PENDAHULUAN
Ada beberapa pandangan menarik mengenai frekuensi dan lokalisasi karsinoma
lambung yang berubah-ubah dalam sejarah. Pernah ada pendapat sekitar tahun 1920 dan
1930 bahwa di sekitar daerah tropik tidak terdapat ulkus peptik dan kanker. Pendapat ini
kemudian dibantah oleh penyelidikan-penyelidikan Snijders dan Straub (1921) pada 260
obduksi kuli-kuli di Deli. Sekaligus ada 2 hal yang disimpulkan yaitu : pertama, bahwa
cukup banyak tumor terdapat di daerah tropik, cuma predileksi dan lokaliasi berbeda;
kedua, bahwa pada suku Jawa tidak ada ulkus dan kanker lambung. Penelitian Bonne di
Ujung Pandang menemukan dari 3000 kasus hanya terdapat 1 kanker lambung pada
seorang Bugis.1 Hal tersebut sekarang berbeda, terdapat lebih banyak ulkus dan kanker
pada suku Bugis dan Toraja. Kini pada suku Jawa pun cukup banyak ditemukan ulkus dan
kanker lambung. Meskipun demikian, frekuensi kanker lambung termasuk kecil bila
dibandingkan dengan banga-bangsa lainnya antara lain Jepang dan Chili.1
Untuk alasan yang tidak jelas, insidensi dan angka mortalitas untuk kanker lambung
telah menurun secara mencolok selama 60 tahun ini. Pada tahun 1930, kanker lambung
mewakili penyebab utama kematian yang berhubungan dengan kanker di antara laki-laki
Amerika dengan kelipatan dua, sementara penyakit tersebut pada perempuan mempunyai
urutan tepat esudah tumor serviks uteri dan payudara. Selama tahun-tahun selanjutnya,
angka mortalitas akibat kanker kanker lambung di Amerika Serikat telah anjlok pada lakilaki dari 28 menjadi 5,3 per 100.000 populasi, sementara pada perempuan angkanya telah
menurun dari 27 menjadi 2,3 per 100.000. Walaupun demikian, diperkirakan pada tahun
1993 bahwa 24.000 kasus baru kanker lambung telah didiagnosis di Amerika Serikat dan
bahwa 13.600 orang Amerika meninggal karena penyakit ini. Insidensi kanker lambung
bervariasi luas di antara negara-negara yang berbeda; secara komparatif tinggi di Jepang,
China, Cile dan Irlandia; namun suatu penurunan pada insidensi dan mortalitas telah terjadi
di wilayah-wilayah ini pula.2 Insidensi tertinggi ditemukan (>30 kasus per 100.000
populasi) ditemukan di Jepang, Rusia, China, Amerika Selatan dan Eropa Timur. Insidensi
terendah ditemukan (<3.7 kasus per 100.000 populasi) di Amerika Utara, Eropa Barat,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. EMBRIOLOGI GASTER
Terdapat hubungan erat antara lambung, duodenum, pankreas, hati, saluran empedu
dan limpa karena pada masa embrio alat tersebut bersama-sama terletak di dalam
mesoperitoneum. Akibat proses pemanjangan pada tumbuh kembang usus-depan, terjadi
pemutaran lambung terhadap alat lain. Akhirnya, hubungan anatomi alat cerna berubah
sedemikan rupa sehingga pankreas terletak retroperitoneal, sedangkan hati, lambung dan
limpa terletak intraperitoneal.3
II.2. ANATOMI GASTER
Berdasarkan faalnya, lambung dibagi dalam dua bagian. Tiga perempat proksimal
yang terdiri atas fundus dan korpus, berfungsi sebagai penampung makanan yang ditelan
serta tempat produksi asam lambung dan pepsin, sedangkan seperempat distal atau antrum
bekerja mencampur makanan dan mendorongnya ke duodenum serta memproduksi gastrin.
Dinding fundus tipis, sedangkan dinding korpus, apalagi antrum, tebal dan kuat lapisan
ototnya.3 Ciri yang cukup menonjol pada anatomi lambung adalah peredaran darahnya
yang sangat kaya dan berasal dari empat jurusan dengan pembuluh nadi yang besar di
pinggir kurvatura mayor dan minor serta dalam dinding lambung. Di belakang dan tepi
medial duodenum, juga ditemukan arteri besar (a.gastroduodenalis).
