PROSEDUR 1. Ketua tim mutu membuat program Peningkatan mutu dan keselamatan
pasien .
2. Ketua tim mutu selalu melihat dan komitmen atas program yang sudah
disetujui.
3. Ketua tim mutu selalu mengingatkan kepada tim auditor di dalam
pengawasan mutu keselamatan pasien dan keluarga.
4. Ketua tim mutu selalu meminta hasil dari survei atau audit yang telah
dilakukan di dalam kegiatan Peningkatan mutu dan keselamatan pasien .
5. Ketua tim mutu selalu melakukan analisis hasil laporan dari tim audit
sebagai bahan tindak lanjut perbaikan.
6. Ketua tim mutu membuat laporan hasil kegiatan kepada direktur.
UNIT TERKAIT Seluruh unit dari instalasi di PPK BLUD RSUD PALABUHANRATU
5. Laporan Hasil Mutu Pelayanan
a. SPO Tentang Persiapan Audit Internal
ARSADA
e. Tetapkan urutan hal periksa secara sistematis sehingga memudahkan
akses terhadap rekaman/ dokumen dan alur proses/ lokasi
f. Seluruh kolom format FM.MR.02.01.01 hendaknya diisi secara
komprehensif baik pada saat investigasi timbul temuan atau tidak.
Daftar Periksa yang telah terisi merupakan rekaman fakta & observasi
yang merupakan gambaran keseluruhan hasil investigasi audit
g. Dalam hal terjadi temuan, seluruh identifikasi obyek temuan harus
dinyatakan secara jelas sebelum dikonfirmasikan kepada auditee
10. Pada prinsipnya Daftar Periksa harus dapat menguraikan:
a. Apa yang harus dilihat,
b. Apa yang harus dicari,
c. Dengan siapa harus berbicara,
d. Apa yang harus ditanya.
11. Pada tahun pertama penerapan sistem, daftar periksa berkonsentrasi terutama
untuk menetapkan tingkat pemenuhan terhadap sasaran mutu dan
implementasi prosedur/ langkah yang diuraikan dalam dokumen.
12. Selanjutnya Daftar Periksa lebih difokuskan kepada dokumen
atau rekaman proses yang merupakan titik kunci dari suatu rangkaian
kegiatan termasuk pendelegasian wewenang dalam hal penanggung jawab
kegiatan berhalangan dan pengaturan pelayanan di waktu padat atau pada
saat istirahat atau hal lain yang dianggap dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pelayanan.
13. Lembar rekaman Daftar Periksa disimpan sebagai bagian dari
rekaman pelaksanaan audit internal.
PERSIAPAN AUDIT INTERNAL
No Dokumen : No Revisi : Halaman
PMKP/1/2/001 4/4
ARSADA
UNIT Seluruh unit dari instalasi di RSUD PALABUHANRATU
TERKAIT
b. SPO Pelaksanaan Audit Internal
ARSADA
5. Otorisasi pernyataan ketidaksesuaian antara auditor dan audite
6. Identifikasi akar permasalahan yang timbul dengan mengidentifikasi apakah
metode, fasilitas, orang, material atau lingkungan kerja yang perlu diperbaiki
dan cantumkan pada kolom Identifikasi Masalah pada format PTKP bagian
C sebelah kiri.
7. Sepakati target tanggal waktu penyelesaian tindakan koreksi dengan auditee
atau pemilik proses.
8. Dalam waktu yang disepakati Manajemen Representatif menunjuk auditor
untuk memverifikasi keefektifan tindakan koreksi yang telah dilakukan
sesuai panduan Penyusunan dan Tindaklanjut Laporan Audit Internal.
9. Dalam hal verifikasi tindakan koreksi terbukti efektif maka auditor mengisi
kolom D pada format PTKP dan menutup ketidaksesuaian dan permintaan
tindakan koreksi.
10. Ketua Manajemen Mutu memelihara seluruh lembar PTKP bersama dengan
Laporan Audit Internal
11. Ketua Manajemen Mutu merangkum dan memelihara rekaman seluruh
ketidaksesuaian pada forma Log Permintaan Tindakan Koreksi dan
Pencegahan.
UNIT Sekuruh unit instalasi RSUD ARSADA JABAR
TERKAIT
ARSADA
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Suatu kegiatan dalam menyusun tindak lanjut audit yang sudah dilakukan oleh
auditor.
TUJUAN Sebagai acuan dalam menyusun tindak lanjut audit yang sudah dilakukan oleh
auditor
KEBIJAKAN SK direktur no tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
6. PANDUAN KLINIK
PANDUAN PADA PASIEN GASTRO ENTERITIS AKUT ( GEA )
BAB I
PENGERTIAN
Gastro Enteritis Akut adalah suatu jenis peradangan yang terjadi pada saluran pencernaan,
terutama pada lambung dan usus kecil, dan mengakibatkan diare akut.
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATALAKSANA
B. Hari pertama
2. Cefotaxime 2x350 mg / IV
3. Metrodinazole 2x50 mg / IV
C. Hari Kedua
1. Pasang infuse RL 35 gtt/menit ( satu jam pertama ) selanjutnya 20 gtt/menit
2. Cefotaxime 2x350 mg / IV
3. Metrodinazole 2x50 mg / IV
D. Hari Ketiga
1. Perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan ketika pasien akan pulang
BAB IV
DOKUMENTASI
PEMBERIAN OBAT
ARSADA No Dokumentasi : No Revisi : Halaman
MPO/6/2/2/001 0 1/3
ARSADA
11. Berikan penjelasan kepada pasien tentang efek sampng yang mungkin ada
dari masing-masing obat.
12. Berikan penjelasan tentang tanda dan gejala jika dosis berlebihan atau
kurang
13. Berikan penjelasan tentang interaksi antara obat dan makanan yang
mungkin terjadi
14. Berikan penjelasan tentang bagaimana cara meyimpan obat dengan tepat
15.
