Anda di halaman 1dari 5

NAMA :

 MEI SOFIATUL HASANAH (160210102006)


 YULLYA ERLINA EKA PUTRI (160210102008)

REAKTOR NUKLIR

Reaktor nuklir merupakan salah satu tempat berlangsungnya reaksi inti berantai terkendali,
yang berupa penggabungan (fusi) atau pembelahan (fisi) suatu inti. Pada reaktor penelitian
maupun reaktor daya konvensional, reaksi yang berlangsung pada reaktor nuklir masih
didasarkan pada terjadinya reaksi pembelahan inti fissil oleh tembakan suatu partikel neutron.
Salah satu inti fissil yang masih ada di alam ialah Uranium dan Thorium, sedangkan neutron
hanya bisa dihasilkan dari sumber neutron itu sendiri. Kemudian, jumlah energi panas
dihasilkan dari reaksi nuklir tersebut pun cukup besar. Selain itu pada reaktor daya misalnya,
energi panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghasilkan suatu uap pana yang
berikutnya digunakan untuk menggerakkan turbin pada generator sehingga dapat menghasilkan
energi listrik. Sedangkan, energi panas yang dihasilkan pada reaktor penelitian tidak
dimanfaatkan dan dapat dibuang.
Reaktor nuklir terdiri atas komponen-komponen utama, yaitu :
1. Tangki reaktor, berbentuk silinder yang dapat dibuat dari logam campuran dengan rata-rata
ketebalan hingga 25 cm berfungsi sebagai tempat untuk komponen-komponen reaktor lainnya
sekaligus sebagai tempat terjadinya reaksi nuklir. Dinding tangki dibuat tebal agar radiasi
dapat tertahan dan tidak keluar dari sistem reaktor.
2. Teras reaktor, terbuat dari logam tahan panas dan tahan korosi. Teras reaktor merupakan
tempat penyimpanan bahan bakar.
3. Bahan bakar nuklir, terbuat dari isotop alam seperti Uranium dan Thorium. Bahan bakar
merupakan komponen yang sangat penting dalam berlangsungnya reaksi nuklir, karena tanpa
bahan bakar reaksi pun tidak bisa berlangsung.
4. Bahan pendingin, sebagai pencegah terjadinya kelebihan panas pada teras reaktor.
5. Elemen kendali, sebagai pengendali yang dapat menghentikan operasi reaktor kapanpun bila
terjadi kesalahan teknis atau kecelakaan.
6. Moderator, dapat berupa air ataupun granit yang berfungsi sebagai penghambat dari laju
neutron (moderasi) yang telah dihasilkan oleh reaksi inti.
Namun, sampai saat ini energi nuklir masih banyak ditakutkan apabila dijadikan sebagai
sumber energi. Bahaya yang mungkin mengintai ialah berkaitan dengan kesehatan maupun
keselamatan manusia. Setelah ditinjau lebih lanjut, energi nuklir memiliki kelebihan yang dapat
dijadikan pertimbangan sebagai sumber energi, yaitu :
a) Harga bahan bakarnya terjangkau (tidak mahal).
b) Dapat dipindahkan dengan mudah, namun tetap di bawah sistem keamanan yang ketat.
c) Tidak menimbulkan efek rumah kaca ataupun hujan asam dan energi yang dihasilkan juga
sangat tinggi.
Sedangkan kelemahan dari reaktor nuklir, yaitu :
a) Sistem penyimpanan pada energi nuklir cukup memakan biaya yang besar agar bahaya radiasi
tidak sampai keluar sistem.
b) Limbah yang dikeluarkan bersifat radioaktif yang berbahaya.
c) Dapat membahayakan nyawa seluruh manusia karena nuklir merupakan salah satu senjata
pemusnah.
Pada masa depan, nuklir diharapkan dapat menjadi sumber energi sekaligus dapat
menambah suplai listrik di Indonesia dengan jumlah penduduk yang begitu padat. Tenaga nuklir
juga dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti pertanian, industri, kesehatan, peternakan, dan
lain-lain. Selain itu, dalam penelitian sudah banyak dilakukan oleh BATAN (Badan Tenaga
Nuklir Nasional) baik dalam skala kecil hingga besar. Namun, reaktor nuklir masih
menimbulkan berbagai pertentangan khususnya bagi masyarakat Indonesia itu sendiri karena
anggapan akan dampak buruk yang ditimbulkan oleh energi nuklir masih kuat dipertahankan.
Jenis-jenis reaktor nuklir yang banyak dikembangkan
1. Reaktor jenis Very High Temperature Reactor (VHTR)
Reaktor jenis ini merupakan reaktor nuklir generasi lanjut bukan generasi paling rendah.
Secara teoritis suhu yang dapat dikeluarkan reaktor ini sampai 1000C. Suhu tinggi yang
dihasilkan memungkinkan reaktor ini untuk menghasilkan hidrogen. Hidrogen di masa depan
diharapkan dapat menggantikan energi yang berasal dari energi fossil. Energi fossil semakin
menipis seiring berjalannya waktu. Reaktor VHTR diharapkan dapat berkonstribusi secara
global dan menyediakan energi lanjutan. Desain reaktor VHTR masih mengikuti desain
reaktor generasi III tetapi dilengkapi dengan sistem keselamatan berlapis, pasif, dan inheren
sesuai tuntutan generasi lanjut.
2. Reaktor jenis Pebble Bed Reactor (PBR)
Reaktor jenis ini merupakan rektor canggih dengan keselamatan pasif yang handal. Reaktor
jenis ini lebih canggih dibandingkan dengan jenis VHTR. Reaktor jenis ini banyak
dikembangkan di negara-negara maju. Konsep modular yang digunakan pada reaktor ini dapat
secara fleksibel memenuhi kebutuhan listrik dengan luas spektrum yang lebih. Jenis reaktor
PBR sangat cocok digunakan di Indonesia yang memiliki kebutuhan listrik luas dan tersebar
di banyak pulau namun memiliki infrastruktur kurang memadai. Selain itu reaktor jenis PBR
dapat mengolah berbagai mineral di Indonesia dengan kemampuan kogenerasi yang dimiliki.
3. Reaktor Suhu Tinggi (RST)
Merupakan jenis reaktor nuklir daya tipe maju yang memiliki sistem keselamatan pasif dan
melekat yang handal. Reaktor suhu tinggi ini juga dilengkapi dengan pendingin gas. Bahan
pendingin yang digunakan adalah grafit sebagai reflektor dan moderator, gas helium sebagai
pendingin inert fase satu, bahan partikel berlapis dan teras yang memiliki densitas rendah.
Teras yang memiliki tahan panas dipadukan dengan gas helium menyebabkan suhu pendingin
mencapai 9500C. Keuntungan penggunaan reaktor berjenis RST yaitu adanya efisiensi termal
yang tinggi pada reaktor.
Prinsip kerja reaktor RST
Pengambilan panas dilakukan dengan dua macam sistem yang berbeda , sistem langsung dan
tidak langsung. Sistem tidak langsung membutuhkan sebuah penukar panas perantara atau
pembangkit uap untuk memindahkan panas dari siklus primer dan siklus sekunder. Siklus
sekunder mengkonversi energi panas menjadi energi lain. Pada sistem langsung panas dari
reaktor langsung dikonversi kedalam bentuk energi lain dengan sistem turbin generator pada
siklus primer. Sistem langsung tidak memerlukan siklus sekunder.
Pemanfaatan tenaga nuklir
Konsep kerja PLTN telah dikaji lebih dari 50 tahun dalam bidang kogenerasi. Tenaga nuklir
banyak digunakan sebagai pembangkit listrik, maupun diaplikasikan pada non-listrik. Contoh
aplikasi non listrik seperti digunakan pada proses kimia yang memerlukan suhu tinggi,
desinasi air laut, atau gabungan keduanya (cogeneration). Reaktor yang digunakan untuk
tujuan kogenerasi adalah reaktor nuklir jenis reaktor suhu tinggi yang dilengkapi suhu
pendingin keluar reaktor (900 – 10000C). Aplikasi lain dari reaktor nuklir jenis ini adalah
untuk produksi hidrogen. Hidrogen merupakan energi alternatif baru yang ramah lingkungan
dan menjanjikan di masa mendatang. Untuk memproduksi hidrogen dari senyawa seperti batu
bara, gas alam dan air diperlukan energi yang dapat memutus ikatan kimia yang ada. Energi
nuklir dipilih karena energi nuklir tidak mengeluarkan gas emisi CO2. Keuntungan
memproduksi hidrogen dengan teknologi nuklir diantaranya mengurangi polusi dan
meningkatkan efisiensi pada proses elektrolisis. Proses pembuatan gas hidrogen dengan
energi nuklir yaitu secara elektrolisis, sistem reforming, dan termokimia siklus.
Selain produksi hidrogen nuklir juga banyak digunakan dalam bidang kedokteran.
Teknologi kedokteran nuklir yaitu dengan memanfaatkan radioisotop untuk mematikan
kanker ganas. Sampai sekarang metode terapi dengan zat radioaktif atau yang dikenal dengan
radioterapi interna menjadi cara utama untuk menangani kasus kanker endokrin dengan
tingkat keganasan tinggi. Radioisotop yang dipilih untuk mengatasi kanker jenis ini adalah
iodium-131.

