Anda di halaman 1dari 4

3.3.

3 Eritroplakia

3.3.3.1 Definisi

Eritroplakia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan noda


atau plak seperti beludru berwarna merah pada mukosa mulut yang tidak dapat di
swab dan tidak dapat dicirikan secara klinis sebagai penyakit spesifik.1

Eritroplakia biasanya tanpa gejala, meskipun beberapa pasien mengalami


sensasi terbakar ketika mengkonsumsi makanan tertentu. Eritroplakia berhubungan
dengan kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, infeksi candida invasif.
Eritroplakia adalah kondisi berpotensi ganas yang lebih tinggi risiko transformasi
malignan daripada leukoplakia. 1,2

3.3.3.2 Tanda klinis

Ada tiga variasi klinis dari eritroplakia :1

1. Bentuk homogenous, merah seluruhnya


2. Bentuk eritroleukoplakia yang terutama mempunyai bercak merah diselingi dengan
daerah-daerah putih
3. Berbercak eritroplakia, mempunyai bintik-bintik putih atau granula yang tersebar
diseluruh lesi merah.

Gambar 1. Eritroplakia pada palatum 3


(Sumber : Isaäc van der Waal, Atlas of Oral Disease)
A B

Gambar 2. A dan B Eritroleukoplakia pada lateral lidah yang berpotensi menjadi


squamous cell carcinoma 4
(Sumber : Silverman. Essential of oral medicine, 2001)

3.3.3.3. Gambaran Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi biasanya akan terlihat displasia berat, karsinoma


in situ, atau bahkan skuamosa sel karsinoma.3

Gambar 2. Displasia parah atau carcinoma in situ


(Sumber : Isaäc van der Waal, Atlas of Oral Disease)

3.3.3.4. Diagnosa

Biopsi daerah eritroplakia harus dilakukan karena lesi dengan gambaran


klinis yang mirip dapat mempunyai diagnosis histologi bermacam-macam,
termasuk karsinoma, penting menentukan keparahan displasia epitel yang
mungkin terjadi.3

3.3.3.5. Diferensial Diagnosa

Differensial diagnosa dari eritroplakia antara lain :3


1. Kandidiasis eritematosa (biasanya bilateral dan simetris), terutama pada
permukaan dorsal lidah dan pada langit-langit keras.
2. Lichen planus eritematosa (hampir selalu distribusi bilateral dan simetris).

Seorang pasien dengan eritroplakia harus selalu demikian dirujuk ke spesialis


untuk evaluasi lebih lanjut.

3.3.3.6. Tatalaksana

Tatalaksana eritroplakia tergantung pada diagnosis yang tepat dari hasil


pemeriksaan histologis. Jika tidak ada displasia maka tidak diperlukan perawatan
hanya perlu dilakukan pengamatan periodik tiap enam bulan sekali untuk
mengetahui perubahan klinis yang menunjukkan perlunya dilakukan biopsi
ulang.5

Perawatan lesi dengan lesi displasia bergantung pada keparahan displasia


epitel. Pada displasia ringan dilakukan perawatan konservatif dengan penekanan
pada menghilangkan kebiasaan menggunakan tembakau dan alkohol. Infeksi
candida diatasi dengan menggunakan terapi antijamur. Pemberian terapi retinoid
jangka panjang diduga mempunyai peran penting pada displasia ringan. Namun
bukti terbaru menunjukkan, meskipun terapi retinoid memperbaiki gambaran lesi
tetapi kelainan genetis tidak berubah oleh karena itu, kemanjuran terapi ini patut
dipertanyakan.5

Biopsi ulang harus dilakukan setelah tiga bulan untuk menilai pengaruh
tindakan yang bertujuan mengoreksi faktor etiologi. Tinjauan jangka panjang
dengan ingerval enam bulan harus dilakukan. Lesi displasia sedang sampai parah
harus ditangani dengan eksisi untuk menghindari risiko terjadinya keganasan.5
DAFTAR PUSTAKA

1. Langlais RP, Miller CS, Gehrig JSN. Atlas berwarna lesi mulut yang sering
ditemukan. Edisi 4. Jakarta : EGC; 2015. Hal.140.
2. Glick Michael. Burket’s Oral Medicine. 12 th ed. USA : People’s Medical Publishing
House; 2015. p. 100-2.
3. Van der wall Issac. Atlas of oral disease. 1st ed. Amsterdam : Springer Berlin
Heidelberg; 2016. p.14.
4. Silverman S, Eversole LR, Trulove EL. Essential of oral medicine.1 st ed. Canada :
BC Decker Inc ; 2002.p.192-3.
5. Lewis MAO. Penyakit mulut diagnosis dan terapi. Edisi 2. Jakarta : EGC;

Anda mungkin juga menyukai