Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling
tidak kesempatan yang berbeda (Elisabeth J. Corwin, 2009)
1
2
3. Gangguan endokrin
Disfungsi medula adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan
hipertensi sekunder. Adrenal-mediated hypertension disebabkan
kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin. Pada
aldosteronisme primer, kelebihan aldosteron menyebabkan hipertensi
dan hipokalemia. Aldaosteronisme primer biasanya timbul dari benign
adenoma korteks adrenal. Pheochromocytomas pada medula adrenal
yang paling umum dan meningkatkan sekresi katekolamin yang
berlebihan. Pada Sindrom Cushing, kelebihan glukokortikoid yang
diekresikan dari korteks adrenal. Sindrom Cushing’s mungkin
disebabkan oleh hiperplasi adrenolkortikal atau adenoma
adrenokortikal.
4. Coarctation aorta
Merupakan penyempitan aorta kongenital yang mungkin terjadi
beberapa tingkat pada aorta torasik atau aorta abdominal. Penyempitan
menghambat aliran darah melalui lengkung aorta dan mengakibatkan
peningkatan tekanan darah di atas area kontriksi.
5. Neurogenik: tumor otak, encephalitis, dan gangguan psikiatrik.
6. Merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan
katekolamin menyebabkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut
jantung, dan menyebabkan vasokontriksi, yang mana pada akhirnya
meningkatkan tekanan darah.
7. Kehamilan
8. Luka bakar Peningkatan volume intravaskular
9.
D. Klasifikasi
The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII)
(2004) mengklasifikasikan tekanan darah pada orang dewasa berusia 18
tahun ke atas menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1
dan derajat 2 seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.
6
E. Patofisiologi
Pelepasan renin
Angiotensinogen I
Angiotensinogen II
Merangsang aldosteron
pada korteks adrenal
TD MENINGKAT
8
Perubahan structural
pemb. Darah
TD MENINGKAT
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan perifer. Cardiac output (curah jantung)
diperoleh dari perkalian antara sroke volume dengan heart rate (denyut
jantung). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf
otonom dan sirkulasi hormon.
G. Test Diagnostik
Test diagnostik pada klien dengan hipertensi adalah sebagai berikut :
1. Kadar serum aldosteron: menilai adanya aldosteronisme primer.
2. VMA Urine (Metabolit katekolamin.
Kenaikan dapat mengindikasikan adanya pheocromoytoma (penyebab).
VMA urine 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian pheocromoytoma
bila hipertensi
11
5. Elektrokardiogram
Pembesaran ventrikel kiri dan gambaran kardiomegali, pola regangan ,
gangguan konduksi dapat dideteksi dengan pemeriksaan ini. Dapat juga
menggambarkan apakah hipertensi telah lama berlangsung. Catatan :
Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.
6. Hitung darah lengkap (Complete Blood cells Count) meliputi
pemeriksaaan hemoglobin, hematokrit untuk menilai viskositas dan
indikator faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
7. Rontgen toraks: Menilai adanya klasifikasi obstruksi katup jantung,
deposit kalsium pada aorta, dan pembesaran jantung.
8. EKG: Menilai adanya hipertrofi, pola strain, gangguan konduksi atau
dysritmia.
H. Komplikasi
1. Stroke
Tekanan darah tinggi menekan dinding-dinding pembuluh darah di
semua jaringan tubuh, todak terkecuali di pembuluh darah di otak yang
sangat halus dan rumit. Kondisi ini diperburuk oleh perapuhan
pembuluh darah yang terjadi secara alamiah seiring bertambahny
seseorang. Jika terjadi pecahnya pembuluh darah di otak, maka otak
akan kekurangan oksigen. Terganggunya suplai oksigen ke otak dikenal
dengan nama stroke. Yang perlu diketahui, jika otak tidak mendapat
oksigen dalam waktu beberapa menit, maka bisa menimbulkan
kematian.