16. Berikan penjelasan tentang perawatan alat bantu yang digunakan dalam
pemberian obat
17. Berikan penjelasan tentang cara membuang jarum dan spuit dengan benar
di rumah
18. Peringatkan pasien tentang bahaya menggunakan obat kadaluarsa
19. Peringatkan kepada pasien untuk tidak memberikan obat yang diresepkan
kepada orang lain
20. Berikan informasi tentang penggantian obat
21. Berikan pengatan terhadap informasi yang diberikan anggota tim kesehatan
lain
22. Libatkan keluarga atau orang terdekat
PEMBERIAN OBAT
ARSADA
UNIT 1. Instalasi Rawat Inap
TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. ICU
4. UGD
Instalasi Farmasi
BAB I
PENGERTIAN
Clinical pathways (CP) adalah suatu konsep perencenaan perawatan terpadu yang
merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis
dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu
tertentu selama dirumah sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP
Profesi di SMF, Instalasi Rawat Inap (mulai dari gawat darurat, ruangan rawat inap,
ruangan tindakan, instalasi bedah, ICU/PICU/NICU) dan sarana penunjang (instalasi gizi,
farmasi, rekam medik, akuntasi keuangan, radiologi dan sebagainya).
BAB III
TATALAKSANA
A. Persiapan
1. Sarana
a. Format medical pathway
b. Rekam medik ( format assesment dan pelaksanaan asuhan 1x24jam )
2. SDM
a. Kesiapan profesi dokter di dalam mengisi format clinical pathway
b. Kesiapan profesi perawat dan bidan dalam mengisi format clinical pathway
c. Kesiapan profesi gizi dan farmasi dalam mengisi format clinical pathway
3. Cara Mengisi format clinical pathway
B. Pelaksanaan
1. Petugas ( dokter, perawat/bidan,gizi dan farmasi )berkumpul untuk mendatangi/visite ke
pasien
2. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri, maksud dan tujuan pelaksanaan
visite
3. Dokter melakukan assesment dan melakukan pemeriksaan fisik
4. Dokter, perawat/bidan, gizi dan farmasi memasukan data subyektif ke dalam kolom
subyektif
5. Dokter, perawat/bidan, gizi dan farmasi memasukan data obyektif ke dalam kolom data
obyektif
6. Dokter,perawat/bidan, gizi dan farmasi melakukan / menyusun perencanaan asuhan
1x24 jam
7. Perawat/bidan melaksanakan instruksi/kolaborasi dan perawatan mandiri yang
dimasukan ke dalam kolom implementasi
8. Petugas gizi dan farmasi melaksanakan asuhan gizi dan farmasi yang dimasukan ke
dalam kolom implementasi
9. Setelah 24jam dokter melakukan evaluasi dan dimasukan ke dalam kolom evaluasi dan
selanjutnya dokter dan tim memasukan kembali data hasil visite selanjutnya.
C. EVALUASI
Kepala ruangan/petugas keuangan melakukan rekapitulasi jumlah tindakan yang dilakukan,
obat yang diberikan, visite dokter dan jumlah pemeriksaan diagnosis yang dilakukan dan
jumlah hari rawat.
BAB IV
DOKUMENTASI
CLINICAL PATHWAYS
ASOSIASI RUMAH SAKIT DAERAH JAWA BARAT
……………………………………………………………..
2013
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
…………………………………………………… ……………… ……………..kg …………..cm …………………………….
Diagnosis Awal: ………………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... hari …….. …………. ……………
Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat
1 2 3 4 5 6 7
Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit..
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter ………..
Konsultasi ………..
Pemeriksaan Penunjang: ………..
Tindakan: ………..
Obat obatan:
…………………………… ………..
…………………………… ………..
………………………….. ……......
Nutrisi: ………..
Mobilisasi: ………..
Hasil (Outcome):
…………………………..
…………………………..
…………………………..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya ………
Perawat Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
Utama ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
……………………
Dokter Penyerta ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Penanggung ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
Jawab Pasien ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
(DPJP): Komplikasi ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
............................. ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Verifikator: ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
…………………… ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
NO PENJELASAN KETERANGAN
5. Tahun pembuatan Bila perlu dapat ditulis nomer dan revisi, diisi oleh
SMF terkait
6. Nama pasien: Sesuai dengan yang ditulis pada rekam medic Diisi oleh perawat dinas
7 Umur: Ditulis dalam satu tahun Untuk bayi dalam bulan dan untuk neonatus dalam
hari.
Ditulis oleh perawat bidan
8. Berat badan ditulis dalam satuan kilogram Untuk berat dibawah 1kg ditulis dalam satuan
kilogram.
Diisi oleh perwat dinas
9. Tinggi badan: ditulis dalam satuan centi meter Untuk bayi dan neonatus adalah panjang badan
dalam centi meter.
