Anda di halaman 1dari 13

BAB I

KONSEP KELUARGA

A. Tinjauan Teori
1. Konsep Dasar Teori Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal
disuatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Depkes RI, 2008).
b. Bentuk-bentuk Keluarga
a) Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri
dari suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat
b) Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti
ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan
darah
c) Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti
d) Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah tangga
yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau
anak angkat yang disebabkan karena perceraian atau
kematian
e) Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama
f) Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa
pernikahan
c. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga.
Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan
situasi yang dialami tiap anggota keluarga
mengekspresikan kasih sayang.
b) Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada
anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan-batasan perilaku yang boleh dan
tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan
dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin
pemenuhan kebutuhan perkembangan fisk, mental,
spiritual dengan cara memelihara dan merawat anggota
keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota
keluarga.
d) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
seperti sandang, pangan, papan dan kebutuhan lainnya
melalui keefektifan sumber dana keluarga. Mencari
sumber-sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang akan
datang.
e) Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk
meneruskan keturunan tetapi untuk memelihara dan
membebaskan anak untuk kelanjutan generasi.
f) Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga
memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga,
memberikan identitas keluarga.
g) Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak,
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa,
mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya

d. Tugas keluarga
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan

e. Level Pencegahan Perawatan keluarga


1. Pencegahan primer (primary prevention)
2. Pencegahan sekunder (secondary prevention)
3. Pencegahan tersier (tertiary prevention)

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit dimana kadar gula dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara
efektif (WHO, 2014)
B. Etiologi
1. Faktor keturunan
Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah sel – sel betha pancreas yang
bersifat genetic dan diturunkan secara autosom dominant sehingga
mempengaruhi sel betha serta mengubah kemampuannya dalam mengenali
dan menyebarkan rangsang yang merupakan bagian dari sintesis insulin.
2. Fungsi sel pancreas dan sekresi insulin berkurang
Jumlah glukosa yang diambul dan dilepaskan oleh hati dan yang digunakan
oleh jarinagan perifer tergantung keseimbangan fisiologis beberapa
hormon. Hormon yang menurunkan glukosa darah yaitu insulin yang
dibentuk sel betha pulau pancreas.
3. Kegemukan atau obesitas
Terjadi karena hipertrofi sel betha pancreas dan hiperinsulinemia dan
intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan dengan diabetes
mellitus dan insulin insufisiensi relative.
4. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin
Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama
pada post reseptor.

B. Manifestasi Klinik
Gejala diabetes mellitus type 1 muncul secara tiba – tiba pada usia anak –
anak sebagai akibat dari kelainan genetika sehingga tubuh tidak
memproduksi insulin dengan baik. Gejala – gejalanya antara lain adalah
sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus, berat badan turun,
kelelahan, penglihatan kabur, infeksi pada kulit yang berulang,
meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni, cenderung terjadi pada
mereka yang berusiadibawah 20 tahun.
Sedangkan diabetes mellitus tipe II muncul secara perlahan – lahan sampai
menjadi gangguan kulit yang jelas, dan pada tahap permulaannya seperti
gejala pada diabetes mellitus type I, yaitu cepat lemah, kehilangan tenaga,
dan merasa tidak fit, sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus,
kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya, mudah sakit
yang berkepanjangan, biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40
tahun tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak – anak
dan remaja.
Gejala – gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan
akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urine sehingga bila
urine tersebut tidak disiram akan dikerubungi oleh semut adalah tanda
adanya gula. Gejala lain yang biasa muncul adalah penglihatan kabur, luka
yang lam asembuh, kaki tersa keras, infeksi jamur pada saluran reproduksi
wanita, impotensi pada pria.

C. Komplikasi
Komplikasi Akut
a) Diabetik Ketoasedosis ( DKA )
Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari
suatu perjalananpenyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis
disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah
insulin yang nyata
1) Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang
didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai
perubahan tingkat kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN
dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada
2) Hypoglikemia
Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah)
terjadi aklau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga
60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat
insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang
terlalu sedikit
b) Komplikasi kronik
Mikrovaskuler
1). Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan – perubahan mikrovaskuler
adalah perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar
glukosa darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan
mengalami stress yang menyebabkan kebocoran protein darah
dalam urin.
2). Penyakit Mata (Katarak)
Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan
sampai kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalui disebabkan
retinopati
Makrovaskuler
1). Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka
terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya
keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik atau hipertensi.
Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan
mengerasnya arteri, dengan resiko penderita penyakit jantung
koroner atau stroke
2). Pembuluh darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf – saraf sensorik,
keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak
terdeteksinya infeksi yang menyebabkan gangren.
D. Pathofisiologi
Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa/produksi
glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen
dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah
hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110 mg/dl). Pada pasien DM, kadar
glukosa dalam darah meningkat/tidak terkontrol, akibat rendahnya produk
insulin/tubuh tidak dapat menggunakannya, sebagai sel-sel akan starvasi.
Bila kadar meningkat akan dibuang melalui ginjal yang akan menimbulkan
diuresi sehingga pasien banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang
melalui urin maka tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan
meningkat (poliphagi). Akibat sel-sel starvasi karena glukosa tidak dapat
melewati membran sel, maka pasien akan cepat lewat.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan gula darah
Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan
kadar gula darah antara 70-110 mg/dl dalam kondisi asupan makanan
yang berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan sesudah makan serta
pada waktu tidur.
2. Pemeriksaan dengan Hb
Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb
minor sebagai hasil dari glikolisis normal.
3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah
untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara
pemeriksaan darah.

