1. Identifikasi
Masalah
2. Penentuan
8. Monitoring
prioritas
dan Evaluasi
masalah
7. Penentuan 3. Penentuan
Rencana Penyebab
penerapan Masalah
4. Memilih
6. Penetapan
Penyebab
pemecahan
yang paling
masalah
mungkin
5.
Menentukan
alternatif
pemecahan
masalah
41
dan ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya, selanjutnya ditetapkan rencana
penerapan, dan yang terakhir baru dilakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala.
Siklus pemecahan masalah adalah seperti berikut :
1. Identifikasi/ Inventarisasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai,
kemudian menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.
Hal ini menggunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah
membandingkan antara hasil kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan
dengan sasaran dan target yang sudah ditentukan.
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya
melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli.
Namun dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah
metode Hanlon.
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah
dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis
penyebab masalah antara lain fish bone analysis system (diagram tulang
ikan), analisis sistem, pendekatan H. L. Bloem, analisis epidemiologi, dan
pohon masalah. Dalam hal ini, kami menggunakan metode fish bone analysis
untuk menentukan penyebab masalahnya.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain
dengan cara :
a. Menetapkan tujuan dan sasaran
b. Mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang
didukung oleh data atau konfirmasi.
42
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab
yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung
pada alternatif pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan
Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of
Action atau Rencana Kegiatan).
8. Monitoring dan evaluasi
Terdapat dua segi pemantauan, yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan
masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
menyangkut masalah itu sendiri, dan apakah permasalahan sudah dapat
dipecahkan.
4.2 Identifikasi Cakupan Program
Masalah merupakan kesenjangan antara apa yang diharapkan sesuai target
dengan keadaan aktual yang didapat di Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis data Standar Pelayanan
Minimal Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur tahun 2017, didapatkan
beberapa belum mencapai hasil yang ditargetkan. Komponen-komponen
program tersebut yaitu :
43
Tabel 20. Program di Puskesmas Kecamatan Pejaten Timur Yang Tidak
Mencapai Target Tahun 2017
No. Indikator Target Sasaran Cakupan Pencapaian
(%) 1 tahun (%)
Kegiatan (%)
1. Cakupan IVA 100 7. 606 251 3,5 3,5
2. Cakupan ibu hamil dengan 80 1552 560 36,1 45,1
imunisasi TT2+
3. Penanganan komplikasi 100 310 278 89,67 89,6
obstetrik
4. Cakupan pelayanan lengkap 98 1452 1250 86,08 87,8
Neonatus
5. Cukupan Imuniasasi 95 1078 906 84 88,4
Campak
6. Balita yang datang dan 85 3235 1999 61,8 72,7
ditimbang (D/S)
7. CDR (case detection rate) 100 261 58 22 22
8. Angka konversi 85 58 36 62,1 73,1
9. Angka kesembuhan (cure 85 58 11 19 22,4
rate)
10. Angka keberhasilan 90 58 16 27,6 30,7
pengobatan (success rate)
11. Cakupan Penemuan 100 1415 290 20 20
Penderita Diare yang
ditangani
12. Cakupan rumah tangga ber- 80 3365 1842 54,7 68,4
PHBS
44
4.3.1 Kriteria A: Besarnya masalah
Langkah 1
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih presentasi
pencapaian dengan target 100%.
