Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

ANALISIS MASALAH, PEMECAHAN MASALAH, DAN METODE


DIAGNOSIS KOMUNITAS

4.1 Alur Pemecahan Masalah

1. Identifikasi
Masalah

2. Penentuan
8. Monitoring
prioritas
dan Evaluasi
masalah

7. Penentuan 3. Penentuan
Rencana Penyebab
penerapan Masalah

4. Memilih
6. Penetapan
Penyebab
pemecahan
yang paling
masalah
mungkin
5.
Menentukan
alternatif
pemecahan
masalah

Gambar 3. Alur Pemecahan Masalah

Siklus pemecahan masalah diawali dengan identifikasi atau inventarisasi


masalah yang ada, setelah itu ditentukan masalah apa saja yang ada juga berbagai
penyebabnya, setelah ditemukan penyebab yang paling mungkin baru ditentukan

41
dan ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya, selanjutnya ditetapkan rencana
penerapan, dan yang terakhir baru dilakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala.
Siklus pemecahan masalah adalah seperti berikut :
1. Identifikasi/ Inventarisasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai,
kemudian menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.
Hal ini menggunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah
membandingkan antara hasil kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan
dengan sasaran dan target yang sudah ditentukan.
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya
melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli.
Namun dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah
metode Hanlon.
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah
dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis
penyebab masalah antara lain fish bone analysis system (diagram tulang
ikan), analisis sistem, pendekatan H. L. Bloem, analisis epidemiologi, dan
pohon masalah. Dalam hal ini, kami menggunakan metode fish bone analysis
untuk menentukan penyebab masalahnya.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain
dengan cara :
a. Menetapkan tujuan dan sasaran
b. Mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang
didukung oleh data atau konfirmasi.

42
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab
yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung
pada alternatif pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan
Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of
Action atau Rencana Kegiatan).
8. Monitoring dan evaluasi
Terdapat dua segi pemantauan, yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan
masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
menyangkut masalah itu sendiri, dan apakah permasalahan sudah dapat
dipecahkan.
4.2 Identifikasi Cakupan Program
Masalah merupakan kesenjangan antara apa yang diharapkan sesuai target
dengan keadaan aktual yang didapat di Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis data Standar Pelayanan
Minimal Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur tahun 2017, didapatkan
beberapa belum mencapai hasil yang ditargetkan. Komponen-komponen
program tersebut yaitu :

43
Tabel 20. Program di Puskesmas Kecamatan Pejaten Timur Yang Tidak
Mencapai Target Tahun 2017
No. Indikator Target Sasaran Cakupan Pencapaian
(%) 1 tahun (%)
Kegiatan (%)
1. Cakupan IVA 100 7. 606 251 3,5 3,5
2. Cakupan ibu hamil dengan 80 1552 560 36,1 45,1
imunisasi TT2+
3. Penanganan komplikasi 100 310 278 89,67 89,6
obstetrik
4. Cakupan pelayanan lengkap 98 1452 1250 86,08 87,8
Neonatus
5. Cukupan Imuniasasi 95 1078 906 84 88,4
Campak
6. Balita yang datang dan 85 3235 1999 61,8 72,7
ditimbang (D/S)
7. CDR (case detection rate) 100 261 58 22 22
8. Angka konversi 85 58 36 62,1 73,1
9. Angka kesembuhan (cure 85 58 11 19 22,4
rate)
10. Angka keberhasilan 90 58 16 27,6 30,7
pengobatan (success rate)
11. Cakupan Penemuan 100 1415 290 20 20
Penderita Diare yang
ditangani
12. Cakupan rumah tangga ber- 80 3365 1842 54,7 68,4
PHBS

4.3 Penentuan prioritas masalah berdasarkan Hanlon kuantitatif

Setelah masalah ditemukan, kemudian ditentukan prioritas dan diurutkan


sesuai presentasi tinggi rendahnya masalah. Penentuan prioritas masalah
menggunakan metode Hanlon kuantitatif, dengan menggunakan kriteria :
Kriteria A: Besarnya masalah
Kriteria B: Kegawatan masalah
Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan
Kriteria D: Faktor PEARL