G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakmampuan keluarga menganal masalah kesehatan keluarga
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit diabetus
mellitus seperti pengertian, penyebab, tanda dan gejala.
2. Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut pada klien berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan berhubungan dengan kurang mengatur
keuntungan dan pemeliharaan rumah yang sehat.
H. Intervensi
DP Tujuan Intervensi Rasional
Ketidak mampuan Setelah dilakuakan  Kaji pengetahuan  Menetahui tingkat
keluarga mengenal tindakan keperawatan keluarga tentang pengetahuan
masalah kesehatan selama I Minggu keluarga pengertian DM, keluarga tentang
keluarga berhubungan mampu mengenal masalah penyebab DM, tanda DM.
dengan kurangnya kesehatan yang terjadi dan gejala DM.
pengetahuan tentang pada klien dan keluarga  Jelaskan pada
penyakit diabetus mampu : keluarga tentang
mellitus seperti 1. Menyebutkan pengartian DM,
pengertian, penyebab, pengertian DM. penyebab DM, tanda
tanda dan gejala. 2. Menyebutkan dan gejala DM.
penyebab DM.  Beri kesempatan pada
3. Menyebutkan keluarga untuk
tanda dan gejala mengungkapkan.
DM.

 Kaji pengetahuan  Agar keluarga


Setelah dilakukan tindakan keluarga tentang mengetahui
Resiko terjadi keperawatan selama I koplikasi DM, komplikasi DM.
komplikasi lebih lanjut Minggu keluarga mampu penanganan DM,  Keluarga mampu
pada klien berhubungan merawat anggota keluarga makanan yang tidak melakukan
dengan yang sakit untuk boleh dimakan/bebas perawatan mandiri
ketidakmampuan mencegah komplikasi, dimakan dan boleh pada DM.
keluarga merawat keluarga juga mampu : tapi dibatasi.
anggota keluarga yang 1. Menyebutkan  Jelaskan pada
sakit. komplikasi DM. keluarga tentang
2. Menyebutkan cara komplikasi DM,
penanganan DM. penanganan DM dan
3. Menyebutkan makanan yang tidak
makanan yang boleh dimakan/bebas
tidak boleh di dimakan dan boleh
makan/bebas tapi dibatasi.
dimakan, boleh  Berikesempatan pada
dimakan tapi keluarga untuk
dibatasi. mengungkapkan.
 Beri reiforcement
positif pada keluarga
atas jawaban yang
benar.

 Kaji pengetahuan  Agar Keluarga


Ketidakmampuan Setelah dilakukan tindakan keluarga tentang arti dapat hidup
keluarga dalam keperawatan selama I rumah sehat dan ciri dilingkungan yang
memelihara lingkungan Minggu keluarga mampu rumah sehat. sehat
yang dapat memelihara lingkungan
meningkatkan yang dapat meningkatkan  Suport keluarga

kesehatan berhubungan kesehatan, keluarga juga untuk menjaga

dengan kurang mampu : kebersihan

mengetahui keuntungan 1. Menyebutkan arti lingkungan rumah.

dan pemeliharaan rumah sehat.


rumah yang sehat. 2. Menyebutkan ciri  Jelaskan pada
rumah sehat. keluarga tentang
3. Memodifikasi dan pentingnya
memelihara lingkungan lingkungan yang
yang sehat. sehat bagi
peningkatan derajat
kesehatan.
E. Pathways
Penuaan, keturunan, infeksi, gaya hidup: Diit, kehamilan, obesitas

Sel beta pancreas rusak/terganggu

Produksi insulin

Katabolisme protein Glukagon lipolisisis

BUN As. Amino Hiperglikemi 60>140 mg/dl Hiperosmolalitas As. lemak bebas

As. Laktat Glukosuri Koma As. lemak teroksidasi

Glukoneogenesis diuretic osmotic Kalori keluar Ketonemia

Sel kelaparan
Poliuri Rasa lapar Ketonuri

Hilang prot. tubuh Prod. energi metabolisme


Dehidrasi Polifagi Ketoasidosis
Rasa
Syok haus
Respon perd. darah lambat Kelelahan
Asidosisi Metabolisme
Kelelahan
< volume cairan Polidipsi
Resiko Infeksi
dan elektrolit Perubahan nutrisi >
< Pengetahuan dari kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. (2002). Text book of Medical-Surgical Nursing. EGC. Jakarta.

Doengoes Merillynn. (1999) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans. Guidelines for planing and documenting patient
care. Alih bahasa : I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC. Jakarta.

Prince A Sylvia. (1995). (patofisiologi). Clinical Concept. Alih bahasa : Peter Anugrah EGC. Jakarta.

Carpenito, L.J. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Sjaifoellah, N. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Smeltzer, S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Long, B.C. (1996). Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Alih Bahasa, Yayasan Ikatan Alumni
pendidikan Keperawatan Padjadjaran. Bandung: YPKAI.

Anda mungkin juga menyukai