Anda di halaman 1dari 29

Praduga Tak Bersalah adalah asas di mana seseorang dianggap tidak bersalah

hingga pengadilan menyatakan bersalah.


Tugas dan Wewenang
Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:
Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat
dan daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan
SDA dan SDE lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan daerah)
Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
Menetapkan UU bersama dengan Presiden
Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan
Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU

Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:


Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)
Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak,
pendidikan dan agama
Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang disampaikan oleh BPK
Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun
terhadap perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan
beban keuangan negara

Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:


Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan
pemerintah
Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD
(terkait pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN,
pajak, pendidikan dan agama)

Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain:


Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat
Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang ataupun
membuat perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan memberhentikan
anggota Komisi Yudisial.
Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian amnesti dan
abolisi; (2) mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar lain
Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung yang
akan ditetapkan menjadi hakim agung oleh Presiden
Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya diajukan ke Presiden
1. Fungsi legislasi.
Ini adalah fungsi paling dasar dari DPR. Fungsi ini maksudnya adalah DPR adalah
lembaga Negara yang berwenang membuat undang-undang. Tujuan dari fungsi ini
agar DPR dapat membuat peraturan perundang-undangan yang baik. Ada beberapa
proses dalam fungsi legislasi ini. DPR sebagai lembaga masyarakat akan
menampung aspirasi dari masyarakat. Aspirasi dari masyarakat ini kemudian akan
dirapatkan dalam rapat DPR. Setelah itu, DPR akan membuat peraturan perundang-
undangan sesuai dengan aspirasi masyarakat. Peraturan perundang-undangan
tersebut akan disahkan oleh presiden. Satu-satunya lembaga Negara yang berhak
menentukan anggaran Negara adalah DPR. Undang-undang ini diasumsikan
sebagai representasi rakyat banyak. Hal ini akan mempermudah lembaga Negara
untuk menyejahterakan rakyat
2. Fungsi anggaran.
Selain membuat produk undang-undang, DPR memiliki fungsi yang kedua yaitu
fungsi anggaran. Sesuai dengan namanya, fungsi DPR ini adalah untuk menentukan
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) bersama dengan presiden
dengan memperhatikan DPD. DPR bersama dengan presiden akan membuat
RAPBN. Setelah itu, akan dibuat undang-undang tentang anggaran penerimaan dan
belanja Negara. Didalam DPR sendiri, ada sebuah divisi khusus yang mengurusi
anggaran Negara. DPR tidak hanya menyetuji anggaran Negara yang diajukan oleh
presiden akan tetapi juga tidak menyetujui anggaran. Menindaklanjuti hasil
pemeriksaan dari BPK tentang pengelolaan dan tanggung jawab Negara. Kemudian,
memberikan persetujuan terhadap pemindah tanganan asset yang berhubungan
dengan rakyat banyak
3. Fungsi Pengawasan.
Selain kedua fungsi tersebut diatas, DPR juga memiliki fungsi pengawasan. DPR
mengawasi anggaran sesuai dengan fungsi DPR sebagai fungsi anggaran.
Kemudian, DPR juga mengawasi pelaksanaan Undang-undang dan kebijakan
pemerintah. Kedua membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang
disampaikan oleh DPD. Hal-hal yang diawasi adalah otonomi daerah, pemekaran
dang penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan yang lain, pajak, pendidikan,
dan juga agama. Oleh karena itu, DPR dibagi menjadi beberapa bagian sesuai
dengan bidang keahlian masing-masing. Semua pengawasan ini didasarkan oleh
DPR adalah representasi dari rakyat sehingga DPR dianggap mampu untuk
mengawasi jalannya pemerintahan.

1. Hak Inisiatif adalah hak DPR untuk mengajukan usul Rancangan Undang-Undang
Dasar (RUU) atau Rancangan Peraturan Daerah (Raperda )

2.Hak Budget
Memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan
undang-undang tentang APBN yang diajukan oleh Presiden.

3.Hak Angket
Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan
suatu undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan hal
penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.

4.Hak amandemen, hampir sama dengan hak inisiatif, adalah hak untuk mengajukan
Perubahan Undang-Undang atau Peraturan daerah (Raperda).

5.Hak Interplasi
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah
mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

6.Hak petisi yaitu hak DPR untuk mengajukan usul atau anjuran serta pertanyaan
mengenai suatu masalah. Hak petisi ini ada hubungannya dengan lembaga tinggi
negara.
7. Hak Imunitas
Hak imunitas atau hak kekebalan hukum anggota DPR adalah hak untuk tidak dapat
dituntut di muka pengadilan karena pernyataan dan pendapat yang disampaikan
dalam rapat-rapat DPR dengan pemerintah dan rapat-rapat DPR lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
- Grasi merupakan tindakan meniadakan hukuman yang telah diputuskan oleh hakim

- Rehabilitasi merupakan tindakan presiden dalam rangka mengembalikan hak


seseorang yang telah hilang karena suatu keputusan hakim yang kemudian terbukti
bahwa tindakan pelaku tidak seberapa dibanding dengan perkiraan semula atau
bahkan ia tidak bersalah sama sekali
- Amnesti adalah suatu pernyataan terhadap orang banyak yang terlibat dalam suatu
tindak pidana untuk meniadakan suatu akibat hokum pidana yang timbul dari tindak
pidana tersebut
- Abolisi adalah suatu tindakan untuk menghentikan penyusutan & pemeriksaan
suatu perkara, dimana pengadilan belum menjatuhkan keputusan terhadap perkara
tersebut.
Ideologi merupakan istilah yang berasal dari Yunani. Terdiri dari dua
kata, idea dan logi. Idea artinya melihat (idean), dan logi berasal dari
kata logos yang berarti pengetahuan atau teori. Dengan demikian dapat diartikan
bahwa ideologi adalah hasil penemuan dalam pikiran yang berupa pengetahuan
atau teori. Ideologi dapat pula diartikan sebagai suatu kumpulan konsep bersistem
yang dijadikan asas, pendapat (kejadian) yang memberikan arah tujuan untuk
kelangsungan hidup.
Ideologi merupakan gabungan dua kata, yaitu idea dan logos. Idea berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, dan cita-cita; sedangkan logos berarti ilmu atau
pengetahuan. Jadi, ideologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang ide-
ide atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar (Kodhi dan Soejadi, 1988 : 49)
Pengertian dari ideologi ini juga juga dimaknai berbeda-beda oleh beberapa orang,
diantaranya adalah:
Karl Marx mendefinisikan ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan
berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik
atau sosial ekonomi.
Lanur menyatakan bahwa ideologi bisa dimasukkan dalam kategori pengetahuan
yang subjektif.
Carl J. Friederich mendefinisikan ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang
dikaitkan dengan tindakan.
C.C Rodee menyatakan bahwa ideologi adalah sekumpulan gagasan yang secara
logis berkaitan dan mengidentifikasikan nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi
institusi politik dan pelakunya.

Ideologi Tertutup dan Ideologi Terbuka

Terkait dengan soal penafsiran ideologi, secara pengelompokkan ideologi terbagi


dalam dua macam watak ideologi, yaitu ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Dari
kedua ideologi tersebut dapat dipahami tentang pengertian dan ciri-cirinya,
sebagaimana terangkum seperti berikut:

Ideologi Tertutup

Pengertian: Ideologi tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak. Dengan kata lain
bahwa Ideologi tertutup merupakan ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang ditasbihkan
sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima
sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi.
Ciri-ciri ideologi tertutup, adalah:
bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita
sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat;
apabila kelompok tersebut berhasil menguasai Negara, ideologinya itu akan
dipaksakan pada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi kehidupan
masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut;
bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Karena itu,
ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi
dan pendidikan; sebab, kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk
mempengaruhi perilaku masyarakat;
pluralisme pandagan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati;
menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban
bagi ideologi tersebut.
isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutab-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, mutlak, dan total.

Ideologi Terbuka

Pengertian: Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Dapat diartikan
juga bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali
dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya sendiri. Ideologi
terbuka merupakan ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman
dan adanya dinamika secara internal.

