmium Chloride) atau belerang (Kadmium
Sulfide). Kebanyakan Kadmium (Cd) merupakan produk samping dari pengecoran
seng, timah atau tembaga Kadmium yang banyak digunakan berbagai industri,
terutama plating logam, pigmen, baterai dan plastik. Kadmium juga ditemukan
dalam industri cat. Cd terdapat oleh pertukaran isomorf dalam hampir semua bijih
seng[2].

2
2.2 Sifat Fisika Dan Kimia

2.2.1 Sifat Fisika

Konfigurasi elektronik [36Kr]4d105s2


Densitas/ g cm-3 8,65
Titik Leleh/ ᵒC 320,8
Titik Didih / ᵒC 765
Jari-Jari Atomik / pm 149
(Bilangan Koordinasi:12)
Jari-Jari Ionik, M2+ / pm 95
Energy Ionisasi /Kj mol-1 : I 876,5
: II 1631
elektronegativitas 1,7
Potensial Reduksi Standar / V (M2+ +2e -0,4030
→M) -
(M22+ +2e → 2M)
Bilangan oksidasi utama (p) +2
Bentuk (warna logam) Putih perak
Fase padat
Warna nyala -
Sifat kemagnetan diamagnetik
Struktur kristal heksagonal

3
2.2.2 Sifat Kimia
1. Cadmium bersifat lunak , Cd tidak larut dalam basa.
2. Larut dalam H2SO4 encer dan HCl encer.
Cd + H2SO4 → CdSO4 + H2
3. Cd tidak menunjukkan sifat amfoter.
4. Bereaksi dengan halogen dan nonlogam seperti S, Se, P.
5. Cd adalah logam yang cukup aktif.
6. Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk asap coklat CdO.
7. Memiliki ketahanan korosi yang tinggi.
8. CdI2 larut dalam alcohol.[3]

Sumber: http://4.bp.blogspot.com/kadmium.jpg

2.3 Ekstraksi Cadmium


Umumnya kadmium terdapat bersama-sama dengan Zn dalam bijinya, sehingga
kadmium diperoleh sebagai hasil sampingan produksi seng. Karena titik didihnya
rendah, kadmium dapat dipisahkan dari seng melalui penyulingan bertahap.
Dalam metode reduksi elektrolisis dan penyulingan seng maka sebelum terjadi
reaksi :

Katode : Zn2+(aq) + 2e-→ Zn(s)

Anoda : H2O(l) → ½ O2(g) + 2H+(aq) + 2e–

4
Tak berubah : SO42-(aq) → SO42-(aq)

Bersih : Zn2+(aq) + SO42-(aq) + H2O(l) → Zn(s) + 2H+(aq) + SO42-(aq) +


½O2(g)

Larutan yang mengandung Zn2+ diberi serbuk seng, yang larut (sebagai Zn2+) dan
kemudian menggantikan Cd2+. Reaksinya sebagai berikut :

Zn(s) + Cd2+(aq) → Zn2+(aq) + Cd(s)

Kemudian Cd(s) disaring, dilarutkan dalam larutan asam dan dielektrolisis


menghasilkan kadmium murni.[3]

2.4 Reaksi-Reaksi Dan Senyawaan

2.4.1 Reaksi-Reaksi
1. Reaksi dengan udara
Senyawa biner, oksida CdO dibentuk dengan pembakaran logamnya di udara
atau dengan pirolisis karbonat atau nitratnya. Asam oksida dapat diperoleh
dengan pembakaran alkil, asap cadmium oksida luar biasa beracun. Cadmium
oksida warnanya beragam mulai dari kuning kehijauan sampai coklat mendekati
hitam bergantung pada proses pemanasannya. Warna-warna ini adalah hasil dari
keragaman jenis kerusakan kisinya. Oksida menyublim pada suhu yang sangat
tinggi.
2Cd(s) + O2(g) → 2CdO(s) …………………………………………………………….. [2]

1. Reaksi dengan halogen

Larutan Cd halida mengandung semua spesies Cd2+, CdX+, CdX2+, dan CdX3
dalam kesetimbangan :
Cd(s) + F2(g) → CdF2(s)
Cd(s) + Cl2(g) → CdCl2(s)
Cd(s) + Br2(g) → CdBr2(s)
Cd(s) + I2(g) → CdI2(s)

5
2. Reaksi dengan asam

Kadmium larut perlahan dalam asam sulfat encer untuk membentuk gas hidrogen.
Cd(s) + H2SO4(aq) → CdSO4(aq) + H2(g)

3. Reaksi kadmium dengan asam pengoksidasi seperti asam nitrit dan HNO3
sangat kompleks dan bergantung pada kondisi yang tepat.

