Mohd Adli Abses hepar merupakan kasus yang relatif jarang ditemukan. Pertama kali ditemukan oleh Hipocrates (400SM), dan dipublikasikan pertama kali oleh Bright pada tahun 1936. Selama kurun waktu satu abad terakhir ini, telah banyak perubahan dalam hal epidemiologi, etiologi, bakteriologi, cara diagnostik, pengelolaan dan prognosis. Rongga patologis berisi jaringan nekrotik yang timbul dalam jaringan hepar akibat infeksi amuba, bakteri, ataupun fungal.
Suatu kumpulan pus dalam jumlah terbatas didalam substansi hepar. Insiden amoebiasis hati di RS di Indonesia berkisar antara 5-15 pasien pertahun.
Perbandingan pria:wanita berkisar 3:1 sampai 22:1
Angka kejadian meningkat dengan bertambahnya usia
Studi epidemiologi terkini insidensi meningkat tetapi angka kematian menurun.
Peningkatan insidensi kemungkinan dikarenakan ketersediaan tes diagnostik yang lebih sensitif dibanding masa lalu, atau peningkatan prevalensi predisposisi. Sebagian besar terdiri atas lebih dari satu mikroorganisme
Tersering dari traktus biliaris ataupun saluran cerna.
Escherichia coli mikroorganisme tersering yang terisolasi di negara barat, sementara Klebsiella pneumonia mikroorganisme yang sering terisolasi di Taiwan (Asia).
Penyebab yang jarang antara lain adalah Salmonella, Haemophilus dan Yersinia.
Kandidosis hepatik, tuberkulosis dan aktinomikosis sering terjadi pada pasien imunokompromais atau dengan keganasan hematologis. Penyakit bilier Obstruksi bilier ekstrahepatik merupakan penyebab abses hepar yang paling sering. Komplikasi penyakit bilier pasca transplantasi hepar (misalnya, striktur, kebocoran empedu) juga diakui sebagai penyebab abses hati piogenik. Infeksi sistem portal Proses infeksi berasal dari abdomen dan mencapai hepar melalui embolisasi atau infeksi vena portal. Setiap sumber abses intra-abdomen, seperti diverticulitis akut, penyakit usus inflamasi, dapat menyebabkan pyemia portal dan abses hati. Hematogenous Trauma tumpul atau trauma tembus dan nekrosis hati dari cedera vaskular akibat tindakan laparoskopi kolesistektomi diakui menyebabkan abses hati. Penjalaran langsung (perkontinuitatum) dari proses infeksi. Gambaran klinik: Demam Rasa sakit di perut kuadran atas, bertambah bila tekanan intra abdominal bertambah, seperti saat batuk atau bersin. Sakit di dada kanan bawah, dan di epigastrium. Anoreksia, mual muntah, perasaan lemah badan dan penurunan lemah badan. Batuk-batuk dan gejala iritasi pada diafragma seperti cegukan (hiccup). Diare. Pemeriksaan Fisik: Demam biasanya tidak terlalu tinggi, kurva suhu bisa intermitten atau remitten. Hepatomegali yang apabila ditekan terasa nyeri, dan mungkin akan mendesak ke arah perut atau ruang interkostal. Konsistensi biasanya kistik, tetapi bisa pula agak keras seperti keganasan. Tanda Ludwig positif dan ini khas pada penyakit abses hepar. Abses yang besar tampak sebagai masa yang membenjol di daerah kanan bawah. Penderita akan tampak kesakitan, bila berjalan membungkuk ke depan kanan sambil memegang perut kanan atas yang sakit. Laboratorium: Leukositosis, biasanya antara 13.000-16.000, bila disertai infeksi sekunder biasanya >20.000/mm3. Sebagian besar penderita menunjukkan peninggian LED. Pemeriksaan serologi (+) berarti pasien sedang atau pernah terjadi amoebiasis invasif. Cara