Tabel 21. Penghitungan Besar Masalah Berdasarkan Pencapaian Tahun 2017
No. Indikator Target Pencapaian Besar
(%) (%) Masalah
1. Cakupan IVA 100 3,5 96,5
2. Cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 80 45,1 34,9
3. Penanganan komplikasi obstetrik 100 89,6 10,4
4. Cakupan pelayanan lengkap Neonatus 98 87,8 10,2
5. Cukupan Imuniasasi Campak 95 88,4 6,6
6. Balita yang datang dan ditimbang (D/S) 85 72,7 12,3
7. CDR (case detection rate) 100 22 78
8. Angka konversi 85 73,1 11,9
9. Angka kesembuhan (cure rate) 85 22,4 62,6
10. Angka keberhasilan pengobatan (success rate) 90 30,7 59,3
11. Cakupan Penemuan Penderita Diare yang 100 20 80
ditangani
12. Cakupan rumah tangga ber-PHBS 80 68,4 11,6
Langkah 2
Menentukan kolom / kelas interval dengan Rumus Sturgess :
𝑘 = 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 𝑛
Keterangan :
k = jumlah kolom / kelas
n = jumlah masalah
𝑘 = 1 + 3,3 log 12
= 1 + 3,3 (1,07)
= 4,53 ≈ 5 kelas
Langkah 3
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah
terbesar dengan terkecil kemudian dibagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah: terbesar = 96,5 %
Terkecil = 6,6 %
45
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = Nilai terbesar − nilai terkecil
k
= 96,5−6,6
5
= 17,98 ≈ 18
Langkah 4
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom / kelas
Langkah 5
Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya
Tabel 23. Penentuan Nilai Tiap Masalah Berdasarkan Kelas
No. Indikator 6,6 – 24,6 – 42,6 – 60,6 – 78,6 Nilai
24,6 42,6 60,6 78,6 –
96,5
1. Cakupan IVA X 5
2. Cakupan ibu hamil dengan X 2
imunisasi TT2+
3. Penanganan komplikasi obstetrik X 1
4. Cakupan pelayanan lengkap X 1
Neonatus
5. Cukupan Imuniasasi Campak X 1
6. Balita yang datang dan ditimbang X 1
(D/S)
7. CDR (case detection rate) X 5
8. Angka konversi X 1
9. Angka kesembuhan (cure rate) X 4
10. Angka keberhasilan pengobatan X 4
(success rate)
11. Cakupan Penemuan Penderita X 5
Diare yang ditangani
12. Cakupan rumah tangga ber-PHBS X 1
46
4.3.2 Kriteria B: Kegawatan masalah
Populasi kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi
(U), besarnya masalah (S), tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber
daya (P) yang dimiliki untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem
scoring 1-5.
1. Mendesaknya (Urgency)
lebih menekankan soal waktu, bila tidak segera ditanggulangi akan
menimbulkan akibat yang lebih serius :
Sangat mendesak : 5
Mendesak : 4
Cukup mendesak : 3
Kurang mendesak : 2
Tidak mendesak : 1
2. Fatalitas (Seriousness)
Menunjukkan besar/kecilnya akibat masalah bagi masyarakat :
Sangat gawat : 5
Gawat : 4
Cukup gawat : 3
Kurang gawat : 2
Tidak gawat : 1
3. Penyebaran (Growth)
Semakin meluasnya masalah, menjadi semakin penting (jumlah yang
terkena) :
Sangat mudah menyebar / meluas : 5
Mudah menyebar / meluas : 4
Cukup menyebar / meluas : 3
Sulit menyebar / meluas : 2
Tidak menyebar / meluas : 1
4. Sumber daya yang dimiliki (Potency)
Kaitannya dengan kemampuan yang mereka miliki untuk mengatasi
permasalahan :
47
Sangat banyak : 5 Kurang banyak : 2
Banyak : 4 Tidak banyak : 1
Cukup banyak : 3
Tabel 24. Penilaian masalah berdasarkan kegawatan
No. Indikator U S G P Jumlah
1. Cakupan IVA 5 5 4 2 4
2. Cakupan ibu hamil dengan 3 2 2 3 2,5
imunisasi TT2+
3. Penanganan komplikasi 4 4 3 2 3,25
obstetrik
4. Cakupan pelayanan lengkap 3 3 2 2 2,5
Neonatus
5. Cukupan Imuniasasi Campak 2 2 2 2 2
6. Balita yang datang dan 4 3 3 4 3,5
ditimbang (D/S)
7. CDR (case detection rate) 3 3 3 2 2,75
8. Angka konversi 4 4 5 2 3,75
9. Angka kesembuhan (cure rate) 5 5 5 2 4,25
10. Angka keberhasilan 3 3 3 2 2,75
pengobatan (success rate)
11. Cakupan Penemuan Penderita 3 2 4 3 3
Diare yang ditangani
48
Tabel 25. Penilaian masalah berdasarkan kemudahan dalam
penanggulangan
No. Indikator Jumlah
1. Cakupan IVA 3
2. Cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 3
3. Penanganan komplikasi obstetrik 3
4. Cakupan pelayanan lengkap Neonatus 3
5. Cukupan Imuniasasi Campak 4
6. Balita yang datang dan ditimbang (D/S) 2
7. CDR (case detection rate) 2
8. Angka konversi 2
9. Angka kesembuhan (cure rate) 2
10. Angka keberhasilan pengobatan (success rate) 3
11. Cakupan Penemuan Penderita Diare yang ditangani 3
12. Cakupan rumah tangga ber-PHBS 3
49
Tabel 26. Kriteria D (PEARL factor)
No. Indikator P E A R L Hasil
Kali
1. Cakupan IVA 1 1 1 1 1 1
2. Cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 1 1 1 1 1 1
50
Tabel 27. Urutan prioritas berdasarkan perhitungan Hanlon kuantitatif
51
8. Penanganan Komplikasi Obstetric
9. Cukupan Imuniasasi Campak
10. Angka konversi
11. Balita yang datang dan ditimbang (D/S)
12. Cakupan Pelayanan Lengkap Neonatus
52
Tabel 28. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari Faktor Input
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
MAN (Tenaga Kerja) Tersedia tenaga Belum maksimalnya
kesehatan yang mau koordinasi antara
dan mampu dalam pemegang program
mendukung upaya dengan petugas
peningkatan angka puskesmas/ program
cakupan IVA lain.