44
4.3.1 Kriteria A: Besarnya masalah
Langkah 1
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih presentasi
pencapaian dengan target 100%.
Tabel 21. Penghitungan Besar Masalah Berdasarkan Pencapaian Tahun 2017
No. Indikator Target Pencapaian Besar
(%) (%) Masalah
1. Cakupan IVA 100 3,5 96,5
2. Cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 80 45,1 34,9
3. Penanganan komplikasi obstetrik 100 89,6 10,4
4. Cakupan pelayanan lengkap Neonatus 98 87,8 10,2
5. Cukupan Imuniasasi Campak 95 88,4 6,6
6. Balita yang datang dan ditimbang (D/S) 85 72,7 12,3
7. CDR (case detection rate) 100 22 78
8. Angka konversi 85 73,1 11,9
9. Angka kesembuhan (cure rate) 85 22,4 62,6
10. Angka keberhasilan pengobatan (success rate) 90 30,7 59,3
11. Cakupan Penemuan Penderita Diare yang 100 20 80
ditangani
12. Cakupan rumah tangga ber-PHBS 80 68,4 11,6

Langkah 2
Menentukan kolom / kelas interval dengan Rumus Sturgess :
𝑘 = 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 𝑛
Keterangan :
k = jumlah kolom / kelas
n = jumlah masalah
𝑘 = 1 + 3,3 log 12
= 1 + 3,3 (1,07)
= 4,53 ≈ 5 kelas

Langkah 3
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah
terbesar dengan terkecil kemudian dibagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah: terbesar = 96,5 %
Terkecil = 6,6 %

45
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = Nilai terbesar − nilai terkecil
k
= 96,5−6,6
5
= 17,98 ≈ 18
Langkah 4
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom / kelas

Tabel 22. Pembagian Interval kelas


Kolom / kelas Skala interval Nilai
Skala 1 6,6 – 24,6 1
Skala 2 24,6 – 42,6 2
Skala 3 42,6 – 60,6 3
Skala 4 60,6 – 78,6 4
Skala 5 78,6 – 96,5 5

Langkah 5
Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya
Tabel 23. Penentuan Nilai Tiap Masalah Berdasarkan Kelas
No. Indikator 6,6 – 24,6 – 42,6 – 60,6 – 78,6 Nilai
24,6 42,6 60,6 78,6 –
96,5
1. Cakupan IVA X 5
2. Cakupan ibu hamil dengan X 2
imunisasi TT2+
3. Penanganan komplikasi obstetrik X 1
4. Cakupan pelayanan lengkap X 1
Neonatus
5. Cukupan Imuniasasi Campak X 1
6. Balita yang datang dan ditimbang X 1
(D/S)
7. CDR (case detection rate) X 5
8. Angka konversi X 1
9. Angka kesembuhan (cure rate) X 4
10. Angka keberhasilan pengobatan X 4
(success rate)
11. Cakupan Penemuan Penderita X 5
Diare yang ditangani
12. Cakupan rumah tangga ber-PHBS X 1

46
4.3.2 Kriteria B: Kegawatan masalah
Populasi kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi
(U), besarnya masalah (S), tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber
daya (P) yang dimiliki untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem
scoring 1-5.
1. Mendesaknya (Urgency)
lebih menekankan soal waktu, bila tidak segera ditanggulangi akan
menimbulkan akibat yang lebih serius :
Sangat mendesak : 5
Mendesak : 4
Cukup mendesak : 3
Kurang mendesak : 2
Tidak mendesak : 1
2. Fatalitas (Seriousness)
Menunjukkan besar/kecilnya akibat masalah bagi masyarakat :
Sangat gawat : 5
Gawat : 4
Cukup gawat : 3
Kurang gawat : 2
Tidak gawat : 1
3. Penyebaran (Growth)
Semakin meluasnya masalah, menjadi semakin penting (jumlah yang
terkena) :
Sangat mudah menyebar / meluas : 5
Mudah menyebar / meluas : 4
Cukup menyebar / meluas : 3
Sulit menyebar / meluas : 2
Tidak menyebar / meluas : 1
4. Sumber daya yang dimiliki (Potency)
Kaitannya dengan kemampuan yang mereka miliki untuk mengatasi
permasalahan :