pemeriksaan yang cukup sensitif adalah IHA dan yang paling sensitif adalah ELISA. Titer > 1/512 (positif kuat) secara IHA menyokong adanya abses amuba. Pemeriksaan parasit E. Histolytica dilakukan pada isi abses, biopsi abses, tinja atau biopsi kolonoskopi/sigmoidoskopi. Radiologi: Kelainan foto thorax dapat berupa peninggian diafragma kanan, mungkin ada efusi pleura, ada pula kelainan lain berupa corakan bronkhovaskular paru kanan bawah bertambah. Abses paling sering terjadi di bagian superoanterior hepar sehingga tampak kubah di bagian antromedial diafragma kanan. USG: Gambaran yang sangat mencurigakan untuk abses amuba adalah: Lesi hipoechoic pada gain normal maupun ditinggikan dan gain tinggi jelas tampak echo halus homogen tersebar merata. Lesi berbentuk oval atau bundar, dengan tepi yang jelas. Kriteria Sherlock: Hepatomegali yang nyeri tekan Respon baik terhdp obat amubisid Leukositosis Peninggian diafragma kanan da pergerakan yang kurang Aspirasi pus USG: rongga dalam hati Tes hemaglutinasi positif Kriteria Ramachandran (minimal terdapat 3 dari salah satu di bawah): Hepatomegali yang nyeri Riwayat disentri Leukositosis Kelainan radiologis Respon baik terhadap amubisid Kriteria Lamont & Pooler (minimal terdapat 3 dari salah satu di bawah): Hepatomegali yang nyeri Kelainan hematologis Kelainan radiologis Pus amoebik Tes serologi positif Kelainan sindikan hati Respon baik terhadap amubisid Gambaran Klinis: Demam merupakan keluhan yang paling utama dengan tipe demam remiten, intermitten atau febris kontinu disertai menggigil. Berat badan turun Mual Muntah Nyeri abdomen (biasanya right upper quadrant atau epigastrium) Pleuritic chest pain Batuk Hepatomegali Distensi abdomen Ikterik Sepsis Asites Pemeriksaan Laboratorium: Leukositosis Anemia Peninggian alkali fosfatase Kadar albumin serum di bawah 3 gr % Waktu protrombin memanjang Radiologi: Diafragma kanan meninggi Efusi pleura Atelektasis basiler Empiema Abses paru Tirah baring Diet tinggi kalori dan protein
Abses Amuba Drugs of Choice Metronidazole ATAU tinidazole dengan Diloxanide furoate ATAU Iodoquinol(Diiodohydroxyquin) dengan Chloroquine Obat alternatif Dehydroemetine atau Emetine dengan Chloroquine dengan Diloxanide furoate ATAU Iodoquinol(Diiodohydroxyquin)
Abses Piogenik
sesuai dengan hasil kultur kuman Sefalosporin generasi ke III, golongan Aminoglikosid Meronem
Aspirasi jarum Indikasi dilakukannya aspirasi jarum abses besar, ancaman ruptur, diameter >7cm atau 10 cm respon medikamentosa kurang infeksi campuran letak abses permukaan kulit tidak ada tanda perforasi abses pada lobus kiri hati abses ganda dengan diameter lebih dari 3 cm
Drainage secara operasi jarang dilakukan kecuali pada abses dengan ancaman ruptur gagal aspirasi biasa.
Perforasi intrapleural terjadi karena letak abses yang besar di lobus kanan atas dekat diafragma. Perforasi intraperikardial terjadi bila abses hepar di lobus kiri dekat diafragma kiri sehingga timbul efusi pericardial. Komplikasi lain yang dapat terjadi seperti perforasi intraperitoneal, komplikasi vaskular, parasitemia, serta amubiasis serebri akibat dari E. Histolytica yang masuk ke dalam aliran darah sistemik dan menyangkut di organ lain misalnya otak dan akan memberikan gambaran klinik dari lesi fokal intrakranial.