Perdarahan hebat bisa terjadi karena erosi dinding arteri itu pada tukak peptik
lambung atau duodenum.3 Vena dari lambung dan duodenum bermuara ke vena porta.
Peredaran vena ini kaya sekali dengan hubungan kolateral ke organ yang ada hubungan
embrional dengan lambung dan duodenum. Saluran limfe lambung cukup rumit, semuanya
akan berakhir di kelenjar paraaorta dan preaorta di pangkal mesenterium embrional. Antara
lambung dan pangkal embrional itu terdapat kelenjar limfe di kurvatura mayor, kurvatura
minor, hilus limpa, ligamentum hepatoduodenal, pinggir atas pankreas dan berbagai tempat
lain di retroperitoneal.3
Persarafan simpatis lambung seperti biasa melalui serabut saraf yang menyertai
arteri. Impuls nyeri dihantarkan melalui serabut eferen saraf simpatis. Serabut parasimpatis
berasal dari n.vagus dan mengurus sel parietal di fundus dan korpus lambung. Sel ini
berfungsi menghasilkan asam lambung. Nervus vagus anterior (sinistra) memberikan
cabang ke kandung empedu, hati, dan antrum sebagai Laterjet anterior, sedangkan n.vagus
posterior (dextra) memberikan cabang ke ganglion seliakus untuk visera lain di perut dan
ke antrum sebagai saraf Laterjet posterior.3
II. 3. EPIDEMIOLOGI
Tumor Gaster terdiri dari tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak lebih jarang
daripada tumor ganas. Tumor jinak didapatkan pada autopsi berkisar antara 0,2 - 0,4 % dan
jarang ditemukan di bawah umur 55 tahun. Tumor ganas didapatkan 10 kali lebih banyak
daripada tumor jinak. Tumor ganas yang terbanyak adalah adenokarsinoma dan tumor ini
menempati urutan ketiga tumor saluran cerna di Amerika Serikat setelah tumor kolon dan
Pankreas.4
Tumor gaster banyak ditemukan pada orang tua (50-70 tahun), Perbandingan laki-laki
: wanita = 2:1. Pasien dengan umur muda (< 30 tahun) tumornya lebih agresif dengan
prognosis lebih buruk. Setelah tahun 1950, lokasi tumor berpindah dari yang awalnya
banyak ditemukan di antrum ke korpus dan fundus. Dan pada tahun 1976 mulai banyak
ditemukan di kardia dan esophagogastric junction. 50% tumor terletak di antrum
(kurvatura minor), 30% di corpus dan fundus, 25% di cardia, dan 5% mengenai seluruh
organ.
Diagnosa
kanker
lambung
dini
sangat
jarang
(80%
tidak
ada
umur 40 tahun.
Alkohol
Operasi lambung sebelumnya.
Polip lambung
Sindrom Kanker familial
II. 5. KLASIFIKASI
Tumor Gaster dapat dibagi menjadi 2 Kelompok :
A. TUMOR JINAK
Dapat dibagi atas :
1. Tumor jinak epitel
2. Tumor jinak non epitel
Tumor jinak epitel
Tumor jinak epitel biasanya berbentuk polip dan dapat dibagi atas :
a. Adenoma: terisolisasi, bagian dari adenoma generalisata gastrointestinal.
b. Adenoma Hiperplastik: polip sirkumskripta, difus.
