PENDAHULUAN
1
populasi. Tingkat kehamilan cenderung lebih tinggi di negara yang ekonominya kurang
berkembang dan lebih rendah di negara yang pertumbuhan ekonominya tinggi.
Kehamilan terjadi melalui beberapa aspek diantaranya: Ovum, yakni suatu sel dengan
diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari
oleh zona pellusida oleh kromosom radiata. Spermatozoa, berbentuk seperti kecebong, terdiri
dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat. Konsepsi,
suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopi. Nidasi, masuknya atau
tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Plasentasi, alat yang sangat penting bagi
janin yang berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. Kehamilan
dibagi menjadi 3 triwulan : triwulan I antara 0-12 minggu, triwulan II antara 12-28 minggu,
triwulan III antara 28-40 minggu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
b. Sinus Paranasal
Sinus paranasalberperan dalam menyekresi mucus, membantu pengaliran air mata
melalui saluran nasolakrimalis, dan membantu dalam menjaga permukaan rongga hidung tetap
bersih dan lembab. Sinus paranasal ini juga termasuk dalam wilayah pembau dibagian posterior
rongga hidung.
3
Wilayah pembau tersebut terdiri atas permukaan inferior palatum kribriform, bagian
superior septum nasal, dan bagian superior konka hidung. Reseptor didalam epitel pembau ini
akan merasakan sensasi bau
c. Faring
Faring (tekak) adalah pipa berotot yang bermula dari dasar tengkorak dan berakhir
sampai persambungannya dengan esofagus dan batas tulang rawan krikoid. Faring terdiri atas
tiga bagian yang dinamai berdasarkan letaknya, yakni nasofaring (dibelakang hidung), orofaring
(dibelakang mulut), dan laringofaring (dibelakang laring).
b. Trakhea
Trachea adalah sebuah tabung yang berdiameter 2,5 cm dengan panjang 11 cm. Trachea
terletak setelah laring dan memanjang kebawah setara dengan vertebrae torakalis kelima. Ujung
trachea bagian bawah bercabang menjadi dua bronchus kanan dan kiri. Percabangan bronchus
kanan dan kiri dikenal sebagai karina. Trachea tersusun atas 16-20 kartilago hialin berbentuk
huruf C yang melekat pada dinding trachea dan berfungsi untuk melindungi jalan udara.
Kartilago ini juga berfungsi untuk mencegah terjadinya kolaps atau ekspansi berlebihan akibat
perubahan tekanan udara yang terjadi dalam system pernapasan. Bagian terbuka dari bentuk C
kartilago trachea ini saling berhadapan secara posterior kearah esofagus dan disatukan oleh
ligament elastic dan otot polos.
4
c. Bronchus
Bronchus mempunyai struktur serupa dengan trachea. Bronchus kiri dan kanan tidak
simetris. Bronchus kanan lebih pendek, lebih lebar dan arahnya hamper vertical dengan trakhea.
Sebaliknya, bronchus kiri lebih panjang, lebih sempit dan sudutnya pun lebih runcing.
Bentuk anatomi yang khusus ini memiliki implikasi klinis tersendiri seperti jika ada
benda asing yang terinhalasi, maka benda itu lebih memungkinkan berada dibronchus kanan
dibandingkan dengan bronchus kiri karena arah dan lebarnya.
5
b. Pleura
Pleura merupakan kantung tertutup yang terbuat dari membrane serosa (masing-masing
untuk setiap paru) yang didalamnya mengandung cairan serosa. Paru terinvaginasi (tertekan dan
masuk kedalam) lapisan ini, sehingga membentuk dua lapisan penutup. Satu bagian melekat
kuat pada paru dan bagian lainnya pada dinding rongga thoraks. Bagian pleura yang melekat
kuat pada paru pleura viseralis dan lapisan paru yang membatasi rongga thoraks disebut pleura
parietalis.
c. Otot-otot Pernapasan
Otot-otot pernapasan merupakan sumber kekuatan untuk menghembuskan udara.
Diafragma (dibantu oleh otot-otot yang dapat mengangkat tuulang rusuk dan tulang dada)
merupakan otot utama yang ikut berperan meningkatkan volume paru. Pada saat istirahat, otot-
otot pernapasan mengalami relaksasi.
Saat inspirasi, otot sternokloidomastoideus, otot skalenes, otot pektoralis minor, otot
serratus anterior, dan otot interkostalis sebelah luar mengalami kontraksi sehingga menekan
diafragma kebawah dan mengangkat rongga dada untuk membantu udara masuk kedalam paru.
