Jtptunimus GDL Khoziinkas 5462 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Khoziinkas 5462 2 Babii PDF
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri
karena virus dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegygti betina. Penyakit ini biasa disebut Demam Berdarah Dengue
a. Derajat 1
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Uji torniquet +
b. Derajat 2
c. Derajat 3
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah
1
d. Derajat 4
Syok hebat dengan nadi tak teraba dan tekanan daraqh tidak dapat diukur, biasa
dari traktus digestivus dan dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh. Selain itu sistem
1. Jantung
thorax, di antara paru-paru agak lebih ke arah kiri. Struktur jantung meliputi:
atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, ventrikel kiri, katup trikuspidalis,
121).
2. Pembuluh Darah
lengan atas), arteri radialis (pada pangkal ibu jari), arteri karotis (mendarahi
2
kepala dan otak), arteri temporalis (arteri yang teraba pada bagian depan
(arteri pada kaki), dan arteri pulmonalis (arterio yang menuju ke paru-paru).
b. Pembuluh kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari
Beberapa vena yang penting adalah: Vena cava superior (membawa darah
kotor dari kepala, thorax, dan ekstrimitas atas ke atrium kanan), vena cava
dan vena jugularis (vena yang membawa darah dari otak kembali ke
jantung).
3
3. Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian, yaitu plasma dan
sel-sel darah ((Pearce, 2006: 123). Sedangkan menurut Syaifudin (2002: 58),
darah adalah jaringan tubuh yang terdapat dalam pembuluh yang berwarna
merah.
tulang, hepar, dan limpa. Volume darah pada tubuh yang sehat atau orang
dewasa sekitar 1/3 dari berat badan atau kira-kira sebanyak 4-5 liter. Jumlah
a. Fungsi Darah
zat makanan dari usus halus untyuk diedarkan ke seluruh jaringan, dan
b. Bagian-bagian Darah
1) Sel darah
4
a) Eritrosit (sel darah merah)
darah.
5
2) Plasma darah
b. Garam-garam mineral,
6
7
Gambar 2. Sirkulasi darah dalam tubuh manusia
8
C. Etiologi
dalam genus Flavirus, keluarga Flafiviridae. Virus ini masuk ke dalam tubuh
melalui vector berupa nyamuk Aedes Aegipty dan beberapa spesies lainnya seperti
Seseorang yang digigit oleh nyamuk yang membawa virus ini akan tertulari
dan akan mengalami viremia yang menunjukkan tanda-tanda khas seperti demam,
nyeri otot dan atau sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati,
D. Patofisiologi
klien mengalami viremia. Beberapa tanda dan gejala yang muncul seperti demam,
sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, timbulnya ruam dan kelainan
Pada penderita DBD, terdapat kerusakan yang umum pada system vascular
penyakit, dari mulai demam hingga klien mengalami renjatan berat. Volume
plasma dapat menurun hingga 30 %. Hal inilah yang dapat menyebabkan seseurang
mengalami kegagalan sirkulasi. Adanya kebocoran plasma ini jika tidak segera
9
Viremia juga menimbulkan agregasi trombosit dalam darah sehingga
Perubahan fungsioner pembuluh darah akibat keocoran plasma yang berakhir pada
perdarahan, baik pada jaringan kulit maupun saluran cerna biasanya menimbulkan
10
PATWAYS
Infeksi virus dengue
Viremia
11
E. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada klien dengan DHF yaitu:
3. Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang
F. Komplikasi
1. Perdarahan
muda dalam sel-sel tulang dan pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi
perdarahan dapat dilihat pada uji torniquet positif, ptekie, ekimosis, dan
2. Kegagalan sirkulasi
DSS (Dengue Syock Syndrom) terjadi pada hari ke 2-7 yang disebabkan
balik vena, penurunan volume sekuncup dan curah jantung sehingga terjadi
12
disfungsi atau penurunan perfusi organ. DSS juga disertai kegagalan
perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi darah terganggu dan
terjadi iskemi jaringan dan kerusakan fungsi sel secara progresif dan
irreversible, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien akan meninggal
3. Hepatomegali
nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel kapiler.