Ciri-ciri ideologi terbuka, adalah:


merupakan kekayaan rohani, dan budaya masyarakat (falasafah). Jadi, bukan
keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat;
tidak diciptakan oleh Negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri; ia adalah
milik seluruh rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka;
isinya tidak langsung operasional. Sehingga, setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falasafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi kekinian
mereka.
tidak pernah memperk0sa kebebasan dan tanggungjawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggungjawab sesuai dengan
falsafah itu.
menghargai pluraritas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari
berbagai latar belakang budaya dan agama.
Dalam ilmu sosial, Ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang
menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan
ringkasan order masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya
dengan bagaimana mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan.
Teori pancasila,komunis Karl Marx, Friedrich Engels dan pengikut mereka, sering
dikenal dengan marxisme, dianggap sebagai ideologi politik paling berpengaruh dan
dijelaskan lengkap pada abad 20.
Contoh ideologi lainnya
termasuk: anarkisme, kapitalisme, komunisme, komunitarianisme, konservatisme, ne
oliberalisme, demokrasi
kristen, fasisme, monarkisme, nasionalisme, nazisme, liberalisme, libertarianisme, s
osialisme, Falsisme Konservatif dan demokrat sosial.
Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari "moral entrepreneurs", yang kadangkala
bertindak dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal,
prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup
besar yang memiliki tujuan politik dan budaya yang sama. Merupakan dasar dari
pemikiran politik yang menggambarkan suatu partai politik dan kebijakannya.
Ada juga yang memakai agama sebagai ideologi politik. Hal ini disebabkan agama
tersebut mempunyai pandangan yang menyeluruh tentang kehidupan. Islam,
contohnya adalah agama yang holistik.
Ideologi politik
Ideologi adalah seperangkat tujuan dan ide-ide yang mengarahkan pada satu tujuan,
harapan, dan tindakan. Jadi, ideologi politik dapat diartikan sebagai seperangkat
tujuan dan ide yang menjelaskan bagaimana suatu rakyat bekerja, dan bagaimana
cara mengatur kekuasaan.
Pancasila
Negara Indonesia mempunyai landasan Pancasila sebagai dasar Negara
merupakan bagian lama dari kedudukan pancasila dalam system kenegraan
Indonesia.
Dasar Negara Indonesia adalah pancasila sejak tahun 1945, Pancasila yaitu Panca
adalah lima ( 5 ) sedangkan Sila adalah dasar, jadi Pancasila adalah lima dasar
yaitu yang terdiri dari : 1. Ketuhanan yang Maha Esa 2. Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh hikmat dan
kebijaksanaan dalam permusawaratan dan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Yang sudah sesuai dengan kesepakatan bangsa dan Negara Indonesia. Meskipun
sempat mengalami beberapa periode polemic dan tingkat pembahasan, sebagai
mana diuraikan secara lengkap di atas, pada akhirnya Pancasila dan Undang –
Undang 1945 yang disingkat UUD 1945 di tetapkan menjadi dasar Negara.
Pancasila dipandang sebagai dasar Negara yang paling sesuai dengan kondisi dan
perkembangan politik Indonesia. Sejak itu keabsahan Pancasila sebagai dasar
Negara, dalam konteks konstitusi Negara Repiblik Indonesia ( R.I ), tidak perlu
ditangakan lagi, karena sudah ada kesepakatan dan sudah di tetapkan oleh Undang
– Undang 1945 bahkan sudah tercantum di dalam Pembukaan Undang – Undang
1945 yang terdapat di dalam bait yang terahir.
Kedudukan pancasila sebagai dasar Negara bagi bangsa Indonesia, berbeda
tingkatannya dengan kedudukan dan fungsi pancasila sebagai ideology, sebagai alat
pemersatu, maupun fungsi kedudukan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara lainya. Tanpa kedudukan dan peran pancasila sebagai dasar Negara,
fungsi – fungsi dan kedudukan pancasila dalam pedoman kehidupan dan
kenegaraan yang lain tidak akan bisa di lakukan. Pancasila yang berakar pada
kehidupan bangsa Indonesia pada hakekatnya mengandung pandangan yang
mengutamakan harmoni dalam kehidupan masyarakat. Sekalipun dikatakan bahwa
pancasila pancasila adalah idiologi terbuka, tetapi itu tak menghilangkan hakikat
pancasila yang subtansinya adalah harmoni. Harmon bisa di artikan tidak adanya
pengutamaan kepada kepentingan individu saja sebagaimana di kehendaki
individualisme, tepi juga tidak ada negasi atau peniadaan individu dalam kehidupan
masyarakat seperti dalam komunisme. Dengan diterimanya pancasila sebagai dasar
Negara itu mestinya harus ada usaha yang serius dan konsisten dari pihak
pemimpin Negara untuk menjadikan nilai – nlia pancasila tersebut sebagai
kenyataan dalam kehidupan bangsa. Jika hal tersebut gagal di lakukan maka anak
muncul pandangan dan arugan bahwa pancasila tidak mampu menjawab tentang
kehidupan bangsa dan Negara yang berjalan sedara dinamis. Bila hal itu yang pada
gilirannya akan mendisteribusikan pancasila dan menjadikan argument kuat untuk
menolak pancasila. Pancasila sebagai idiologi merupakan bagian terpenting dari
fungsi dan kedudukan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Idiologi adalah kumpulan ide – ide yang muncul dan tumbuh dalam satu
pemerintahan Negara. Membicarakan Pancasila sebagai idiologi atau ide – ide yang
penting dalam berbagai bidang kehidupan yang di pandang perlu ataupun di
pandang penting untuk rangka mencari titik temu dalam rangka menyampaikan dan
menyerasikan orientasi, persepsi dan penghayatan terhadap idiologi atau ide – ide
Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui proses pengmbangan
pemikiran tentang pancasila, diharapkan bangsa Indonesia dapat memelihara dan
mengembangkan gagasan – gasan, konsep – konsep, teori – teori dan ide – ide
baru tentang kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, hokum, hankam dan semua
proses kehidupan bangsa yang tidak saja bersumber pada pancasila dan Undang –
Undang 1945, tapi juga mengandung relevansi yang kuat dengan kepentingan
pembangunan masyarakat, bangsa dan Negara bahkan termasuk di dalamnya
system kehidupan keagamaan, tanpa mengurangi etika dan nilai – nilai serta
pengalaman keagamaan masing – masing agama. Suatu konsep yang abstrak
seperti “ Pancasila adalah idiologi terbuka “ memerlukan waktu untuk memantapkan
proses pemahaman, penghayatan pembudayaan, dan pengalamannya dalam
masyarakat. Idiologi terbuka, berdasarkan banyak pemahaman, mengandung
semacam dinamika internal yang memungkinkan di lakukan perubahan terhadap
makna pada setiap wktu, sehingga isisnya tetap relevan dan komunitetif sepanjang
zaman, tanpa menyimpang dan mengurangi hakekatnya. Perubahan bukan berarti
mengganti nilai – nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Bila mana idiologi itu
direvisi, apalagi dig anti maka idiologi tersebut sudah kehilangan jati dirinya.
Sehingga kendati secara formal idiologi itu masi ada, tetapi secara subtansial ia
tidak ada lagi, karena sudah berganti dengan nilai – nilai yang baru. Dinamika yang
terkandung dalam suatu idiologi terbuaka biasanya mempermantap, mempermapan
dan memperkuat releansi idiologi itu dalam masysrakat. Tetapi factor itu terkandung
dari beberapa factor. Sala satu faktornya adalah nilai – nilai dasar yang terkandung
dalam idiologi tersebut. Faktor kedua adalah seperti sikap dan tingkah laku
masyarakat terhadapnya. Ketiga, kemampuan masyarakat mengembangkan
pemikiran – pemikiran baru yang relevan tentang idiologi yang dimilikinya itu.
Keempat, menyangkut seberapa jauh nilai – nilai yang terkandung dalam idiologi itu
membudaya dan diamalkan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Ø
Salah Satu dinamis dari idiologi politik adalah : pencerminan realitas yang hidup di
masyarakat yang muncul untuk pettama kali atau paling tidak pada awal
kelahirannya . Jadi idiologi merupakan gambaran tentang sejumlah mana suatu
masyarakat mampu memahami dirinya. Ø Dinamis kedua dari idiologi adalah
dinamis idealisme, yaitu lukisan kemampuan memberikan harapan kepada berbagai
kelompok yang ada dalam masyarakat untuk memiliki kehidupan bersama secara
lebih baik, dan masa depan yang lebih cerah. Ø Sedangkan dinamis ketiga adalah :
Dinamis fleksibilitas, lukisan kemampuan uuntuk mempengaruhi, sekaligus
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan atau perkembangan masyarakat. Adanya
fleksibilitas dapat membuika jalan bagi generasi baru masyarakat untuk
mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan intelektualnya untuk mencari dan
meneliti interpretasi - interpretasi baru yang mungkin bisa di berikan terhadap nilai –
nilai dasar idiologi dengan perubahan dan pengmbangan masyarakat. Menurut
Soerjanto popowardojo, idiologi adalah suatu pemilihan yang jelas dan bahwa
komitmen untuk mewujudkannya. Sejalan dengan itu, Sastrapratadja
mengemukakan bahwa idiologi membuat orientasi pada tindakan. Ada bergagai
factor yang dapat melahirkan dam mengembangkan persepsi dan tingkalaku yang
tidak wajar dan kurang sehat tentang idiologi. Penembangan ini sajalan dengan
pendapat dan di kemukakan oleh Sastrapratadja bahwa idiologi memiliki
kecenderungan untuk indicator. Obsesi dan komitmen yang berlebihan terhadap
idiologi biasanya merangsang orang untuk berpersipsi, bersikap dan bertingkah laku
sangan doktiner. Fenomena itu akan menjadikan idiologi sebagai dogma yang
sempit, beku dan tak bernyawa. Dokmatise sempit mematikan jiwa atau roh idiologi
yang menghidupkannya wabagai wawasan atau pandangan hidup bersama yang
relative dan dinamis. Ditengah masyarakat, masih sering terdengar bahwa kita harus
membangun Negara berdasarkan pancasila dan persatuan Indonesia atau yang
kemudian lazim disebut istilah “ persatuan nasional “ merupakan cita – cita yang
cukup mendasar bagi bangsa Indonesia. Untuk memenuhi cita – cita tersebut,
konstitusi Indonesia perlu meletakkannya dalam system kehidupan kenegaraan.
Sala satu sila dalam dasar Negara pancasila mencantumkannya sebagai konsep
dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila “ Persatuan Indonesia “
mengandung prinsip Nasionalisme, Cinta bangsa dan tanah air menggalang terus
persatuan dan kesatuan bangsa. Nasionalisme dalaha rakyat mutlak bagi
pertumbuhan dan kelangsungan suatu bangsa dalam abad moderen sekarang ini.
Nasionalisme pancasila mengharuskan kita menghilangkan penjolan kesukuan,
keturunan ataupun perbedaan warna kulit. Sala satu bentuk penggalang an
semangat persatuan adalah dilangsungkannya “ sumpah pemuda “ yang
menyatakan adanya satu kesatuan bagi rakyat Indonesia, yaitu kesatuan tanah air,
bangsa dan bahasa Indonesia. Adanya sumpah pemuda semangat manusia