4 Cd(s) + 10 HNO3(aq) → 4 Cd(NO3)2 + NH4NO3 + 3 H2O…………………………. [4]

4. Reaksi dengan basa

Kadmium larut dalam larutan alkali seperti natrium hidroksida (NaOH) dan KOH
akan membentuk Cd(OH)2 yang merupakan endapan berwarna putih.
Cd2+ (s) + 2NaOH → Cd(OH)2 + 2Na+…………………………………………………………… [ ]

5. Reaksi dengan amonia kuat

Hidroksida Cd mudah larut dalam amonia kuat berlebih membentuk


kompleksamin [Cd(NH3)4]2+].
Cd(OH)2(s) + 4NH3(aq) → [Cd(NH3)4]2+(aq) + 2OH–(aq) ………………………… [ ]

6. Reaksi dengan Sulfida

Senyawa sulfida diperoleh dari interaksi langsung/pengendapan oleh H2S dari


larutan aqua, larutan asam untuk CdS.
Cd + H2S → CdS + H2

7. Reaksi dengan Garam Okso dan Ion Aquo

Garam dari okso seperti nitrat, sulfat, sulfit, perklorat, dan asetat larut dalam air.
Ion aquo bersifat asam dan larutan garamnya terhidrolisis bagi larutan Cd Yang
lebih pekat, spesies yang utama adalah Cd2OH3+.
2Cd2+(aq) + H2O( l ) → Cd2OH3+(aq) + H+
Dengan adanya anion pengompleks, misalnya halida, spesies seperti Cd(OH)Cl
atau CdNO3+ dapat diperoleh.

6
8. Reaksi dengan kalium Iodida

Semua senyawa kadmium larut dalam larutan kalium iodida berlebih membentuk
ion kompleks yang mudah larut yaitu tetraiodokadmat [CdI4]2- .
Cd2+(aq) + 4KI(aq) → [CdI4]2- (aq) + 4K+(aq)

9. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) : endapan kuning kadmium sulfida :
Cd2+ + H2S → CdS + 2H+
10. Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes : endapan putih kadmium(II)
hidroksida :
Cd2+ + 2NH3 + 2H2O → Cd(OH) + 2NH4+……………………………………………. [7]
Endapan melarut dalam asam, pada mana kesetimbangan bergeser ke kiri.
Reagensia yang berlebihan melarutkan endapan, pada mana ion-ion
tetraaminakadmium(II) terbentuk :
Cd(OH)2 + 4NH3 → [Cd(NH3)4]2+ + 2OH-……………………………………………… [ ]
Kompleks ini tak berwarna.
11. Natrium Hidroksida : endapan putih kadmium(II) hidroksida :
Cd2+ + 2OH- → Cd(OH)2…………………………………………………………………………… [ ]
Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan, warna dan komposisinya tetap tak
berubah bila didihkan. Asam encer melarutkan endapan dengan menggeser
kesetimbangan ke kiri.
12. Kalium Sianida (RACUN) yaitu endapan putih kadmium sianida, bila
ditambahkan perlahan-lahan kepada larutan :
Cd2+(s) + 2CN- → Cd(CN)2 …………………………………………………………………. [ ]

Reagensia yang berlebihan melarutkan endapan, pada mana ion


tetrasianokadmiat(II) terbentuk :
Cd(CN)2 + 2CN-(s) → [Cd(CN)4]2- ………………………………………………………. [ ]
Kompleks yang tak berwarna ini tak terlalu stabil, bila gas hidrogen sulfida
dialirkan kadmium sulfida akan mengendap :
[Cd(CN)4]2- + H2S → CdS + 2H+ + 4CN-