Diisi oleh perawat dinas
10. Nomer rekam medic: Ditulis sesuai dengan nomer rekam Diisi oleh perawat dinas
medic
11. Diagnosis awal: Diagnosis kerja pada waktu masuk dirawat Diisi oleh dokter SMF terkait
12. Kode ICD 10: Bila ada sesuai nomer kode diagnosis awal Diisi oleh dokter SMF terkait
13. Rencana rawat : Ditulis hari rawat perkiraan Hari rawat rata-rata dapat diperoleh dari data
morbiditas rumah sakit(RL2a dan 2b) atau
kesepakatan /consensus seluruh profesi di SMF
Diisi oleh dokter SMF terkait
14. Ruang rawat: Ditulis nama ruangan tempat pasien dirawat Dapat ditulis nomor kamar.
Diisi oleh perawat dinas
15. Ditulis tanggal dan jam pasien masuk di rawat inap. Diisi oleh perawat dinas
16. Ditulis tanggal dan jam pasien keluar rawat inap (pulang) Diisi oleh perawat dinas
17. Ditulis lama hari rawat dengan formula: (Tgl keluar +1) –Tgl Diisi oleh perawat dinas
masuk
18. Ditulis jenis, kelas, ruang perawatan, Diisi oleh perawat dinas
19. Ditulis tarif kelas ruangan perawatan/hari Diisi oleh perawat dinas.
20. Seluruh kolom ini diisi oleh petugas perincian biaya/kasir Diisi oleh petugas yang diberi kewenangan.
21. Hari sakit ditulis berdasarkan keluhan dari anamnesis Diisi oleh perawat dinas.
22. Diagnosis utama ditulis berdasarkan ICD 10 Ditulis oleh dokter SMF terkait
23. Diagnosis penyerta ditulis berdasarkan ICD 10 Ditulis oleh dokter SMF terkait
24. Diagnosis komplikasi ditulis berdasarkan ICD 10 Ditulis oleh dokter SMF terkait.
25. Ditulis nama dokter atau kode dokter yang memeriksa Ditulis oleh dokter SMF terkait
26. Ditulis nama dokter atau kode dokter yang memeriksa Ditulis oleh dokter SMF terkait
27. Ditulis seluruh pemeriksaan penunjang yang dilakukan Ditulis oleh dokter SMF terkait
terhadap pasien
28. Ditulis seluruh obat-obatan yang diberikan kepada pasien Ditulis oleh dokter SMF terkait
29. Ditulis seluruh nutrisi yang diberikan kepada pasien Ditulis oleh dokter SMF terkait
30. Ditulis seluruh kegiatan mobilisasi kepada pasien Diisi oleh perawat dinas atau petugas rehabilitasi
medis.
31. Ditulis seluruh gejala klinis, obat, tindakan oprasi, dan hasil Diisi oleh dokter SMF terkait.
pemeriksaan penunjang yang menjadi indicator dalam
monitoring (follow up) pasien.
Ditulis seluruh kegiatan pendidikan, penyuluhan maupun Diisi oleh dokter SMF terkait dan perawat dinas
32. rencana pulang
33. Ditulis seluruh deviasi dari rencana: Diagnosis, asessmen Varians tersebut dianalisis dan dilakukan audit
klinis, pemeriksaan penunjang, tindakan, obat, nutrisi, medis maupun audit manajerial. Dilakukan oleh
mobilisasi dan pendidikan/penyuluhan/rencana pemulangan dokter SMF terkait dan atau perawat dinas sesuai
kapasitas kewenangannya.
34. Ditulis seluruh diagnosis utama, penyerta dan komplikasi Diisi oleh dokter SMF terkait dan atau perawat
sesuai dengan kode diagnosis ICD 10 dinas sesuai kapasitas kewenangannya.
35. Ditulis seluruh tindakan yang dilakukan terhadap pasien Diisi oleh dokter SMF terkait dan atau perawat
sesuai kode tindakan prosedur ICD 9 cm dinas sesuai kapasitas kewenangannya.
38. Ditulis nama petugas yang diberi kewenangan untuk Diisi oleh petugas yang diberi kewenangan untuk
melakukan verikasi biaya melakukan verikasi biaya.
I. BIODATA
A. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
B. Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
B. KEPALA
Bentuk kepala : (simetris/tidak),ada ketombe/tidak,ada kotoran pada kulit
kepala/tidak,pertumbuhan rambut merata/tidak,ada lesi/tidak,ada nyeri tekan/tidak.
C. KULIT
D. PENGELIHATAN
E. PENCIUMAN/PENGHIDUNG
Bentuk(simetris/tidak),fungsi penciuman(baik/tidak),peradangan(ada/tidak),ada
polip/tidak.
F. PENDENGARAN/TELINGA
Bentuk daun
telinga(simetris/tidak),letaknya(simetris/tidak),peradangan(ada/tidak),fungsi
pendengaran(baik/tidak),ada serumen/tidak,ada cairan/tidak.
G. MULUT
Bibir (warnanya
pucat/cyanosi/merah),kering/tidak,pecah/tidak,Gigi(bersih/tidak),gusi(ada
berdarah/tidak),tonsil(radang/tidak),Lidah(tremor/tidak,kotor/tidak),Fungsi
pengecapan(baik/tidak),Mucosa mulut(warnanya),ada stomatitis/tidak..
H. LEHER
I. DADA/PERNAFASAN
J. ABDOMEN
K. SISTEM REPRODUKSI
L. EKSTREMITAS ATAS/BAWAH
KOMUNIKASI
No Dokumen : No Revisi : Halaman
MKI/1/2/002 1
ARSADA
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Komunikasi interpersonal dalam melaksanakan setiap tindakan antara pasien,
keluarga dan petugas kesehatan
TUJUAN Sebagai acuan di dalam penerapan komunikasi di RSUD ARSADA Jabar
KEBIJAKAN SK Direktur no tentang Manajemen Komunikasi dan Informasi
KOMUNIKASI
No Dokumen: No Revisi : Halaman
MKI/1/2/002
ARSADA
PEMERIKSAAN FISIK
No Dokumen : No Revisi : Halaman
AP/1/2/1/001 1
ARSADA
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Adalah suatu tindakan untuk memriksa pasien secara menyeuruh dimana salah
satu nya untuk menegakkan sautu diagnose medis.
TUJUAN Sebagai acuan di dalam memriksa pasien secara menyeuruh dimana salah satu
nya untuk menegakkan sautu diagnose medis.
KEBIJAKAN SK Direktur no tentang Assesment Pasien
PEMERIKSAAN FISIK
No Dokumen: No Revisi : Halaman
AP/1/2/1/001
ARSADA
3. Pelaksanaan :
a. Petugas memberikan salam sebagai pendekatan therapeutik
b. Petugas melakukan anamnesa:
1) Identitas pasien
2) Riwayat penyakit sekarang ( keluhan utama )
3) Riwayat penyakit sebelumnya
4) Riwayat penyakit keluarga
c. Pemeriksaan keadaan umum ( tampak sakit : ringan/sedang/berat )
d. Pemeriksaan tanda-tanda vital ( TD, Nadi, RR, Temperatur,
Sensoring/kesadaran )
e. Pemeriksaan fisik meliputi :
1) Kepala dari mulai mata, hidung, telinga, mulut
2) Leher
3) Dada meliputi jantung dan paru-paru
4) Perut
5) Ekstremitas
UNIT Semua unit terkait di RSUD ARSADA Jabar
TERKAIT
5. SPO tentang Permintaan Obat ke Farmasi
ARSADA
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan obat yang dibutuhkan oleh pasien
sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter.
TUJUAN Sebagai acuan di dalam mendapatkan obat yang dibutuhkan oleh pasien
sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter.
