Anda di halaman 1dari 8

Limfadenopati colli

Kelenjar getah bening/KGB adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita
memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya di daerah bagian bawah
rahang bawah, ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat. Kelenjar getah bening
membantu tubuh Anda mengenali dan melawan kuman, infeksi, dan zat-zat asing lainnya.

Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terjadi sebagai akibat dari paparan bakteri atau
virus. Ketika kelenjar getah bening bengkak yang disebabkan oleh infeksi, ini dikenal sebagai
limfadenitis. Penyebab pembengkakan kelenjar getah bening juga dapat terjadi karena kanker.

Lokasi pembesaran kelenjar getah bening Pembesaran kelenjar getah bening pada dua sisi leher
secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada
pembesaran KGB oleh infeksi virus, KGB umumnya bilateral (dua sisi-kiri/kiri dan kanan),
lunak dan dapat digerakkan. Contoh umum infeksi meliputi infeksi telinga, abses gigi, pilek,
radang pita suara, radang amandel, dan infeksi kulit selulitis.

Jika Anda mengalami kondisi-kondisi seperti di bawah ini, Anda disarankan untuk
memeriksakan diri ke dokter, diantaranya:

Kelenjar terasa keras saat ditekan.


Kelenjar membengkak tanpa sebab yang jelas, terutama ketika kondisi Anda sedang
bugar.
Kelenjar telah membengkak lebih dari dua minggu.
Anda mengalami demam yang tidak kunjung mereda.
Anda mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Anda mengalami sakit tenggorokan yang menyebabkan sulit menelan atau bernapas.
Sebelum melakukan pengobatan, dokter akan melakukan diagnosis terlebih dahulu untuk
mengetahui kondisi yang menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Diagnosis tersebut
akan berdasarkan gejala-gejala yang dirasakan oleh pasien atau berupa beberapa tes.

Riwayat kesehatan akan ditanyakan dokter untuk mencari tahu penyebab pembengkakan kelenjar
getah bening. Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik di area benjolan agar
mendapatkan petunjuk mengenai penyebabnya. Dokter akan memeriksa ukuran, tingkat
kelunakan, kehangatan, serta tekstur dari benjolan tersebut.

Jika kanker dicurigai sebagai penyebab benjolan, terlebih lagi jika pembengkakan telah
berlangsung selama dua minggu, pemeriksaan darah akan dilakukan. Tes ini dilakukan untuk
membedakan penyebab benjolan seperti infeksi dari kanker.

Jika masih belum jelas, dokter akan menyarankan pemeriksaan gambar dengan X-ray atau
pun CT scan. Melalui pemeriksaan ini, sumber infeksi penyebab pembengkakan dapat diketahui,
bahkan tumor pun dapat terdeteksi.

Jika penyebab terjadinya pembengkakan masih belum diketahui, metode biopsi akan dilakukan.
Dalam prosedur ini, sedikit sampel dari benjolan itu akan diambil dan diperiksa melalui
mikroskop. Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya reda setelah kondisi yang
menyebabkannya berhasil diatasi. Oleh karena itu pengobatannya pun bergantung pada kondisi-
kondisi tersebut. Untuk infeksi yang disebabkan oleh virus (seperti halnya dengan campak
Jerman dan demam kelenjar), Anda hanya perlu minum banyak cairan, beristirahat, dan
meringankan gejalanya dengan obat-obatan yang dapat dibeli langsung di apotik,
seperti parasetamol dan ibuprofen.

Jika pembengkakan kelenjar getah bening disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik akan
membantu. Untuk kondisi yang tergolong serius, seperti infeksi darah, pasien akan perlu dirawat
di rumah sakit.

Jika pembengkakan kelenjar getah bening disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh
(misalnya rematoid artritis dan lupus), maka pengobatan akan ditargetkan langsung pada kondisi
yang mendasarinya tersebut.

Untuk kanker, pengobatan akan tergantung pada jenis kanker tersebut. Selain dengan obat-
obatan yang dikonsumsi, umumnya penanganan kanker melibatkan prosedur kemoterapi, radiasi,
atau operasi.

Jika Anda berusia setengah baya atau lebih tua, segera periksakan diri ke dokter spesialis THT
(telinga, hidung, dan tenggorokan) jika mengalami pembengkakan secara terus-menerus pada
area leher. Karena jenis kanker lainnya, seperti kanker tenggorokan, bisa menjadi penyebab
pembengkakan tersebut.

