Anda di halaman 1dari 6

 Jelaskan klasifikasi batuan beku yang kamu ketahui!

Klasifikasi berdasarkan

Berdasarkan kandungan senyawa kimia (kandungan silikanya) maka batuan beku dapat
dibagi menjadi :

1. Batuan beku Asam : Silika > 65 %


2. Batuan beku Menengah : Silika 65 - 52 %
3. Batuan beku Basa : Silika 52 - 45 %
4. Batuan beku Ultrabasa : Silika < 45 %

Whitford ( 1975) membuat suatu diagram klasifikasi untuk mengetahui seri dan jenis batuan
berdasarkan atas kandungan potassium dan silikanya. Whitford membagi seri batuan
menjadi seri toleitik, seri calc-alkaline, dan seri high k calc-alkaline. Sedangkan jenis
batuannya adalah basalt, andesite basaltic, andesite, dan dacite.

Menurut Whitford (1975), setiap peningkatan K2O dan SiO2 akan mengalami perubahan
seri magmatik mulai dari seri toleitik-calc alkaline sampai high k calc alkaline, begitu pula
akan mengalami perubahan jenis batuan mulai dari basalt, andesite basaltic, andesite,
sampai dacite.

Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku, pembagian
batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih
lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :

a. Pluton atau Intrusi, terbentuk dalam lingkungan yang jauh di dalam perut bumi dalam
kondisi tekanan tinggi. Bentuk intrusi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

• Bentuk Konkordan, adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan struktur batuan
intrusi imni dengan batuan sekelilingnya sedemikian rupa sehingga batas/bidang kontaknya
sejajar dengan bidang perlapisan batuan sekelilingnya. Macamnya : sill, laccolith, phacolith,
lopolith

Sill : merupakan Intrusi yang melembar sejajar dengan lapisan batuan sekitarnya dengan
ketebalan beberapa milimeter hingga beberapa kilometer

Laccolith : Sill dengan bentuk kubah (plankonvex)

Lopolith : bentuk lain dari sill dengan ketebalan 1/10 sampai 1/12 dari lebar tubuhnya
dengan bentuk seperti lensa dimana bagian tengahnya melengkun ke arah bawah karena
batuan di bawahnya lentur.
phacolith : masa intrusi yang melensa yangterletak pada sumbu lipatan

• Bentuk Diskordan, adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan struktur yang
memotong (tidak sejajar) dengan batuan induk yang diterobosnya. Macamnya : dike,
batolith, stock.

Dike : Intrusi yang berbentuk tabular yang memotong lapisan batuan sekitarnya

Batholith : intrusi yang tersingkap di permukaan, berukuran >100 km persegi, bentuk


takberaturan dan tidak diketahui dasarnya.

Stock : intrusi mirip dengan batholith, dengan ukuran yang tersingkap di permukaan <100
style="font-weight: bold;">Hypabisal, terbentuk pada lingkungan yang tidak jauh dari
permukaan bumi.

c. Volkanik, terbentuk dipermukaan bumi dalam kondisi tekanan rendah.

 Bagaimana diferensiasi magma terbentuk?

MAGMA DIFFERENTIATION

Magma adalah cairan atau larutan silikat pejar yang terbentuk secara alamiah, bersifat
mudah bergerak (mobile), bersama antara 90°-110°C dan berasal atau terbentuk pada
kerak bumi bagian bawah hingga selubung bagian atas (F.F Grounts,1947;
Turner&Verhoogen,1960; H.Williams,1962). Secara fisika, magma merupakan sistem
berkomponen ganda (multi compoent system) dengan fase cair dan sejumlah kristal yang
mengapung di dalamnya sebagai komponen utama, dan pada keadaan tertentu juga
berfase gas.

Para ahli berpendapat bahwa panas bumi berasal dari proses “pembusukan” material-
material radioaktif yang kemudian meluruh atau mengalami disintegration menjadi unsur
radioaktif dengan komposisi yang lebih stabil dan pada saat meluruh akan mengeluarkan
sejumlah energi (panas) yang kemudian akan melelehkan batuan-batuan disekitarnya.
Dimungkinkan, dari proses tersebut dan pengaruhnya terhadap geothermal gradient yang
mencapai 193.600°C inilah magma dapat terbentuk.