Indonesia lebih diwarnai oleh semangat golongan dan kedaerahan. Filsafat adalah
suwatu usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau
jawaban atas persoalan – persoalan yang menyangkut universe ( alam semesta )
dan kehidupan manusia. Filsafat menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti : 1.
apakah asas – asas mendasari fakta ? 2. apakah yang saya ketahui ? 3. apakah
asas – asas dari kehidupan ? Filsafat sering kali menjadi pedoman bagi manusia
dalam menetapkan sikap hidup dan tingkah – lakunya. Konsep Negara yang
berorientasi filsafat pernah di kembangkan oleh beberapa filsuf abad pertengahan.
Pada abad pertengahan juga ada Al-farabi dengan pemikiran Negara utama. Al-
farabi menuangkan konsep Negara secara filosofi dan dalam bentuk secara
territorial, yatu apa yang ia sebut dengan : Ø Negara kota sebagai bentuk Negara
dalam satu bangsa. Ø Negara sedang Sebagai bentuk Negara regional. Ø Negara
Utama Yang merupakan bentuk Negara yang mencakup keseluruhan masyarakat
internasional. Dalam posisi seperti itu, pancasila sebagai mana disampaikan oleh
Prof. Notonagoro, merupakan buah ruangan yang dalam, hasil dari penyelidikan
yang teratur dan pemikiran yang mendalam yang luas. Tentang pemikiran sila
pertama “ ketuhanan yang maha esa “ misalnya, kandungan filosofisnya sangat
dominan. Ada pun Rakyat Indonesia cara berkehidupanya masi bergantung dengan
alam dan juga masi mengenal dengan adanya kepercayaan – kepercayaan tentang
roh – roh atau pun sejenisnya terutama rakyat Indonesia pada jaman dahulu kalah
masih mengenal alam gaib yang dinama kan animisme dan dinamisme. Ada indikasi
kuat bahwa sebagian orang Indonesia kurang menyukai subtansi pancasila dan
memilih pandangan hidup lain, yaitu individualisme dan riberalisme. Agaknya
menarik apa yang di kemukaan oleg Saydiman Surjohadiprodjo mamtan gubernur
lehannas ini menyatakan bahwa factor yang paling menyudukan dan bahkan yang
mencelakakan pancasila adalah bahwa sejak diterima sebagai dasar Negara, belum
perna ada usaha serius dan konsisten dari pihak pemimpin Negara untuk
menjadikan nilai – nilai pancasila tersebut sebagai kenyataan dalam kehidupan
bangsa. Dengan demokrasi terpimpin itu Soekarno melakukan kebijakan – kebijakan
politik yang tidak sesuai dengan prinsip – prinsip pancasila. Soekarno telah
memainkan perannya melalui batas kelayakan. Sebagai dirokrat, ia telah
sepenuhnya mengidentifikasikan diri dengan partai, untuk selanjutnya mencampur
adukan kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi Negara. Sebagai mana
terungkapkan Robet Michels : “ seorang revolusi oner berhak nmenindas, menipu,
memeras dan juga perlu memusnahkan siapa saja yang tidak tanpa syarat
menyutujui metode dan tujuannya. Karena ia hanya perlu memandang mereka tak
lebih dari chair aconspiration. Satu – satunya tujuan haruslah untuk memastikan
kemenangan gagasan –gagasannya yang pada hakekatnya bersifat pribadi, tanpa
rasa hormat terhadap oaring. Mungkin ungkapan Michels tidak seluruhnya benar
tetapi dalam tragedy soekarno, hal ini menjadi gambaran. Demikian juga dengan
melihat realitas politik selama pemerintahan Orde Baru, kecenderungan rezim
penguasa menjadikan kekuasaannya semakin nyata. Namun kehendak para
anggota MPR menyadari bahwa terpuruknya bangsa Indonesia bukan karena
pancasila, tetapi lantaran pihak yang berkuasa tak pernah secara bersungguh –
sungguh menusahakan agar pancasila bener – bener menjadi kenyataan dalam
kehidupan bangsa. Yang langsung kita rasakan adalah akibat dari kebebasan
individu tanpa batas. Kita juga melihat bahwa pengaturan ekonomi atas dasar
liberalisme akan jauh menguntungkan pihak yang sudah kuat dan kaya ketimbang
yang masi harus memulai dan masih miskin keadaannya. Tapi peran pemerintah itu
harus mengutamakan penigkatan kesejahtrahan umum dan bukan memperkuat
pihak yang kaya saja, seperti terjadi di area Orde Baru.
Dengan demikian, pancasila masih tetap cocok untuk menjadi dasar Negara dan
pandangan hudup bangsa Indonesia sepanjang pancasila dilakukan dan
diwujudkan, bukan hanya dipajang sebagai dekorasi yang indah. Pancasila adalah
paham yang terbuka, maka bangsa Indonesia harus bersedia mengambil segi – segi
positif dari paham – paham yang lain, termasuk individualisme dan liberalisme, guna
memperkaya dan memperkuat nilai pancasila.
Bila pancasila dilaksanakan secara serius dan konstan, kehidupan bangsa Indonesia
akan selalu memperhatikan kemanusiaan dan hak asasi manusia. Selain itu, akan
ada keadilan sosial dan berlakunya kekuasaan hokum, serta – yang paling positif –
adanya persatuan Indonesia dan ketuahanan yang maha esa.
Liberalisme
Kebebasan telah muncul sejak adanya manusia di dunia, karena pada hakikatnya
manusia selalu mencari kebebasan bagi dirinya sendiri. Bentuk kebebasan dalam
politik pada zaman dahulu adalah penerapan demokrasi di Athena dan Roma.
Tetapi, kemunculan liberalisme sebagai sebuah paham pada abad akhir abad 17.
Liberalisme berasal dari kata liberalis yang berarti bebas. Dalam liberalisme,
kebebasan individu, pembatasan kekuasaan raja (pemerintah), dan persaingan
pemilik modal (kapital). Karena itu, liberalisme dan kapitalisme terkadang dilihat
sebagai sebuah ideologi yang sama.
Liberalisme muncul pada abad ke akhir abad 17, berhubungan dengan runtuhnya
feodalisme di Eropa dan dimulainya zaman Renaissance, lalu diikuti dengan
gerakan politik masa Revolusi Prancis. Liberalisme pada zaman ini terkait dengan
Adam Smith, dikenali sebagai liberalisme klasik. Pada masa ini, kerajaan
(pemerintahan) bersifat lepas tangan, sesuai dengan konsep Laissez-Faire. Konsep
ini menekankan bahwa kerajaan harus memberi kebebasan berpikir kepada rakyat,
tidak menghalang pemilikan harta indidvidu atau kumpulan, kuasa kerajaan yang
terbatas dan kebebasan rakyat.
Seruan kebebasan ini dikumandangkan setelah sebelumnya pada abad 16 dan awal
abad 17, Reformasi Gereja dan kemajuan ilmu pengetahuan menjadikan
masyarakat yang tertekan dengan kekuasaan gereja ingin membebaskan diri dari
berbagai ikatan, baik agama, sosial, dan pemerintahan. Menurut Adam Smith, liberal
berarti bebas dari batasan (free from restraint), karena liberalisme menawarkan
konsep hidup bebas dari pengawasan gereja dan raja.
Di Inggris, setelah beberapa kali berlangsung perang Napoleon, liberalisme kembali
berpengaruh dengan bangkitnya Benthamites dan Mazhab Manchester.
Keberhasilan terbesar liberalisme terjadi di Amerika, hingga menjadi dominan sejak
tahun 1776 sampai sekarang. Dengan liberalisme, Amerika sekarang menjadi
sebuah negara yang besar dan dianggap polisi dunia. Di sana kebebasan dijunjung
tinggi karena hak-hak tiap warganya dijamin oleh pemerintah. Sehingga jangan
heran kalau tingkat kompetisi di sana sangat tinggi.
Kapitalisme
Kapitalisme (capitalism) berasal dari kata kapital (capital), yang berarti modal. Modal
disini maksudnya adalah alat produksi, seperti tanah dan uang. Jadi, arti kapitalisme
adalah ideologi di mana kekuasaan ada di tangan kapital atau pemilik modal, sistem
ekonomi bebas tanpa batas yang didasarkan pada keuntungan, di mana masyarakat
bersaing dalam batasan-batasan ini.
Menurut cara pandang kapitalisme, setiap individu bukanlah bagian dari masyarakat,
tetapi merupakan suatu pihak yang harus berjuang untuk kepentingan sendiri.
Dalam perjuangan ini, faktor penentunya adalah produksi. Produsen unggul akan
tetap bertahan, dan produsen lemah akan tersingkir.
Kapitalisme berawal pada zaman feodal di Mesir, Babilonia, dan Kekaisaran Roma.
Ahli ilmu sosial menyebut kapitalisme pada zaman ini sebagai commercial capitalism
(kapitalisme komersial). Kapitalisme komersial berkembang ketika pada zaman itu
perdagangan lintas suku dan kekaisaran sudah berkembang dan membutuhkan
sistem hukum ekonomi untuk menjamin keadilan perdagangan ekonomi yang
dilakukan oleh para pedagang, tuan tanah, kaum rohaniwan.
Kapitalisme berlanjut menjadi sebuah hukum dan kode etik bagi kaum pedagang.
Karena terjadi perkembangan kompetisi dalam sistem pasar, keuangan, dan lain-
lain, maka diperlukan hukum dan etika yang relatif mapan. Para pedagang
membuka wacana baru tentang pasar. Setiap membicarakan pasar, mereka
membicarakan tentang komoditas, dan nilai lebih yang akan menjadi keuntungan
bagi pedagang.
Pandangan kaum pedagang dan perkembangan pasar menyebabkan berubahnya
sistem ekonomi feodal yang dimonopoli tuan tanah, bangsawan, dan rohaniwan.
Ekonomi mulai menjadi bagian dari perjuangan kelas menengah, dan mulai
berpengaruh. Periode ini disebut dengan kapitalisme industri. Ada tiga tokoh yang
berpengaruh besar pada periode ini, yaitu Thomas Hobbes, John Locke, dan Adam
Smith.
Thomas Hobbes menyatakan bahwa setiap orang secara alamiah akan mencari
pemenuhan kebutuhan bagi dirinya sendiri. John Locke berpendapat bahwa
manusia itu mempunyai hak milik personalnya. Adam Smith menganjurkan pasar
bebas dengan aturannya sendiri, dengan kata lain, tidak ada campur tangan
pemerintah di dalam pasar. Teori-teori dari para tokoh tersebut semakin
berkembang dengan adanya Revolusi Industri.
Pada perkembangannya, kapitalisme memasuki periode kapitalisme lanjut, yaitu
lanjutan dari kapitalisme industri. Pada periode ini, kapitalisme tidak hanya
mengakumulasikan modal, tetapi juga investasi. Selanjutnya, kapitalis menyadari
bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya berdasarkan pada faktor produksi, tetapi
juga faktor jasa dan kestabilan sistem masyarakat. Kapitalisme berkembang tidak
hanya untuk terus mendapatkan keuntungan, tetapi juga menjadi lahan pendapatan
yang cukup bagi para konsumennya. Tetapi karena pada praktiknya kapitalisme
lebih banyak merugikan kaum kelas bawah, muncullah sosialisme yang dipelopori
oleh Karl Marx.
Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang bertujuan mengubah bentuk masyarakat dengan
menjadikan perangkat produksi menjadi milik bersama, dan pembagian hasil secara
merata disamping pembagian lahan kerja dan bahan konsumsi secara menyeluruh.
Dalam sosialisme setiap individu harus berusaha untuk mendapatkan layanan yang
layak uidup bukan hanya untuk bebas, tetapi juga saling menolong. Sosialisme yang
kita kenal saat ini Sosialisme sebenarnya telah lahir sebelum dicetuskan oleh Karl
Marx. Orang yang pertama ks. Mereka mencoba memperbaimasyarakatena
terdorong oleh rasa perikemanusiaan tetapi tidak dilandasi dengan konsep yang
jelas dan dianggap hanya angan-angan belaka, karena itu mereka disebut kaum
sosialis utopis.
Karl Marx juga mengecam keadaan masyarakat di sekelilingnya, tetapi ia
menggunakan hukum ilmiah untuk mengamati perkembangan masyarakat, bukan
sekadar harapan dan tuntutan seperti yang dilakukan oleh kaum sosialis utopis.
Marx menamakan idenya sebagai sosialisme ilmiah. Setelah itu, pada abad 19,
sosial