C.Klasifikasi
Ada dua jenis penyakit yang termasuk limfoma malignum yaitu penyakit Hodgkin (PH) dan limfoma non
Hodgkin (LNH). Keduanya memiliki gejala yang mirip. Perbedaannya dibedakan berdasarkan
pemeriksaan patologi anatomi dimana pada PH ditemukan sel Reed Sternberg, dan sifat LNH lebih
agresif

D.Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui. Empat kemungkinan penyebabnya adalah: faktor keturunan, kelainan
sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteria (HIV, virus human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV),
Epstein-Barr virus (EBV), Helicobacter Sp) dan toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan pewarna
kimia).
E.Patofisiologi Dan Gambaran Klinis
Proliferasi abmormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau penyumbatan organ tubuh yang
diserang. Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra
nodal).
Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan (pada leher,
ketiak atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat
badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua
benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil
perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa.
Beberapa penderita mengalami demam Pel-Ebstein, dimana suhu tubuh meninggi selama beberapa hari
yang diselingi dengan suhu normal atau di bawah normal selama beberapa hari atau beberapa minggu.
Gejala lainnya timbul berdasarkan lokasi pertumbuhan sel-sel limfoma. Terdapat 3 gejala spesifik pada
Limfoma antar lain:
1.Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38 oC
2.Sering keringat malam
3.Kehilangan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan
F.Klasifikasi Patologi
Klasifikasi patologi limfoma telah mengalami perubahan selama bertahun-tahun. Pada tahun 1956
klasifikasi Rappaport mulai diperkenalkan. Rappaport membagi limfoma menjadi tipe nodular dan difus
kemudian subtipe berdasarkan pemeriksaan sitologi. Modifikasi klasifikasi ini terus berlanjut hingga
pada tahun 1982 muncul klasifikasi Working Formulation yang membagi limfoma menjadi keganasan
rendah, menengah dan tinggi berdasarkan klinis dan patologis. Seiring dengan kemajuan imunologi dan
genetika maka muncul klasifikasi terbaru pada tahun 1982 yang dikenal dengan Revised European-
American classification of Lymphoid Neoplasms (REAL classification). Meskipun demikian, klasifikasi
Working Formulation masih menjadi pedoman dasar untuk menentukan diagnosis, pengobatan, dan
prognosis

G.Stadium limfoma maligna


Penyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam 4 stadium. Stadium I dan II sering dikelompokkan
bersama sebagai stadium awal penyakit, sementara stadium III dan IV dikelompokkan bersama sebagai
stadium lanjut.
1.Stadium I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok yaitu kelenjar getah bening.
2.Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening, tetapi
hanya pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau perut.
3.Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening, serta
pada dada dan perut.
4.Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening setidaknya pada satu organ lain
juga seperti sumsum tulang, hati, paru-paru, atau otak
H.Pemeriksaan Diagnosis
Untuk mendeteksi limfoma harus dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening yang terkena, untuk
menemukan adanya sel Reed-Sternberg. Untuk mendeteksi Limfoma memerlukan pemeriksaan seperti
sinar-X, CT scan, PET scan, biopsi sumsum tulang dan pemeriksaan darah. Biopsi atau penentuan
stadium adalah cara mendapatkan contoh jaringan untuk membantu dokter mendiagnosis Limfoma. Ada
beberapa jenis biopsy untuk mendeteksi limfoma maligna:
1.Biopsi kelenjar getah bening, jaringan diambil dari kelenjar getah bening yang membesar
2.Biopsi aspirasi jarum-halus, jaringan diambil dari kelenjar getah bening dengan jarum suntik. Ini
kadang-kadang dilakukan untuk memantau respon terhadap pengobatan.
3.Biopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari tulang panggul untuk melihat apakah
Limfoma telah melibatkan sumsum tulang.
I.Penatalaksanaan
Pengobatan pada Limfoma Non Hodgkin dapat dilakukan melalui beberapa cara, sesuai dengan
diagnosis dari beberapa faktor seperti apakah pernah kambuh, stadium berapa, umur, kondisi badan,
kebutuhan dan keinginan pasien. Secara garis besar penyembuhan terjadi sekitar 93%, membuat
penyakit ini sebagai salah satu kanker yang paling dapat disembuhkan.
KONSEP DASAR KEMOTERAPI

1. Pengertian Kemoterapi

Menurut American Society of Clinical Oncology, kemoterapi adalah agen neoplastic yang

bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker yang diberikan baik secara oral maupun rute

parenteral (intravena, perifer maupun sentral) atau rute spesifik lainnya.

2. Tujuan Kemoterapi

Penentuan tujuan dilakukannya kemoterapi tergantung pada kondisi dan stadium kanker yang

diderita pasien saat memutuskan untuk menjalani kemoterapi.

a. Cure Cancer

Bila memungkinkan, kemoterapi diberikan dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit

kanker (kuratif) yang artinya tumor hilang dan tidak tumbuh lagi. Namun, sebagian besar dokter

lebih memilih kata survive dibanding sembuh karena diperlukan waktu bertahun-tahun untuk

bisa menyatakan pasien telah benar-benar sembuh dari kanker.

b. Control Cancer

Bila sudah tidak mungkin lagi untuk disembuhkan, maka tujuan pemberian kemoterapi

adalah untuk mengontrol pertumbuhan kanker, mencegah penyebaran dan mengecilkan

ukurannya. Hal ini dapat menolong pasien dengan mengurangi keluhannya, memberi rasa

nyaman dan memperpanjang usianya. Sehingga pengobatan kanker dalam hal ini seperti pada

penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi dan sebagainya.

c. Palliative Care

Pada penderita kanker yang berada sudah dalam stadium lanjut maka kemoterapi dilakukan

untuk mengurangi penderitaan yang dialami pasien dan meningkatkan kualitas hidup pasien
namun bukan untuk mengobati. sehingga pada saatnya pasien meninggal bisa dengan tenang dan

bermartabat.

