Anda di halaman 1dari 9

Allah adalah kasih.

Untuk kebanyakan orang Kristen, hal ini sudah


sangat jelas, tetapi pertanyaannya adalah, apakah kita sudah benar-
benar mengerti hal ini? Pewahyuan bahwa Allah adalah kasih, bahwa
Dia bertindak dengan penuh kasih dan bahwa Dia menunjukkan
kasihNya kepadaku, secara pribadi, sangatlah penting. Kita perlu benar-
benar yakin akan kebenaran ini melalui pewahyuan di dalam hati kita,
agar itu terus menerus memimpin hidup kita. Saat kita mulai mengenal
Allah Bapa kita dengan cara ini dan melihat kasihNya bagi kita,
kehidupan kita akan berubah.
Ketakutan, kecemasan, kesepian, rasa tertolak, kekerasan, kesombongan
dan kelesuan tidak akan beroleh tempat di mana kasih Allah telah
disingkapkan. Karena itu, tidak cukup bagi kita hanya mengiakan secara
mental bahwa “Allah adalah kasih.”
Kita membutuhkan pengertian yang dalam mengenai
kebenaran ini ditanamkan jauh di dalam kita sebagai
kekuatan yang memotivasi dan mendorong kita. Apa
yang kita butuhkan adalah suatu pewahyuan mengenai
siapa Bapa kita sesungguhnya.

1
Siapakah Allah? Mari kita menuju kepada beberapa
hal yang Alkitab katakan mengenai Dia:
1. Allah adalah mahakuasa! Apakah maksudnya? Saat kita mendengar
kata-kata seperti itu, kita sering berpikir samar-samar seperti: “mahakuasa”
artinya bahwa Dia menciptakan langit dan bumi. Ini benar tetapi artinya jauh
lebih daripada itu. Itu berarti bahwa Dia mahakuasa terhadapmu. Itu berarti
bahwa tidak ada yang terlalu sulit bagiNya (Yer.32:27). Tidak ada yang
mustahil bagi Allah. Tidak ada rintangan, masalah atau keadaan dalam
hidupmu yang begitu sulit sehingga Allah tidak dapat melakukan apa-apa
akan hal itu. Itulah artinya kemahakuasaan Allah bagimu.
2. Allah adalah kasih! Ini berarti bahwa Allah yang dapat melakukan
segalanya juga mau melakukan segalanya. Salah satu definisi kasih Allah
adalah kerelaanNya untuk memakai kemahakuasaanNya. Seringkali tidak
sulit untuk percaya bahwa Allah dapat—tetapi bahwa Dia mau, dan untukku,
adalah lebih sulit untuk diterima dan dipercaya. Kita sebenarnya lebih
meragukan kasih Allah daripada kuasaNya.
Itulah sebabnya sangat indah, saat orang kusta dalam
Mat.8:2 berseru, Tuhan, kalau Engkau mau, Engkau dapat
mentahirkanku, untuk mendengar Yesus menjawab,”Aku
mau, jadilah tahir.”

2
Kasih Allah diekspresikan dalam kemauanNya untuk
memakai kuasaNya dan menyembuhkan orang kusta itu.
Allah adalah kasih. Itu berarti bahwa Dia mengasihi setiap orang. Dia
tidak pilih kasih dan Dia tidak memiliki favorit yang spesial. Namun, kita
sering mengira bahwa Dia memiliki orang-orang yang menjadi favoritNya,
yang dikuduskanNya lebih dari yang lain dan diperlengkapiNya dengan
karunia dan anugerah yang lebih. Tetapi ini salah. Kalau kita berpikir seperti
itu, kita bersalah karena menjadikan manusia berhala dan meninggikan pria
dan wanita dengan cara yang salah. Ini akan menciptakan pengidolaan
manusia, atau sebaliknya, menyebabkan patah semangat, rasa mengasihi
diri sendiri dan kecemburuan dalam diri seseorang yang tidak menganggap
dirinya sebagai seorang yang diperlengkapi, dipakai, dikuduskan atau
dikasihi. Sikap dan pemikiran seperti ini haruslah sepenuhnya dibasmi dari
kehidupan kita—bahkan dari hati kita yang terdalam.