Ideologi Agama adalah ideologi yang bersumber pada falsafah agama yang
tercantum dalam kitab suci agama. Ciri-ciri ideologi agama sebagai berikut.
- Urusan negara dan pemerintah dijadikan berdasarkan hukum agama.
- Hanya satu agama resmi dalam negara.
- Semua aspek kehidupan negara berlandaskan agama.
Negara penganut ideologi agama antara lain Arab Saudi, Vatikan, Republik Islam
Iran, dan sebagian negara Timur Tengah.
Ideologi politik yang lain
Anarkisme / anti otoriter, atau maupun Anomie, a-: tanpa, dan
nomos: hukum atau peraturan, tanpa norma, tanpa budaya, tanpa adat, keadaan
yang kacau, tanpa peraturan. Seperti acara tanpa program. Anomie juga merupakan
bentuk penyimpangan masyarakat dan penyimpangan sosial karena ketidak
pedulian terhadap aturan yang berlaku, yang seharusnya mengikat perilaku mereka
agar tidak barbar.
Crypto-anarchism
Collectivist anarchism
Anarcha-feminism
Feminisme
Anarcha-feminism
Psychoanalytic feminism
Socialist feminism
Separatist feminism
Sindikalisme
Anarko-Sindikalisme, percaya terhadap metode aksi langsung, instant
sindikalisme, candak langsung (dengan atau tanpa negosiasi rundingan) — yaitu,
aksi yang secara langsung memperoleh keuntungan, sebagai lawan dari aksi tak
langsung, seperti memilih perwakilan untuk duduk dalam pemerintahan.