7
Cd(NO3)2 + 2 NaOH → Cd(OH)2 + 2 NaNO3 …………………………………………………….. [ ]

2.4.2 Senyawaan Cadmium (Cd)

1. Kadmium sulfida (CdS)


Merupakan senyawa yang tidak larut dalam air dan dijumpai sebagai mineral
grinolit.
2. Kadmium oksida (CdO)
Memiliki beberapa warna dari kuning kehijauan sampai coklat yang mendekati
hitam tergantung dengan kondisi suhu pemanasan. Warna tersebut merupakan
akibat dari beberapa jenis terputusnya kisi kristal.
3. Kadmium seng telurida (CdZnTe)
Sangat beracun untuk manusia, tidak boleh tertelan, terhirup dan tidak boleh
dipegang tanpa sarung tangan yang tepat.
4. Kadmium hidroksida (Cd(OH)2)
Tidak larut dalam basa. Cd hidroksi dapat membentuk kompleks amina bila
direaksikan dengan amonia kuat berlebih. Cd(OH)2 lebih bersifat asam daripada
Zn(OH)2 yang bersifat amfoter. Cd(OH)2 menunjukan sifat basa karena larut
dalam asam. Sifat asamnya lebih lemah dibanding Zn(OH)2, dan hanya larut
dalam NaOH(aq) yang sagat pekat.
5. CdF2 (flourit).
Kadmium flourida benar-benar ionik, dan padatan bertitik leleh tinggi,
sedangkan halide lainnya bersifat lebih kovalen. Flourida larut sebagian dalam
air, sebagai cerminan dari energy kisi yang tinggi bagi struktur- CdF2
(flourit).Halide lainnya lebih mudah larut tidak hanya dalam air tetapi
dalamalkohol, keton dan pelarut donor lainnya.
6. Garam okso dan ion akuo.
Garam dari asam okso seperti nitrat, sulfat, sulfit, perklorat, dan asetat larut dalam
air. Bagi larutan cadmium yang lebih pekat, spesies yang utama adalah Cd2OH3+ .

8
Dengan adanya anion pengompleks, misalnya halide, spesies seperti Cd(OH)Cl
atau CdNO3+ dapat diperoleh.

2.5 Kegunaan Unsur Cadmium (Cd)


Kegunaan dari unsur Cadmium adalah sebagai berikut :

a. Digunakan untuk melapisi beberapa logam, seperti besi atau baja.

b. Digunakan sebagai campuran dengan timbal, timah dan bismut pada. pembuatan
logam yang mudah melebur, untuk digunakan pada alarm pemadam api, kawat
sekring dan lain-lain.
c. Campuran kadmium dan timah dan seng digunakan sebagai logam solder.
d. Garam-garam kadmium digunakan dalam fotografi, pada pembuatan petasan,
kembang api, cat fluoresensi, kaca dan porselin.
e. Digunakan sebagai bahan pelindung pada pembangkit listrik tenaga atom
f. Kadmium sulfida (CdS) digunakan sebagai bahan sel fotovoltanik, sel matahari,
fotokonduktor dalam fotokopi, fosfor dan pigmen.
g. Bersama nikel digunakan pada pembuatan baterai.
h. Kadmium sulfat digunakan sebagai zat pengerut (astringent).[3ss]

2.6 Dampak penggunaan Dari Unsur Kadmium

2.6.1 Dampak Kadmium Terhadap Lingkungan

Aliran limbah kadmium dari industri terutama berakhir di tanah. Penyebab aliran
limbah ini untuk produksi misalnya seng, bijih fosfat implikasi dan pupuk
industri bio. Aliran limbah kadmium juga dapat memasukkan udara melalui
(rumah tangga) pembakaran limbah dan pembakaran bahan bakar fosil. Karena
peraturan hanya sedikit kadmium sekarang memasuki air melalui pembuangan
air limbah dari rumah tangga atau industri. Sumber lain yang penting dari emisi
kadmium adalah produksi pupuk fosfat buatan. Bagian dari kadmium yang
berakhir di tanah setelah pupuk diterapkan pada lahan pertanian dan sisanya

9
kadmium berakhir di permukaan air ketika limbah dari pupuk produksi yang
dibuang oleh perusahaan produksi. Kadmium dapat diangkut melalui jarak besar
ketika diserap oleh lumpur. Lumpur kaya kadmium ini bisa mencemari air
permukaan serta tanah.[1]