c. Adenoma Heterotropik: tumor Pankreas aberan, bruninoma.4
1. Adenoma
Adenoma sering terdapat terbatas pada lambung, tetapi dapat merupakan bagian polip
adenoma generalisata pada saluran cerna. Didapatkan pada 1% dari pasien yang dilakukan
pemeriksaan radiologi dan endoskopi. Terutama didapatkan pada pria, biasanya usia
dewasa. Biasanya berbentuk polip yang bertangkai, dengan permukaan licin, besarnya
hanya beberapa centimeter. umumnya tanpa keluhan, kadang-kadang timbul perdarahan
yang dapat menyebabkan anemia. Lokasi tumor yang tersering daerah pylorus dan antrum
(50%), fundus (20%), kurvatura minor (20%) dan kardia (10%). 4 Pada pemeriksaan
radiologi didapatkan filling defect dengan tepi teratur dan bertangkai. Pemeriksaan
Gastroskopi merupakan pemeriksaan yang memastikan lokasinya terutama di daerah
antrum dan angulus. Setiap polip walaupun kelihatan jinak perlu dilakukan biopsy untuk
melihat patologi anatominya. Bila pasien tanpa keluhan, sebaiknya dilakukan pemantauan
secara teratur. Jika terlihat adanya komplikasi sebaiknya dilakukan polipektomi.4
Adenoma Hiperplastik pada Gastritis atrofi kronis permukaan mukosa dan alveolar,
berubah menjadi hyperplasia. Bentuknya dapat berupa sessile atau discrete.4
2. Adenoma Heterotropik 4
2.1. Anomali pancreas paling sering didapatkan.
Kira-kira 0,5% dari autopsy. Lebih sering ditemukan pada pria antara umur 22-55
tahun. Lokasi terbanyak di daerah antrum dan pylorus. Biasanya pankreas aberan ini
kecil (diameter 1 cm). Pemeriksaan radiologis dengan kontras ganda sangat membantu
diagnosis.
2.2. Bruninoma
Biasanya ditemukan di daerah bulbus duodeni dan pada pemeriksaan radiologis
didapatkan polip multiple dan kadang-kadang didapatkan di daerah pylorus dan
antrum.
Sering didapatkan pada pasien dewasa pada otopsi. Biasanya tunggal dengan
diameter 2 cm di daerah antrum dan pylorus. Dapat menyebabkan hipertrofi
pylorus stenosis.
3. Fibroma.
Biasanya kombinasi dengan tumor lain seperti neurofibroma, miofibroma,
lipofibroma dan lain-lain. Fibroma ini lebih jarang ditemukan daripada
schwannoma. Gejala yang sering timbul adalah perdarahan dan rasa nyeri.
4. Lipoma
Lipoma ini didapatkan pada autopsy lebih kurang 0,03%. Lipoma tumbuh di dalam
sub mukosa dengan keluhan rasa nyeri dan kadang-kadang ada perdarahan.4
B. TUMOR GANAS
Karsinoma lambung dini (Early Gastric Cancer: EGC)
Istilah EGC ini meliputi semua karsinoma yang tidak invasif kedalam lapisan
muskularis dan masih terbatas pada mukosa dan submukosa. EGC dapat berupa penonjolan
dari fokus kecil dan kadang secara diam-diam meluas, sehingga mengesankan
kemungkinan dari gabungan beberapa fokus (multicentris). Klasifikasi karsinoma lambung
menurut Japan Gastroenterological Endoscopy Society (1962) berdasarkan hasil
pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapat dibagi atas: 4
1. Tipe I (protruded type) : tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan
submukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler, permukaan tidak rata,
perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.
2. Tipe II (superficial type) : dapat dibagi atas 3 subtipe:
a. Elevated type :
Tampak sedikit elevasi mukosa lambung, hampir seperti tipe I, terdapat sedikit
elevasi serta dan lebih meluas dan melebar.
b. Flat type:
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada
warna mukosa.
c. Depressed type:
Didapatkan permukaan yang ireguler dan pinggir yang tidak rata (ireguler)
hiperemis/ pendarahan
3. Tipe III (excavated type) : menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering
disertai kombinasi seperti IIc + III atau III + IIc dan IIa + IIc.