47
Sangat banyak : 5 Kurang banyak : 2
Banyak : 4 Tidak banyak : 1
Cukup banyak : 3
Tabel 24. Penilaian masalah berdasarkan kegawatan
No. Indikator U S G P Jumlah
1. Cakupan IVA 5 5 4 2 4
2. Cakupan ibu hamil dengan 3 2 2 3 2,5
imunisasi TT2+
3. Penanganan komplikasi 4 4 3 2 3,25
obstetrik
4. Cakupan pelayanan lengkap 3 3 2 2 2,5
Neonatus
5. Cukupan Imuniasasi Campak 2 2 2 2 2
6. Balita yang datang dan 4 3 3 4 3,5
ditimbang (D/S)
7. CDR (case detection rate) 3 3 3 2 2,75
8. Angka konversi 4 4 5 2 3,75
9. Angka kesembuhan (cure rate) 5 5 5 2 4,25
10. Angka keberhasilan 3 3 3 2 2,75
pengobatan (success rate)
11. Cakupan Penemuan Penderita 3 2 4 3 3
Diare yang ditangani

12. Cakupan rumah tangga ber- 4 3 5 3 3,75


PHBS

4.3.3 Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan


Kemudahan penanggulangan masalah diukur dengan scoring dengan nilai
1 – 5.
Sangat mudah : 5
Mudah : 4
Cukup mudah : 3
Sulit : 2
Sangat sulit : 1

48
Tabel 25. Penilaian masalah berdasarkan kemudahan dalam
penanggulangan
No. Indikator Jumlah
1. Cakupan IVA 3
2. Cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 3
3. Penanganan komplikasi obstetrik 3
4. Cakupan pelayanan lengkap Neonatus 3
5. Cukupan Imuniasasi Campak 4
6. Balita yang datang dan ditimbang (D/S) 2
7. CDR (case detection rate) 2
8. Angka konversi 2
9. Angka kesembuhan (cure rate) 2
10. Angka keberhasilan pengobatan (success rate) 3
11. Cakupan Penemuan Penderita Diare yang ditangani 3
12. Cakupan rumah tangga ber-PHBS 3

4.3.4 Kriteria D : PEARL factor


Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan
dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut :
 Kesesuaian (Propriety)
 Secara Ekonomis murah (Economic)
 Dapat diterima (Acceptability)
 Tersedianya sumber (Resources availability)
 Legalitas terjamin (Legality)

49
Tabel 26. Kriteria D (PEARL factor)
No. Indikator P E A R L Hasil
Kali
1. Cakupan IVA 1 1 1 1 1 1
2. Cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 1 1 1 1 1 1

3. Penanganan komplikasi obstetrik 1 1 1 1 1 1


4. Cakupan pelayanan lengkap Neonatus 1 1 1 1 1 1
5. Cukupan Imuniasasi Campak 1 1 1 1 1 1
6. Balita yang datang dan ditimbang (D/S) 1 1 1 1 1 1
7. CDR (case detection rate) 1 1 1 1 1 1
8. Angka konversi 1 1 1 1 1 1
9. Angka kesembuhan (cure rate) 1 1 1 1 1 1
10. Angka keberhasilan pengobatan (success 1 1 1 1 1 1
rate)
11. Cakupan Penemuan Penderita Diare yang 1 1 1 1 1 1
ditangani
12. Cakupan rumah tangga ber-PHBS 1 1 1 1 1 1

4.3.5 Penilaian prioritas masalah


Setelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat, hasil tersebut dimasukkan
dalam formula Nilai Prioritas Dasar (NPD) serta Nilai Prioritas Total (NPT)
untuk menentukan prioritas masalah yang dihadapi.
NPD = (A + B) x C
NPT = (A + B) x C x D

50
Tabel 27. Urutan prioritas berdasarkan perhitungan Hanlon kuantitatif

No. Indikator A B C D NPD NPT Urutan


Prioritas
1. Cakupan IVA 5 4 3 1 27 27 I
2. Cakupan ibu hamil dengan 2 2,75 3 1 14,25 14,25 VII
imunisasi TT2+