KEBIJAKAN SK Direktur no tentang Manajemen dan Penggunaan Obat
PROSEDUR 1. Perawat/bidan memberitahukan kepada dokter tentang stok obat yang habis
pada saat visite atau obat baru sesuai intruksi dokter
2. Dokter menuliskan resep sesuai kebutuhan pasien
3. Perawat/bidan memeberikan resep kepada keluarga pasien untuk
diserahkan ke petugas farmasi.
4. Farmasi menerima resep dari kelurga pasien
5. Petugas farmasi membuat rincian biaya seluruh obat yang ada di dalam
resep dan diserahkan kepada keluarga untuk melakukan pembayaran ke
petugas kasir.
6. Petugas farmasi menyiapkan obat yang sesuai dengan resep dokter
7. Bukti pembayaran diserahkan kembali ke petugas farmasi untuk
pengambilan obat
8. Petugas farmasi mnyerahkan seluruh obat sesuai dengan resep kepada
keluarga pasien.
KONSULTASI KE DOKTER
No Dokumentasi: No Revisi : Halaman
MKI/5/1/001 1
ARSADA
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Kegiatan dalam melakukan komunikasi antar sesama petugas kesehatan agar
terhindar miskkomunikasi
ARSADA
i. Penyampaian pemberian obat terlebih dahulu di eja sesuai NATO
Phonetic Alphabet yaitu: ( a: alpha, b:bravo, c:Charlie, d:delta, e:echo,
f:foxtrot, g:golf, h:hotel, i:india, j:Juliet, k:kilo, l:lima, m:mike,
n:November, o:Oscar, p:papa, q:quebec, r:romeo, s:sierra, t:tango, u:
uniform, v:victor, w:whiskey, x:x-ray. Y:yankee,z:zulu) kemudian
dibaca seluruh nama obatnya
4. Konsulen menjawab dengan
a. Ucapan salam
b. Memberikan intruksi atau advice dengan mengucapkan diulang dua kali
UNIT Semua Unit terkait RSUD ARSADA Jabar
TERKAIT
7. SPO Diagnostik
DIAGNOSTIK
No Dokumentasi: No Revisi : Halaman
APK/1/1/2/1/001 1
ARSADA
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan di dalam menegakkan dignosa dengan meminta
pemeriksaan dengan menggunakan penunjang diagnostic
TUJUAN Sebagai acuan di dalam menegakkan dignosa dengan meminta pemeriksaan
dengan menggunakan penunjang diagnostic
KEBIJAKAN SK Direktur no tentang Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
BAB II
RUANG LINGKUP
Rawat inap, rawat jalan dan IGD
BAB III
TATALAKSANA
A. Bagian Farmasi
1. Menganalisis obat di dalam resep yang sudah diberikan oleh dokter
2. Mengecek penyimpanan obat yang tersedia di apotek atau di gudang
3. Stok tidak tersedia/tidak terdapat dalam formularium obat farmasi mengajukan
penggantian obat tersebut dengan menulis di dalam format protocol therapy
B. Komite Medik
1. Komite medic menganalisa obat yang diminta untuk diganti dari farmasi
2. Komite medic melihat formuarium obat yang tersedia di farmasi
3. Komite medic mengganti obat sesuai dengan formularium yang ada di farmasi
4. Komite medic memberitahu atas penggantian obat kepada dokter yang meresepkan
C. Perawat/Bidan
1. Perawat/bidan menerima penggantian obat untuk diberikan kepada pasien
2. Bila pasien mengetahui atas resep yang diberikan ke farmasi karena ketidaksesuaian obat
perawat/bidan menjelaskan tentang pergantian tersebut
3. Perawat/bidan melaksanakan pergantian obat dan mengawasinya
4. Perawat/bidan melakukan evaluasi atas pergantian obat yang sudah diberikan dan
melaporkan kepada dokter tentang pergantian obat
BAB IV
DOKUMENTASI
ARSADA
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan di dalam permintaan rekomendasi kepada komite medik
dikarenakan tidak tersedianya obat di dalam formularium yang sudah di
tetapkan.
TUJUAN Sebagai acuan di dalam permintaan rekkomendasi kepada komite medik
dikarenakan tidak tersedianya obat di dalam formularium yang sudah di
tetapkan.
KEBIJAKAN SK direktur no... tentang Manajemen dan Penggunaan Obat
PROSEDUR b. Dokter membuat resep untuk pemberian therapy kepada pasien
dikirimkan kepada farmasi.
c. Farmasi menerima resep dan di dilakukan pengecekan terhadap
ketersediaan obat tersebut.
d. Bila tidak tersedia di dalam formularium yang sudah di tentukan, maka
farmasi minta rekomendasi ke komite medik untuk penggantian dengan
menggunakan formulir protokol therapy
e. Komite medik melakukan rekomendasi berdasarkan standar therapy
f. Farmasi memberikan obat sesuai rekomendasi dari komite medik
Nama :
No. Medrec :
Diagnosa Khusus :
Alasan
........................................ ......................................................
Mengtehaui,
......................................
ARSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan :
PROSEDUR Direktur RSUD ARSADA Jabar
TETAP
PENGERTIAN Intracutan adalah tehnik memberikan obat ke dalam kulit pasien
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam tehnik
memberikan obat ke dalam kulit pasien
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur no… tentang Manajemen dan
Penggunaan Obat
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
a. Spuit 1ml dengan jarum ukuran 25 atau 27
b. Kapas alcohol dalam tempatnya
c. Bak instrument kecil
d. Obat yang akan diberikan ( antibiotik / Tuberkulin )
e. Sarung tangan disposable
f. Pulpen/pensil kulit
g. Kartu rekam medis
h. Buku rekam medis
i. Bengkok
2. Persiapan Pasien :
a. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
b. Informed consent, kontrak waktu
c. Pasang sampiran
1. Jaga privasi pasien
2. Pilih lokasi injeksi yang tepat,inspeksi adanya inflamasi atau
edema pada area penyuntikan,jika memungkinkan,pilihlah
lokasi penyuntikan tiga atau empat kali dibawah antecubital.
Pelaksanaan
ARSADA
3. Dan satu telapak tangan dibawah pergelangan tangan.jika lengan
bawah tidak dapat digunakan sebagai lokasi injeksi,gunakan
punggung lengan.