Marxisme adalah sebuah paham yang berdasar pada pandangan-pandangan Karl


Marx.[1][2] Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan
sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik.[1] Pengikut teori ini disebut
sebagai Marxis.[1] Marxisme mencakup materialisme dialektis dan materialisme
historis serta penerapannya pada kehidupan sosial.[1][2]
Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern.[2] Teori ini tertuang
dalam buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich
Engels.[1] Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap
paham kapitalisme.[1] Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang
dengan mengorbankan kaum proletar.[3] Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan
karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil
pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis.[4] Banyak kaum proletar
yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh.[4] Marx berpendapat bahwa
masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan
yang didominasi orang-orang kaya.[3] Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx
berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme.[3] Bila
kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan
menuntut keadilan.[3]Inilah dasar dari marxisme.[3]
Pengaruh Marxisme

Karl Marx.
Salah satu alasan mengapa Marxisme merupakan sistem pemikiran yang amat kaya
adalah bahwa Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual yang masi telah sangat
berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Perancis, dan
ilmu ekonomi Inggris.[5] Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai
"filsafat" seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung
suatu dimensi filosofis yang utama dan bahkan memberikan pengaruh yang luar
biasa terhadap banyak pemikiran filsafat setelahnya.[5] Itulah
sebabnya, sejarah filsafat zaman modern tidak mungkin mengabaikannya.[5]
Tradisi Hegel
Dalam mengemukakan teori ini, Marx sangat dipengaruhi oleh Hegel.[3][5] Bahkan
sampai saat ini pun kalangan Marxis masih menggunakan terminologi Hegel.[5] Ada
baiknya jika di sini disebutkan satu persatu ide Hegelianisme yang juga menjadi isi
penting dari Marxisme:[5]
Pertama, realitas bukanlah suatu keadaan tertentu, melainkan sebuah
proses sejarah yang terus berlangsung.[5]
Kedua, karena realitas merupakan suatu proses sejarah yang terus berlangsung,
kunci untuk memahami realitas adalah memahami hakikat perubahan sejarah.[5]
Ketiga, perubahan sejarah tidak bersifat acak, melainkan mengikuti suatu hukum
yang dapat ditemukan.[5]
Keempat, hukum perubahan itu adalah dialektika, yakni pola gerakan triadik yang
terus berulang antara tesis, antitesis, dan sintesis.[3][5]
Kelima, yang membuat hukum ini terus bekerja adalah alienasi-yang menjamin
bahwa urutan keadaan itu pada akhirnya akan dibawa menuju sebuah akhir akibat
kontradiksi-kontradiksi dalam dirinya.[5]
Keenam, proses itu berjalan di luar kendali manusia, bergerak karena hukum-hukum
internalnya sendiri, sementara manusia hanya terbawa arus bersama dengannya.[5]
Ketujuh, proses itu akan terus berlangsung sampai tercapai suatu situasi, di mana
semua kontradiksi internal sudah terselesaikan.[5]
Kedelapan, ketika situasi tanpa konflik ini tercapai, manusia tidak lagi terbawa arus
oleh kekuatan-kekuatan yang bekerja di luar kendali mereka.[5] Akan tetapi, untuk
pertama kalinya manusia akan mampu menentukan jalan hidup mereka sendiri dan
tentunya mereka sendiri akan menjadi penentu perubahan.[5]
Kesembilan, pada saat inilah untuk pertama kalinya manusia dimungkinkan untuk
memperolah kebebasannya dan pemenuhan diri.[5]
Kesepuluh, bentuk masyarakat yang memungkinkan kebebasan dan pemenuhan diri
itu bukanlah masyarakat yang terpecah-pecah atas individu-individu yang berdiri
sendiri seperti dibayangkan oleh orang liberal.[5] Akan tetapi, merupakan sebuah
masayrakat organik, di mana individu-individu terserap ke dalam suatu totalitas yang
lebih besar, sehingga lebih mungkin memberi pemenuhan daripada kehidupan
mereka yang terpisah-pisah.[5]
Dari kesepuluh kesamaan tersebut, kuantitas materiil yang semakin kompleks bisa
berubah menjadi suatu kualitas baru.[3]
Ilmu ekonomi sebagai dasar
Menurut Karl Marx, hal paling mendasar yang harus dilakukan manusia agar dapat
terus hidup adalah mendapatkan sarana untuk tetap bertahan hidup.[5] Apapun
yang bisa menghasilkan pangan, sandang, dan papan bagi mereka, serta untuk
memenuhi kebutuhan dasar.[5]Tidak ada yang bisa menghindar dari tugas
memproduksi hal-hal itu.[5] Namun, ketika cara-cara produksi berkembang dari
tahap primitif, segera muncul kebutuhan agar tiap individu dapat melakukan
spesialisasi, karena menemukan bahwa mereka akan lebih makmur dengan cara
itu.[5] Lalu, orang menjadi bergantung satu dengan yang lain.[5] Produksi sarana
hidup kini menjadi aktivitas sosial, bukan lagi aktivitas individu.[5]
Dalam saling ketergantungan ini (masyarakat), setiap orang ditentukan
hubungannya dengan sarana produksi.[5] "Apa yang kulakukan seorang diri untuk
penghidupanku menentukan sebagian besar hal pokok dalam cara hidupku, dan
sekaligus merupakan kontribusiku terhadap masyarakat secara
keseluruhan."[5] Hubungan ini juga menentukan siapa saja yang punya kepentingan
sama denganku dalam pembagian produk sosial itu dan siapa saja yang
bertentangan dengan kepentinganku.[5]
Dengan cara pandang seperti itu, terbentuklah kelas-kelas sosial ekonomi, yang
juga mengakibatkan timbulnya konflik di antara kelas-kelas itu.[5]

Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari Manifest der
Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels,
sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori
mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah
dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah
satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap
paham kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa
kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih
mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan
selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut
komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan
cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju
dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional.
Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan
oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan
racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut
"Marxisme-Leninisme".
Dalam komunisme, perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat
produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial
dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar (lihat: The Holy
Family [1]), namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui
perjuangan partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat
diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro.
Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai
alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi
modal pada individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik
rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara
guna kemakmuran rakyat secara merata, Komunisme memperkenalkan penggunaan
sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh
karena itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan
merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak
dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.
Secara umum komunisme berlandasan pada teori Materialisme
Dialektika dan Materialisme Historis oleh karenanya tidak bersandarkan pada
kepercayaan mitos, takhayul dan agama dengan demikian tidak ada pemberian
doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama dianggap candu" yang
membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi
lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran
materi).
Komunis Internasional
Komunis internasional sebagai teori ideologi mulai diterapkan setelah
meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu
komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain.
Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis
adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos. Komunis internasional
adalah teori yang disebutkan oleh Karl Marx.
Maoisme
Ideologi komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme
yang diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno dari
Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme. Perbedaan
mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya adalah
bahwa komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Ini
disebabkan karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh dianggap sebagai
bagian tak terpisahkan dari kapitalisme.

