Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH : ILMU GIZI DAN TERAPI DIET

NAMA : FAJRIANI

NIM : 1422100250

KELAS :A

“TERAPI DIET SEGALA PENYAKIT TIDAK MENULAR”

1. Terapi Diet Pada Penyakit Hipertensi


a. Penurunan Berat Badan
Pada penderita hipertensi disertai berat badan berlebih. Penatalaksanaan nutrisi
pada penderita ini juga harus ditujukan untuk menurunkan berat badan sampai
mencapai berat badan ideal secara bertahap.
b. Pembatasan asupan Natrium
Pembatasan asupan natrium bervariasi tergantung keadan penderita dan dapat
dimulai dengan ”tanpa penambahan garam” dalam pengelolahan makanan
sampai dengan pembatasan asupan makanan yang mengandung garam.
 Dianjurkan pembatasan garam dibawah 6 gr/hari atau 100 mEq/hari atau
2300 mg Na/hari, untuk penderita hipertensi yang terkontrol tanpa mendapat
terapi diuretik. Untuk pemantauan pembatasan asupan natrium, dapat
dilakukan pemeriksaan kadar natrium didalam urin 24 jam.
 Sumber natrium didalam makanan sehari-hari : garam dapur (NaCl), baking
powder, makanan yang diolah dengan bahan pengawet, bahan makanan
yang tinggi kadar natriumnya (bahan makanan asal hewani seperti : daging,
telur, susu, beberapa sayuran hijau). Dalam pembatasan asupan natrium
perlu diperhatikan penggunaan bahan-bahan makanan tersebut.
c. Asupan kalium yang adekuat
 Perbandingan asupan kalium terhadap natrium sebaiknya mendekati 1.5 : 1
 Sumber makanan kaya kalium : buah-buahan rasa asam, aprikot, pisang,
kismis, kacang-kacangan kering, kacang kedele segar, bayam, ubu jalar,
kacang-kacangan, keju, susu rendah lemak, unggas, ikan, daging.
 Suplementasi kalium diperlukan bila digunakan terapi diuretik. Kadar kalium
dimonitor dengan pemeriksaan kalium serum
 Penggunaan suplementasi sebaiknya dimulai dengan larutan kalium (larutan
kalium klorida)
d. Asupan kalsium dan magnesium sesuai kebutuhan
e. Pada penderita hipertensi disertai hiperlipidemia diberikan diet hiperlipidemia
f. Suplementasi vitamin sesuai dengan kebutuhan terutama penderita dengan
terap diuretik
g. Suplementasi tablet zinc dengan dosis 50-200 mg/hr. Zincuria serng terjadi pada
penderita hipertensidengan terapi diuretik
h. Batasi asupan alkohol tidak lebih dari 1 oz etanol/hari