ulcer,
ulkusnya
II.6. PATOGENESIS
Seperti pada umunya tumor ganas di tempat lain, penyebab tumor ganas gaster juga
belum diketahui secara pasti. Faktor yang mempermudah timbulnya tumor ganas gaster
adalah perubahan mukosa yang abnormal, antara lain seperti gastritis atrofi, polip digaster
dan anemia pernisiosa. Disamping itu, pengaruh keadaan lingkungan mungkin memegang
peranan penting terutama pada penyakit gaster seperti di Negara Jepang, Chili, Irlandia,
Australia, Rusia dan Skandinavia. Ternyata pada orang Jepang yang telah lama
meninggalkan Jepang, frekuensi tumor ganas gaster lebih rendah.4
Dapat disimpulkan bahwa kebiasaan hidup mempunyai peran penting, makanan
panas dapat merupakan faktor timbulnya tumor ganas seperti juga makanan yang diasap
dan ikan asin yang mungkin mempermudah timbulnya tumor ganas gaster. Selain itu,
faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor herediter, golongan darah terutama golongan
darah A dan faktor infeksi Helicobacter pylori.4
II.7. PATOLOGI
Kebanyakan kanker gaster adalah adenokarsinoma (90 99%), yang lain limfoma,
leiomiosarkoma, adenoxanthoma dan lain-lain. Kebanyakan lokasi tumor pada daerah
atropilorik, kurvatura minor lebih sering daripada kurvatura mayor. Karsinoma gaster
berasal berasal dari perubahan epitel pada membrane mukosa gaster, yang berkembang
pada bagian bawah gaster, sedangkan pada atrofi gaster didapatkan bagian atas gaster dan
secara multisenter. 4
Karsinoma gaster terlihat beberapa bentuk: 4
1. Seperempatnya berasal dari propia yang berbentuk fungating dan tumbuh ke lumen
2.
3.
4.
5.
6.
sebagai massa.
Seperempatnya berbentuk tumor yang berulserasi
Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.
Penyebarannya melalui dinding yang dicemari penyebaran pada permukaan (8%)
Berbentuk linitisplastika (10 15%)
Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas.
karena tidak terlalu berat seringkali diacuhkan. Penemuan penurunan berat badan secara
klinis tidak dapat diremehkan. Dewys et al menunjukkan bahwa pada 179 pasien kanker
gaster stadium lanjut, lebih dari 80% pasien memiliki penurunan berat badan lebih dari
10%. Pasien yang memiliki gejala penurunan berat badan memiliki tingkat survival yang
lebih rendah bila dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki penurunan berat badan. 3
Gejala lainnya yaitu mual, muntah, Perdarahan gastrointestinal jarang terjadi (5%), namun
kehilangan darah kronik (chronic occult blood loss) sering terjadi dan bermanifestasi
sebagai anemia defisiensi besi.
II.9. KLASIFIKASI TNM KARSINOMA GASTER
Tumor Primer
Tis : Carcinoma insitu
T1 : Invasi ke lamina propria atau submukosa
T2 : Invasi ke muskularis propria
T3 : Penetrasi ke serosa
T4 : Invasi ke organ sekitar
III
Tis
T1
N0
N0-1
M0
M0
T2
N0
M0
T1
N2
M0
T2
N1
M0
T3
N0
M0
T2
N2
M0
T3
T4
T4
T1-4
IV
N1-2
N0-1
N2
N1-2
M0
M0
M0
M1
Kanker gaster dini jarang mempunyai keluhan dan sulit untuk dideteksi. Gejala yang
ditimbulkan oleh metastasis dapat berupa perut membesar (asites), ikterus obstruktif, nyeri
tulang, gejala neurologis dan sesak napas, dan dapat pula berupa ileus obstruktif.4
II. 10. DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan
anemia. Di daerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi
metastasis ke hati, teraba hati yang ireguler dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula
teraba.4
2.
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan OMD (Oesophagus,
gastricnya (yaitu bagian-bagian terkecil yang membentuk selaput lendir tersebut). Ulkus
kecil (kurang dari 2 mm) dapat terdeteksi dengan cara ini; demikian pula sikatriknya. Juga
kanker yang masih kecil dan masih berada di mukosa (early cancer) dapat terlihat. Hal ini
sangat penting khususnya di negara-negara yang banyak dihantui oleh kanker, seperti
Jepang dan beberapa negara lain. Terutama di Jepang, cara kontras ganda ini
dikembangkan secara besar-besaran agar sebanyak mungkin mendeteksi keganasan dini
dalam usaha nasionalnya menekan insidensi kanker lambung.1
Tumor secara radiologik adalah merupakan sebuah lesi yang menyita ruangan (pace
occupying lesion = SOL). Bila ada tumor lambung, maka dengan sendirinya kontras tidak
dapat mengisinya, sehingga pada pengisian lambung, tempat tersebut merupakan tempat
yang luput dari pengisian kontras (luput isi atau filling defect). Ulkus dan karsinoma
lambung dapat ditemukan dimana saja dalam lambung. Antrum prepilorik dikenal sebagai
tempat predileksi baik untuk ulkus maupun karsinoma.1
Gambar 2. radiologi tumor gaster
Suatu pemeriksaan radiografik kontra ganda adalah prosedur diagnostic paling
sederhana untuk pemeriksaan pasien dengan keluhan epigastrik. Penggunaan teknik
kontras ganda membantu untuk mendeteki lesi kecil dengan memperjelas detail mukosa.