3. Penanganan komplikasi 1 3,25 3 1 12,75 12,75 VIII


obstetrik
4. Cakupan pelayanan lengkap 1 2,5 3 1 6,75 6,75 XII
Neonatus
5. Cukupan Imuniasasi Campak 1 2 4 1 12 12 IX
6. Balita yang datang dan 2 3,5 2 1 11 11 XI
ditimbang (D/S)
7. CDR (case detection rate) 5 2,75 2 1 15,5 15,5 VI
8. Angka konversi 2 3,75 2 1 11,5 11,5 X
9. Angka kesembuhan (cure rate) 5 4,25 2 1 18,5 18,5 IV
10. Angka keberhasilan 4 2,75 3 1 20,25 20,25 III
pengobatan (success rate)

11. Cakupan Penemuan Penderita 5 3 3 1 24 24 II


Diare yang ditangani

12. Cakupan rumah tangga ber- 2 3,75 3 1 17,25 17,25 V


PHBS

4.4 Urutan prioritas masalah


Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan teknik Hanlon
kuantitiatif, didapatkan urutan prioritas masalah yang terdapat di Puskesmas
Kelurahan Pejaten Timur pada Tahun 2017 adalah :
1. Cakupan IVA
2. Cakupan Penemuan Penderita Diare yang ditangani
3. Angka keberhasilan pengobatan (success rate)
4. Angka kesembuhan (cure rate)
5. Cakupan rumah tangga ber-PHBS
6. CDR (case detection rate)
7. Cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+

51
8. Penanganan Komplikasi Obstetric
9. Cukupan Imuniasasi Campak
10. Angka konversi
11. Balita yang datang dan ditimbang (D/S)
12. Cakupan Pelayanan Lengkap Neonatus

4.5 Penentuan prioritas masalah


Penentuan prioritas masalah ditentukan berdasarkan metode Hanlon
kuantitatif. Penentuan prioritas masalah didapatkan 5 prioritas masalah teratas
yang harus ditemukan pemecahan masalahnya adalah Cakupan IVA, Cakupan
Penemuan Penderita Diare yang ditangani, Angka keberhasilan pengobatan
(success rate) , Angka kesembuhan (cure rate), Cakupan rumah tangga ber-
PHBS. Dari hasil diskusi antara penulis, kepala puskesmas, dan pemegang
program didapatkan prioritas masalah yang ingin dievaluasi adalah program
cakupan IVA yang merupakan urutan prioritas masalah pertama di Puskesmas
Pejaten Timur pada Tahun 2017. Program ini belum pernah dievaluasi
sebelumnya. Kanker serviks merupakan salah satu masalah yang kasusnya
meningkat dan angka kematiannya juga meningkat tiap tahunnya. Program
IVA merupakan salah satu program yang juga angka minat masyarakatnya
cenderung rendah di setiap daerah pada setiap tahun, khusunya msyarakat
yang berada di wilayah Puskesmas Pejaten Timur, sehingga tercapai
kesepakatan untuk mengevaluasi program ini.

4.6 Analisis penyebab masalah


Terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesenjangan antara target
yang ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Untuk memudahkan menentukan
kemungkinan penyebab masalah dapat digunakan diagram fishbone yang
berdasarkan pada kerangka pendekatan sistem meliputi input, proses, output,
outcome dan environment sehingga dapat ditemukan hal-hal yang dapat
menyebabkan munculnya suatu masalah.

52
Tabel 28. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari Faktor Input
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
MAN (Tenaga Kerja)  Tersedia tenaga  Belum maksimalnya
kesehatan yang mau koordinasi antara
dan mampu dalam pemegang program
mendukung upaya dengan petugas
peningkatan angka puskesmas/ program
cakupan IVA lain.
 Adanya petugas
yang terlatih untuk
melakukan IVA di
Puskesmas
Kelurahan.
MONEY (Pembiayaan)  Tersedia dana
operasional
kesehatan
METHOD (Metode)  Tersedianya data  Pemeriksaan IVA
pencatatan laporan bersifat pasif
pasien IVA (menunggu pasien
 Adanya layanan datang)
konseling bagi  Kurangnya kegiatan
masyarakat yang sosialisasi dengan
ingin mengetahui cara kunjungan ke
informasi mengenai rumah masyarakat
IVA di Puskesmas untuk menarik minat
kelurahan agar mau melakukan
IVA
 Kurangnya
penyuluhan yang
rutin dan terjadwal
mengenai IVA di
Puskesmas Kelurahan
MATERIAL  Tersedia alat dan  Kurangnya media
(Perlengkapan) bahan untuk informasi dan edukasi
melakukan IVA untuk
mempromosikan
mengenai IVA