Identifikasi Dengan Siapa Anda


Suatu sikap yang tidak benar mengenai kasih Allah,
misalnya, berpikir bahwa Allah memiliki favorit, dapat
benar-benar menghancurkan. Itu dapat menimbulkan
kepahitan yang tersembunyi terhadap Allah dalam bentuk
kepercayaan bahwa “Dia telah mengabaikan aku demi
yang lain.”

3
Itu dapat menyebabkan kecemburuan dan gosip tentang
seseorang yang Allah pakai, dan menyebabkan kita dicobai
untuk mengkritik orang tersebut dan bukannya mendorongnya.
Itu juga membuat kita lupa bahwa kita memiliki identitas kita di
dalam siapa kita, bukan dalam apa yang kita lakukan. Aku adalah anak Allah,
sempurna dikasihi dan diterima. Apa yang aku lakukan atau tidak lakukan
adalah hal nomor dua. Saat aku tahu bahwa aku dikasihi, aku dapat dengan
mudah mengambil hal nomor dua itu. Aku tidak perlu untuk selalu berdiri
sebagai sorotan dan pusat perhatian. Aku tidak harus mempertunjukkan
keberanian rohaniku, atau membuktikan bahwa aku memegang pandangan
teologis yang benar. Identitasku bukan datang dari hal-hal ini. Aku dapat
memuji orang-orang lain dan menilai mereka lebih baik dari diriku sendiri
dan membiarkan orang Kristen lainnya mengalahkanku dalam perlombaan
mereka. Kami tidak bersaing satu dengan yang lain. Setiap orang memiliki
tugasnya sendiri untuk dijalankan.
Saat aku melihat bahwa Allah adalah kasih dan bahwa
aku dikasihiNya, hal-hal akan menjadi begitu berbeda.
Aku tidak lagi harus tergila-gila akan penghargaan dan
penerimaan manusia. Kasih Allah cukup, dan dengan
mengetahui hal itu, aku akan tenang.

4
Saat Dia berdoa kepada Bapa, Yesus berkata:”Engkau…telah
mengasihi mereka bahkan seperti Engkau telah mengasihi Aku”
(Yoh.17:23).Allah tidak membeda-bedakan orang. Dia bahkan
tidak mengasihi Yesus lebih daripada Dia mengasihi aku! Dia
mengasihiku sebanyak Dia mengasihi Yesus. Oh, suatu
kebenaran yang indah! Itu indah! Bapa memiliki kasih yang
sedemikian besar terhadapku.
Saat kebenaran pewahyuan ini mulai terbit dalam hatimu, oh, itu sungguh
mengubahkan. Anda mulai menyadari bahwa Anda tidak berdiri di “ruang
pengadilan” dalam hubunganmu dengan Bapa, tetapi dalam sebuah hubungan
“keluarga”. Ini berarti bahwa Anda tidak perlu memiliki rasa bersalah saat Anda
datang kepadaNya.
Ibr.10:22 mengatakan, Marilah kita mendekat kepada Allah dengan suatu
hati yang tulus dengan penuh jaminan iman, karena hati kita telah disirami untuk
membersihkan kita dari rasa bersalah. Kita memiliki seorang imam besar agung,
seorang pengacara, bersyafaat bagi kita.
Hati kita disirami dengan darah Yesus yang murni dan
dimurnikan dari rasa bersalah. Saat Anda hidup dalam
pengampunan dan menerima kenyataan bahwa Allah
dengan penuh kasih mengampuni dosa-dosamu, Anda
dapat datang dengan berani kepada Bapamu,

5
sadar akan kebenaran dan bebas dari semua rasa malu
atau kekurangan, karena Anda telah dibenarkan. Anda
telah dibasuh bersih dan Allah sekarang adalah Bapa
surgawimu yang kepadaNya Anda percaya, dan
daripadaNya Anda mengharapkan semua hal yang baik.
Pewahyuan mengenai kasih Allah membuang semua perasaan bersalah
atau dugaan-dugaan pribadi yang iblis, pendakwa itu, senang untuk arahkan
kepadamu. Anda dapat berdiri tegak dengan suatu rasa percaya diri dan
jaminan yang teguh, saat memiliki hubungan dengan Bapamu, sama seperti
seorang anak memiliki hubungan dengan bapanya. Anda tidak lagi gelisah atau
takut akan Dia.