Pada fase ekspirasi, otot-otot transversal dada, otot interkostalis sebelah dalam, dan otot
abdominal mengalami kontraksi, sehingga mengangkat diafragma dan menarik rongga dada
untuk mengeluarkan udara dari paru.
6
Tegangan dipermukaan diturunkan oleh gas yang namanya surfaktan sebagai zat yang
mencegah kolaps dan mempertahankan udara yang cukup dalam alveoli. Umumnya pada masa
bayi sering mengalami gangguan pernapasan karena bayi bernapas dari hidung dan obstruksi
saluran napas dapat terjadi kecuali saluran nasalnya utuh dan diberikan nafas buatan, karena iga
neonatus hampir horizontal dan laring bayi terletak dekat kepala dibandingkan pada kehidupan
dikemudian hari. Sehingga, glotis berlokasi diantara vertebrae servikalis 3 dan 4 sehingga
reflekslaringeal sangat aktif dan epiglotis lebih panjang. ( Saccharin, Rosa M.1986 ).
Hidayat, Azis Alimul A. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Salemba Medika.Jakarta. 2008.
b. Menurut buku Anatomi Dan Fisologi Untuk pernapasan pada bayi terbagi menjadi dua,
yaitu:
Sistem Pernapasan Kantung udara primitif sudah terbentuk pada minggu ke 20 gestasi,
dan pada 26 minggu tampak bronkhiolus respiratorik yang kaya akan kapiler. Komponen
fosfolipid-lipoprotein surfaktan sudah ada sejak minggu ke-18. Surfaktan adalah suatu zat
pembasah mirip deterjen memungkinkan peningkatan compliance paru sehingga gaya yang
diperlukan untuk mengembangkan alveolus berkurang.
1. Bagian Paru Sebelum Bayi Lahir
Pada masa janin, paru terisi oleh cairan yang dikeluarkan oleh paru yang bertukar dengan
cairan amnion. Saat lahir 10-25 ml/kg cairan akan dikeluarkan atau diresorpsi. Fetal breathing
movement (FBM) atau gerakan bernapas janin sudah dapat terlihat dengan ultrasonografi pada
trimester pertama. Pada awalnya, gerakan tersebut intermiten, cepat dan ireguler. Seiring dengan
perkembangan gestasi, kekuatan dan frequensi FBM mneingkat, terjadi sampai 80% dari seluruh
waktu dengan pola yang teratur (Nijhuis, 1986).
2. Bagian Paru Setelah Bayi Lahir
Kebutuhan paling mendesak setelah lahir adalah insiasi ventilasi. Banyak faktor
berinteraksi untuk merangsang tarikan napas pertama, termasuk perubahan suhu dan keadaan.
Asfiksia dan asidosis ringan yang timbul akibat penjepitan tali pusat merangsang kemoreseptor
medula yang meningkatkan tarikan napas.Penjepitan dan manipulasi seperti yang terjadi saat
janin lewat jalan lahir, juga merangsang pernapasan.
Coad, Jane & Dunstall, Melvyn. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. 2007
7
c. Menurut buku pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan bidan perubahan sistem
pernapasan pada bayi :
Perubahan sistem ini diawali dari perkembangan organ paru itu sendiri denagn
perkembangan struktur bronkhus, bronkiolus, serta alveolus yang terbentuk dalam proses
kehamilan sehingga dapat menentukan proses pematangan dalam sistem pernapasan.Proses
pernapasan bayi baru lahir adalah dalam hal bernapas yang dapat dipengaruhi oleh keadaan
hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik (lingkungan) yang merangsang pusat
pernapasan medula oblingua diotak.Selain itu, juga terjadi tekanan rongga dada karena kompresi
paru selama persalinan sehingga merangsang masuknya udara kedalam paru, kemudian
timbulnya pernapasan dan terjadi akibat interaksi sistem pernapasan itu sendiri dengan sistem
kardiovaskular dan susunan saraf pusat.
Selain itu adanya surfaktan dan upaya respirasi dalam bernapasa dapat berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dalam paru serta mengembangkan jaringan alveolus paru agar dapat
berfungsi. Surfaktan tersebut dapat mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu
menstabilkan dinding alveolus untuk mencegah kolaps (Betz Dan Sowden. 2002)
Hidayat, Azis Alimul A. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Poendidikan Kebidanan.
Salemba Medika. Jakarta. 2008.
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam
paru-paru dan mengembangkan jaringan aveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.
Rukiyah, Ai Yeyeh & Yulianti, Lia. Asuhan Neonetus, Bayi Dan Anak Balita. TIM.