2. Terapi Diet Pada Penyakit Stroke


Stroke atau penyakit perdarahan otak adalah kerusakan pada bagian otak yang
terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke bagian otak
tersumbat atau pecah. Akibatnya, dapat terjadi beberapa kelainan yang
berhubungan dengan kemampuan makan pasien yang pada akhirnya berakibat
penurunan status gizi. Untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan diet khusus
(Sunita Almatsier 2004).
a. Tujuan Diet
Menurut Sunita Almatsier (2004) tujuan umum penatalaksanaan diet pada
stroke adalah :
a) Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien
dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.
b) Memperbaiki keadaan stroke, seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal
dan dekubitus.
c) Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
b. Syarat Diet
a) Energi cukup, yaitu 24-25 Kkal/kg BB. Pada fase akut energi diberikan
1100-1500 Kkal/hari.
b) Protein cukup, yaitu 0,8-1 gr/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan
gizi kurang, protein diberikan 1,2-1,5 gr/kgBB. Apabila penyakit disertai
komplikasi Gagal Ginjal Kronis (GGK), protein diberikan rendah yaitu 0,6
gr/kgBB.
c) Lemak Cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan Energi total. Utamakan sumber
lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu < 10% dari
kebutuhan energi total. Kolesterol dibatasi < 300 mg.
d) Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan Energi total. Untuk pasien
dengan diabetes mellitus diutamakan karbohidrat kompleks.
e) Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin, B6, asam folat, B12, Cdan E.
f) Mineral cukup, terutam kalsium, magnesium dan kalium. Penggunaan
natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1,5 sendok teh
per hari (setara dengan + 5 gram garam dapur atau 2 gram natrium).
g) Serat diberikan cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah
dan mencegah konstipasi.
h) Cairan diberikan cukup, yaitu 6-8 gelas per hari, kecuali pada keadaan
edema dan asites, cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah
selesai makan agar porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan
disfagia, cairan diberikan secara hati-hati. Cairan dapat dikentalkan dengan
gel atau guarcol.
i) Bentuk makanandisesuaikan dengan keadaan pasien.
j) Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
c. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Menurut Sunita Almatsier (2004) berdasarkan tahapannya diet stroke dibagi
menjadi 2 fase, yaitu:
a) Fase Akut (24-48 jam)
Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun.
Pada fase ini diberikan makanan parenteral (nothing per oral / NPO) dan
dilanjutkan dengan makanan enteral (naso gastric tube / NGT). Pemberian
makanan parenteral total perlu dimonitor dengan baik. Kelebihan cairan
dapat menimbulkan edema serebral. Kebutuhan energi pada NPO total
adalah AMB x 1 x 1,2; protein 1,5 gr/kgBB; lemak maksimal 2,5 gr/kgBB;
dekstrosa maksimal 7gr/kgBB.
b) Fase pemulihan
Fase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah sadar dan tidak
mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan peroral
secara bertahap dalam bentuk Makanan cair, Makanan saring, Makanan
lunak dan Makanan biasa.
Bila ada disfagia, makanan diberikan secara bertahap, sebagai gabungan
makanan NPO, peroral dan NGT sebagai berkut :
 NPO
 ¼ bagian per oral (bentuk semi padat) dan ¾ bagian melalui NGT
 ½ bagian per oral (bentuk semi padat) dan ½ bagian melalui NGT
 Diet per oral (bentuk semi padat dan semi cair) dan air melalui NGT
 Diet lengkap per oral

Apabila makanan melalui NGT bertahan selam 6 minggu, perlu


dipertimbangkan kemungkinan pemberian makanan melalui gastrostomi
atau jejunostomi.

Bila ada tukak lambung akibat sekresi asam lambung dan gastrin
meningkat (terutama pada stroke hemoragik), makanan diberikan secara
bertahap dengan syarat:

1. Bila tidak ada perdarahan lambung dan cairan Maag Slang (CMS) < 200
ml maka dapat diberikan makanan enteral.
2. Bila ada perdarahan, untuk sementara diberikan makanan parenteral
sampai perdarahan berhenti dan CMS < 200 ml dalam 6 jam.
3. Bila CMS sudah jernih, makanan parenteral dapat diubah menjadi
makanan enteral.
4. Sesuai dengan fase penyakit diberikan diet Stroke I atau II.

Diet Stroke I
Diet stroke I diberikan kepada pasien dalam fase akut atau bila ada
gangguan fungsi menelan. Makanan diberikan dalam bentuk cair kental yang
diberikan secara oral atau NGT sesuai dengan keadaan penyakit. Makanan
diberikan dalam porsi kecil tiap 2-3 jam. Lama pemberian makanan disesuaikan
dengan keadaan pasien. Bahan makanan yang dianjurkan disajikan dalam Tabel

Tabel Bahan Makanan yang Dianjurkan Pada Diet Stroke I

Bahan Makanan Dianjurkan

Sumber karbohidrat Maizena, tepung beras, tepung hunkwe dan


sagu

Sumber protein hewani Susu whole dan skim, telur ayam 3-4
btr/minggu

Sumber protein nabati Susu kedelai, sari kacang hijau dan susu
tempe

Sumber lemak Margarin, minyak jagung

Buah Sari buah yang dibuat dari: jeruk, pepaya,


tomat, sirsak dan apel

Minuman Teh encer, sirup, air gula, madu dan kaldu

Diet Stroke II

Diet stroke II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet stroke I


atau kepada pasien pada fase pemulihan. Bentuk makanan merupakan
kombinasi Cair jernih dan Cair kental, Saring, Lunak dan Biasa. Pemberian diet
pada pasien stroke disesuaikan dengan penyakit penyertanya. Diet stroke II
dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

Diet Stroke II A Makanan cair + Bubur 1700 Kalori


saring
Diet Stroke II B Lunak 1900 Kalori
Diet Stroke II C Biasa 2100 Kalori
Tabel Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Pada Diet
Stroke II

Bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan


makanan

Sumber Beras, kentang ubi, Produk olahan yang dibuat


Karbohidrat singkong, terigu, dengan garam dapur atau
hunkwe, tapioka, sagu, soda/baking powder; kue-kue
gula, madu serta produk yang terlalu manis dan gurih.
olahan yang dibuat tanpa
garam dapur atau
soda/baking powder,
seperti makaroni, mi,
bihun, roti, biskuit dan
kue kering.