Pembentukan magma sebenarnya adalah suatu proses yang sangat rumit. Proses-proses
ini berlangsung tahap demi tahap yang kemudian membentuk sebuah rangkaian khusus
yang meliputi proses pemisahan atau differentiation, pencampuran atau assimilation, dan
anateksis atau peleburan batuan pada kedalaman yang sangat besar. Sementara itu, faktor
atau hal-hal yang selanjutnya akan menentukan komposisi suatu magma adalah bahan-
bahan yang meleleh, derajat fraksinasi, dan jumlah material-material pengotor dalam
magma oleh batuan samping (parent rock).

Magma pada perjalanannya dapat mengalami perubahan atau disebut dengan evolusi
magma. Proses perubahan ini menyebabkan magma berubah menjadi magma yang bersifat
lain oleh proses-proses sebagai berikut :

a. Hibridasi : proses pembentukan magma baru karena pencampuran 2 magma yang


berlainan jenis.

b. Sintetis : Pembentukan magma baru karena adanya proses asimmilasi dengan batuan
samping.

c. Anateksis : proses pembentukan magma dari peleburan batu-batuan pada kedalaman


yang sangat besar.

Dan dari proses-proses diatas, magma akan berubah sifatnya, dari yang awalnya bersifat
homogen pada akhirnya akan menjadi suatu tubuh batuan beku yang bervariasi.

Magma Differentiation

Diferensiasi magma adalah suatu tahapan pemisahan atau pengelompokan magma dimana
material-material yang memiliki kesamaan sifat fisika maupun kimia akan mengelompok dan
membentuk suatu kumpulan mineral tersendiri yang nantinya akan mengubah komposisi
magma sesuai penggolongannya berdasarkan kandungan magma. Proses ini dipengaruhi
banyak hal. Tekanan, suhu, kandungan gas serta komposisi kimia magma itu sendiri dan
kehadiran pencampuran magma lain atau batuan lain juga mempengaruhi proses
diferensiasi magma ini. Secara umum, proses diferensiasi magma terbagi menjadi :

a. Fraksinasi (Fractional Crystallization)


Proses ini merupakan suatu proses pemisahan kristal-kristal dari larutan magma karena
proses kristalisasi perjalan tidak seimbang atau kristal-kristal tersebut pada saat
pendinginan tidak dapat mengubah perkembangan. Komposisi larutan magma yang baru ini
terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan temperatur dan tekanan yang mencolok serta
tiba-tiba.

b. Crystal Settling/gravitational settling

Proses ini meliputi pengendapan kristal oleh gravitasi dari kristal-kristal berat yang
mengandung unsur Ca, Mg, Fe yang akan memperluas magma pada bagian dasar magma
chamber. Disini, mineral-mineral silikat berat akan berada di bawah. Dan akibat dari
pengendapan ini, akan terbentuk suatu lapisan magma yang nantinya akan menjadi tekstur
kumulat atau tekstur berlapis pada batuan beku.

c. Liquid Immisbility

Larutan magma yang memiliki suhu rendah akan pecah menjadi larutan yang masing-
masing akan membentuk suatu bahan yang heterogen.

d. Crystal Flotation

Pengembangan kristal ringan dari sodium dan potassium akan naik ke bagian atas magma
karena memiliki densitas yang lebih rendah dari larutan kemudian akan mengambang dan
membentuk lapisan pada bagian atas magma.

e. Vesiculation

Vesiculation merupakan suatu proses dimana magma yang mengandung komponen seperti
CO2, SO2, S2, Cl2, dan H2O sewaktu-waktu naik ke permukaan sebagai gelembung-
gelembung gas dan membawa komponen-komponen sodium (Na) dan potassium (K).

f. Asimilasi magma
Proses ini dapat terjadi pada saat terdapat material asing dalam tubuh magma seperti
adanya batuan disekitar magma yang kemudian bercampur, meleleh dan bereaksi dengan
magma induk dan kemudian akan mengubah komposisi magma.

Dalam proses asimilasi, terkadang batuan-batuan yang ada di sekitar magma chamber
yang kemudian masuk ke dalam magma membeku sebagai satu bentuk inklusi batuan yang
disebut dengan xenolith. Namun bentukan inklusi ini juga dapt terbentuk sebagai suatu
inklusi kristal yang disebut dengan xenocrsyt.