Jakarta. 2010
8
e. Menurut buku ajar biologi reproduksi
Transisi pada sistem pernapasan bayi baru lahir. Biasanya bayi akan mulai bernapas
segera dan mempunyai irama pernapasan yang normal dari semula. Organ yang bertanggung
jawab untuk oksigenasi janin sebelum bayi lahir adalah plasenta. Selama masa kehamilan bayi
mengalami banyak perkembangan yang menyediakan infrastruktur untuk memulainya proses
pernapasan.
Pada masa kehamilan trimester II dan III janin sudah mengembangkan otot-otot yang
diperlukan untuk bernapas, alveoli juag berkembang dan sudah mampu menghasilkan surfaktan,
fosfolipid yang mengurang tegangan permukaan pada tempat pertemuan antara udara dan
alveoli. Sehingga memungkinkan kontak maksimum antara kapiler dan alveoli untuk pertukaran
udara. Pada saat bayi lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan cairan kental
yang melapisinya. Sekali membuka alveoli, parnapasan selanjutnya dapat dipengaruhi
pergerakan pernapasan yang relatif lemah. Kekuatan otot-otot pernapasan dan diafragamauntuk
bergerak secara langsung mempengaruhi keadekuatan setiap inspirasi dan ekspirasi.
Mira .W, Dwi. Buku Ajar Biologi Reproduksi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2010.
Meskipun demikian, tekanan yang diperlukan untuk mengembangkan paru yang tidak
mengandung udara lebih tinggi dari pada tekanan yang diperlukan dari setiap masa kehidupan
yang lain. Tekanan ini berkisar dari 10-50 cm H2O selama interval 0,5 sampai 0,1 detik
dibanding dengan sekitar 4 cm untuk pernapasan normal bayi cukup bulan dan orang dewasa.
Pola pernapasan pada bayi baru lahir. Pada usia bulan pertama, bayi normal cukup bulan
mungkin kadang-kadang mengalami episode, yaitu pernapasan teratur terganggu dengan jedah-
jedah (perhentian-perhentian) pendek. Pola pernapasan periodik ini bergeser dari irama teratur ke
episode apnea intermitten siklik yang singkat.
9
2.6 Embriologi system pernafasan
saluran pernapasan tidak langsung membesar seperti yang kita rasakan saat ini .Saluran
pernapasan sudah dimulai pembentukannya pada saat manusia yang masih dikatakan "mudah"
kalau dalam istilah Islamnya, kira-kira mulai dibentuk pada minggu keempat.pada minggu ke
empat, di mudigah terdapat divertikulum respiratorium yang terdapat tunas paru yang merupakan
tonjolan dari dinding ventral usus depan. Pada divertikulum respiratorium inilah nantinya
dijadikan tempat untuk menginduksikan TBX4 untuk merangsang pembentukan tunas,
pertumbuhan dan differensiasi paru.
Bagian epitel dalam yang ada di paru terbentuk dari endoderm, sedangkan komponen tulang
rawan, kartilago, dan otot dibentuk dari mesoderm splanknik. Awalnya, tunas paru mempunyai
hubungan terbuka dengan usus depan sehingga pada saat divertikulum respiratorium membesar
ke arah kaudal, terbentuklah 2 bubungan longitudinal yang dipisahkan oleh trakeoesophageal.
Kemudian, pada saat kedua bubungan menyatu membentuk septum trakeoesophageal, usus
depan akan terbagi menjadi usus depan bagian dorsal dan ventral, tunas paru, trakea, dan
esophagus. Nah, primordium respiratorik akan mempertahankan hubungan terbukanya dengan
faring melalui aditus laringis.
10
pembentukan laring. Laring terdiri atas bagian lapisan dalam yang terbentuk dari endoderm dan
komponen kartilago dan otot dibentuk oleh mesenkim arkus faring ke 4 atau ke 6. Nantinya
mesenkim ini akan berpoliferasi cepat sehingga aditus laringis akan berubah dari bentuknya yang
celah sagital menjadi berbentuk T celahnya. Lalu, bentuk aditus laringis dapat dikenali ketika
mesenkim dari kedua arkus berubah menjadi kartilago tiroidea, krikoidea, dan aritenoidea.