Lambung sebaiknya didistensi pada beberapa waktu selama tiap pemeriksaan radiografik
karena densibilitas yang menurun bisa merupakan satu-satunya penunjuk adanya
karsinoma infiltrative difus.2
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan
berbagai posisi seperti terlentang, tengkurap, oblik yang disertai dengan kompresi. Foto
kontras ganda lambung memberikan kepekaan diagnosis sampai 90%. Dicurigai adanya
keganasan bila ditemukan deformitas, tukak atau tonjolan di lumen.4
Stadium Awal Kanker Lambung
Tekhnik pemeriksaan kontras ganda pada pemeriksan saluran cerna atas adalah
pilihan pertama pada pemeriksaan radiologi. Lesi-lesi yang Nampak di mukosa dan
submukosa diklasifikasikan menjadi 3 tipe:5
a. Lesi tipe I yaitu adanya elevasi dan penonjolan keluar lumen lebih dari 5 mm
b. Lesi tipe II yaitu adanya lesi superficial yang adanya elevasi (IIa), datar (IIb), atau
tertekan (IIc).
c. Lesi tipe III stadium kanker awal adalah gambaran dangkal, ulkus ireguler dikelilingi
nodul-nodul, kumpulan lipatan-lipatan mukosa.
Gambar 3. Kanker gaster tipe Iic yang terbatas pada mukosa. A, gambaran saat endoscopy. B, dengan
pengecatan indigo carmine dye.
Gambar 4. Kasus kanker gaster dini tipe IIa+IIc yang terbatas pada mukosa. A, gambaran endoscopy
memperlihatkan adanya massa kemerahan pada greater curvature. B, gambaran yang diperbesar. C,
pengecatan dengan Dye memperlihatkan gambaran lesi yang lebih jelas. D, gambaran EUS
memperlihatkan lesi protruded.
diganti dengan lesi plaque like bernodul atau disertai ulkus. Esophagus bagian distal sering
terkena.5
Tumor submukosa kadang nampak adanya pseudo achalasia atau secondary achalasia
dengan peruncingan, penyempitan seperti paruh pada esophagus distal dan infiltrasi pada
gaster bagian kardia.5
Pada studi tingkat kepercayaan, sensitifitas pemeriksaan kontras tunggal adalah 70%,
tetapi pemeriksaan kontras ganda mempunyai sensitifitas lebih tinggi, yaitu 90%. Setiap
lesi yang didapat sebaiknya dikonfirmasi dengan pemeriksaan lain yaitu endoscopy dan
biopsy.5
Gambaran karsinoma gaster pada pemeriksaan barium harus dibedakan dari gambaran
ulkus gaster jinak dan polip, limfoma gaster dan fokal gastritis. Gambaran tumor ganas
kadang membingungkan, meskipun setiap ditemukan linitis plastica biasanya adalah
karsinoma gaster, hal ini juga disebabkan oleh metastasi dari kanker payudara. Pada kasus
yang jarang, Crohn disease, tubekulosis, sarcoidosis dan sifilis bisa memberikan gambaran
karsinoma gaster, adenokarsinoma esophagus primer juga dapat menginvasi gaster. Varises
gaster dan distensi yang tidak adekuat juga dapat memberikan gambaran tumor di fundus
gaster.5
Identifikasi ulkus lambung ganas sebelum penetrasi ke dalam jaringan sekitarnya
sangat menentukan karena dapat disembuhkannya lesi dini seperti itu jika terbatas pada
mukosa atau submukosa, bahkan di Amerika Serikat, lebih besar dari 80 persen. Karena
karsinoma lambung sulit untuk dibedakan secara klinis atau radiografi dengan limfoma
lambung, biopsy endoskopik sebaiknya dilakukan sedalam mungkin karena lokasi tumor
limfoid adalah pada submukosa.5