Allah Berdiri di Atas FirmanNya


Banyak orang takut akan Allah, bertanya-tanya kalau-kalau Dia akan
memukul atau menghukum mereka atau mengambil semua sukacita dari
dalam hidup mereka. Gambaran Bapa seperti itu lenyap saat kasih Allah
disingkapkan kepada kita. Kemudian, akan mudah untuk memberi
diri kita kepadaNya dari kedalaman hati kita dan untuk
melepas ketakutan-ketakutan kita dan juga kebutuhan
akan pengawal hidup kita. Kita berani untuk melepaskan
genggaman kita dan “kehilangan” hidup kita sendiri agar
kehidupan Allah dapat dinyatakan melalui kita.

6
3. Allah itu setia. Ini sungguh-sungguh penting. Itu
artinya, sebagai contoh, bahwa Dia selalu teguh dalam FirmanNya
dan menggenapi apa yang telah dijanjikanNya (Bil.23:19).
Ini berarti bahwa Bapa, yang telah berbicara kepada Anda lewat FirmanNya,
akan berdiri dengan seluruh kuasaNya untuk menggenapi setiap hal yang
telah dijanjikanNya. Janji-janji Allah itu benar, dan itu dapat diterapkan atas
Anda secara pribadi. Apa yang telah dikatakanNya, Dia telah katakan
kepada Anda.
Allah menginginkan kita untuk mengambilNya dalam FirmanNya dan
mempercayaiNya, dan ini sering menimbulkan pergumulan di dalam orang
Kristen. Dunia, daging, dan iblis akan melakukan apa saja untuk mengalihkan kita
dan mengajak kita untuk mempercayai perasaan kita, pengalaman negatif,
keadaan sekeliling dan orang-orang lain, dan tidak mempercayai apa yang Allah
katakan dalam FirmanNya.
Pada poin inilah, pendakwa itu akan berusaha untuk dengan
pelan-pelan masuk dan merusak gambaran Anda mengenai Allah
sebagai Bapa yang pengasih.
“Engkau tidak mungkin termasuk,” dia akan berkata.
“Engkau telah membuat begitu banyak kesalahan, engkau
begitu berdosa, dan seterusnya.”

7
Tetapi sebaliknyalah yang benar! Ya Anda termasuk dan itu
untuk Anda. Itu sungguh tepat karena Anda telah berdosa
begitu banyak sehingga Anda membutuhkan janji-janji
Allah.
Kerendahan hati yang sebenarnya artinya mempercayai Firman
Tuhan,lebih dari emosi, imajinasi, dan perasaan seseorang. Kerendahan
hati yang benar itu berani dan tegas,gembira dan mau menerima semua
yang Allah telah janjikan—hanya karena Dialah yang telah
menjanjikannya! Hal itu memuliakan Allah saat kita mempercayai
FirmanNya dan mengambil janji-janjiNya dengan serius. Inilah yang
dilakukan Abraham. Dia tidak bimbang karena ketidakpercayaan mengenai
janji Allah, tetapi dikuatkan dalam imannya dan memberi kemuliaan
kepada Allah, karena sepenuhnya yakin bahwa Allah berkuasa untuk
melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya (Rm.4:20-21).
Allah setia. Dia ingin Anda percaya dan yakin bahwa Dia akan
memberikan kepadamu setiap hal yang telah dijanjikanNya kepadamu.
FirmanNya benar! Temukanlah sendiri apa yang ada
dalam FirmanNya agar Anda dapat berdiri di atas sebuah
janji, dan bukan di atas pasir perasaan yang berubah-ubah.
Dia tidak melawanmu, Dia ada untukmu.

8
Dia menginginkan yang terbaik untukmu, dan telah
memberikan begitu banyak kepadamu. Pewahyuan akan
kasih Allah akan membuat janji-janjiNya menjadi kenyataan
dalam hidupmu sehingga perjalanan Anda dengan Dia
menjadi nyata, hidup dan penuh kuasa!

******

Anda mungkin juga menyukai