Indonesia dan komunisme


Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran
PKI pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara
tersebut, bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia
menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai
negara seperti di Cina, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Bukan
seperti Vietnam yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang
luar biasa. Di Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah
dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa. Dan
tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-
tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam
melakukan ikhtiar hidup mereka.
Sejarah Komunisme Di Indonesia
Era pra-Perang Kemerdekaan
Kelahiran Komunisme di Indonesia tak bisa dilepaskan dari hadirnya orang-orang
buangan politik dari Belanda dan mahasiswa-mahasiswa lulusannya yang
berpandangan kiri. Beberapa di antaranya Sneevliet, Bregsma, dan Tan
Malaka yang masuk setelah Sarekat Islam (SI) Semarang sudah terbentuk.
Gerakan Komunis di Indonesia diawali di Surabaya, yakni di dalam diskusi intern
para pekerja buruh kereta api Surabaya yang dikenal dengan nama VSTP. Awalnya
VSTP hanya berisikan anggota orang Eropa dan Indo Eropa saja, namun setelah
berkembangnya waktu, kaum pribumi juga banyak yang bergabung. Salah satu
anggota yang menjadi besar adalah Semaoen kemudian menjadi ketua SI
Semarang.
Komunisme kemudian juga aktif di Semarang, atau sering disebut dengan "Kota
Merah" setelah menjadi basis PKI di era tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya
para pribumi berhaluan kiri ke dalam Sarekat Islam menjadikan komunis sebagai
bagian cabangnya, yang nantinya disebut sebagai "SI Merah". ISDV sendiri sering
menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan
buruh di Jawa.
Konflik antara SI Semarang (SI Merah) dengan SI pusat di Yogyakarta (SI Putih)
mendorong diselenggarakannya kongres. Atas usulan Haji Agus Salim, yang
disahkan oleh pusat SI, baik SI Merah maupun SI Putih menyepakati bahwa
personel SI Merah keluar dari SI. Mantan personel SI Merah kemudian bersama
ISDV berganti nama menjadi PKI.
Kehancuran PKI fase awal bermula dengan adanya Persetujuan Prambanan yang
memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh Hindia-
Belanda. Tan Malaka yang tidak setuju karena Komunisme di Indonesia kurang kuat
mencoba menghentikan, namun para tokoh PKI lainnya tidak menggubris usulan
tersebut, kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan terjadi
pada tahun 1926-1927 yang berakhir dengan kekalahan PKI. Para tokoh PKI
menyalahkan Tan Malaka atas kegagalan tersebut, karena telah mencoba
menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang-cabang PKI.
Era Perang Kemerdekaan
Gerakan PKI bangkit kembali pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia, diawali
oleh kedatangan Muso secara misterius dari Uni Soviet ke Negara Republik (Saat itu
masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno dan tokoh pergerakan
lain, Muso berpidato dengan lantang di Yogyakarta dengan pandangannya yang
murni Komunisme. Di Yogyakarta, Muso juga mendidik calon-calon pemimpin PKI
seperti D.N. Aidit.
Muso dan pendukungnya kemudian menuju ke Madiun, di sana ia dikabarkan
mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhalauan komunis. Gerakan ini
didukung oleh salah satu menteri Soekarno, Amir Syarifuddin. Divisi Siliwangi
akhirnya maju dan mengakhiri pemberontakan Muso ini.
Era pasca-Perang Kemerdekaan RI
Pasca Perang Kemerdekaan Indonesia tersebut, PKI menyusun kekuatannya
kembali. Didukung oleh Soekarno yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat
Indonesia saat itu, di mana antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI
menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik Indonesia. Ketegangan itu tidak
hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah di mana tingkat
ketegangan banyak terjadi antara tuan tanah dan para buruh tani.[3]
Soekarno sendiri yang cenderung ke kiri, lebih dekat kepada PKI. Terutama
setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar negeri Indonesia semakin
condong ke Blok Timur (Blok Komunis Uni Soviet). Indonesia lebih banyak
melakukan kerja sama dengan negara komunis seperti Uni
Soviet, Kamboja, Vietnam, RRT, maupun Korea Utara. Beberapa langkah-langkah
politik luar negeri yang dianggap ke kiri-kirian itu antara lain:
Presiden Soekarno menyampaikan pandangan politik dunia yang berlawanan
dengan barat, yaitu OLDEFO (Old Established Forces) dan NEFO (New Emerging
Forces)
Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros Jakarta-Phnompenh-Hanoi-
Peking-Pyongyang yang membuat Indonesia terkesan ada di pihak Blok Timur
Konfrontasi dengan Malaysia yang berujung dengan keluarnya Indonesia dari PBB.
Di sisi lain, konflik dalam negeri semakin memanas dikarenakan krisis moneter,
selain itu juga terdengar desas-desus bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan
melakukan kudeta. Militer mencurigai PKI karena mengusulkan Angkatan
Kelima (setelah AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian), sementara PKI
mencurigai TNI hendak melakukan kudeta atas Presiden Soekarno yang sedang
sakit, tepat saat ulang tahun TNI. Kecurigaan satu dengan yang lain tersebut
kemudian dipercaya menjadi sebab insiden yang dikenal sebagai Gerakan 30
September, namun beberapa ilmuwan menduga, bahwa ini sebenarnya hanyalah
konflik intern militer waktu itu.[4]
Pasca Gerakan 30 September, terjadi pengambinghitaman kepada orang-orang
komunis oleh pemerintah Orde Baru. Terjadi "pembersihan" besar-besaran atas
warga dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum tentu
kebenarannya. Diperkirakan antara limaratus ribu sampai duajuta jiwa meninggal
di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September, para "tertuduh komunis"
ini yang ditangkap kebanyakan dieksekusi tanpa proses pengadilan. Sementara bagi
"para tertuduh komunis" yang tetap hidup, setelah selesai masa hukuman, baik
di Pulau Buru atau di penjara, tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan
penamaan Eks Tapol.
Era pasca-Reformasi
Semenjak jatuhnya Presiden Soeharto, aktivitas kelompok-kelompok
komunis, marxis, dan haluan kiri lainnya, mulai kembali aktif di lapangan politik
Indonesia, walaupun secara hukum, belum boleh mendirikan partai karena masih
dilarang oleh pemerintah.

Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas)


Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas) tidak dapat
dipisahkan daripada Pembangunan Nasional dalam keseluruhannya. Pada satu
pihak Pembangunan Nasional diarahkan pada tercapainya peningkatan
kesejahteraan bangsa, pada pihak lain tingkat kesejahteraan bangsa itu wajib
diamankan terhadap segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu, bahkan
dapat menghancurkannya dalam bentuk satu perang terbuka. Oleh sebab itu perlu
adanya kekuatan yang pada satu pihak mempunyai pengaruh pencegahan terhadap
mereka-mereka yang hendak mengancam kelangsungan hidup bangsa, pada pihak
lain mampu menggagalkan ancaman tersebut dengan kekuatan senjata. Kekuatan
inti daripada Pertahanan dan Keamanan Nasional adalah Angkatan Bersenjata, oleh
sebab itu meskipun unsur-unsur daripada kekuatan Hankamnas adalah
beranekaragam coraknya, namun unsur Angkatan Bersenjata-lah yang memegang
peranan terpenting yang perlu dibangun dan dikembangkan dalam rangka
perlindungan dan pengamanan bangsa dan negara terhadap segala ancaman,
dalam segala bentuk dan manifestasinya.

Politik Pertahanan dan Keamanan Nasional


Pada dasarnya Politik Pertahanan dan Keamanan Nasional kita (Hankamnas)
diarahkan pada sasaran-sasaran pokok sebagai berikut:
a) Kedalam, menciptakan suasana dan keadaan aman, tenteram, tertib dan
dinamis, yang merupakan landasan dan iklim bagi tiap usaha dalam pelaksanaan
pembangunan disegala bidang.
b) Keluar, ikut serta menjamin adanya perdamaian dunia, dan mewudjudkan
kestabilan di Wilajah Asia Tenggara.
c) Siap menghadapi segala kemungkinan ancaman dalam segala bentuk dan
manifestasinja baik dari luar maupun dari dalam, yang dapat menghambat,
mengganggu serta dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional


Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional diarahkan kepada pembentukan,
pengembangan serta penggunaan kekuatan-kekuatan dan unsur-unsur Hankam
untuk menjamin tercapainya dan terwujudnya Politik Pertahanan dan Keamanan
Nasional. STRATEGI yang ditempuh adalah membangun kemampuan pertahanan
dan keamanan rakyat semesta, dan meniadakan kerawanannya dengan
membangun ABRI dengan kekuatan siap yang kecil dan cadangan yang cukup,
serta Polri yang mampu membina keamanan dan ketertiban masyarakat.

Fungsi-fungsi Pertahanan dan Keamanan Nasional


a) Membentuk suatu kekuatan Hankamnas yang berintikan potensi Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia, disamping potensi-potensi yang lain.
b) Memelihara dan mempertinggi Ketahanan Nasional disegala bidang, baik dalam
bidang mental-ideologi, politik, sosial, budaya maupun militer.
c) Memelihara serta mempertinggi kewaspadaan serta kesiapsiagaan
nasional.
d) Mengembangkan integrasi Angkatan Bersendjata Republik Indonesia dengan
Rakyat, integrasi intern Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, serta integrasi
intern angkatan-angkatan.