4. Tempatkan klien pada posisi senyaman mungkin,rentangkan dan
beri alas pada siku dan lengan bawah (jika lokasi injeksi pada
lengan).
5. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril
6. Bersihkan area penyuntikan dengan kapas alcohol,pembersihan
dimulai dari tengah area penyuntikan dengan pola
sirkuler(melingkar) keluar area penyuntikan sekitar 5 cm( 2
Inchi).biarkan mengering.
7. Tahan kapas alcohol menggunakan jari tengah dan manis dengan
tangan non dominan
8. Buka tutup jarum
9. Tahan spuit diantara jari jempol dan telunjuk dengan tangan
dominan dengan ujung jarum berada pada bagian bawah
10. Dengan tangan non dominan,regangkan kulit pada area
penyuntikan dengan jari telunjuk dan jempol
11. Masukan jarum dengan kemiringan 5-15 derajat.dengan
kedalaman kira-kira 3 mm (1/8 inchi) dibawah permukaan kulit.
12. Masukan obat secara perlahan,dalam keadaan normal akan
terasa adanya tahanan,jika tidak,dapat berarti jarum masuk
terlalu dalam dan ulangi prosedur tindakan.
13. Ketika selesai melakukan tindakan injeksi, pastikan muncul
benjolan berukuran 6mm (1/4 inchi) pada permukaan kulit
14. Cabut jarum sembari mengusapkan kapas alcohol pada area
penyuntikan
15. Jangan mengusap-usap area penyuntikan
16. Posisikan kembali klien ke posisi yang nyaman
17. Buang jarum pada tempat pembuangan jarum yang tersedia
18. Lingkari area penyuntikan dengan menggunakan pulpen ataupun
penanda yang disediakan.
UNIT TERKAIT Semua unit perawatan di RSUD ARSADA Jabar
PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRA VENA LEWAT SELANG
INFUS
ARSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan :
PROSEDUR Direktur RSUD ARSADA Jabar
TETAP
PENGERTIAN Pemberian obat injeksi intra vena adalah suatu tindakan memasukan
cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memasukan cairan
atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur no…tentang Manajemen dan Penggunaan
Obat
PROSEDUR
1. Persiapan Alat 1. Bak injeksi
2. Spuit dengan jarum no.22-25
3. Kapas alkohol
4. Obat dari ampul atau vial
5. Sarung tangan bersih
6. Catatan pengobatan
7. Tourniquet
8. Bengkok
9. Perlak
1. Cuci tangan
3. Pelaksanaan 2. Ambil obat sesuai dosis
3. Pakai sarung tangan
4. Posisikan pasien nyaman dan rileks
5. Tentukan vena yang akan ditusuk (vena brachialis, vena basilika
dan vena chefalika), syarat vena: tidak bercabang, bukan bekas
tusukan, kulit tidak berbulu.
ARSADA
6. Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
7. Bila vena sudah ditemukan ( misal vena basilika) atur lengan lurus
dan pasang tourniquet sampai vena benar-benar dapat dilihat dan
diraba
8. Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila masih terdapat udara dalam
spuit, maka udara harus dikeluarkan
9. Tusukkan jarum ke dalam vena dengan posisi jarum sejajar dengan
vena dengan sudut 15-30°
10. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger spuit. Bila darah sudah
terhisap lepaskan tourniquet dan dorong obat pelan-pelan ke dalam
vena
11. Setelah obat masuk vena, segera tarik spuit, usap dengan kapas
alkohol dengan sedikit menekan
12. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
13. Tutup dan buang spuit, ampul/vial ditempat yang telah tersedia
(sampah medis untuk benda tajam)
14. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
15. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
16. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat
pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
17. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
UNIT TERKAIT Semua unit perawatan dan rawat jalan di RSUD ARSADA Jabar
PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRA MUSCULAR
1. Cuci tangan
2. Ambil obat sesuai dosis
3. Pelaksanaan
3. Pakai sarung tangan
4. Area penyuntikan: tidak ada lesi, tidak terdapat infeksi, tidak
terdapat penonjolan tulang, tidak terdapat saraf dan pembuluh
darah
ARSADA
5. Posisikan pasien nyaman dan rileks disesuaikan dengan area
penyuntikan yang akan digunakan:
a. Ventro gluteal: posisi tengkurap atau miring dengan lutut fleksi
b. Vastus lateralis: posisi flat, supine dengan lutut sedikit fleksi
c. Dorso gluteal: posisi prone dengan lutut fleksi
d. Deltoid: posisi duduk atau berbaring dengan lengan fleksi, rileks
atau diletakkan diatas abdomen
6. Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
7. Lakukan Z-track dengan tangan tidak dominan
8. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan
mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm
9. Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan.
10. Buka tutup spuit dan pegang spuit pada tangan dominan (antara ibu
jari dan telunjuk)
11. Injeksikan jarum dengan sudut 90° (vastus latralis jarum masuk
dengan kedalaman 1,5-2,5 cm; ventro gluteal jarum masuk dengan
kedalaman: 1,25- 2,5 cm; dorso gluteal jarum masuk dengan
kedalaman: 1,25-3,75 cm; deltoid jarum masuk dengan kedalaman:
1,25-2,5 cm)
12. Setelah jarum masuk ke dalam otot, pindahkan tangan non dominan
kebawah spuit (untuk memfiksasi agar posisi jarum tidak bergerak)
dan tangan dominan pindah ke bagian pengokang spuit untuk siap
mengaspirasi.
13. Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh
darah, jika tidak terdapat darah injeksikan obat tersebut dengan
kecepatan 10 detik/mL.