12
2. Gagal jantung
Penyakit jantung berhubungan erat dengan penyakit hipertensi. Tekanan
darah yang tinggi menambah beban jantung dalam memompa darah ke
seluruh tubuh. Dalam jangka panjang dan pada saat titik tertentu
keadaan ini akan menyebabkan kerusakan organ jantung dan kematian.
3. Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan kerusakan pada ginjal sehingga organ ini tidak
bisa bekerja menjalankan fungsi semestinya. Salah satunya diakibatkan
oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi diatas normal
menyebabkan rusaknya pembuluh darah pada ginjal dan menyebabkan
gagal ginjal.
4. DM
Kekurangan insulin atau insulin tidak berfungsi efektif merupakan
keadaan yang paling umum dialami penderita diabetes. Insulin berperan
dalam metabolisme gula. Kekurangan insulin umumnya terjadi karena
produksi insulin berkurang akibat kerusakan pankreas. Semakin tinggi
larutan gula dalam darah maka kepekatan darah juga semakin tinggi.
Naiknya kepekatan menyebabkan tekanan osmosis darah meningkat.
Bukan hanya itu saja kerja jantung untuk memompa darah akan
semakin berat. Dan yang lebih buruk lagi, gula darah yang tinggi
memicu kerapuhan dinding pembuluh darah.
I. Penatalaksanaan
1. Terapi tanpa obat (Non Farmakologi)
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi
tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara modern dari 10 gram/hari menjadi 5
gram/hari
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Diet tinggi kalium
13
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah:
1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, dan berenang.
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80% dari kapasitas
aerobik
3) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona
latihan
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3x perminggu dan paling baik 5x
perminggu.
2. Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat
menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide
yang membantu ginjal membuang garam dan air yang akan mengurangi
volume cairan yang dapat menyebabakan pelebaran pembuluh darah.
Beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta blocker menghambat
sistem saraf simpatis. Calcium channel blockers menyebabkan
melebarnya pembuluh darah. ACE inhibitor penurunan tekanan darah
dengan cara melebarkan arteri. Angiotensin receptor blocker
menyebabkan penuruanna tekanan darah hampir ssama dengan ACE
Inhibitor dan Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya
pembuluh darah seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien
memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai tekanan
darah yang diinginkan.
C. Rencana Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokostriksi, iskemi miokard, hipertrofi/rifiditas.
Tujuan:
Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individual yang dapat
diterima, irama jantung dan denyut jantung dalam batas normal.
Intervensi Rasional
1. Monitor tekanan darah, ukur Memikirkan gambaran
pada kedua ekstremitas baik yang lebih lengkap
lengan maupun kaki pada awal Untuk mengetahui adanya
evaluasi. Gunakan ukuran krakles
16
Intervensi Rasional
Kaji respon klien Tanda
terhadap dan gejala tersebut
aktivitas,perhatian frekuensi nadi mengindikasikan penurunan curah
lebih dari20 X per menit di atas jantung dan perfusi jaringan,
frekuensi istirahat ;peningkatan akibat peningkatan preload dan
tekanan darah yang nyata afterload ventrikel kiri.
selama/sesudah
aktivitas,dispnea,nyeri
dada;keletihan dan kelemahan
yang
berlebihan;diaphoresis;pusing
atau pingsan.
Intruksikan pasien tentang tehnik
penghematan Tehnik
energi,mis; menghemat energi
menggunakan kursi saat mandi, mengurangi penggurangan energy
duduk saat menyisir rambut atau juga membantu keseimbangan
menyikat gigi,melakukan antara suplai dan kebutuhan
aktifitas dengan perlahan. oksigen.
D. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatn sesuai dengan intervensi yang telah dibuat
E. Evaluasi
Hasil yang diharapkan pasien / keluarga dapat:
1. Mempertahankan stabilitas hemodinamik
2. Mempertahankan sirkulasi
3. Bebas dari komplikasi
4. Kebutuhan nutrisi terpoenuhi
5. Nyeri kepala berkurang
6. Meningkatkan aktivitas secara bertahap
F. Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta,EGC Hamzah, : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya.
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb
NJA, Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd
edition. Oxford: Oxford University Press.
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River.
Muttaqin Arif. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
22