53
Tabel 29. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari Proses dan
Lingkungan

PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN


P1  Terdapat perencanaan  Tidak ada jadwal khusus
(Perencanaan & program oleh KeMenKes untuk kegiatan pemeriksaan
pengorganisasian)  Tersedia dana untuk IVA
penyelenggaraan program
IVA.
 Tersedianya tenaga
pelaksana program (dokter,
perawat, penanggung jawab
pemegang program, kader
kesehatan)
P2  Adanya kerjasama dengan  Pelaksanaan pemeriksaan
(Penggerakan & kader, RT, RW, PKK untuk IVA hanya seputar pasien
Pelaksanaan) mensosialisasikan IVA yang datang ke Puskesmas
 Adanya kerjasama dengan  Kunjungan rumah untuk
petugas KPLDH untuk penyuluhan maupun evaluasi
melakukan penyuluhan dan program IVA belum rutin
pemeriksaan IVA dilakukan
 Keterlibatan lintas sektor
(RT/RW, PKK, dll) dan
lintas program (KIA)masih
sangat minim
 Kurangnya media informasi
dan edukasi untuk
mempromosikan mengenai
IVA di puskesmas kelurahan
Pejaten Timur
P3  Pencatatan dan pelaporan  Hasil pemeriksaan tidak
(Penilaian, kegiatan IVA berjalan langsung di masukkan ke
Pengawasan, dan dengan baik data laporan & lembaran
Pengendalian) data yang berhubungan IVA
sering tercecer sehingga
menghambat proses
monitoring

Lingkungan  Adanya dukungan dari  Kurangnya pengetahuan


lintas sektoral ( RT,RW, masyarakat
dan Kader)  Kurangnya antuasias
masyarakat untuk mau
melakukan pemeriksaan IVA
akibat rasa malas ke
puskesmas dan takut

54
 Pemeriksaan IVA bersifat pasif
INPUT
 Kurangnya kegiatan sosialisasi dengan cara kunjungan ke rumah
warga untuk menarik minat
Belum maksimalnya koordinasi  Kurangnya penyuluhan yang rutin dan terjadwal mengenai IVA di
antara pemegang program dengan Puskesmas Kelurahan
petugas puskesmas/program lain METHOD
MAN

 Kurangnya media informasi dan edukasi untuk mempromosikan mengenai


MATERIAL IVA
-
MONEY

Kurangnya minat masyarakat yang


melakukan pemeriksaan IVA di
Puskesmas Kelurahan Pejaten
Timur karena pencapaian hanya
P2
 Tidak ada jadwal khusus untuk P1 3,5% dari target 100 %
kegiatan pemeriksaan IVA  Pelaksanaan
pemeriksaan IVA
bersifat pasif
 Penyuluhan maupun
Hasil pemeriksaan tidak langsung P3 evaluasi program IVA
di masukkan ke data laporan & belum rutin dilakukan
LINGKUNGAN
lembaran data yang berhubungan 
IVA sering tercecer sehingga  Keterlibatan lintas Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
sektor (RT/RW, PKK, Kanker servik dan IVA tes
menghambat proses monitoring
dll) dan lintas program  1
Kurangnya antuasias masyarakat untuk mau
PROSES (KIA)masih sangat melakukan pemeriksaan IVA akibat rasa malas
minim ke puskesmas dan takut

Gambar 4. Fishbone permasalahan sebelum dilakukan intervensi


56
- Membuat jadwal kunjungan rutin ke rumah RW/RT/posyandu
INPUT untuk melakukan sosialisasi untuk meningkatkan minat
Memberikan sosialisasi mengenai masyarakat agar mau melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas
alur pelayanan pemeriksaan IVA Kelurahan Pejaten Timur
ke bidan yang berada di Puskesmas - Membuat jadwal khusus pemeriksaan IVA test masal di tiap-tiap
Kelurahan Pejaten Timur agar METHOD RW untuk melakukan screening kanker servik
dapat melakukan pemeriksaan IVA MAN