Sumber :

https://www.scribd.com/doc/211454410/Makalah-Reaktor-Nuklir# diakses pada 13 Desember


2018.

Abdullah, A.G, N.P. Ardiansyah, W. Purnama. 2014. Peningkatan Kerja Sistem Keselamatan
Pasif pada Reaktor Nuklir dengan Penambahan Komponen RVACS (Improvement of
Passive Safety System Performance for Nuclear Reactor with Addition of RVACS
Component). Bandung. Jurnal pendidikan fisika indonesia. Vol 10 No 2. p-ISSN 1693-
1246. e-ISSN 2355-3812

Alimah,S , Erlan Dewita. 2008. Pemilihan Teknologi Produksi Hidrogen dengan Memanfaatkan
Energi Nuklir. Jakarta. Jurnal pengembangan energi nuklir. Vol.10 No.2

Setiadapura, T. Jupiter. S. Pane Zuhair. 2016. Studi Awal Desain Pebble Bed Reactor Berbasis
HTR-PM dengan Resirkulasi Bahan Bkar Once Throught Then Out. Banten . Jurnal
Pengembangan energi nuklir. Vol.18 No. 1
Setiawan, D. Azmairit Aziz. M.B. Febrian, Y. Setiadi, I. Hastiawan. 2017. Pengembangan
Teknologi Proses Radioisotop Medis I-131 menggunakan Metode Kolom Resin Penukar
Ion untuk Aplikasi Kedokteran Nuklir. Sumedang. Jurnal sains dan teknologi nuklir
indonesia. Vol.18 No.1. ISSN 1411-3841

Tadeus. D.Y, Budi Setiyono, Iwan Setiawan . 2010. Simulasi kendala Daya Reaktor Nuklir
dengan Teknik Kontrol Optimal. Semarang. Jurnal Transmisi. Vol.12 No.1. ISSN 1411-
0814

Anda mungkin juga menyukai