Adanya petugas
yang terlatih untuk
melakukan IVA di
Puskesmas
Kelurahan.
MONEY (Pembiayaan) Tersedia dana
operasional
kesehatan
METHOD (Metode) Tersedianya data Pemeriksaan IVA
pencatatan laporan bersifat pasif
pasien IVA (menunggu pasien
Adanya layanan datang)
konseling bagi Kurangnya kegiatan
masyarakat yang sosialisasi dengan
ingin mengetahui cara kunjungan ke
informasi mengenai rumah masyarakat
IVA di Puskesmas untuk menarik minat
kelurahan agar mau melakukan
IVA
Kurangnya
penyuluhan yang
rutin dan terjadwal
mengenai IVA di
Puskesmas Kelurahan
MATERIAL Tersedia alat dan Kurangnya media
(Perlengkapan) bahan untuk informasi dan edukasi
melakukan IVA untuk
mempromosikan
mengenai IVA
53
Tabel 29. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari Proses dan
Lingkungan
54
Pemeriksaan IVA bersifat pasif
INPUT
Kurangnya kegiatan sosialisasi dengan cara kunjungan ke rumah
warga untuk menarik minat
Belum maksimalnya koordinasi Kurangnya penyuluhan yang rutin dan terjadwal mengenai IVA di
antara pemegang program dengan Puskesmas Kelurahan
petugas puskesmas/program lain METHOD
MAN
MATERIAL Membuat leaflet dan poster berisi informasi terkait Kanker serviks dan IVA
-
MONEY
2
Tabel 30. Alternatif Pemecahan Masalah
No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Belum maksimalnya koordinasi antara Memberikan sosialisasi mengenai alur
pemegang program dengan petugas pelayanan pemeriksaan IVA ke bidan
puskesmas/program lain yang berada di Puskesmas Kelurahan
Pejaten Timur agar dapat melakukan
pemeriksaan IVA
2. Kurangnya kegiatan sosialisasi dengan Membuat jadwal kunjungan rutin ke
cara kunjungan ke rumah warga untuk rumah RW/RT/posyandu untuk
menarik minat melakukan sosialisasi untuk
meningkatkan minat masyarakat agar
mau melakukan pemeriksaan IVA di
Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur
3. Kurangnya penyuluhan yang rutin dan Membuat materi dan jadwal
terjadwal mengenai IVA di Puskesmas penyuluhan rutin tentang pentingnya
Kelurahan pemeriksaan IVA dan bekerjasama
dengan lintas sektoral (kader,RT,RW)
dan lintas program (KIA, TB, Gizi,
Kesling) untuk pengawasan program
dan pelaporan
4. Kurangnya media informasi dan edukasi Membuat leaflet dan poster berisi
untuk mempromosikan mengenai IVA informasi terkait Kanker serviks dan
IVA
5. Pelaksanaan pemeriksaan IVA bersifat Membuat jadwal khusus pemeriksaan
pasif IVA test masal di tiap-tiap RW untuk
melakukan screening kanker servik
6. Penyuluhan maupun evaluasi program Membuat materi dan jadwal
IVA belum rutin dilakukan penyuluhan rutin tentang pentingnya
pemeriksaan IVA dan bekerjasama
dengan lintas sektoral (kader,RT,RW)
dan lintas program (KIA, TB, Gizi,
Kesling) untuk pengawasan program
dan pelaporan
7. Keterlibatan lintas sektor (RT/RW, PKK, Memberikan sosialisasi mengenai
dll) dan lintas program (KIA)masih pemeriksaan IVA ke lintas program
sangat minim (KIA) dan lintas sektoral yang berada
di Kelurahan Pejaten Timur
8. Kurangnya pengetahuan masyarakat Membuat materi dan jadwal
mengenai Kanker servik dan IVA tes penyuluhan rutin tentang pentingnya
pemeriksaan IVA dan bekerjasama
dengan lintas sektoral (kader,RT,RW)
dan lintas program (KIA, TB, Gizi,