2.6.2 Dampak Kadmium Terhadap Manusia


Cadmium dapat melebur pada suhu 3210C dan larutnya lambat dalam asam
encer dengan melepaskan Hidrogen sedangkan suhu air laut berkisar antara -2
sampai 300 sehingga sangat berpengaruh terhadap peleburan cadmium. Dengan
suhu air laut yang kecil ini menyebabkan cadmium tidak melebur tetapi utuh
molekulnya dan tenggelam sehingga bercampur dengan lumpur yang berada
didasar laut. Keracunan kronis terjadi bila memakan Cadmium (Cd) dalam waktu
yang lama. Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa lama dan kronis
seperti:

1. keracunan pada nefron ginjal yang dikenal dengan nefrotoksisitas, yaitu


gejala proteinuria atau protein yang terdapat dalam urin, juga suatu keadaan
sakit dimana terdapat kandungan glukosa dalam air seni yang dapat berakibat
kencing manis atau diabetes yang dikenal dengan glikosuria, dan
aminoasidiuria atau kandungan asam amino dalam urine disertai dengan
penurunan laju filtrasi (penyaringan) glumerolus ginjal.
2. Cadmium (Cd) kronis juga menyebabkan gangguan kardiovaskuler yaitu
kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan penurunan tekanan darah maupun
tekanan darah yang meningkat (hipertensi). Hal tersebut terjadi karena
tingginya aktifitas jaringan ginjal terhadap cadmium. Gejala hipertensi ini
tidak selalu dijumpai pada kasus keracunan Cadmium (Cd) krosik.
3. Cadmium dapat menyebabkan keadaan melunaknya tulang yang umumnya
diakibatkan kurangnya vitamin B yang dapat menyebabkan terjadinya
gangguan daya keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam ginjal.[1]

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Kadmium adalah logam kebiruan yang lunak, termasuk golongan II B table
berkala dengan konfigurasi elekron [36Kr]4d105s2 . Kadmiun merupakan racun
bagi tubuh manusia.
2. Sifat Kadmium bisa berupa fisik maupun kimia. Kadmium telah digunakan secara
meluas pada berbagai industri antara lain pelapisan logam, peleburan logam,
pewarnaan, baterai, minyak pelumas, bahan bakar.
3. Sumber kadmium terutama dari biji seng, timbal-seng, dan timbal-tembaga-seng.
Kandungan logam Cd bersumber dari makanan dan lingkungan perairan yang
sudah terkontaminasi oleh logam berat.
4. Reaksi yang terjadi pada Kadmium dapat dengan hidroksida, sulfida, garam okso,
iodida, halida, dan oksida.
5. Cadmium banyak digunakan dalam industri-industri ringan seperti pada proses
pengolahan roti,pengolahan ikan,pengolahan ikan,industri tekstil dan lain-lain.

11
Tabel Anion dan Kation

A. Anion

B. Kation

12
DAFTAR PUSTAKA

[1]
Atdjas, D. (2003). Dampak kadar Cadmium (Cd) dalam tubuh kerang hijau (Perna
viridis). [online] Tersedia
http://polapikirmalukutenggarabarat.blogspot.co.id/2008/03/dampak-kadar-
cadmium-terhadap-kesehatan.html [12 September 2017].
[2]
Cotton dan Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-Press.
[3]
Hernawati. (2014). Kadmium dan Ununbium. [online]. Tersedia
https://dyahernawati.wordpress.com/2014/01/08/kadmium-cd-ununbium-uub/
[11 September 2017].
[4]
Istiqomah. (2015). Makalah Kimia Anorganik (Gol IIB). [online]. Tersedia
http://istiqomahalzarqun.blogspot.co.id/2015/06/kimia-anorganik-golongan-ii-
b.html [11 September 2017].
[5]
Petrucci, Ralph H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 3.Jakarta: Erlangga.
[6]
Sapta, D. (2013). Makalah Kimia Anorganik. [online]. Tersedia
http://diansaptanovianti.blogspot.co.id/2014/02/makalah-kimia-anorganik-ii-
logam.html [11 September 2017].
[7]
Vogel .1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro.
Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.

13
14

Anda mungkin juga menyukai