14. Jika terdapat darah segera cabut spuit dan ganti pada posisi
penyuntikan lainnya
15. Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan
ARSADA
16. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
17. Tutup dan buang spuit, ampul/vial ditempat yang telah tersedia
(sampah medis untuk benda tajam)
18. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
19. Lepas sarung tangan masukkan kedalam larutan klorin dan cuci
tangan
20. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat
pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
21. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
UNIT TERKAIT Semua unit perawatan dan rawat jalan di RSUD ARSADA Jabar
PEMBERIAN OBAT INJEKSI SUBCUTAN
PENGERTIAN Injeksi sub kutan adalah suatu cara memberikan obat melalui suntikan
dibawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan bagian atas
sebalah luar atau sepertiga bagian tengah dari bahu, paha sebelah kuar,
daerah dada dan sekitar umbilicus.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan obat
melalui suntikan dibawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan
bagian atas sebalah luar atau sepertiga bagian tengah dari bahu, paha
sebelah kuar, daerah dada dan sekitar umbilicus.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur no…tentang Manajemen dan Penggunaan Obat
PROSEDUR
1. Persiapan Alat 1. Spuit dengan jarum no.22-25
2. Jarum ukuran diameter 20-30
3. Kapas alkohol
4. Obat dari ampul atau vial (0.5 mL)
5. Sarung tangan bersih
6. Catatan pengobatan
7. Bak injeksi
8. Bengkok
9. Perlak dan pengalas
PENGERTIAN Pemberian obat oral adalah memberikan obat dalam bentuk tablet,
kapsul, syrup melalui mulut.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan obat
melalui oral dalam bentuk tablet, kapsul, syrup melalui mulut
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur no…tentang Manajemen dan Penggunaan
Obat
PROSEDUR
1. Persiapan Alat 1. Obat yang diperlukan : campuran, tablet, kapsul, powder atau
cairan
2. Penumbuk obat ( bila perlu ) jika pasien tidak bisa menelan obat
3. Gelas obat
4. Baki
5. Tissue
6. Formulir catatan pengobatan rawat inap
7. Sedotan air bila perlu
8. Kantong plastic alat kotor
ARSADA
6. Jangan meninggalkan pasien sebelum selesai minum obat untuk
memastikan bahwa pasien sudah minum obat yang telah
ditentukan
7. Buat dokumentasi dengan menandatangani pada kolom 6B cara
memberikan obat
8. Mencatat obat-obat yang ditolak oleh pasien lalu laporkan ke
dokter
9. Rapikan kembali lemari obat dan peralatannya kemudian dikunci
10. Observasi catat dan laporkan bila terjadi reaksi obat serta catat
pada formulir catatan perkembangan pasien
UNIT TERKAIT Semua unit perawatan di RSUD ARSADA Jabar
BAB I
PENGERTIAN
BAB II
RUANG LINGKUP
Standar K3RS mencakup prinsip, program dan kebijakan pelaksanaan K3RS, standar
pelayanan K3RS, standar sarana, prasarana dan peralatan K3RS, pengelolaan barang berbahaya,
standar sumber daya manusia K3RS, pembinaan, pengawasan, pencatatan dan pelaporan.
BAB III
TATA LAKSANA
Secara sistematik dilakukan pengendalian potensi bahaya serta risiko dalam proses produksi
melalui aktivitas :
1. Identifikasi bahaya
Langkah pertama manajemen risiko kesehatan di tempat kerja adalah identifikasi atau
pengenalan bahaya kesehatan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi faktor risiko kesehatan
yang dapat tergolong fisik, kimia, biologi, ergonomik, dan psikologi yang terpajan pada
pekerja. Untuk dapat menemukan faktor risiko ini diperlukan pengamatan terhadap proses
dan simpul kegiatan produksi, bahan baku yang digunakan, bahan atau barang yang
dihasilkan termasuk hasil samping proses produksi, serta limbah yang terbentuk proses
produksi. Pada kasus terkait dengan bahan kimia, maka diperlukan: pemilikan material safety
data sheets (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang digunakan, pengelompokan bahan kimia
menurut jenis bahan aktif yang terkandung, mengidentifikasi bahan pelarut yang digunakan,
dan bahan inert yang menyertai, termasuk efek toksiknya. Ketika ditemukan dua atau lebih
faktor risiko secara simultan, sangat mungkin berinteraksi dan menjadi lebih berbahaya atau
mungkin juga menjadi kurang berbahaya. Sebagai contoh, lingkungan kerja yang bising dan
secara bersamaan terdapat pajanan toluen, maka ketulian akibat bising akan lebih mudah
terjadi.
a. RS mengidentifikasi risiko keselamatan pasien dan karyawan
b. Menyusun pengkajian/analisis tentang bahaya fisik, biologis, kimia, dan psikologis
2. Penilaian pajanan
Proses penilaian pajanan merupakan bentuk evaluasi kualitatif dan kuantitatif terhadap pola
pajanan kelompok pekerja yang bekerja di tempat dan pekerjaan tertentu dengan jenis
pajanan risiko kesehatan yang sama. Kelompok itu dikenal juga dengan similar exposure
group (kelompok pekerja dengan pajanan yang sama). Penilaian pajanan harus memenuhi
tingkat akurasi yang adekuat dengan tidak hanya mengukur konsentrasi atau intensitas
pajanan, tetapi juga faktor lain.
Pengukuran dan pemantauan konsentrasi dan intensitas secara kuantitatif saja tidak cukup,
karena pengaruhnya terhadap kesehatan dipengaruhi oleh faktor lain itu. Faktor tersebut perlu
dipertimbangkan untuk menilai potensial faktor risiko (bahaya/hazards) yang dapat menjadi
nyata dalam situasi tertentu.
Risiko adalah probabilitas suatu bahaya menjadi nyata, yang ditentukan oleh frekuensi dan
durasi pajanan, aktivitas kerja, serta upaya yang telah dilakukan untuk pencegahan dan
pengendalian tingkat pajanan. Termasuk yang perlu diperhatikan juga adalah perilaku
bekerja, higiene perorangan, serta kebiasaan selama bekerja yang dapat meningkatkan risiko
gangguan kesehatan.
a. RS menyususn pemaparan tentang pajanan kualitatif
1) Kondisi RS
2) Kondisi setiap ruangan
3) Kegiatan yang sudah dilakukan di dalam risiko pajanan dan hasil evalasi kegiatan
pajanan
b. Rs menyusun pajanan kuantitatif
1) Indicator yang ditetapkan
2) Hasil dari penanganan pajanan (hasil pencapaian indicator)
3. Karakterisasi risiko
Tujuan langkah karakterisasi risiko adalah mengevaluasi besaran (magnitude) risiko
kesehatan pada pekerja. Dalam hal ini adalah perpaduan keparahan gangguan kesehatan yang
mungkin timbul termasuk daya toksisitas bila ada efek toksik, dengan kemungkinan
gangguan kesehatan atau efek toksik dapat terjadi sebagai konsekuensi pajanan bahaya
potensial.Karakterisasi risiko dimulai dengan mengintegrasikan informasi tentang bahaya
yang teridentifikasi (efek gangguan/toksisitas spesifik) dengan perkiraan atau pengukuran
intensitas/konsentrasi pajanan bahaya dan status kesehatan pekerja.