3. Manfaat Kemoterapi

a. Primary Treatment

Yaitu kemoterapi sebagai pengobatan utama pengobatan kanker.

b. Adjuvant

Yaitu kemoterapi sebagai pengobatan tambahan setelah diberikan pengobatan primer.

c. Neo Adjuvant

Yaitu kemoterapi sebagai pengobatan awalan sebelum diberikan pengobatan primer.

d. Radiosensitizer

Yaitu kemoterapi yang dilakukan beberapa saat sebelum diberikan radioterapi yang bertujuan

untuk meningkatkan efektifitas radioterapi.


Kemoterapi yang lebih sering disebut singkat dengan kemo adalah jenis pengobatan kanker
yang menggunakan obat-obatan yang dapat menghancurkan sel kanker.

Bagaimana cara kemoterapi bekerja?

Obat-obatan kemoterapi bekerja dengan cara menghentikan pertumuhan dan pembelahan sel.
Kemoterapi dapat mengenali sel kanker dengan mendeteksi kecepatan pertumbuhannya. Sel
kanker bertumbuh dan membelah diri dengan sangat cepat. Berdasarkan hal tersebut maka
beberapa jenis sel dalam tubuh kita yang memiliki kecepatan pertumbuhan yang tinggi juga
menjadi sasaran kemoterapi.

Apa tujuan pemberian kemoterapi?

Tujuan pemberian kemoterapi bergantung dari derajat keparahan kanekr tersebut.

1. Menyembuhkan. Kemoterapi diberikan untuk menghancurkan semua sel kanker yang ada
pada tubuh sehingga kanker tidak ada lagi dan tiduak muncul lagi.
2. Mengontrol sel kanker. Kemoterapi ini bertujuan untuk mencegah sel kanker semakin
meluas dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
3. Mengurangi gejala yang timbul akibat kanker. Kemoterapi diharapkan dapat
memperkecil ukuran tumor dan mengurangi gejala nyeri akibat penekanan tumor.

Kadang-kadang, kemoterapi digunakan sebagai pengobatan tunggal pada kanker. Selain itu
kemoterapi dapat digunakan sebagai terpai gabungan dengan operasi, radioterapi. Tujuan dari
terapi gabungan tersebut adalah:

- Mengecilkan tumor sehingga dapat mempermudah tindakan bedah.

- Menghancurkan sel tumor yang tersisa pasca pembedahan.

- Meningkatkan efektivitas dari pemberian radiasi

- Menghancurkan sel kanker yang sudah menyebar ke organ lain

Apa yang dipertimbangkan oleh dokter sebelum memulai kemoterapi?

Beberapa hal tersebut dipertimbangkan oleh dokter sebelum memutuskan untuk memberikan
kemoterapi:

- Jenis kanker yang diderita pasien. Setiap jenis sel kanker memiliki pilihan obat kemoterapi
tertentu.

- Apakah pernah diberikan kemoterapi sebelumnya?

- Apakah memiliki kelainan lain yang dapat berkaitan dengan efek samping kanker.
Berapa kali dan berapa banyak kemoterapi diberikan?

Jadual pemberian kemoterapi sangat bervariasi tergantung dari jenis sel kanker dan tingkat
keparahan penyakit. Kemoterapi biasanya diberikan beberapa siklus, setiap siklus dapat terdiri
dari beberapa kali pemberian obat kemoterapi, dan antar siklus terdapat periode istirahat.
Misalnya satu siklus terdiri dari 1 minggu pemberian kemoterapi setiap hari dan 3 minggu
periode istirahat.

Bagaimana jika ada siklus yang terlewati?

Sebaiknya pasien mengikuti jadual dan program kemoterapi tanpa terlambat. Namun kadang
kemoterapi ditunda atau diganti dengan program kemoterapi yang baru tergantung dari respon
tubuh terhadap efek samping kemoterapi.

Chemotheraphy.www.medicinenet.com

Article printed from Milis Sehat: http://milissehat.web.id

URL to article: http://milissehat.web.id/?p=2181

URLs in this post:

[1] Share on Facebook:


http://www.facebook.com/share.php?u=http%3A%2F%2Fmilissehat.web.id%2F%3Fp%3
D2181&t=Apakah%20kemoterapi%20itu%3F

Anda mungkin juga menyukai