MATERIAL Membuat leaflet dan poster berisi informasi terkait Kanker serviks dan IVA

-
MONEY

Kurangnya minat masyarakat yang


melakukan pemeriksaan IVA di
Puskesmas Kelurahan Pejaten
Timur karena pencapaian hanya
P2
Membuat jadwal khusus pemeriksaan P1 3,5% dari target 100 %
IVA test masal di tiap-tiap RW untuk  Membuat jadwal khusus
melakukan screening kanker servik pemeriksaan IVA test
masal di tiap-tiap RW
untuk melakukan
Memberikan sosialisasi mengenai alur P3 screening kanker servik
pelayanan pemeriksaan IVA ke bidan  Memberikan sosialisasi LINGKUNGAN
yang berada di Puskesmas Kelurahan mengenai pemeriksaan Membuat materi dan jadwal penyuluhan rutin tentang
Pejaten Timur untuk pengawasan IVA ke lintas program pentingnya pemeriksaan IVA
program dan pencatatan data (KIA) dan lintas sektoral 1
yang berada di Kelurahan Membuat jadwal khusus pemeriksaan IVA test masal di tiap-
PROSES Pejaten Timur tiap RW untuk melakukan screening kanker servik

Gambar 5. Fishbone permasalahan setelah dilakukan intervensi


56
4.7 Konfirmasi kemungkinan penyebab masalah
Setelah dilakukan konfirmasi kepada pihak puskesmas mengenai cakupan
IVA di puskesmas Pejaten Timur yang belum mencapai target, dari
kemungkinan penyebab masalah di atas maka dapat disimpulkan penyebab
masalah yang paling mungkin yaitu :
1. Belum maksimalnya koordinasi antara pemegang program dengan petugas
puskesmas/program lain
2. Kurangnya kegiatan sosialisasi dengan cara kunjungan ke rumah warga untuk
menarik minat
3. Kurangnya penyuluhan yang rutin dan terjadwal mengenai IVA di Puskesmas
Kelurahan
4. Kurangnya media informasi dan edukasi untuk mempromosikan mengenai
IVA
5. Pelaksanaan pemeriksaan IVA bersifat pasif
6. Penyuluhan maupun evaluasi program IVA belum rutin dilakukan
7. Keterlibatan lintas sektor (RT/RW, PKK, dll) dan lintas program (KIA)masih
sangat minim
8. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai Kanker servik dan IVA tes
9. Kurangnya antuasias masyarakat untuk mau melakukan pemeriksaan IVA
akibat rasa malas ke puskesmas dan takut
4.8 Penentuan alternatif pemecahan masalah
Setelah diperoleh daftar masalah, maka langkah selanjutnya ialah menyusun
alternatif pemecahan penyebab masalah. Alternatif pemecahan masalah di atas
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

2
Tabel 30. Alternatif Pemecahan Masalah
No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Belum maksimalnya koordinasi antara Memberikan sosialisasi mengenai alur
pemegang program dengan petugas pelayanan pemeriksaan IVA ke bidan
puskesmas/program lain yang berada di Puskesmas Kelurahan
Pejaten Timur agar dapat melakukan
pemeriksaan IVA
2. Kurangnya kegiatan sosialisasi dengan Membuat jadwal kunjungan rutin ke
cara kunjungan ke rumah warga untuk rumah RW/RT/posyandu untuk
menarik minat melakukan sosialisasi untuk
meningkatkan minat masyarakat agar
mau melakukan pemeriksaan IVA di
Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur
3. Kurangnya penyuluhan yang rutin dan Membuat materi dan jadwal
terjadwal mengenai IVA di Puskesmas penyuluhan rutin tentang pentingnya
Kelurahan pemeriksaan IVA dan bekerjasama
dengan lintas sektoral (kader,RT,RW)
dan lintas program (KIA, TB, Gizi,
Kesling) untuk pengawasan program
dan pelaporan
4. Kurangnya media informasi dan edukasi Membuat leaflet dan poster berisi
untuk mempromosikan mengenai IVA informasi terkait Kanker serviks dan
IVA
5. Pelaksanaan pemeriksaan IVA bersifat Membuat jadwal khusus pemeriksaan
pasif IVA test masal di tiap-tiap RW untuk
melakukan screening kanker servik
6. Penyuluhan maupun evaluasi program Membuat materi dan jadwal
IVA belum rutin dilakukan penyuluhan rutin tentang pentingnya
pemeriksaan IVA dan bekerjasama
dengan lintas sektoral (kader,RT,RW)
dan lintas program (KIA, TB, Gizi,
Kesling) untuk pengawasan program
dan pelaporan
7. Keterlibatan lintas sektor (RT/RW, PKK, Memberikan sosialisasi mengenai
dll) dan lintas program (KIA)masih pemeriksaan IVA ke lintas program
sangat minim (KIA) dan lintas sektoral yang berada
di Kelurahan Pejaten Timur
8. Kurangnya pengetahuan masyarakat Membuat materi dan jadwal
mengenai Kanker servik dan IVA tes penyuluhan rutin tentang pentingnya
pemeriksaan IVA dan bekerjasama
dengan lintas sektoral (kader,RT,RW)
dan lintas program (KIA, TB, Gizi,
Kesling) untuk pengawasan program
dan pelaporan
9. Kurangnya antuasias masyarakat untuk Membuat jadwal khusus pemeriksaan
mau melakukan pemeriksaan IVA akibat IVA test masal di tiap-tiap RW untuk
rasa malas ke puskesmas dan takut melakukan screening kanker servik