PEMERIKSAAN TOMOGRAFI KOMPUTER (CT SCAN)
Pemeriksaan tomografi computer pertama kali digunakan untuk membedakan
stadium dan penyebaran di luar gaster dari karsinoma gaster. Hasil dari pemeriksaan ini
sangatlah penting untuk akhirnya nanti menentukan terapi paliatif bedah dan radikal kuratif
bedah. Tambahan lagi, saat ini pemeriksaan ini juga digunakan untuk monitor respon
terhadap terapi.5 Deteksi karsinoma gaster ditingkatkan dengan menggunakan potonganpotongan tipis dan multidetektor CT. Jika potongan tipis digunakan, gambaran isotropic
abdomen dimungkinkan akan didapat kualitas tinggi dan gambaran rekonstruksi 3 dimensi
dari gaster. Kontras intravena diberikan, dengan air atau gas sebagai agen intraluminal
negative. Gambaran akan didapatkan adanya tumor di cardia dan bagian distal gaster.5
Gambar 6. A, CT dilakukan
dengan distensi gaster oleh air yang
memperlihatkan gaster regio cardia;
B, terlihat kanker gaster T4 dari
body proksimal dengan ekstensi ke
kelenjar perigastric dan keterlibatan
arteri splenic.
Kekurangan CT Scan:
-
inflamasi.
Pada pasien kakeksia, hilangnya garis lemak bisa dikelirukan dengan invasi organ.
Nodus kecil bisa dikelirukan tumor
Nodus yang besar bisa mengarah karena penyebab inflamasi
Nodus perigastrik mungkin tidak dapat ditemukan jika abdomen kurang distensi
Pemeriksaan tomografi mungkin gagal menemukan massa omental dan peritoneal. 5
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAPHY
Tujuan utama pemerikssaan ultraonography transabdominal adalah untuk mendeteksi
metastase ke hepar. Metastase ini biasanya tampak sebagai gambaran hiperekoik, tetapi
kadang ditemukan juga hipoekoik. Penggunaan CT scan dan endoskopik USG saling
melengkapi. CT scan digunakan untuk melihat stadium karsinoma; jika tidak ada metastase
ke organ lain, EUS digunakan untuk melihat adanya penyebaran local. Invasi tumor ke
dalam tidak akurat bila diperiksa dengan CT scan, tetapi akan berhasil jika menggunakan
EUS. Karsinoma gaster ditemukan pada pemeriksaan ultrasound di abdomen atas.5
EUS meningkatkan keakuratan pemeriksaan penyebaran kanker gaster. Kegunaannya
adalah untuk mengukur kedalaman invasi dan ada tidaknya nodus perigastrik. Tidak seperti
CT scan dan MRI, EUS dapat menggambarkan lapisan-lapisan dinding gaster melalui
endoskopi. EUS terbatas pada area 5 cm dari probe. Alat ini tidak dapat untuk mendeteksi
metastase jauh atau nodus yang letaknya lebih dari 5 cm dari probe.5
Dinding lambung dibagi menjadi 5 konsentrasi:
Mukosa echogenic
Mukosa muskularis hypoechoic
Submukosa echogenic
Propria muskularis hypoechoic
Serosa echogenic
Massa tumor gaster akan tampak sebagai gambaran massa hypoechoic dengan invasi
yang
terbatas
pada
mukosa.
A,
lebih
jelas.
D,
gambaran
EUS
5. Tumor Marker
Level serum Carcinoembryonic antigen (CEA) dan CA 19-9 seringkali meningkat
pada pasien dengan kanker gaster stadium lanjut. Tetapi hanya sekitar sepertiga dari pasien
yang memiliki nilai abnormal dari CEA dan/atau CA19-9. 4 Manggabungkan CEA dengan
marker lainnya, seperti sialylated Lewis antigens CA19-9 atau CA50, dapat meningkatkan
sensitifitas CEA.