Sumber Daging sapi dan ayam Daging sapi dan ayam


protein tak berlemak, ikan, telur berlemak, jerohan, otak, hati,
hewani ayam, susu skim dan ikan banyak duri, susu penuh,
susu penuh dalam keju, es krim dan produk
jumlah terbatas. olahan protein hewani yang
diawet seperti daging asap,
ham, bacon, dendeng dan
kornet.

Sumber Semua kacang- Pindakas dan semua produk


protein kacangan dan produk olahan kacang-kacangan yang
nabati olahan yang dibuat diawet dengan garam natrium
dengan garam dapur, atau digoreng.
dalam jumlah terbatas.

Sayuran Sayuran berserat sedang Sayuran yang menimbulkan


dimasak, seperti bayam, gas, seperti sawi, kol,
kangkung, kacang kembang kol dan lobak;
panjang, labu siam, sayuran berserat tinggi, seperti
tomat, tauge dan wortel. daun singkong, daun katuk,
daun melinjo, daun pare;
sayuran mentah.

Buah Buah segar, dibuat jus Buah yang menimbulkan gas,


atau disetup, seperti seperti nangka dan durian;
pisang, pepaya, jeruk, buah yang diawet dengan
mangga, nenas dan natrium seperti buah kaleng
jambu biji (tanpa bahan dan asinan.
pengawet).

Lemak Minyak jagung dan Minyak kelapa dan minyak


minyak kedelai; margarin kelapa sawit; margarin dan
dan mentega tanpa mentega biasa; santan kental,
garam yang krim dan produk gorengan.
digunakan untuk
menumis atau setup;
santan encer.

Minuman Teh, kopi, cokelat dalam Coklat, kopi dan teh kental.
jumlah terbatas dan
encer.

Bumbu- Bumbu yang tidak tajam, Bumbu yang tajam, seperti


bumbu seperti garam (terbatas), cabe, merica dan cuka; yang
gula, bawang merah, mengandung bahan pengawet
bawang putih, jahe, laos, garam natrium, seperti kecap,
asem, kayu manis dan maggi, terasi, petis, vetsin,
pala. soda dan baking powder.
3. Terapi Diet Pada Penyakit Tukak Lambung (maag)
Terdapat bebrapa makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan pada
penderitapenyakit ini, seperti yang terlihat pada tabel :

Jenis bahan
No. Boleh diberikan Tidak boleh diberikan
makanan
1 Sumber hidrat arang Beras, diubur atau Beras kean aau wajik, bugur,
(nasi atau ditiim; ketang , direbus jagung, canel, ubi singkong,
penggantinya) aau dipree; makaroni, kentang goreng, cake, dodol
mie, bihun, direbus; roti, dan kue yang terlalu manis
biskuit, marie dan
epung-tepungan, dibuat
bubur atau puding
2 Sumber protein Ikan, hati , daging sapi Daging, ikan , ayam yang
hewani (daging atau empuk, ayam digiling dikalengkan, digoreng,
penggatinya) atau dicincang dan dikeringkan (dendeng); telur
direbus, disemur, ditim ceplok atau goring
atau dipanggang; telur
ayam direbus, didadar,
diceplok air, atau
dicampurkan dalam
makanan; susu
3 Sumber protein Tahu, tempe direbus, Tahu, tempe digoreng;
nabati (kacang- ditim, atau ditumis; kacang merah, kacang tanah
kacangan) kacang hijau direbus digoreng atau di oven
dan dihaluskan
4 Lemak Margarin, minyak (tidak Lemak hewan; santan kental
untuk menggoreng) dan
santan encer
5 Sayuran Sayuran yang tidak Sayura yang banyak serta
banyak mengandung dan menimbulkan gas;
serat dan tidak sayuran mentah
menimbulkan gas,
misalnya bayam, labu
siam, wortel, tomat,
direbus atau ditumis
6 Buah-buahan Pepaya, pisang rebus, Buah yang banyak serta dan
sawo, jeruk garut, sari menimbulkan gas, misaknya
buah (sebaiknya ambu biji, nanas,
dimakan bersama nasi) kedongdong, durian, nangka
dan buah yang dikeringkan
(sate pisang, manisan pala,
dan sebagainya)
7 Bumbu-bumbu Gula, garam , vetsin, Lombok/ cabai, merica, cuka
kunyit, kunci, sereh , dan bumbu-bumbu yang
salam, lengkuas , sedikt merangsang
jahe, dan bawang