Di saat yang sama, epitel laring juga berpoliferasi dengan cepat sehingga terjadi oklusi lumen
temporal, yang dilanjutkan dengan vakuolisasi dan rekanalisasi yang menghasilkan sepasang
resesus lateral, ventrikulus laringis yang dibatasi oleh lipatan jaringan yang nantinya akan
berdiferensiasi menjadi pita suara sejati dan palsu. Semua otot laring disarafi oleh cabang-cabang
kranial ke sepuluh nervus vagus.
untuk pembentukan trakea, bronkus, dan paru. Sewaktu berpisah dengan usus paru, tunas paru
akan membentuk trakea dan dua kantung luar lateral/tunas bronkus. Di awal minggu kelima,
masing-masing tunas bronkus membesar membentuk bronkus utama kanan dan kiri. Bronkus
utama kanan akan membentuk tiga bronkus sekunder, sedangkan yang kiri akan membentuk dua
bronkus sekunder.
Tunas paru berkembang ke arah kaudal dan lateral rongga paru tubuh sehingga ruang paru,
kanalis perikardioperitonealis menjadi cukup sempit. Saluran-saluran terletak di kesua sisi usus
depan dan secara bertahap diisi oleh tunas paru yang terus membesar. Nantinya ada lipatan
pleuroperitoneum dan lipatan pleuroperikardium yang memisahkan kanalis
perikardioperitonealis dari rongga peritoneum dan rongga perikardium, dan ruang sisanya akan
membentuk rongga pleura primitif.
11
Nantinya semakin berkembang, mesoderm yang menutupi luar paru akan menjadi pleura viseral
dan mesoderm yang menutupi dinding tubuh dari bagian dalam menjadi pleura parietal. Rongga
diantara pleura viseral dan pleura parietal adalah rongga pleura.
Sampai bulan ketujuh pranatal, pernapasan sudah dapat berlangsung ketika sebagian sel bronkius
respiratorius yang berbentuk kuboid menjadi sel gepeng tipis. Selama dua bulan terakhir
kehidupan pranatal dan selama beberap tahun selanjutnya, jumlah sakus terminalis terus
meningkat yang selain itu sel-sel yang melapisi sakus yang dikenal dengansel epitel alveolus tipe
Pada bulan keenam terbentuk jenis sel lain, yaitu sel epitel alveolus tipe II yang menghasilkan
surfaktan, suatu cairan kaya fosfolipid yang dapat menurunkan tegangan permukaan di
pertemuan udara-alveolus.
12
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma laki laki
(Fertilisasi). Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara
pembelahan sel secara besar besaran) menjadi embrio. Pembuahan itu sendiri berlangsung
setelah terjadinya hubungan seksual (persetubuhan) antar lawan jenis, meskipun tidak semua
hubungan seksual akan menghasilkan pembuahan.
Banyak perubahan fisik yang akan wanita alami selama trimester pertama (3 bulan
pertama kehamilan). Periode ini juga merupakan periode tumbuh kembang yang cepat
bagi bayi. Kehamilan biasanya berlangsung selama 40 minggu, mulai dari hari pertama periode terakhir
menstruasi wanita yang berarti bahwa itu mencakup dua minggu sebelum ovulasi dan konsepsi terjadi.
Trimester pertama berlangsung selama 12 minggu, yang kedua dari 13 sampai akhir 27
minggu, dan ketiga 28-40 minggu. Trimester pertama merupakan saat perubahan besar dalam
tubuh seorang wanita, dan akan mengalami perubahan dengan cara yang unik. Trimester pertama dapat
membawa peningkatan energi dan rasa kesejahteraan. Beberapa wanita mungkin merasa lelah
dan emosional. Selama tubuh mengalami perubahan, wanita mungkin perlu membuat perubahan ke
rutinitas sehari-hari, seperti pergi ke tempat tidur lebih awal atau sering makan, makanan
kecil. Untungnya, sebagian besar ketidaknyamanan tersebutakan hilang selama kehamilan
berlangsung. Dan sebagian perempuan bahkan mungkin tidak merasakan adanya
ketidaknyamanan semua ini.
1.2 Saran
Dalam proses dan masa kehamilan tentunya diperlukan perhatian yang cukup intensif
guna memperlancar dan meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan,untuk itu ibu
seharusnya lebih menjaga dan mempertahankan asupan nutrisi pada saat masa kehamilan dan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan baik untuk ibu ataupun janin.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermik, Jensen. 2012. “Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4”. Jakarta: EGC.
Arif, (et.all). 2007. “Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3”. Jakarta : Media Aesculapius.
Griffin Koniak, Martin, Reeder. 2011. “Volume 1 Keperawatan Maternitas”. Jakarta: EGC.
Kliegman,Robert .M & Arvin, Ann .M. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Buku Kedokteran
EGC. Jakarta. 2000.
14