3
Penggabungan alternatif pemecahan masalah
Belum maksimalnya Memberikan sosialisasi mengenai alur
koordinasi antara pelayanan pemeriksaan IVA ke bidan
pemegang program yang berada di Puskesmas Kelurahan
dengan petugas Pejaten Timur agar dapat melakukan
puskesmas/program lain pemeriksaan IVA
Membuat jadwal kunjungan rutin ke
Kurangnya kegiatan
rumah RW/RT/posyandu untuk
sosialisasi dengan cara
melakukan sosialisasi untuk
kunjungan ke rumah
meningkatkan minat masyarakat agar
warga untuk menarik
mau melakukan pemeriksaan IVA di
minat
Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur
Kurangnya penyuluhan Membuat materi dan jadwal
yang rutin dan terjadwal penyuluhan rutin tentang pentingnya
mengenai IVA di pemeriksaan IVA dan bekerjasama
Puskesmas Kelurahan dengan lintas sektoral (kader,RT,RW)
dan lintas program (KIA, TB, Gizi,
Kesling) untuk pengawasan program
dan pelaporan
Kurangnya media
informasi dan edukasi Membuat leaflet dan poster berisi
untuk mempromosikan informasi terkait Kanker serviks dan
mengenai IVA IVA
Pelaksanaan pemeriksaan Membuat jadwal khusus pemeriksaan
IVA bersifat pasif IVA test masal di tiap-tiap RW untuk
melakukan screening kanker servik

Penyuluhan maupun
evaluasi program IVA
belum rutin dilakukan
Keterlibatan lintas sektor
(RT/RW, PKK, dll) dan
lintas program
(KIA)masih sangat
minim
Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai
Kanker servik dan IVA
tes
Kurangnya antuasias
masyarakat untuk mau
melakukan pemeriksaan
IVA akibat rasa malas ke
puskesmas dan takut

4
4.9 Penentuan prioritas pemecahan masalah dengan kriteria matriks
Setelah menentukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Dalam menentukan
prioritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan
kriteria matriks dengan rumus M x I x V/C. Masing-masing cara penyelesaian
masalah diberi nilai berdasar kriteria :

a. Magnitude
Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan nilai 1-5,
dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan maka nilainya
mendekati angka 5.
b. Importancy
Pentingnya cara penyelesaian masalah dengan nilai 1-5, dimana semakin
pentingnya masalah untuk diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5.
c. Vulnerability
Sensitifitas cara penyelesaian masalah dengan nilai 1-5, dimana semakin
sensitifnya cara penyelesaian masalah maka nilainya mendekati angka 5.
d. Cost
Biaya (sumber daya) yang digunakan dengan nilai 1-5, dimana semakin
kecil biaya yang dikeluarkan nilainya mendekati angka 1.