Untuk contoh menu dietnya sendiri yaitu;

a. Pagi (sekitar pikul 07.00)


 Beras : 30 g = 1,0 gelas bubur nasi
 Telur : 50 g = 1,0 butir telur
 Sayuran : 50 g = 0,5 gelas
 Margarin : 5 g = 0,5 sdm
 Gula pasir : 10 g = 1,0 sdm
b. Pukul 10.00
 Maizena : 15 g = 3,0 sdm
 Susu : 300 g = 1,5 gelas
 Gula pasir : 25 g = 2,5 sdm
c. Siang
 Beras : 30 g = 1,0 gelas bubur
 Daging : 50 g = 1,0 potong sedang
 Sayur : 75 g = 0,75 gls
 Pepaya : 100 g = 1,0 ptg sedang
 Margarin : 10 g = 1,0 sdm
d. Pukul 16.00
 Maizena : 15 g = 3,0 sdm
 Susu : 300 g = 1,5 gls
 Gula pasir : 25 g = 2,5 sdm
e. Sore (sekitar pukul 16.00)
Sususan makanan sama dengan susunan makanan siang
f. Malam (pukul 20.00)
 Roti : 40 g = 2,0 ptg
 Margarin : 10 g = 1,0 sdm
 Telur : 50 g = 1,0 butir
 Gula pasir : 10 g = 1,0 sdm

