Anda di halaman 1dari 85

January

[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE


COUNTER)] 1, 2015
MAKALAH KIE
“ SWAMEDIKASI OTC (Over The Counter)”

Oleh:
KELOMPOK IV
APOTEKER IV TAHUN 2015

1. Alfi Yunanda S. Farm 8. Putri Wahyuni S. Farm


2. Atika Dian Sari S. Farm 9. Rani Safitri S. Farm
3. Cynthia Noverina S. Farm 10. Selvia Herlina S. Farm
4. Dora Rahmanisah S. Farm 11. Sri Hartati S. Farm
5. Febriana Ramadhani S. Farm 12. Wahyu Seftiani H. S. Farm
6. Ist Rahmi S. Farm 13. Wery Kurnia Putri S. Farm
7. Mardhatillah S. Farm

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 0


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan

dan kesehatan serta petunjukNya sehingga penulis telah dapat menyusun dan

menyelesaikan makalah tentang Swamedikasi OTC (Over The Counter), yang

merupakan salah satu tugas matakuliah Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas.

Terima kasih penulis aturkan kepada bapak Harisman, S. Si, Apt, Sp. FRS,

Apt selaku dosen pengajar, yang telah mengarahkan penulis dalam pembuatan

tugas ini. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah sama-sama bekerja

keras dalam penyelesaian tugas ini hingga menjadi satu bentuk makalah.

Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi,

maupun penulisan namun penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat.

Padang, 12 November 2015

Penulis

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 1


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I. PENDAHULUAN 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Swamedikasi 6

2.1.1 Pengertian Swamedikasi 6

2.1.2 Dasar Hukum Swamedikasi 7

2.1.3 Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Melakukan Swamedikasi 8

2.1.4 Kriteria Obat Yang Digunakan Dalam Swamedikasi 9

2.1.5 Peran Apoteker Dalam Swamedikasi 9

2.1.6 Konseling Swamedikasi 11

2.2 OTC (Over The Counter) 12

2.3 Jenis Obat Yang Digunakan Dalam Swamedikasi 12

2.3.1 Obat Bebas 12

2.3.2 Obat Bebas Terbatas 12

2.4 Cara Penggunaan Obat 16

2.4.1 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat 16

2.5 Efek Samping 23

2.6 Cara Penyimpanan Obat 23

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 2


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
2.7 Tanggal Kadaluarsa 23

2.8 Dosis 24

2.9 Hal-hal Yang Harus Diperhatikan 25

BAB III. MACAM-MACAM PENYAKIT DENGAN TERAPI OTC 26

3.1 Flu 26

3.2 Batuk 29

3.3 Demam dan Nyeri 34

3.4 Sakit Maag 40

3.5 Kecacingan 43

3.6 Diare 48

3.7 Biang Keringat 54

3.8 Jerawat 57

3.9 Kadas/Kurap dan Panu 59

3.10 Ketombe 67

3.11 Kudis 70

3.12 Kutil 72

3.13 Luka Bakar 74

3.14 Luka Iris dan Luka Serut 77

BAB IV. PENUTUP 80

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 3


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

BAB I
PENDAHULUAN

Kepatuhan pasien berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pengobatan.


Hasil terapi tidak akan mencapai tingkat optimal tanpa adanya kesadaran dari
pasien itu sendiri, bahkan dapat menyebabkan kegagalan terapi, serta dapat pula
menimbulkan komplikasi yang sangat merugikan dan pada akhirnya akan
berakibat fatal (Hussar, 1995). Terapi obat yang aman dan efektif akan terjadi
apabila pasien diberi informasi yang cukup tentang obat-obat dan penggunannya
(Cipolle, Strand & Morley, 2004). Pada pemberian informasi obat ini terjadi suatu
komunikasi antara apoteker dengan pasien dan merupakan salah satu bentuk
implementasi dari Pharmaceutical Care yang dinamakan dengan konseling
(Jepson, 1990; Rantucci, 2007).
Konseling ditujukan untuk meningkatkan hasil terapi dengan
memaksimalkan penggunaan obat-obatan yang tepat (Jepson, 1990, Rantucci,
2007). Salah satu manfaat dari konseling adalah meningkatkan kepatuhan pasien
dalam penggunaan obat, sehingga angka kematian dan kerugian (baik biaya
maupun hilangnya produktivitas) dapat ditekan (Schnipper, et al., 2006). Selain
itu pasien memperoleh informasi tambahan mengenai penyakitnya yang tidak
diperolehnya dari dokter karena tidak sempat bertanya, malu bertanya, atau tidak
dapat mengungkapkan apa yang ingin ditanyakan (Zillich, Sutherland, Kumbera,
Carter, 2005; Rantucci, 2007)
Menurut laporan Department of Health and Human Service ( DHHS )
tahun 1990, 48 % dari seluruh penduduk Amerika serikat, dan 55 % geriatri,
dalam beberapa hal, gagal mengikuti regimen pengobatan (Kessler, 1992).

