Anda di halaman 1dari 6

Metanol

Methanol

Nama IUPAC
methanol
Nama lain
Hidroksimetana
Metil alkohol
Metil hidrat
Alkohol kayu
Karbinol
Identifikasi
Nomor CAS [67-56-1]
Nomor RTECS PC1400000
SMILES CO

Sifat
Rumus molekul CH3OH
Massa molar 32.04 g/mol
Penampilan colorless liquid
Densitas 0.7918 g/cm³, liquid
Titik lebur –97 °C, -142.9 °F (176 K)
Titik didih 64.7 °C, 148.4 °F (337.8 K)
Kelarutan dalam air Fully miscible
Keasaman (pKa) ~ 15.5
Viskositas 0.59 mPa·s at 20 °C
Momen dipol 1.69 D (gas)
Bahaya
Flammable (F)
Klasifikasi EU
Toxic (T)

NFPA 704

3
3
1
Frasa-R R11, R23/24/25, Templat:R39/23/24/25
Frasa-S (S1/2), S7, S16, S36/37, S45
Titik nyala 11 °C
Senyawa terkait
ethanol
alkanols terkait propanol
butanol
chloromethane
Senyawa terkait
methoxymethane
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)

Sangkalan dan referensi

Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia
dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan
atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar,
dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). metanol digunakan
sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol
industri.

Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut
adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut
akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.

Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air adalah
sebagai berikut:

2 CH3OH + 3 O2 → 2 CO2 + 4 H2O

Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila berada
dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak terlihat.

Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif bagi pembuatan
alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini akan menghindarkan industri dari
pajak yang dapat dikenakan karena etanol merupakan bahan utama untuk minuman keras
(minuman beralkohol). Metanol kadang juga disebut sebagai wood alcohol karena ia dahulu
merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan melului proses multi
tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk membentuk gas
hidrogen dan karbon monoksida; kemudian, gas hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi
dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis untuk menghasilkan metanol. Tahap
pembentukannya adalah endotermik dan tahap sintesisnya adalah eksotermik.

Daftar isi
 1 Sejarah
 2 Produksi
 3 Kegunaan
o 3.1 Bahan bakar untuk kendaraan bermotor
o 3.2 Bahan utama untuk bahan lain
 4 Pranala luar

Sejarah
Dalam proses pengawetan mayat, orang Mesir kuno menggunakan berbagai macam campuran,
termasuk di dalamnya metanol, yang mereka peroleh dari pirolisis kayu. Methanol murni,
pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle, yang menamakannya spirit of box,
karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak kayu. Nama itu kemudian lebih dikenal
sebagai pyroxylic spirit (spiritus). Pada tahun 1834, ahli kimia Perancis Jean-Baptiste Dumas dan
Eugene Peligot menentukan komposisi kimianya. Mereka juga memperkenalkan nama methylene
untuk kimia organik, yang diambil dari bahasa Yunani methy = "anggur") + hŷlē = kayu (bagian
dari pohon). Kata itu semula dimaksudkan untuk menyatakan "alkohol dari (bahan) kayu", tetapi
mereka melakukan kesalahan.

Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian digunakan untuk
mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat menjadi "metanol" tahun 1892
oleh International Conference on Chemical Nomenclature. Suffiks [-yl] (indonesia {il}) yang
digunakan dalam kimia organik untuk membentuk nama radikal-radikal, diambil dari kata
"methyl".

Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk BASF mengembangkan
cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari karbon dioksida and hidrogen) menjadi
metanol. Proses ini menggunakan katalis zinc chromate (seng kromat), dan memerlukan kondisi
ekstrem —tekanan sekitar 30–100 MPa (300–1000 atm), dan temperatur sekitar 400 °C.
Produksi metanol modern telah lebih effisien dengan menggunakan katalis tembaga yang mampu
beroperasi pada tekanan relatif lebih rendah.

Penggunaan metanol sebagai bahan bakar mulai mendapat perhatian ketika krisis minyak bumi
terjadi di tahun 1970-an karena ia mudah tersedia dan murah. Masalah timbul pada
pengembangan awalnya untuk campuran metanol-bensin. Untuk menghasilkan harga yang lebih
murah, beberapa produsen cenderung mencampur metanol lebih banyak. Produsen lainnya
menggunakan teknik pencampuran dan penanganan yang tidak tepat. Akibatnya, hal ini
menurunkan mutu bahan bakar yang dihasilkan. Akan tetapi, metanol masih menarik utuk
digunakan sebagai bahan bakar bersih. Mobil-mobil dengan bahan bakar fleksibel yang
dikeluarkan oleh General Motors, Ford dan Chrysler dapat beroperasi dengan setiap kombinasi
etanol, metanol dan/atau bensin.

Produksi
Saat ini, gas sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan komponen dari gas alam.
Terdapat tiga proses yang dipraktekkan secara komersial.

Pada tekanan sedang 1 hingga 2 MPa (10–20 atm) dan temperatur tinggi (sekitar 850 °C),
metana bereaksi dengan uap air (steam) dengan katalis nikel untuk menghasilkan gas sintesis
menurut reaksi kimia berikut:

CH4 + H2O → CO + 3 H2

Reaksi ini, umumnya dinamakan steam-methane reforming atau SMR, merupakan reaksi
endotermik dan limitasi perpindahan panasnya menjadi batasan dari ukuran reaktor katalitik
yang digunakan.