Ketentuan perundang-undangan di bidang Hankam


Ketentuan perundang-undangan di bidang Hankam yang diberlakukan di era
reformasi adalah:
a) UUD RI 1945 (Amandemen) BAB III Pasal 10, 11, 12 dan Bab XII Pasal 30;
b) UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
c) UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI;
d) Keputusan Panglima TNI No. KEP/2/I/2007 tgl. 12 Januari 2007 tentang Tri
Dharma Eka Karma (Tridek).
e) Relevansi Sishankamrata Saat Ini

Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia


a) TNI
b) TNI – AD
c) TNI – AL
d) TNI – AU
e) POLRI

Homo Homini Lupus adalah sebuah kalimat bahasa latin yang berarti manusia
adalah serigala bagi sesama manusianya.[1][2] Istilah tersebut pertama kali
dicetuskan dalam karya Plautus berjudul Asinaria (195 SM lupus est homo homini).
Istilah tersebut juga dapat diterjemahkan sebagai manusia adalah serigalanya
manusai yang diinterpretasi berarti manusia sering menikam sesama manusia
lainnya.[1][2] Istilah itu sering muncul dalam diskusi-diskusi mengenai kekejaman
yang dapat dilakukan manusia bagi sesamanya.[2] Sebagai perlawanan dari istilah
itu munculah istilah Homo Homini Socius yang berarti manusia adalah teman bagi
sesama manusianya, atau manusia adalah sesuatu yang sakral bagi
sesamanya yang dicetuskan oleh Seneca.[2] Kedua istilah Homo Homini Lupus dan
Homo Homini Socius tercantum oleh Thomas Hobbes dalam karyanya berjudul De
Cive (1651)
Prof. Dr. Nicolaus Driyarkara SJ (lahir di Kedunggubah, Kaligesing, Purworejo, 13
Juni 1913 – meninggal di Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah, 11 Februari 1967 pada
umur 53 tahun).
Ajaran pokok Driyarkara yaitu "manusia adalah kawan bagi sesama". Manusia
adalah rekan atau teman bagi sesamanya di dunia sosialitas ini (homo homini
socius). Pikiran homo homini socius ini ditaruh untuk mengkritik, mengoreksi, dan
memperbaiki sosialitas preman; sosialitas yang saling mengerkah, memangsa, dan
saling membenci dalam homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi
sesamanya).
Sampai tahun 1951 nama Driyarkara tidak dikenal. Hampir seluruh waktunya dia
gunakan untuk studi secara intensif. Catatan harian yang ditulisnya sejak 1
Januari 1941 sampai awal tahun 1950 tidak pernah lepas dari persoalan aktual-
mendesak yang dihadapi manusia, khususnya rakyat Indonesia.
Karya publik awal tulisannya tidak langsung filosofis. Karya awalnya berupa catatan
ringan dalam bahasa Jawa yang dimuat majalah Praba, sebuah mingguan
berbahasa Jawa yang terbit di Yogyakarta. Disusul kemudian dengan Warung
Podjok dengan nama samaran Pak Nala.
Terbitnya majalah Basis tahun 1951 membuka peluang Driyarkara memperkenalkan
ide-idenya ke masyarakat. Mulanya dengan nama Puruhita, kemudian dengan nama
lengkap Driyarkara. Cara penyajiannya bergaya percakapan, setapak demi setapak
membawa pembaca ke permenungan filosofis.
Saat mengasuh Basis, Driyarkara diserahi tugas menjadi Dekan Perguruan Tinggi
Pendidikan Guru Sanata Dharma, embrio IKIP Sanata Dharma. Pidato
pertanggungjawabannya tentang kepentingan pendidikan guru memperoleh
tanggapan luas, dan sejak saat itu (1955) selain dikenal sebagai filsuf juga seorang
ahli pendidikan.
Lewat tulisan, pidato, ceramah, dan kuliah, Driyarkara memberikan pencerahan
proses pencarian jati diri bangsa. Misalnya, ketika gerakan mahasiswa marak pada
tahun 1966, dialah pembela pertama hak mahasiswa dan pelajar untuk demonstrasi.
Di tengah keadaan kritis dan buntu-mentok, dia tampil dengan gagasan menerobos
lewat pemberian makna.

Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk republik. Hal ini tertuang
dalam UUD 1945 tentang Pasal 1 ayat (1). Negara Kesatuan artinya negara
Indonesia adalah negara berdaulat yang dipimpin sebagai satu kesatuan tunggal.
Sedangkan bentuk republik artinya negara Indonesia dipimpin oleh seorang
Presiden sebagai kepala pemerintahan. (baca : syarat menjadi presiden dan wakil
presiden)
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden dipilih melalui pemilihan umum
(PEMILU). Dinyatakan menang apabila mendapat perolehan suara lebih dari 50%
dari total jumlah suara, minimal 20% di masing-masing provinsi dari 50% jumlah
provinsi di Indonesia. Jika dengan PEMILU tidak diperoleh calon pasangan Presiden
dan Wakil Presiden. PEMILU putaran kedua dapat dilakukan jika pada PEMILU
putaran pertama tidak diperoleh pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang
memenuhi suara terbanyak. Untuk dilakukan putaran kedua ini adalah calon
Presiden dan Wakil Presiden yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua
pada PEMILU putaran pertama. Sampai pada tahun 2015, Indonesia telah dipimpin
oleh tujuh orang presiden yakni Ir. Soekarno, Soeharto, B.J Habibie, Abdurrahman
Wahid, Megawati Soekarno Puteri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo
(aktif 2014-2019).
Presiden
Dalam negara republik, seorang Presiden sebagai orang nomor 1 di negara memiliki
dua tugas dan jabatan, yakni sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.
Berikut adalah perbedaan antara Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara:
Kepala Negara – Sebagai Kepala Negara, Presiden memiliki hak politis yang
ditetapkan sesuai dengan konstitusi sebuah Negara.Berdasarkan sifatnya, Kepala
Negara dibagi menjadi Kepala Negara Simbolis dan Kepala Negara Populis.
Sedangkan jika berdasarkan tanggung jawab dan hak politis, Kepala Negara
berdasarkan jenis konstitusi dapat dibagi menjadi Sistem Presindensiil dan Sistem
Semi-presidensiil.
Kepala Pemerintahan – Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh
menteri-menteri dalam kabinet untuk melakukan tugas pemerintahan dan
menjalankan kekuasaan legislatif.
Berikut adalah penjelasan dari tugas dan wewenang dari jabatan presiden :
Tugas Presiden sebagai Kepala Negara
Sebagai Kepala Negara, Presiden memiliki tugas-tugas khusus yang harus
dilakukan selaku Kepala Negara. Tugas Presiden sebagai Kepala Negara tercantum
dalam peraturan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD ’45) adalah:
Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut
dan Angkatan Udara (Pasal 10)
Presiden mengangkat duta dan konsul (Pasal 13 ayat 1)
Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 13 ayat 3)
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu
(Pasal 29 Ayat 2)
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional (Pasal 31 Ayat 4)
Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya (Pasal 32 Ayat 1)
Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional (Pasal 32 Ayat 2)
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (Pasal 34 Ayat 1)
Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan (Pasal 34 Ayat 2)
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak (Pasal 34 Ayat 3)
Tugas Presiden sebagai Kepala Pemerintahan
Tugas Presiden sebagai Kepala Pemerintahan berdasarkan UUD 1945 adalah:
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang Dasar (Pasal 4 ayat 1)
Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya (Pasal 5 ayat 2)
Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden (Pasal 17 ayat 2)
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten, dan kota, atau provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-
undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah (Pasal 18B
Ayat 1)
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang (Pasal 18B Ayat
2)
Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama
untuk menjadi undang-undang (Pasal 20 Ayat 4)
Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh
Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah (Pasal 23 Ayat 2)
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh
Presiden (Pasal 23F Ayat 1)
Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat
untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung
oleh Presiden (Pasal 24A Ayat 3)
Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 24B Ayat 3)
Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah
Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden
(Pasal 24C Ayat 3)
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 28I Ayat 4)
Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya (Pasal 31 Ayat 2)
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang
(Pasal 31 Ayat 3)
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia (Pasal 31 Ayat 5)
Wewenang Presiden
Wewenang Presiden sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah:
Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan
Rakyat (Pasal 5 Ayat 1)
Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain (Pasal 11 Ayat 1)
Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat
yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-
undang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 11 Ayat 2)
Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan
bahaya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 12)
Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung (Pasal 14 Ayat 1)
Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat (Pasal 14 Ayat 2)
Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur
dengan undang-undang (Pasal 15)
Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam undang-
undang (Pasal 16)
Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan
peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang (Pasal 22 Ayat 1)
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara (Pasal 33 Ayat 2)
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat (Pasal 33 Ayat 3)
Wakil Presiden
Meski Wakil Presiden dan Menteri sama-sama bertindak sebagai “Pembantu
Presiden”, namun Wakil Presiden adalah orang pertama yang akan menggantikan
apabila Presiden berhalangan untuk menghadiri kegiatan atau melaksanakan tugas
atau sesuatu dalam lingkup pemerintahan sehingga kedudukannya lebih tinggi
dibandingkan para menteri. Selain itu, kedudukan seorang Wakil Presiden juga tidak
dapat dipisahkan dengan Presiden sebagai satu kesatuan pasangan jabatan karena
dipilih secara langsung melalui pemilihan umum (PEMILU).
Berikut adalah penjelasan mengenai tugas dan wewenang wakil presiden :
Tugas Wakil Presiden
Mendampingi Presiden menjalankan tugas-tugas kenegaraan di negara lain.
Membantu Presiden menjalankan tugas sehari-hari, menjalankan tugas Presiden jika
Presiden berhalangan, dan menggantikan Presiden jika jabatan Presiden kosong
oleh sebab-sebab tertentu yang menyebabkan Presiden tidak dapat menjalankan
tugasnya atau karena Presiden menyerahkan jabatan kepresidenan (pengunduran
diri) mengalami kematian saat menjabat presiden.
Memperhaikan secara khusus, menampung segala masalah-masalah dan
mengusahakan pemecahan yang perlu, menyangkut bidang tugas kesejahteraan
rakyat.
Melakukan pengawasan pembangunan operasional dengan bantuan departemen-
departemen.
Wewenang utama wakil presiden
Sebagai Wakil Dari Presiden – Wewenang Wakil Presiden sebagai Wakil Presiden
yaitu mewakili presiden dalam melaksanakan tugas dan kewajiban serta wewenang
jabatan presiden dengan terlebih dahulu mendapat perintah atau diberi kuasa oleh
Presiden (mandat).
Sebagai Pembantu Presiden – Sebagai pembantu Presiden, Wakil Presedin
berwenang untuk membantu Presiden menjalankan Undang-Undang.
Sebagai Pengganti Presiden – Sebagai pengganti Presiden berarti Wakil Presiden
tidak lagi disebut Wakil Presiden melainkan sebagai Presiden dan tidak terjadi
rangkap jabatan.
Sebagai Jabatan Yang Mandiri – Dilihat dari prakteknya, ketika seorang Wakil
Presiden diminta oleh perorangan maupun organisai sebagai pembicara atau
sekedar tamu suatu cara, dalam hal ini berarti Wakil Presiden suatu kegiatan secara
mandiri dan tidak memerlukan perintah atau persetujuan dari Presiden.
Wewenang lain dari wakil presiden
Melaksanakan tugas teknis pemerintahan sehari-hari
Menyusun agenda kerja kabinet dan menetapkan fokus atau prioritas kegiatan
pemerintahan yang pelaksanaannya dipertanggung jawabkan kepada Presiden
Memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar 1945
Hak prerogatif Presiden yaitu hak istimewa yang dimiliki oleh Presidenuntuk
melakukan sesuatu tanpa meminta persetujuan lembaga lain.
Hal ini bertujuanagar fungsi dan peran pemerintahan direntang sedemikian luas
sehingga dapatmelakukan tindakan-tindakan yang dapat membangun kesejahteraan
masyarakat.Tugas pokok pemerintah dalam membangun kesejahteraan
masyarakat, bukan hanya melaksanakan undang-
undang. Untuk itulah dalam konsep negarahukum modern sekarang ini terdapat
suatu lembaga kewenangan yang disebutFreises Ermessen, yaitu suatu
kewenangan bagi pemerintah untuk turut campur ataumelakukan intervensi di dalam
berbagai kegiatan masyarakat guna membangunkesejahteraan masyarakat
tersebut. Dengan demikian pemerintah dituntut
untuk bersikap aktif. Hal inilah dalam bidang pemerintahan implikasi freises ermesse
n iniditandai dengan adanya hak prerogatif.
Kekuasaan Presiden yang berkaitan dengan tugas selaku kepala
pemerintahanadalah:
1. Kekuasaan membuat undang-undang yang meliputi kekuasaan
mempersiapkandan mengusulkan pembentukan undang-undang dan menetapkan
undang-undang.
2. Kekuasaan menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang
3. Kekuasaan menetapkan peraturan pemerintah
4. Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.