4.10 Data alternatif pemecahan masalah


Dari hasil pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan masalah
sebagai berikut:
1. Memberikan sosialisasi mengenai alur pelayanan pemeriksaan IVA ke
bidan yang berada di Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur agar dapat
melakukan pemeriksaan IVA
2. Membuat jadwal kunjungan rutin ke rumah RW/RT/posyandu untuk
melakukan sosialisasi untuk meningkatkan minat masyarakat agar mau
melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur

5
3. Membuat materi dan jadwal penyuluhan rutin tentang pentingnya
pemeriksaan IVA dan bekerjasama dengan lintas sektoral (kader,RT,RW)
dan lintas program (KIA, TB, Gizi, Kesling) untuk pengawasan program
dan pelaporan
4. Membuat leaflet dan poster berisi informasi terkait Kanker serviks dan
IVA
5. Membuat jadwal khusus pemeriksaan IVA test masal di tiap-tiap RW
untuk melakukan screening kanker serviks.

Tabel 31. Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks


No. Penyelesaian Masalah Nilai Kriteria Hasil Urutan
Akhir
M I V C
1. Memberikan sosialisasi mengenai alur 4 3 3 2 18 V
pelayanan pemeriksaan IVA ke bidan
yang berada di Puskesmas Kelurahan
Pejaten Timur agar dapat melakukan
pemeriksaan IVA
2. Membuat jadwal kunjungan rutin ke 5 5 3 3 25 III
rumah RW/RT/posyandu untuk
melakukan sosialisasi untuk
meningkatkan minat masyarakat agar
mau melakukan pemeriksaan IVA di
Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur
3. Membuat materi dan jadwal 5 5 4 3 33,3 II
penyuluhan rutin tentang pentingnya
pemeriksaan IVA dan bekerjasama
dengan lintas sektoral (kader,RT,RW)
dan lintas program (KIA, TB, Gizi,
Kesling) untuk pengawasan program
dan pelaporan
4. Membuat leaflet dan poster berisi 5 4 4 4 20 IV
informasi terkait Kanker serviks dan
IVA
5. Membuat jadwal khusus pemeriksaan 5 5 4 2 50 I
IVA test masal di tiap-tiap RW untuk
melakukan screening kanker serviks

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Nadia. Inssiden Kejadian Ca Cerviks di Indonesia, Jurnal. Jakarta:FKUI, 2009


2. WHO. Prevention of Cervical Cancer Through Screening Using Visual Inspection
With Acetic Acid (VIA) and Treadment with Crytherapy. A Demonstration
Project in Six African Countries: Malawi, Madagascar, Nigeria, Uganda, The
United Republic of Tanzania, and Zambia. WHO Library,2010 Diakses 29
Nopember 2015
3. Depkes RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Dinkes RI,2013
4. Setiati, E.Waspadai 4 kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: ANDI,2009
5. Rahatgaonkar, Veena. VIA in cervical cancer screening. Assocoate Professor & In
Charge of cancer detection center. Bharati Vidyapeeth University Medical
College, Sangli. OSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSRJMDMS)
ISSN,2012 : 2279-08961. Diakses 10 Januari 2016
6. World Health Organization. Comprehensive Cervical Cancer Control. A Guide to
Essential Practice. Geneva : WHO, 2006
7. Departemen Kesehatan RI, (2007) Pedoman Pengendalian Faktor Resiko
Penyakit Kanker, Jakarta.
8. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.
9. Departemen Kesehatan RI,(2010)Pedoman Teknis Pengendalian Kanker
Payudara dan Kanker Leher Rahim, Jakarta
10. Dallimarta. S, 2004 Deteksi Dini Kanker. Jakarta : Penebar Swadaya
Departemen Kesehatan RI,(2000), Totak Quality Management
11. Departemen Kesehatan RI, (2007) Pedoman Pengendalian Faktor Resiko
Penyakit Kanker, Jakarta.
12. Desmiwarti, & Ermawati. (2012). Seri Keterampilan Anamnesis Dan
Pemeriksaan Obstetri. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang.
13. Rahayu, S. (2010). Peran Kader Paguyupan Perempuan Waspada Kanker
(PPWK) Dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Untuk Deteksi Dini Knker
Cerviks. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
14. Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
15. Depkes RI 2015, Paduan Program Gerakan Pencegahan Dan Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai