Anda di halaman 1dari 4

CABANG-CABANG FILSAFAT

Cabang-cabang filsafat dapat dibagi menjadi lima cabang pokok : epistemologi, metafisika,
logika, etika dan estetika.

Metafisika

Secara umum metafisika adalah suatu pembahasan filsafat yang komprehensif


mengenai seluruh realitas atau tentang segala sesuatu yang ada. Persoalan metafisika
dibedakan menjadi tiga yaitu ontologi, kosmologi dan antropologi. Metafisika
membicarakan segala sesuatu yang dianggap ada, mempersoalkan hakekat. Hakekat ini
tidak dapat dijangkau oleh panca indera karena tak terbentuk, berupa, berwaktu dan
bertempat. Dengan mempelajari hakikat kita dapat memperoleh pengetahuan dan dapat
menjawab pertanyaan tentang apa hakekat ilmu itu. Ditinjau dari segi ontologi, ilmu
membatasi diri pada kajian yang bersifat empiris. Objek penelaah ilmu mencakup seluruh
aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada diluar jangkauan manusia tidak dibahas oleh
ilmu karena tidak dapat dibuktikan secara metodologis dan empiris, sedangkan ilmu itu
mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada dunia empiris. Berdasarkan objek yang
ditelaah dalam ilmu pengetahuan dua macam :1,2
1. Obyek material (obiectum materiale, material object) ialah seluruh lapangan atau bahan
yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu.
2. Obyek Formal (obiectum formale, formal object) ialah penentuan titik pandang terhadap
obyek material.
Untuk mengkaji lebih mendalam hakekat obyek empiris, maka ilmu membuat
beberapa asumsi (andaian) mengenai objek itu. Asumsi yang sudah dianggap benar dan
tidak diragukan lagi adalah asumsi yang merupakan dasar dan titik tolak segala pandang
kegiatan. Asumsi itu perlu sebab pernyataan asumtif itulah yang memberikan arah dan
landasan bagi kegiatan penelaahan.3
Ada beberapa asumsi mengenai objek empiris yang dibuat oleh ilmu, yaitu:
Pertama, menganggap objek-objek tertentu mempunyai kesamaan antara yang satu dengan
yang lainnya, misalnya dalam hal bentuk, struktur, sifat dan sebagainya. Kedua,
menganggap bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu.
Ketiga, determinisme yakni menganggap segala gejala bukan merupakan suatu kejadian
yang bersifat kebetulan. Asumsi yang dibuat oleh ilmu bertujuan agar mendapatkan
pengetahuan yang bersifat analitis dan mampu menjelaskan berbagai kaitan dalam gejala
yang tertangguk dalam pengalaman manusia. Asumsi itupun dapat dikembangkan jika
pengalaman manusia dianalisis dengan berbagia disiplin keilmuan dengan memperhatikan
beberapa hal; Pertama, asumsi harus relevan dengan bidang dan tujuan pengkajian disiplin
keilmuan. Asumsi ini harus operasional dan merupakan dasar dari pengkajian teoritis.
Kedua, asumsi harus disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya” bukan “bagaimana
keadaan yang seharusnya”. Asumsi pertama adalah asumsi yang mendasari telaah ilmiah,
sedangkan asumsi kedua adalah asumsi yang mendasari moral. Oleh karena itu seorang
ilmuan harus benar-benar mengenal asumsi yang dipergunakan dalam analisis keilmuannya,
sebab mempergunakan asumsi yang berbeda maka berbeda pula konsep pemikiran yang
dipergunakan. Suatu pengkajian ilmiah hendaklah dilandasi dengan asumsi yangtegas, yaitu
tersurat karena yang belum tersurat dianggap belum diketahui atau belum mendapat
kesamaan pendapat. Terdapat dua cabang metafisika yaitu filsafat alam yang kemudian
menjadi ilmu-ilmu alam dan filsapfat moral yang kemudian menjadi ilmu sosial.3
Epistemologi

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, episteme yaitu pengetahuan dan logos yaitu
kata, pikiran, percakapan atau ilmu. Jadi epistemologi berart kata, pikiran percakapan, ilmu
tentang pengetahuan. Epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan teori
pengetahuan. Menyelidiki asal mula, susunan, metode-metode dan sahnya pengetahuan.
Ada dua aliran filsafat yang mempunyai peranan besar dalam diskusi tentang proses
pengetahuan yaitu rasionalisme dan empirisme. 4,5
Epistemologi atau teori pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian, dasar-dasar serta pertenggungjawaban atas pernyataan
mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh
manusia mellauui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya metode
induktif, metode deduktif, metode positif, metode kontemplatis dan metode dialektis. Di
dalam epistemologi muncul juga beberapa aliran berpikir, yaitu : empirisme, rasionalisme,
positivisme dan intuisionisme.5

Logika

Logika adalah salah satu cabang filsafat yang telah dikembangkan oleh Aristoteles.
Logika membicakan tentang norma-normal berpikir benar agar diperoleh dan terbentuk
pengetahuan yang benar. Ada dua macam logika : logika formal dan logika material. Logika
formal adalah logika yang memberikan norma berpikir benar dari segi bentuk berpikir.
Logika formal adalah logika bentuk.Dalam logika dikenal perbedaan antara kesimpulan
yang tepat. 6,7,8

Etika

Istilah etika berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos. Ethos
berarti sifat, watak, kebiasaan. Sementara ethikos berarti susila, keadaban atau kelakuan dan
perbuatan yang baik. Etika memiliki dua objek :
a. Objek material etika
b. Objek formal etika

Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku (moral) atau perbuatan
manusia dalam hubungannya dengan baik ataupun buruk. Etika dalam kajian filsafat dapat
diberi sebagai tata krama dan sopan santun yang lahir dadri pemahaman perbuautan baik dan
buruk serta tata aturan yang berlaku dalam masyarakat yang menjadi sebuah kebudayaan yang
wajib untuk taat dipatuhi. 6,7

Estetika

Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang keindahan. Estetika disebut
juga sebaai filsafat keindahan (philosophy of beauty) yang berasal dari kata aisthetika atau
aisthesis (Yunani) yang artinya hal-hal yang dapat dicerap dengan indera atau cerapan indera.
Estetika membahas hal yang berkaitan dengan refleksi kritis terhadap nilai-nilai atas sesuatu
yang disebut indah. Estetika dibedakan de dalam dua bagian yakni estetika deskriptif dan
estetika normatif.8
DAFTAR PUSTAKA

1. Sudirdja ER. Rangkuman Buku Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. 2010.
Bandung: Fakultas Hukum Universitas Pasundan.
2. Suriasumantri SJ. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. 2007. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan
3. Syafii, Inu Kencana. Pengantar Filsafat, Cet. I. 2004. Bandung: Refika Aditama.
4. Rachmat Aceng, Filsafat Ilmu Lanjutan, 2011. Jakarta: Kencana.
5. Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, 2012.Jakarta: Bumi Aksara.
6. Martini Eka, Filsafat Umum. 2012. Palembang: Noer Fikri Offset,
7. Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia.2010 Jakarta: Bumi
Aksara,
8. Tafsir Ahmad, Filsafat Umum, 2000.Bandung: Remaja Rosdakarya,

Anda mungkin juga menyukai