Kesling) untuk pengawasan program
dan pelaporan
9. Kurangnya antuasias masyarakat untuk Membuat jadwal khusus pemeriksaan
mau melakukan pemeriksaan IVA akibat IVA test masal di tiap-tiap RW untuk
rasa malas ke puskesmas dan takut melakukan screening kanker servik
3
Penggabungan alternatif pemecahan masalah
Belum maksimalnya Memberikan sosialisasi mengenai alur
koordinasi antara pelayanan pemeriksaan IVA ke bidan
pemegang program yang berada di Puskesmas Kelurahan
dengan petugas Pejaten Timur agar dapat melakukan
puskesmas/program lain pemeriksaan IVA
Membuat jadwal kunjungan rutin ke
Kurangnya kegiatan
rumah RW/RT/posyandu untuk
sosialisasi dengan cara
melakukan sosialisasi untuk
kunjungan ke rumah
meningkatkan minat masyarakat agar
warga untuk menarik
mau melakukan pemeriksaan IVA di
minat
Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur
Kurangnya penyuluhan Membuat materi dan jadwal
yang rutin dan terjadwal penyuluhan rutin tentang pentingnya
mengenai IVA di pemeriksaan IVA dan bekerjasama
Puskesmas Kelurahan dengan lintas sektoral (kader,RT,RW)
dan lintas program (KIA, TB, Gizi,
Kesling) untuk pengawasan program
dan pelaporan
Kurangnya media
informasi dan edukasi Membuat leaflet dan poster berisi
untuk mempromosikan informasi terkait Kanker serviks dan
mengenai IVA IVA
Pelaksanaan pemeriksaan Membuat jadwal khusus pemeriksaan
IVA bersifat pasif IVA test masal di tiap-tiap RW untuk
melakukan screening kanker servik
Penyuluhan maupun
evaluasi program IVA
belum rutin dilakukan
Keterlibatan lintas sektor
(RT/RW, PKK, dll) dan
lintas program
(KIA)masih sangat
minim
Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai
Kanker servik dan IVA
tes
Kurangnya antuasias
masyarakat untuk mau
melakukan pemeriksaan
IVA akibat rasa malas ke
puskesmas dan takut
4
4.9 Penentuan prioritas pemecahan masalah dengan kriteria matriks
Setelah menentukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Dalam menentukan
prioritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan
kriteria matriks dengan rumus M x I x V/C. Masing-masing cara penyelesaian
masalah diberi nilai berdasar kriteria :
a. Magnitude
Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan nilai 1-5,
dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan maka nilainya
mendekati angka 5.
b. Importancy
Pentingnya cara penyelesaian masalah dengan nilai 1-5, dimana semakin
pentingnya masalah untuk diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5.
c. Vulnerability
Sensitifitas cara penyelesaian masalah dengan nilai 1-5, dimana semakin
sensitifnya cara penyelesaian masalah maka nilainya mendekati angka 5.
d. Cost
Biaya (sumber daya) yang digunakan dengan nilai 1-5, dimana semakin
kecil biaya yang dikeluarkan nilainya mendekati angka 1.
5
3. Membuat materi dan jadwal penyuluhan rutin tentang pentingnya
pemeriksaan IVA dan bekerjasama dengan lintas sektoral (kader,RT,RW)
dan lintas program (KIA, TB, Gizi, Kesling) untuk pengawasan program
dan pelaporan
4. Membuat leaflet dan poster berisi informasi terkait Kanker serviks dan
IVA
5. Membuat jadwal khusus pemeriksaan IVA test masal di tiap-tiap RW
untuk melakukan screening kanker serviks.
6
DAFTAR PUSTAKA