Menurut international labour organization (ILO) tahun 1998,penyakit akibat kerja adalah
penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi kuat dengan pekerjaan yang pada
umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.
1. Faktor fisik
Suara bising mengakibatkan ketulian
Radiasi sinar rontgen atau sinar radioaktif menyebabkan penyakit kelainan darah
dan kulit.
Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan heat stroke, heat cramps, hiperpireksia.
Sedangkan suhu yang teralalu rendah menyebabkan frosbite.
Tekanan udara yang tinggi menyebabkan caison disease
Pencahayaan yang buruk menyebabkan kelainan pada mata.
Getaran dapat menyebabkan raynaud’s disease.
2. Faktor kimia
Debu dapat menyebabkan pneumoconiosis, diantaranya: silikosis, asbestosis dan
lainnya.
Uap dapat menyebabkan demam uap logam (metal fume fever), dermatosis.
Gas dapat menyebabkan keracunan misalkan, CO,H2S,Pb dan lainnya.
Larutan zat kimia dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Awan atau kabut
3. Faktor biologi
Misalkan bibit penyakit antraks atau brusella yang menyebabkan penyakit akibat
kerja pada tenaga kerja penyamak kulit
4. Faktor fisiologi/ergonomi
Kesalahan konstruksi mesin, sikap badan yang tidak benar dalam melakukan
pekerjaan dan lain-lain yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dan gangguan
kesehatan bahkan lambat laun dapat menyebabkan terjadi perubahan fisik.
5. Faktor mental-psikologis
Hubungan kerja atau hubungan industrial yang tidak baik dapat menyebabkan
depresiatau penyakit psikomatis.
Belum ada data yang pasti untuk jenis penyakit yang dikarenakan akibat kerja di PT.
JAKARTA CAKRATUNGGAL STEEL MILLS ini namun pada bagian K3 PT. Jakarta CAKRATUNGGAL
STELL MILLS mengaku ISPA merupakan penyakit tersering terjadi pada karyawannya namun tidak
bisa dipastikan sebagai penyakit yang diakibatkan pekerjaan.