Sebagai ringkasan, Jakcson (1970) memberikan gambaran skematis mengenai proses-


proses differensiasi magma dalam suatu magma chamber. Kemudian dihasilkanlah skema
seperti berikut ini:

Dr. Lucas Donni Setiadji, seorang petrologist yang juga merupakan dosen Jurusan Teknik
Geologi FT-UGM menyatakan bahwa Diferensiasi (Differentiation) merupakan suatu proses
yang menghasilkan magma turunan (derivative magmas) yang berbeda komposisi kimia
dan mineralogi dari Primitive Parental Magma atau yang kita sebut sebagai magma induk.
Secara umum proses diferensiasi dianggap terjadi dalam reservoir magma di dalam kerak
(kedalaman < 10 km), dimana magma dalam kondisi yang stagnan, mendingin secara
perlahan dan memiliki waktu ysng cukup untuk mengkristal. Proses diferensiasi yang paling
penting adalah Kristalisasi Fraksinasi (fractional crystallization), sedangkan proses lainnya
antara lain asimilasi dan magma mixing.

Magma mixing terjadi saat dua jenis magma yang berbeda bertemu dan kemudian
bercampur menjadi satu menghasilkan satu jenis magma lain yang homogen yang disebut
dengan magma turunan. Magma turunan ini biasanya bersifat pertengahan dari kedua jenis
magma yang bercampur. Sebagai contoh, magma andesitic dan dacitic kemungkinan
adalah magma intermediet yang terbentuk dari hasil pencampuran magma asam dan
magma basa. Kedua jenis magma ini dpat bertemu apabila dalam suatu regional terdapat 2
magma chamber yang memiliki potensi dan berjarak tidak jauh dan kemudian terjadi intrusi
magma berupa sill atau dike dari salah satu magma chamber lalu intrusi ini mencapai
magma chamber yang lain. Dari intrusi yang menerobos dan bertemu dengan magma
chamber inilah kemudian terjadi proses pencampuran 2 jenis magma yang berbeda
menghasilkan satu jenis magma baru yang bersifat tengahan dari 2 jenis magma yang
bercampur tersebut.
 Apa yang dimaksud dengan tekstur batuan ? Tekstur khusus di batuan beku basa,
intermediet dan asam!

# Tekstur itu istilah bentuk, ukuran, (geometri) dan susunan dari mineral penyusun
batuan. Untuk menentukan struktur hak yang diperhatikan yakni kristalinitas, bentuk
Kristal, dan granularitas,

# Atas dasar ukuran butir, tekstur dibagi menjadi afanitik (ukuran sangat kecil) , dan
fanerik (ukuran Kristal terlihat jelas).

# secara umum, tekstur dibagi menjadi equigranular (ukuran Kristal sama) dan
inequigranular (todak sama ukuran, kalau udah beda ada Kristal ada amorf berarti
inequi)

#Equigranular muncul di batuan beku plutonik dimana pembekuan cenderung relative


lambat, dan hanya tiga saja teksturnya (Panidiomorfik granular/ kristal euhedral,
Hipidiomorfik Granular/ Kristal subhedral, dan Allotriomorfik granular/ Kristal anhedral).
Contoh : Peridotit, Gabro, Granit

# untuk inequigranular, bila ada fenokris, biasa disebut porfiritik, tapi berdasarkan jenis
mineral fenokris dibagi jadi dua, yaitu kumuloporfiritik (mineral yang jadi fenokris Cuma
satu), dan glomeroporfiritik (mineral yang jadi fenokris dari berbagai jenis).

Tekstur khus di batuan beku ultra basa


Serpentinite: Mirip jarring jarring serat, dibentuk oleh serpentinit

 Apa yang dimaksud diagram fase? Coba jelaskan

 Perbedaan mikroskopik antara andesit dan basalt

Ketika mendeskripsi batuan beku, hal utama paling penting yang dilihat adalah
memahami ini termasuk batuan jenis apa, bila sudah tahu batuan beku, tentukan
apakah tergolong basa, intermediet atau asam. Bila anda ingin menentukan jenisnya,
berarti anda harus tahu tekstur dan mineral penyusunnya.

Perbedaan keduanya yang paling signifikan aadalah dari komposisi kimia dan mineral
penyusunnya. Basalt, merupakan batuan beku basa yang afanitik, dengan komposisi
banyak olivine piroksin dan sedikit plagioklas, sedangkan di andesit, plagioklas, k
feldspars, hornblende, dan sedikit biotit.

Anda mungkin juga menyukai