tidak berhubungan dengan stadium yang ada, dikarenakan rendahnya sensitifitas dan
spesifitas, marker ini tidak mempunyai peranan sebagai screening test pada pasien resiko
tinggi.3,4
II. 11. KOMPLIKASI
1. Perforasi: dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronis
2. Hematemesis: hematemesis yang massif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas
gaster sehingga dapat menumbulkan anemia
3. Obstruksi: dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pylorus yang
disertai keluhan muntah-muntah
4. Adhesi: jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan
infiltrasi dengan organ sekitarnya serta menimbulkan keluhan nyeri perut
5. Penyebaran (metastease): pada berbagai organ seperti hati, pancreas dan kolon.
Kanker gaster dapat menyebar secara lokal dan metastase pada jaringan limfe,
metastase peritoneal dan distant metastases. Penyebaran ini dapat secara local,
lymphatic atau hematogenous.4
II.12. PENATALAKSANAAN
Tindakan yang paling tepat adalah pembedahan setelah sebelumnya ditetapkan
apakah masih operable atau tidak. Semakin dini dibuat diagnosis semakain baik. Beberapa
tindakan yang dapat dilakukan adalah: 4
1.
Pembedahan
Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah
pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahan masih dilakukan sebagai
tindakan paliatif. Reseksi kuratif akan berhasil bila tidak ada tanda metastasis ke tempat
lain, tidak ada sisa kanker pada irisan lambung, reseksi jaringan sekitar yang terkena, dari
pengambilan kelenjar limpa secukupnya.
2. Kemoterapi
Pada tumor ganas gaster dapat dilakukan pemeberian obat tunggal atau kombinasi
kemoterapi. Diantara obat yang digunakan adalah 5FU, trimetrexote, mitomisin C,
hidrourea, epirubisin, dan karmisetin dengan hasil 18% - 30%.
3. Kombinasi terapi
Kombinasi terapi telah memberikan hasil lebih baik sekitar 53%. Regimen FAM
(5FU, doksorubisin, mitomisin C) adalah kombinasi yang sering digunakan. Kombinasi
lain yang digunakan adalah EAP (etoposid, doksorubisin, sisplatin).
4. Radiasi
Pengobatan dengan radiasi kurang berhasil.
a. Resectable dapt diberikan 4050 gy.
b. Kasus lanjut radiasi sebagai paliatif, perbaikan obstruksi, nyeri local dan
perdarahan dengan dosis kuran dari 40gy.
II. 13. PROGNOSIS
Dengan dikenalnya kanker gaster dini dengan pemeriksaan gastroskopi, prognosisnya
lebih baik dari keadaan lanjut. Faktor yang menentukan prognosis adalah derajat invasi
dinding gaster, adanya penyebaran ke kelenjar limfe, metastasis di peritoneum dan tempat
lain. Prognosis yang baik berhubungan dengan bentuk polipoid kemudian yang berbentuk
ulserasi dan yang paling jelek bentuk schirrhous. Penyebaran karsinoma gaster sering ke
hati dan kemudian melalui kelenjar di sekitar gaster, arteri hepatica dan celiac, pankreas
dan hilus sekitar limpa. Dapat juga mengenai tulang, paru, otak dan bagian lain saluran
cerna. Hanya 10% kanker gaster yang terbatas pada lambung pada saat dibuat diagnosis: 4
80% disertai pembesaran kelenjar limfe, 40% telah terjadi penyebaran pada
peritoneum, 33% telah terjadi metastasis pada hati pada waktu dibuat diagnosis.
Prognosis di Amerika Serikat sangat jelek, angka harapan hidup 5 tahun antara 515% dan
kebanyakan waktu dibuat diagnosis sudah dalam keadaan yang lanjut, sedangkan di Jepang
prognosis lebih baik karena tindakan diagnostik yang lebih dini (90%) 4
BAB III
KESIMPULAN
Kanker gaster dini jarang mempunyai keluhan dan sulit untuk dideteksi. Pemeriksaan
radiologi OMD dengan cara kontras ganda telah dikembangkan secara besar-besaran agar
sebanyak mungkin mendeteksi keganasan kanker lambung secara dini. Pada studi tingkat
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Jakarta: Departemen Radiologi FK UI,.
2009.
2. Isselbacher. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Volume 4 Edisi 13.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC. 2000.
3. Wim de Jong.. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC. 2005
4. Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, FK UI. 2007.