Anda di halaman 1dari 3

Definisi Pneumoperitoneum

Pneumoperitoneum adalah adanya udara bebas dalam ruang peritoneum


yang biasanya terkait dengan perforasi dari usus kecil. Namun, setiap viskus
berongga dapat menyebabkan terjadinya pneumoperitoneum. Penyebab paling
umum dari pneumoperitoneum adalah perforasi saluran pencernaan yaitu lebih dari
90%. Perforasi dari lambung atau duodenum yang disebabkan oleh ulkus peptikum
dianggap penyebab paling sering dari pneumoperitoneum. Pneumoperitoneum juga
dapat diakibatkan karena pecahnya divertikel atau trauma abdomen. Hal tersebut
biasanya muncul dengan tanda-tanda dan gejala peritonitis, dengan temuan
radiologis yang paling umum adalah adanya gas subphrenic dalam foto polos
thoraks erect. Dalam kebanyakan kasus, pneumoperitoneum memerlukan
eksplorasi bedah dan intervensi secepatnya.1

Anatomi Rongga Peritoneum


Peritoneum adalah mesoderm lamina lateralis yang tetap bersifat epitelial.
Pada permulaan, mesoderm merupakan dinding dari sepasang rongga yaitu coelom.
Di antara kedua rongga terdapat entoderm yang merupakan dinding enteron.
Enteron didaerah abdomen menjadi usus. Kedua rongga mesoderm, dorsal dan
ventral usus saling mendekat, sehingga mesoderm tersebut kemudian menjadi
peritonium.2
Lapisan peritonium dibagi menjadi 3, yaitu:2
1. Lembaran yang menutupi dinding usus, disebut lamina visceralis (tunika
serosa).
2. Lembaran yang melapisi dinding dalam abdomen disebut lamina parietalis.
3. Lembaran yang menghubungkan lamina visceralis dan lamina parietalis.

Pada beberapa tempat peritoneum visceral dan mesenterium dorsal


mendekati peritoneum dorsal dan terjadi perlekatan. Akibat perlekatan ini, ada
bagian-bagian usus yang tidak mempunyai alat-alat penggantung, dan akhirnya
berada disebelah dorsal peritonium sehingga disebut retroperitoneal. Bagian-bagian
yang masih mempunyai alat penggantung terletak di dalam rongga yang dindingnya
dibentuk oleh peritoneum parietal. Rongga tersebut disebut cavum peritonei,
dengan demikian:2
1. Duodenum terletak retroperitoneal;
2. Jejenum dan ileum terletak intraperitoneal dengan alat penggantung
mesenterium;
3. Colon ascendens dan colon descendens terletak retroperitoneal;
4. Colon transversum terletak intraperitoneal dan mempunyai alat penggantung
disebut mesocolon transversum;
5. Colon sigmoideum terletak intraperitoneal dengan alat penggatung
mesosigmoideum; cecum terletak intraperitoneal;
6. Processus vermiformis terletak intraperitoneal dengan alat penggantung
mesenterium.

Etiologi Pneumoperitoneum
Pneumoperitoneum disebabkan oleh rupture organ berongga, yaitu
lambung, usus kecil, dan usus besar. Penyebab yang paling sering terjadinya
pneumoperitonium spontan adalah perforasi gaster atau ulkus duodenum.
Pneumoperitoneum juga dapat ditemukan dalam kondisi lain, termasuk operasi
abdomen baru, trauma, infeksi, paracentesis, dan pneumatosis intestinalis. Setelah
laparotomi, udara akan sering muncul di mana-mana selama 3-7 hari, secara
bertahap volume udara akan berkurang tiap harinnya.3
Penyebab utama terjadinya pneumoperitoneum adalah: 1,4
1. Ruptur viskus berongga (yaitu perforasi ulkus peptikum, necrotizing
enterocolitis, megakolon toksik, penyakit usus inflamasi).
2. Faktor iatrogenik (yaitu pembedahan perut terakhir, trauma abdomen, perforasi
endoskopi, dialisis peritoneal, paracentesis).
3. Infeksi rongga peritoneum dengan organisme membentuk gas dan atau
pecahnya abses yang berdekatan.
4. Pneumatosis intestinalis.
Dalam referensi lain, penyebab terjadinya pneumoperitoneum dibagi
menjadi 4 kelompok:3
1. Iatrogenik: operasi, endoscopy, peletakan pipa makanan, penggunaan
instrument ginekologi, peritoneal dialysis.
2. Spontan: perforasi ulkus peptikus, obstruksi usus, iskemia intestinal, toxic
megacolon, apendisitis akut, enterokolitis nekrosis, tuberculosis.
3. Traumatik: trauma tumpul atau tembus yang dapat menyebabkan perforasi
organ.
4. Miscellaneous: obat-obatan, pneumatosis coli atau intestinalis.

Manifestasi Klinis
Pasien biasanya hadir nyeri abdomen dengan onset akut yang persisten,
progresif, dan tak ada henti-hentinya. Keparahan rasa sakit tergantung pada jenis
dan jumlah isi usus yang dilepaskan ke dalam rongga peritoneum. Pasien mungkin
memiliki gejala penyerta, seperti demam, mual, dan muntah. Pada pemeriksaan
fisik, pasien dengan perforasi saluran usus biasanya menunjukkan tenderness difus
saat palpasi atau gejala peritonitis.3

Anda mungkin juga menyukai