Metana juga dapat mengalami oksidasi parsial dengan molekul oksigen untuk menghasilkan gas
sintesis melalui reaksi kimia berikut:

2 CH4 + O2 → 2 CO + 4 H2

reaksi ini adalah eksotermik dan panas yang dihasilkan dapat digunakan secara in-situ untuk
menggerakkan reaksi steam-methane reforming. Ketika dua proses tersebut dikombinasikan,
proses ini disebut sebagai autothermal reforming. Rasio CO and H2 dapat diatur dengan
menggunakan reaksi perpindahan air-gas (the water-gas shift reaction):

CO + H2O → CO2 + H2,

untuk menghasilkan stoikiometri yang sesuai dalam sintesis metanol.

Karbon monoksida dan hidrogen kemudian bereaksi dengan katalis kedua untuk menghasilkan
metanol. Saat ini, katalis yang umum digunakan adalah campuran tembaga, seng oksida, dan
alumina, yang pertama kali digunakan oleh ICI di tahun 1966. Pada 5–10 MPa (50–100 atm) dan
250 °C, ia dapat mengkatalisis produksi metanol dari karbon monoksida dan hidrogen dengan
selektifitas yang tinggi:

CO + 2 H2 → CH3OH

Sangat perlu diperhatikan bahwa setiap produksi gas sintesis dari metana menghasilkan 3 mol
hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida, sedangkan sintesis metanol hanya memerlukan 2
mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida. Salah satu cara mengatasi kelebihan hidrogen
ini adalah dengan menginjeksikan karbon dioksida ke dalam reaktor sintesis metanol, dimana ia
akan bereaksi membentuk metanol sesuai dengan reaksi kimia berikut:
CO2 + 3 H2 → CH3OH + H2O

Walaupun gas alam merupakan bahan yang paling ekonomis dan umum digunakan untuk
menghasilkan metanol, bahan baku lain juga dapat digunakan. Ketika tidak terdapat gas alam,
produk petroleum ringan juga dapat digunakan. Di Afrika Selatan, sebuah perusahaan (Sasol)
menghasilkan metanol dengan menggunakan gas sintesis dari batu bara.

Kegunaan
Bahan bakar untuk kendaraan bermotor

Metanol digunakan secara terbatas dalam mesin pembakaran dalam, dikarenakan metanol tidak
mudah terbakar dibandingkan dengan bensin. Metanol juag digunakan sebagai campuran utama
untuk bahan bakar model radio kontrol, jalur kontrol, dan pesawat model.

Salah satu kelemahan metanol jika digunakan dalam konsentrasi tinggi adalah sifat korosif
terhadap beberapa logam, termasuk aluminium. Metanol, meskipun merupakan asam lemah,
menyerang lapisan oksida yang biasanya melindungi aluminium dari korosi:

6 CH3OH + Al2O3 → 2 Al(OCH3)3 + 3 H2O

Ketika diproduksi dari kayu atau bahan oganik lainnya, metanol organik tersebut merupakan
bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan hidrokarbon. Namun mobil modern pun masih
tidak bisa menggunakan BA100 (100% bioalkohol) sebagai bahan bakar tanpa modifikasi.
Metanol juga digunakan sebagai pelarut dan sebagai antibeku, dan fluida pencuci kaca depan
mobil.

Bahan utama untuk bahan lain

Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai bahan pembuat bahan kimia lainnya. Sekitar 40%
metanol yang ada diubah menjadi formaldehid, dan dari sana akan dihasilkan berbagai macam
produk seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan tekstil.

Senyawa kimia lainnya yang merupakan turunan dari metanol adalah dimetil eter, yang telah
menggantikan klorofluorokarbon sebagai bahan campuran pada aerosol, dan asam asetat. Dimetil
eter juga dapat dicampur dengan gas alam terkompresi (LPG) untuk memanaskan masakan, dan
juga bisa digunakan sebagai bahan bakar pengganti diesel.

Dalam beberapa pabrik pengolahan air limbah, sejumlah kecil metanol digunakan ke air limbah
sebagai bahan makanan karbon untuk denitrifikasi bakteri, yang mengubah nitrat menjadi
nitrogen.

bahan bakar direct-metanol unik karena suhunya yang rendah, operasi pada tekanan atmofser,
mengijinkan mereka dibuat kecil. Ditambah lagi dengan penyimpanan dan penanganan yang
mudah dan aman membuat metanol dapat digunakan dalam perlengkapan elektronik.dari
MUMU
Pranala luar
 Templat:ICSC
 The Methanol Institute Industry trade group, lots of information on methanol's use in fuel
cells and as an alternative fuel.
 China Takes Gold in Methanol Fuel
 The methanol story: a sustainable fuel for the future article by Ford Motor's Roberta
Nichols, the mother of the flexible fuel vehicle, discussing Gasoline-Ethanol-Methanol
flexibility in the Journal of Scientific & Industrial Research
 National Pollutant Inventory – Methanol Fact Sheet
 Methanol Discovered in Space
 Calculation of vapor pressure, liquid density, dynamic liquid viscosity, surface tension of
methanol

Anda mungkin juga menyukai