Pembuat UUD 1945 mengatur secara rinci macam substansi yang harusditetapkan
dengan bentuk UU. Substansi yang harus ditetapkan dengan UU,menurut pembuat
UUD 1945 adalah:
10
a. Menyatakan keadaan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negaralain.
b. Menetapkan syarat-syarat dan akibat negara dalam keadaan bahaya
dalam bentukUU.
c. Menetapkan dan menyusun Anggaran Pendapatan Negara dan Belanja
Negarayang dimintakan persetujuan kepada DPR.
d. Menetapkan segala macam pajak untuk keperluan negara dengan undang-
undang.Kekuasaan atributif Kepala Negara digunakan untuk kepanjangan
kekuasaanPresiden yang diperoleh secara atributif.

Kekuasaan yang bersifat atributif Kepala Negara itu adalah:


a. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut
danAngkatan Udara.
b. Presiden menyatakan keadaan bahaya. Untuk menyatakan negara
dalam keadaan bahaya, Presiden tidak perlu minta persetujuan terlebih dahulu dari
DPR. Namunsyarat dan akibat keadaan bahaya harus diatur dengan undang-
undang. Ini berartimemerlukan persetujuan DPR.
c. Presiden mengangkat duta dan konsul, serta menerima duta dari negara lain.
d. Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi.
e. Presiden memberi gelar, tanda jasa kepada orang yang berjasa pada bangsa atau
negara.

1.Kekuasaan Presiden Yang Mandiri


.
Kekuasaan yang tidak diatur mekanisme pelaksanaannya secara jelas,tertutup atau
yang memberikan kekuasaan yang sangat besar kepadaPresiden. Yang termasuk
kekuasaan ini adalah :
1.Kekuasaan tertinggi atas AD, AL, AU dan Kepolisian Negara RI
2.Kekuasaan menyatakan keadaan bahaya
3.Kekuasaan mengangkat duta dan konsul
4.Kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945
5.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
6.Kekuasaan mengesahkan atau tidak mengesahkan RUU inisiatif DPR
7.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Jaksa Agung RI
8.Kekuasaan mengangkat Panglima ABRI
9.Kekuasaan mengangkat LPND

Mekanisme yang paling baik adalah mengadakan


hearing terlebih dahuludi DPR.
2.Kekuasaan Presiden Dengan Persetujuan DPR
.
Yang termasuk dalam kekuasaan ini adalah :1. Kekuasaan menyatakan perang dan
membuat perdamaian
2. Kekuasaan membuat perjanjian dengan negara lain
3. Kekuasaan membentuk undang-undang
4. Kekuasaan menetapkn PERPU
5. Kekuasaan menetapkan APBNSebelum melaksanakan kekuasaan tersebut,
Presiden
memerlukan persetujuan DPR terlebih dahulu. Sebagai contoh, jika DPR menganga
p penting suatu perjanjian, maka harus mendapat persetujuan DPR. Jika perjanjian
dianggap kurang penting oleh DPR dan secara teknis tidak
efisien bila harus mendapat persetujuannya terlebih dahulu, dapat dilakukan
dengan persetujuan Presiden. Hal ini dilakukan untuk menghindari terulangnya pemi
nggiran peranan wakil rakyat dalam peranannya menentukan arah kebijakan politik
negara.

3.Kekuasaan Presiden dengan konsultasi


.
Kekuasaan tersebut adalah :
1.Kekuasaan memberi grasi
2.Kekuasaan memberi amnesti dan abolisi
3.Kekuasaan memberi rehabilitasi4.Kekuasaan memberi gelaran
5.Kekuasaan memberi tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya
6.Kekuasaan menetapkan peraturan pemerintah
7.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan hakim-hakim
8.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Hakim Agung, ketua,Wakil Ketua,
Ketua Muda dan Hakim Anggota MA
9.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Ketua, Wakil Ketua danAnggota
DPA
10.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Ketua, Wakil Ketua dananggota
BPK
11.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Wakil jaksa agung dan jaksa
agung Muda
12.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Kepala Daerah Tingkat I
13.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Panitera dan WakilPanitera MA
14.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Sekjen, Irjen, dan
Dirjendepartemen
15.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Sekjen DPA
16.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Sekjen BPK
17.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan anggota-anggota MPRyang
diangkat
18.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan anggota-anggota
DPR yangdiangkat
19.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Gubernur dan
Direksi BankIndonesia
20.Kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Rektor

Anda mungkin juga menyukai