Anda di halaman 1dari 10

Trauma

Trakeobronkial
Trauma Trakeo-bronkial
Trauma yang jarang terjadi, tetapi mempunyai angka kematian yang
tinggi

Kematian disebabkan oleh


Asfiksia
Cedera lain yang menyertai
Mekanisme Trauma
Trauma tajam/tembak
◦ Terjadi diskontinuitas dinding toraks (laserasi) langsung akibat penyebab
trauma
◦ Terutama akibat tusukan benda tajam (pisau, kaca, dsb) atau peluru
◦ Sekitar 10-30% memerlukan operasi torakotomi

Trauma tumpul:
◦ Tidak terjadi diskontinuitas dinding toraks.
◦ Terutama akibat kecelakaan lalu-lintas, terjatuh, olahraga, crush atau blast
injuries.
◦ Kelainan tersering akibat trauma tumpul toraks adalah kontusio paru
◦ Sekitar <10% yang memerlukan operasi torakotomi
Trauma Tumpul
Tiga kemungkinan mekanisme trauma pada cedera trakeo-bronkial
intratorakal
1. Benturan yang keras pada arah antero-posterior menyebabkan
dada melebar ke arah lateral. Akibatnya, bronkus kiri dan kanan
tertarik ke lateral
Trauma Tumpul
2. Peningkatan tekanan di dalam jalan napas akibat benturan di
dada ketika glottis sedang tertutup

3. Deselerasi yang tiba-tiba mengakibatkan trakea cedera di daerah


yang terfiksasi
Tanda-tanda klinis
Dispnoe
Emfisema subkutis
Hemoptysis
Udara dari luka di leher
Radiologi
Pneumotoraks
Pneumomediastinum dan emfisema subkutis
Atelektasis
Bronkoskopi
Diagnostik dan menentukan letak cedera

Membantu pemasangan pipa endotrakea dan membersihkan jalan


napas
Penatalaksanaan
Jalan napas:
◦ cedera trakea bagian leher: intubasi melalui luka
◦ cedera intratorakal: intubasi dengan bantuan bronkoskop

WSD bila terdapat pneumotoraks


Operasi
Operasi
Rekonstruksi sebisa mungkin.
Lobektomi/pneumonektomi hanya dikerjakan jika
ada tanda-tanda infeksi.
Pada:
◦ Cedera trakea + esofagus
◦ Cedera trakeo-bronkial intratorakal

daerah rekonstruksi dibungkus dengan flap otot


untuk mencegah fistula pasca bedah.
Komplikasi pasca bedah: granulasi dan stenosis

Anda mungkin juga menyukai