“KRISTALISASI”
DISUSUN OLEH :
NAMA : Yuliani Sikombong
KELAS : 3 C
NIM : 33116072
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki segala ilmu
pengetahuan yang tak tertandingi berkat kasih dan penyertaan-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kristalisasi”
Dalam menyusun makalah ini, terdapat hambatan yang saya alami, namun
berkat dukungan, dorongan dan semangat sehingga saya mampu menyelesaikan
makalah ini. Oleh karena itu saya tidak lupa pada kesempatan ini menghaturkan
terima kasih kepada bapak Oktovianus SRP,.S.T,.M.T selaku dosen pengampu mata
kuliah.
Saya menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya.
PENDAHULUAN
ISI
yaitu :
2) pertumbuhan kristal.
Jika semula larutan tidak berisi padatan, pembentukan inti terjadi sebelum
kristal tumbuh. Inti-inti baru secara kontinyu terbentuk, sementara inti-inti yang
sudah ada tumbuh menjadi kristal. Driving force kedua langkah di atas adalah
supersaturasi, artinya kedua langkah tersebut tidak dapat terjadi pada larutan
jenuh atau undersaturated.
1) Teori Nukleasi
1. Primary Nucleation.
Alat-alat yang digunakan pada proses kristalisasi sangat beragam. Hal ini
disebabkan oleh sifat bahan dan kondisi pertumbuhan kristal yang sangat
bervariasi, Disamping itu, juga karena kristalisasi dilaksanakan untuk tujuan yang
berbeda-beda (pemisahan bahan, pemurnian bahan, pemberian bentuk).
Alat-alat kristalisasi disebut juga kristallisator. Alat-alat ini digunakan dalam
proses kristalisasi terutama dalam skala industri, alat-alat yang digunakan dalam
proses kristalisasi sangat beragam macam, hal ini disebabkan oleh sifat-sifat
bahan dan kondisi pertumbuhan kristal yang sangat bervariasi. Disamping itu juga
karena kristallisasi dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda-beda (pemisahan
bahan, pemurnian bahan, pemberian bentuk).
Penggunaan alat kristalisasi harus memenuhi persyaratan misalnya
konsentrasi, suhu, dan gerakan untuk menunjang pertumbuhan inti atau benih
kristal. Dengan melengkapi perlengkapan-perlengkapan pada kristalisator untuk
memungkinkan terjadinya perpindahan panas (pemanasan, pendinginan, dan
penguapan) dan juga gerakan (pengadukan, penggulingan, pengankutan).
Kristallisator biasanya dilengkapi dengan alat pemisah (filtrasi) yang dipasang
dibelakang alat kristalisasi dan alat pengering. Faktor-faktor yang menjadi dasar
pemilihan sebuah alat kristalisasi ialah misalnya:
Unjuk kerja kristalisasi yang diinginkan
Cara operasi (tak kontinu, kontinu)
Kondisi bahan baku (larutan , lelehan)
Ukuran Kristal yang diinginkan
Bentuk Kristal yang diinginkan
Kemurnian kristalisat yang diinginkan
Kecendrungan produk untuk menbentuk kerak
Jenis-jenis kristalisator antara lain :
Draft Tube Baffle Crystallizer
Cooling Crystallizers
Evaporative crystallizers
Forced Circulation Crystallizer
Induced Circulation Crystallizer
Oslo Type Crystallizer
Vacum Crystallizer
Agitated Batch Crystallizer
Swenson Walker Crystallizer
Crystal Vacum Crystallizer
Oslo Surface Cooled Crystalizer
Dengan dasar bahwa kristalisasi terjadi jika kondisi larutan supersaturasi,
maka kristaliser harus berfungsi tempat membuat larutan supersaturasi.
Klasifikasi alat dalam membuat kondisi ini:
Temperature (°C)
Umpan = F Cooling
TF crystallizer Mother liquor =
L
Kadar solut XF T
Kadar solute =XL
Kristal = C
T
Kadar solute = XC
F. hF + Q = C. hC + L. hL
Umpan
TF Q
Produk
T
H
1
H
2
Kristalisasi
∆HK pada TR TR
T
R
NP:
Q = H1 + HK . C + H2
L dL
G º Lim =
L®0 tdt
G = kecepatan pertumbuhan kristal selama interval waktu
( t ).
L = pertambahan ukuran
kristal. Ukuran : tebal atau
panjang karakteristik.
B0 = BSS + BC + BE
B0 = total kecepatan nukleasi.
BSS = supersaturasi.
BC = crystals.
BE = equipment.
Tampak bahwa :
1. nukleasi mempengaruhi jumlah kristal.
2. pertumbuhan mempengaruhi ukuran kristal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Proses kristalisasi merupakan suatu metode pemisahan bahan/pemurnian
bahan untuk medapatkan produk (kristal) dalam bentuk padat dengan kualitas
yang tinggi. Kristal yang terbentuk melewati fase lewat-jenuh sehingga
didapat kristal dengan permukaan keras dan pertumbuhan yang singkat.
2) Jenis-jenis proses kristalisasi apabila dipandang dari asalnya terdapat tiga
proses yaitu, kristalisasi dari larutan, dari lelehan, dan dari fasa uap.
Sedangkan, apabila dilihat dari pengurangan pelarutnya, terdiri dari tiga
proses pula, yaitu, kristalisasi penguapan, pendinginan, dan penambahan
senyawa lain.
DAFTAR PUSTAKA