Skor Wells
Skor Wells digunakan untuk menstratifikasi pasien dengan
kemungkinan menderita DVT, dapat dibagi menjadi kelompok resiko rendah,
sedang dan tinggi.
Tes
B. Ultrasonography Vena
Ultrasonografi vena adalah pilihan untuk pasien dengan hasil skor
Wells pretest probabilitas moderate atau tinggi. Bersama dengan pemeriksaan
D-dimer, ultrasonography vena merupakan tes yang paling berguna dan
obyektif dalam mendiagnosis DVT. Penggunaan ultrasonography vena dan
tes D-dimer bersama dengan penilaian klinis dapat menurunkan
penggunaaan contrast venography yang merupakan standar diagnosis
DVT. Ultrasonography vena dapat digunakan untuk menentukan ada tidaknya
thrombus pada vena ekstremitas bawah, menentukan karakteristik dan
staging dari penyakit thrombus dan mengevaluasi apakah suatu thrombus
berpotensi menyebabkan suatu emboli. Meskipun ultrasonography vena
sangat reliable untuk mendiagnosa DVT pada fase akut, tetapi
ultrasonography vena sangat terbatas dalam mendiagnosa DVT
kronik. Ultrasonography vena merupakan tes yang obyektif pada pasien
dengan high atau moderate pretest probability. Jika hasil ultrasonography
vena pada kelompok tersebut positif maka diagnosa DVT sudah dapat
ditegakkan. Jika ultrasonography vena dikerjakan pada kelompok low pretest
probability hasilnya negatif maka diagnosa DVT dapat disingkirkan.
Kriteria ultrasound duplex pada DVT antara lain : vena tidak tertekan
pada posisi melintang dengan probe Doppler, tampak adanya trombus, tidak
ada aliran pada imaging color, vena tidak dilatasi saat dilakukan valsava
maneuver (khusus untuk vena femoralis), respiratory phasicity kurang. Dalam
keadaan normal vena tertekan/terkompresi oleh probe Doppler, dengan posisi
melintang. Vena yang tidak terkompresi menggambarkan adanya trombus.
Trombus yang baru terlihat sangat echolusent sehingga susah untuk
memvisualisasikannya. Lama-lama trombus menjadi echogenic (putih) dan
keadaan kronik mungkin tampak rekanalisasi (dinding menebal, pada lumen
tampak aliran tidak teratur). Tidak tampak ada aliran darah pada imaging
color menunjukkan adanya oklusi. Pada vena sentral seperti vena ilaka, lebih
susah untuk mengevaluasi secara langsung dengan duplek dan maneuver
kompresi. Cara tidak langsung yang dapat digunakan adalah dengan
aliran phasic. Dilatasi vena femoralis yang tidak normal dengan maneuver
valsalva dapat timbul pada trombosis vena iliaka dan variasi normal respirasi
pada aliran menunjukkan ketidakadaan phasic.
Ultrasonography vena B mode dengan atau color duplex
imaging mempunyai sensitifitas sebesar 95 % dan spesifitas 98 % dalam
mendiagnosa DVT proksimal yang simptomatis, sedangkan untuk
mendiagnosis DVT distal simptomatis sensitivitas dan spesifisitasnya
hanya 60-70%. Ultrasonography vena mempunyai
kelebihan berupa non invasive, cepat, aman dan mudah dikerjakan. Tetapi
ultrasonography vena mempunyai kekurangan yaitu tidak dapat
memvisualisasi vena iliaka dengan baik dan sulit dikerjakan pasien obesitas.
C. Tes D-Dimer
Tes D-dimer adalah tes untuk mengukur produk degradasi cross-linked
fibrin. D-dimer meningkat dalam plasma dengan adanya bekuan darah akut
karena aktivasi simultan koagulasi dan fibrinolisis.Selama proses
pembentukan trombus maka fibrinogen akan diubah menjadi fibrin monomer
yang terikat dengan jaringan polimer. Selama proses fibrinolisis maka polimer
fibrin tersebut akan terdegradasi yang akan menghasilkan produk akhir
fibrinolisis berupa fragmen fibrin D-Dimer. D-dimer sangat spesifik untuk fibrin
dan spesifisitas fibrin untuk DVT adalah rendah karena D-dimer yang
meningkat tidak hanya pada keadaan trombosis akut tetapi juga pada kondisi,
seperti kehamilan, kanker, peradangan, infeksi, nekrosis, diseksi aorta
sehingga hasil D-dimer positif tidak berguna Sebaliknya, hasil negatif
menggunakan berguna untuk menyingkirkan DVT akut.
Saat ini telah tersedia beberapa metode penilaian D-Dimer,
seperti enzyme-linked immunofluorecense assays (Elisa) (sensitifitas
96%),microplate enzyme-linked immunosorbent assays (sensitifitas
94%), quantitative latex atau immunoturbidimetric assays(sensitifitas
93%), whole blood D-dimer assays (sensitifitas 83%) dan latex
semiquantitative assays (sensitifitas 85%). Tes-tes ini mempunyai kelebihan
dan kekurangan masing-masing, seperti Elisa merupakan tes yang sensitif
tetapi membutuhkan banyak waktu, perlu pemeriksaan yang intensif dan tidak
praktis pada keadaan emergensi. Sedangkan tes whole blood D-dimer
assays mudah dikerjakan dan praktis, tetapi kekurangannya mempunyai
sensitifitas yang rendah. D-dimer juga dapat digunakan untuk menentukan
durasi terapi antikoagulan, dari penelitian yang dilakukan Palareti dkk
menunjukkan bahwa pasien yang melanjutkan pemakaian antikoagulan
dengan nilai D-dimer yang abnormal setelah menggunakan antikoagulan
selama 3 bulan mempunyai resiko terjadinya venous troboemboli ulangan
lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak melanjutkan pemakaiaan
antikoagulan.
Ultrasonografi dapat dikombinasikan dengan tes D-dimer dan
mengurangi sekitar 60% dari jumlah pasien yang harus menjalani serial
ultrasonografi. Jika USG awal hasilnya adalah normal dan hasil D-dimer
adalah negatif, pengujian lebih lanjut dengan serial ultrasonografi tidak perlu
dan terapi antikoagulan belum perlu diberikan. Oleh karena itu, tes D-dimer
dapat mengurangi jumlah pemeriksaan USG yang diperlukan padai pasien
yang datang dengan dicurigai episode pertama DVT.
D. Venografi / Flebografi
Venografi dengan kontras merupakan prosedur standar untuk
mendiagnosis DVT. Teknik ini menginjeksikan suatu kontras iodinated pada
vena kaki bagian dorsal untuk masuk ke sistem vena bagian dalam
ekstermitas bawah. DVT didiagnosis bila terdapat filling defect.
Venografi merupakan prosedur yang mahal, tidak selalu tersedia, tidak
nyaman bagi pasien, dan dikontraindikasikan pada pasien dengan renal
insufficiency atau alergi terhadap kontras. Venografijuga mempunyai
kekurangan, sekitar 20 % venogram tidak dapat menampilkan visualisasi yang
adekuat. Oleh karena keterbatasan diatas maka venography bukan
merupakan prosedur yang rutin dikerjakan untuk mendiagnosis DVT.
Bagaimanapun venografimerupakan prosedur standar untuk
mendiagnosis DVT, terutama bila prosedur lain gagal untuk
mendiagnosis DVT.