Terkadang tampak sel metrofil dan limphosit yang lebih besar dan lebih banyak
15).
4. Efusi Pleura
intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga
G. Penatalaksanaan
Pada dasarnya DBD atau DHF bersifat simtomatis dan suportif. Pengobatan
terhadap virus ini sampai sekarang bersifat menunjang agar pasien dapat bertahan
hidup. Pasien yang diduga kuat mengalami DBD harus dirawat di rumah sakit
13
a. DBD Tanpa Renjatan (Syok)
dehidrasi dan haus. Pada pasien ini harus diberi banyak minum, yaitu 1 ½
samapi 2 liter dalam waktu 24 jam. Dapat juga diberikan teh manis, susu, sirum,
ataupun oralit.
antipiretik dan kompres hangat. Jika terjadi kejang harus luminal atau pemberian
anti konvulsan lainnya. Infus diberikan pada klien DBD tanpa renjatan bila
pasien terus menerus muntah dan tidak dapat diberi minum sehingga terjadi
itu, pada pasien DBD harus diperikasa Hb, Ht, dan trombosit setiap hari untuk
Pasien yang mengalami renjatan atau syok harus segera dipasang infus
karena sebagai pengganti cairan akibat kebocoran plasma. Cairan yang harus
diberikan adalah Ringer laktat, namun jika pemberian cairan tidak dapat
mengatasi syok maka harus diberikan plasma sebanyak 20-30 ml/kg berat badan.
14
Sedangkan untuk klien yang mengalami renjatan berat harus diberikan cairan
(Central Venous Pressure) yang berfungsi sebagai pengaturan vena sentral untuk
mngukur tekanan vena sentral melalui vena jugularis. Biasanya pemasangan alat
H. Pengkajian Fokus
dan hal yang penting dilakukan, baik saat penderita baru pertama kali dating
maupun selama klien dalam masa perawatan ((Hadinegoro, 2006: 10). Data yang
Gejala : Penurunan nafsu makan, mual muntah, haus, sakit saat menelan.
Tanda : Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor, nyeri tekan
b. Pola eliminasi
15
Tanda : Dispnea, pola nafas tidak efektif, karena efusi pleura.
Tanda : Nadi cepat dan lemah, dispnea, sesak karena efusi pleura, nyeri
Gejala : Nyeri ulu hati, nyeri otot/ sendi, pegal-pegal seluruh tubuh.
g. Sirkulasi
h. Keamanan
i. Pemeriksaan fisik
16
3) Tanda-tanda vital : tekanan darah (hipotensi), suhu (meningkat), nadi
6) Keadaan abdomen :
Inspeksi : datar
a. Data subyektif
1) Lemah
3) Sakit kepala
8) Konstipasi
b. Data obyektif
17
Data obyektif yang dijumpai pada penderita Dengue Haemoragic
Fever adalah :
hematemesis, melena.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah
b) Trombositipenia
18
e) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinema,
hiponatremia, hipokalemia
2) Pemeriksaan urine
3) Pemeriksaan serologi
e) IgG Elisa
19
bahan pemeriksaan yaitu pada masa akut dan pada masa penyembuhan.
2006: 19).
4) Pemeriksaan radiology
a) Foto thorax
b) Pemeriksaan USG
I. Diagnosa Keperawatan
DHF adalah:
20
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan berpindahnya cairan intraseluler ke
anoreksia.
tubuh
b. Kriteria hasil :
untuk memenuhi kebutuhan cairan, seperti banyak minum air putih dan
kulit baik.
c. Rencana tindakan :
21
1) Mengkaji keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital.
kebocoran plasma.
dan haluaran.
b. Kriteria hasil :
22
1) Skala nyeri klien berkurang.
c. Rencana tindakan :
tenang.
anoreksia.
23
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
b. Kriteria hasil :
1) Klien makan habis 1 porsi, tidak terjadi mual, muntah, dan anoreksia.
c. Rencana tindakan :
hangat.
parenteral.
24
25