Terdiri dari :
a. Karakteristik risiko SDM
1) Tingkat kesehatan SDM
2) System waktu kerja SDM
3) APD SDM
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Format identifikasi
2. Format penilaian
3. Susunan kepanitiaan bencana
4. SPO tentang pemantauan dan peninjauan ulang
1. Format Identifikasi
KESIMPULAN
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………............................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
2. Format Penilaian
Kuat □ Ya □ Tidak
Ketinggian 80 cm □ Ya □ Tidak
15 Jalur pejalan Tersedia jalur kursi roda, permukaan keras / stabil, □ Ya □ Tidak
. kaki kuat, tidak licin
Kemiringan 7o □ Ya □ Tidak
KESIMPULAN
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………............................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
2. Instalasi □ Ya □ Tidak
penangkal
petir
5. Gas medis Tersedinya gas medis dengan system sentral / tabung □ Ya □ Tidak
KESIMPULAN
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………............................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Bandung, 14 Maret 2013
No Indikator Presentasi
2. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh balai pengujian fasilitas □ Ya □ Tidak
kesehatan dan institusi pengujian fasilitas kesehatan dan berwenang
KESIMPULAN
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………............................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Bandung, 14 Maret 2013
Keterangan :
b. Pekerja Luar RS
4. Kasus diduga penyakit akibat kerja pada :
a. SDM-RS
b. Pekerja luar RS
Keterangan :
SDM-RS : Sumber Daya Manusia – Rumah Sakit
Pelaporan dari Rumah Sakit yang bersangkutan
Pelaporan sekali sebulan, di awal bulan
* = diisi jika ada, pada kolom keterangan agar diisi hasil pemeriksaan : tidak ada kelainan
atau ada kelainan.
Selanjutnya jika ada yang menderita penyakit akibat kerja atau diduga menderita
penyakit akibat kerja supaya disebutkan jumlahnya dan jenisnya penyakit akibat kerja
tersebut.
Baris 10 (sepuluh), agar diisi dalam bentuk prosentase yakti jumlah SDM-RS yang
diperiksa dibagi dengan jumlah seluhun SDM-RS, dan dikali 100%.
KETUA
SEKRETARIS
ARSADA
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan di dalam memantau dan meninjau ulang hasil kajian dan
evaluasi yang dilakukan oleh panitia K3RS.
TUJUAN Sebagai acuan di dalam memantau dan meninjau ulang hasil kajian dan
evaluasi yang dilakukan oleh panitia K3RS
KEBIJAKAN SK Direktur no tentang
PROSEDUR 1. Tim K3RS melakukan pengecekan ulang atas hasil kajian yang sudah
dilakukan dengan cara :
a. Lakukan pengecekan per point
b. Bila ada yang kurang data dilengkapi
c. Bila data dinyatakan lengkap tanda tangani lembaran kajian tersebut
2. Tim K3RS menyerahkan kajian tersebut kepada sekretaris K3RS
3. Tim K3RS menyampaikan kepada ketua K3RS untuk dilakukan
pembahasan
4. Tim K3RS membahas hasil kajian dan mencari solusi pemecahan masalah
5. Tim K3RS melaporkan kepada direktur tentang solusi pemecahan masalah
terhadap manajemen resiko yang terjadi di rumah sakit
UNIT Tim K3RS ARSADA Jabar
TERKAIT
BAB I
PENGERTIAN
Suatu kegiatan di dalam system manajemen rumah sakit di mulai dari memasukan data
pasien, data dokter/paramedic yang mlakukan tindakan pelayanan, pembiayaan dari setiap
masing-masing tindakan, renumerasi, system laporan rumah sakit, analisis laporan rumah sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang rekam medic, rawat inap, rawat jalan, IGD, keuangan, administrasi manajemen
rumah sakit.
BAB III
TATALAKSANA
A. Data Pasien
1. Data pasien dimasukan sesuai dengan software yang tersedia di bagian halaman awal di
rekam medic
2. Isi sesuai dengan software yang ada dengan menanyakan kepada pasien di dalam poses
pendaftaran
3. Bila pasien lama yang telah memiliki kartu pasien elektronik maka kartu dimasukan ke
dalam perangkat computer
4. Data pasien tersebut merupakan riwayat pengobatan di rumah sakit yang dimiliki oleh
rumah sakit tersebut.
2. Pelaksana pengisi SIM RS memasukan data sesuai dengan format yang ada di software
tersebut tentang tindakan yang diberikan petugas kepada pasien
C. Pembiayaan tindakan
2. Bila pasien pulang rekapan diberikan kepada pasien untuk pembayaran di kasir
3. Petugas kasir kroscheck data pasien tersebut dalam software dan bila cocok serta dibayar
oleh pasien dikeluarkan kwitansi sesuai dengan pembayaran pasien tersebut.
D. Renumerasi
1. Petugas SIM RS yang membidangi renumerasi mlakukan rekapitulasi data atas tindakan-
tindakan yang dilakukan baik oleh dokter, perawat, bidan maupun petugas penunjang
lainnya
2. Petugas mengkroscheck scoring data tiap-tiap pegawai bila terdapat kenaikan scoring
atau pengurangan scoring diakibatkan tidak masuk kerja
3. Petugas memasukn data jumlah uang yang tersedia dan pembagian esuai dengan scoring
dari masing-masing pegawai
a. Jumlah pasien
b. BOR
c. TOI
f. Jenis penyakit
BAB IV
DOKUMENTASI
1. SPO pendaftaran
Unit rawat inap dan rawat jalan, pendaftaran RSUD ARSADA Jabar
UNIT
TERKAIT
DATA PASIEN
No : No Revisi : Halaman
ARSADA PMKP/4/1/1/002 1
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan di dalam mengecek data pasien baru dan lama di SIM-
RS.