4. Terapi Diet Pada Penyakit Diabetes Melitus (DM)


a. Diet pada DM Tipe 1
Pasien penderita Diabetes Tipe 1 (IDDM) memerlukan terapi diet untuk
mengendalikan kadar glukosa darah.
 Tujuan Diet Diabetes Mellitus Tipe 1
a) Mengendalikan kadar glukosa dan lemak darah
b) Mempertahankan asupan energi dan protein untuk tumbuh kembang di
samping kebutuhan gizi lainnya.
c) Menghasilkan status gizi dan kesehatan yang memadai
d) Mencegah komplikasi akut mapupun kronis yang dapat membawa
kematian atau disabilitas
 Terapi Diet Diabetes Mellitus Tipe 1
a) Makan makanan secara teratur (3 kali makanan pokok dan 3 kali
cemilan/hari dengan waktu yang kurang lebih sama setiap hari)
b) Makan makanan dengan jumlah kalori yang cukup untuk memungkinkan
tumbuh kembang normal
c) Makan karbohidrat dengan jumlah yang sama setiap kali makan
makanan utama atau makanan camilan untuk meningkatkan
pengendalian glukosa darah
d) Batasi asupan lemak khususnya lemak jenuh rantai panjang dan
kolesterol
e) Batasi asupan gula sederhana termasuk gula pasir, gula aren, madu,
sirup jagung, dan mungkin pula fruktosa
f) Meningkatkan asupan serat hingga 25 g/hari
g) Mempertahankan BB optimal atau ideal
h) Ikutsertakan olahraga atau latihan jasmani dalam perencaan kesehatan
i) Lakukan olahraga 1 jam sebelum makan untuk meningkatkan
pengendalian glukosa darah
b. Diet Diabetes Mellitus Tipe 2
Prinsip penanganan diet DM tipe 2 sama seperti DM tipe 1, namun
pemberian insulin mutlak diberikan kepada pasien yang menderita DM tipe 1.
 Tujuan diet Diabetes Mellitus Tipe 2
a) Mengendalikan kadar glukosa darah dan lemak darah agar komplikasi
diabetes dapat dicegah atau ditunda
b) Mendapatkan dan mempertahankan BB normal atau ideal
c) Menghasilakn status gizi yang adekuat
d) Menghasilkan kebugaran dan nyaman tubuh karena pengendalian gula
darah dapat menghilangkan keluhan mudah lelah, sering pusing atau
sakit kepala, kram, kesemutan, gatal-gatal dan sebagainya.
 Nutrisi Preventif DM tipe 2
a) Pencegahan obesitas pada pasien-pasien yang beresiko diabetes
b) Asupan serat pangan 25 gram/1000 kalori, khusunya kadar serat larut
yang dapat membantu mengendalikan kadar glukosa dan menambah rasa
kenyang
c) Menghindari asupan kalori yang berlebihan
d) Olahraga teratur
 Terapi nutrisi untuk mengendalikan glukosa darah pada penderita DM tipe 2
a) Jadwal makan yang teratur, jumlah kalori dari makanan sesuai dengan
kebutuhan dan jenis makanan dengan indeks glikemik yang tinggi harus
dibatasi
b) Asupan kolesterol < 300mg, karena pasien DM tipe 2 beresiko terkenan
penyakit kardiovaskuler. Pada pasien diabetes yang menderita
dislipidemia, asupan kolesterol < 200mg/hari
c) Asupan serat 25 gram/hari, baik larut maupun tidak larut
d) Menghindari suplemen niasin yang berlebihan karena dapat meningkatkan
kadar glukosa darah.
e) Pengendalian BB
f) Olahraga aerobik yang teratur
g) Pemantauan kadar gkukosa darah
c. Jenis Diet Diabetes Mellitus
a) Diet A
Diet DM tipe A meliputi kebutuhan karbohidrat sebanyak 50-60%, protein
20%, dan lemak sebanyak 30 %.
b) Diet B
Diet DM tipe B meliputi kebutuhan karbohidrat sebanyak 60-70%, protein 10-
20%, dan lemak 20%.
 Diet DM tipe B dibagi menjadi Diet B dan Diet B1
1. Diet B
Diet B meliputi kebutuhan karbohidrat sebanyak 68%, protein 12%,
lemak 30%, serat 35 gram/100kkal.
Pemberian Diet B ini diindikasikan kepada pasien yang tidak tahan
lapar, menderita hiperkolesterolemia, dan berusia >= 15 tahun.
2. Diet B1
Diet B1 meliputi kebutuhan karbohidrat sebanyak 60%, protein 20%,
lemak 20%, serat 35 gram/100kkal.
Pemberian diet ini diindikasikan kepada penderita yang membutuhkan
protein yang tinggi seperti pada saat pertumbuhan, hamil dan
menyusui, mengalami cedera,operasi, dan infeksi.

BAHAN MAKANAN YANG DILARANG DAN DIANJURKAN

Tabel Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan


Bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan
makanan
Sumber Beras, roti, mie, cake, biscuit, crackers
karbohidrat kentang, singkong, ubi, dan juga kue-kue
tepung terigu, tepung manis.
singkong dan sagu
Sumber Ikan, ayam tanpa kulit, Daging dan ikan yang
protein susu skim, tempe, diawetkan, seperti:
hewani tahu, sapi, telur, susu, ikan asin, dendeng,
dan hasil olahannya sarden dan corned
beef.
Sumber Semua jenis kacang- Semua jenis kacang-
protein nabati kacangan dan hasilnya kacangan dan hasilnya
yang merupakan yang merupakan
sumber protein bernilai sumber protein bernilai
biologik tinggi. biologik rendah.
Sayuran caisim, kangkung,
sawi, wortel, dan
-
terong

Buah-buahan Buah-buahan rendah Buah-buahan yang


kalium, seperti: jambu, tinggi kalium, seperti :
kedondong, mangga, anggur, arbei,
markisa, melon, belimbing, duku, jambu
semangka, nangka, pir, biji, jeruk, papaya, dan
salak, sawo. pisang.
Lemak Semua jenis makanan Mengandung banyak
dengan sedikit lemak. lemak, seperti:
makanan siap saji
cake, dan goreng-
gorengan
Minuman Minuman dengan Berbagai minuman
kadar glukosa rendah. bersoda dan
beralkohol
Bumbu Semua jenis bumbu Semua jenis gula dan
selain gula madu

Anda mungkin juga menyukai