TUJUAN Sebagai acuan di dalam mengecek data pasien baru dan lama di SIM-RS
No : No Revisi : Halaman
ARSADA PMKP/4/1/1/003 1
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan di dalam memasukan ID Card pasien ke dalam
computer SIM-RS.
TUJUAN Sebagai acuan di dalam memasukan ID Card pasien ke dalam computer SIM-
RS.
KEBIJAKAN SK Direktur no tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
No : No Revisi : Halaman
ARSADA
PMKP/4/1/1/004 1
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan di dalam pengisian software data tindakan yang sudah
dilakukan oleh petugas dokter, perawat, bidan, dan petugas penunjang medic.
TUJUAN Sebagai acuan di dalam pengisian software data tindakan yang sudah
dilakukan oleh petugas dokter, perawat, bidan, dan petugas penunjang medic.
KEBIJAKAN SK Direktur no tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
No : No Revisi : Halaman
ARSADA PMKP/4/1/1/005 1
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan di dalam menghitung pembiayaan tindakan yang
dilakukan oleh bagian keuangan untuk penagihan kepada pasien/keluarga
pasien.
TUJUAN Sebagai acuan di dalam menghitung pembiayaan tindakan yang dilakukan
oleh bagian keuangan untuk penagihan kepada pasien/keluarga pasien.
KEBIJAKAN SK Direktur no tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
PENGISIAN RENUMERASI
No : No Revisi : Halaman
ARSADA PMKP/4/1/1/006 1
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan di dalam mengisi renumerasi / pembagian jasa bagi
karyawan dan karyawati di rumah sakit.
TUJUAN Sebagai acuan di dalam mengisi renumerasi / pembagian jasa bagi karyawan
dan karyawati di rumah sakit.
KEBIJAKAN SK Direktur no tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
No : No Revisi : Halaman
ARSADA PMKP/4/1/1/007 1
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan di dalam membuat laporan dengan menggunakan SIM-
RS untuk dikirimkan kepada direktur, dinas kesehatan, dan kemenkes.
TUJUAN Sebagai acuan di dalam membuat laporan dengan menggunakan SIM-RS
untuk dikirimkan kepada direktur, dinas kesehatan, dan kemenkes
KEBIJAKAN SK Direktur no tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
No : No Revisi : Halaman
ARSADA PMKP/4/1/1/008 1
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP 2 – 01 – 2013 Direktur RSUD ARSADA JABAR
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan di dalam melakukan analisis laporan yang diberikan
dari rekam medic / SIM – RS untuk ditindak lanjuti strategi penanganan.
TUJUAN Sebagai acuan di dalam melakukan analisis laporan yang diberikan dari
rekam medic / SIM – RS untuk ditindak lanjuti strategi penanganan.
KEBIJAKAN SK Direktur no tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
PANDUAN
PENGAWASAN DENGAN INDOKATOR YANG SUDAH DITETAPKAN
BAB I
PENGERTIAN
Suatu kegiatan didalam melakukan pengawasan terhadap tindakan yang sudah dilakukan
berdasarkan acuan dari SPO protap yang sudah ditetapkan oleh direktur.
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini mencakup tata cara melakukan evaluasi melalui observasi dengan
menggunakan daftar tilik yang sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Berlaku untuk
semua instalasi RS ARSADA JABAR.
BAB III
PENATALAKSANAAN
A. Persiapan
1. Lakukan pertemuan dengan tim mutu supervisi
2. Membagi tugas ruangan yang akan dilakukan survey / audit
3. Siapkan format observasi / daftar tilik sesuai dengan prosedur yang akan dilakukan
observasi.
B. Pelaksanaan
1. Surveyor / auditor meminta ijin kepada instalasi / unit yang akan dilakukan
pengawasan atau observasi
2. Surveyor melakukan observasi non partisipasi atas tindakan yang dilakukan oleh
audite
3. Surveyor mengisi memberikan ceklist sesuai dengan instrument tahapan – tahapan
atas tindakan yang dilakukan oleh audite
4. Auditor Audite menyampaikan hasil dari survey atau observasi dengan memberitahu
kepada kepala instalasi / unit yang terkait
5. Auditor meminta persetujuan dari audite / kepala instalasi atau unit terkait. lainnya
C. Pencatatan dan Pelaporan
1. Hasil kegiatan dimasukan Masukan kedalam format pelaporan
2. Surveyor melaporan kepada pihak ketua tim managemen mutu tentang hasil dari
kegiatan pengawasan yang sudah dilaksanakan
3. Setelah dilakukan proses analisa ketua tim mutu memberikan laporan kepada kepala
rumah sakit
D. Tindak Lanjut
1. Surveyor melakukan penutupan close pemecahan masalah bila masalah / temuan
tersebut sudah diperbaiki/ diselesaikan
2. Bila belum dilakukan pemecahan masalah, pihak ketua tim managemen mutu
melaporkan kepada direktur RSUD ARSADA Jabar.
BAB IV
DOKUMENTASI
PERTEMUAN / RAPAT
3. SPO Komunikasi
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
TanggalTerbit Ditetapkan :
PROSEDUR Direktur RS ARSADA JABAR
TETAP 2 – 01 - 2013
NOTULEN RAPAT
Hari/tanggal :
Acara :
Jumlah Peserta :
Isi Rapat :
Tindak lanjut
Notulen Rapat
(.................................)
4. Format Pelaporan
2
1 REPORT Estabilishment. 3
No.
Leader
Process/ 7 Standard/Clause 8
Location
Major 9
Document Evidance of Action 11 Re-visit 12
Minor 10 Major Non Comformity-Client to supply correction and corrective action evidence to
auditor in maximum 3 monhts if initial audit
Comment
for
Mandatory Action Not Required (not appilicable for non-conformities) 13
Action 14
19
20
21
ACCEPTEP
25
24 FURTHER
26
SUBMISSION
REQUESTED
VERIFY NEXT
27
AUDIT
VERIFICATION OF AUDIT FINDING ACTION BY MUTU CERTIFICATION (Head office use only)
(Signature) 31