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 4


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Meskipun ketidakpatuhan tidak selalu menimbulkan konsekuensi, penelitian
menunjukkan bahwa 25 % pasien ini akan menggunakan obat dengan cara yang
dapat membahayakan kesehatan pasien. Ketidakpatuhan dapat memperlama masa
sakit atau meningkatkan keparahan penyakit. Tinjauan literatur rmemperlihatkan
bahwa 11% pasien masuk rumah sakit akibat ketidakpatuhan terhadap terapi obat
(Aslam, Tan & Prayitno, 2003).
Pasien yang perlu untuk diberi konseling adalah pasien-pasien yang
berkemungkinan untuk tidak patuh terhadap pengobatan seperti pasien yang
ditunjuk dokter, pasien dengan penyakit tertentu seperti hipertensi, gagal jantung,
pasien yang menerima golongan obat tertentu, pasien geriatrik, pediatrik, pasien
yang keluar dari Rumah Sakit, dan lain-lain (Hussar, 1995).

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 5


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SWAMEDIKASI
2.1.1 PENGERTIAN SWAMEDIKASI
Swamedikasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
kesehatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat dikonsumsi tanpa
pengawasan dari dokter. Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan sendiri
atau swamedikasi biasa disebut dengan obat tanpa resep / obat bebas / obat OTC
(over the counter).Biasanya obat-obat bebas tersebut dapat diperoleh di toko obat,
apotik, supermarket hingga di warung-warung dekat rumah. Sedangkan obat-obat
yang dapat diperoleh dengan resep dokter biasa disebut dengan obat resep.

2.1.2 DASAR HUKUM SWAMEDIKASI (Permenkes


No.919/MENKES/PER/X/1993)
Swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau
penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.Namun bukan berarti
asal mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan
penyakitnya dan apotekerlah yang bisa berperan di sini. Apoteker bisa
memberikan informasi obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh
dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan, umum, dan tidak akut.
Menurut situs, WSMI (World Self-Medication Industry), pengobatan
sendiri atau swamedikasi yang bertanggung jawab (responsible self-medication)
biasa digunakan untuk menegaskan penggunaan obat bebas yang tepat oleh pasien

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 6


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
atau konsumen, dengan bantuan tenaga kesehatan bila diperlukan.Sebaliknya,
untuk peresepan sendiri (self-prescription), mengacu pada penggunaan yang tidak
tepat dari obat resep oleh pasien atau konsumen karena tanpa pengawasan dari
dokter.Sayangnya hingga saat ini peresepan sendiri masih banyak terjadi di
banyak negara, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia.

Menurut WHO, peningkatan kesadaran/alasan untuk perawatan sendiri


ataupun pengobatan sendiri (swamedikasi) diakibatkan oleh beberapa faktor
berikut ini:
1. Faktor Sosial ekonomi
Dengan meningkatnya pemberdayaan masyarakat, berakibat pada semakin
tinggi tingkat pendidikan & semakin mudah akses untuk mendapatkan
informasi.Dikombinasikan dengantingkat ketertarikan individu terhadap
masalah kesehatan, sehingga terjadi peningkatan untuk dapat berpartisipasi
langsung terhadap pengambilan keputusan dalam masalah kesehatan.
2. Gaya hidup
Kesadaran mengenai adanya dampak beberapa gaya hidup yang dapat
berakibat pada kesehatan, membuat semakin banyak orang yang lebih peduli
untuk menjaga kesehatannya daripada harus mengobati bila terjadi
penyakitnya kelak.
3. Kemudahan memperoleh produk obat
Saat ini pasien & konsumen lebih memilih kenyamanan membeli obat yang
bisa diperoleh dimana saja, dibandingkan harus menunggu lama di rumah
sakit atau klinik.
4. Faktor kesehatan lingkungan
Dengan adanya praktek sanitasi yang baik, pemilihan nutrisi yang tepat serta
lingkungan perumahan yang sehat, meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk untuk dapat menjaga & mempertahankan kesehatan serta mencegah
terkena penyakit.
5. Ketersediaan produk baru

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 7


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Saat ini, semakin banyak tersedia produk obat baru yang lebih sesuai untuk
pengobatan sendiri.Selain itu, ada juga beberapa produk obat yang telah
dikenal sejak lama serta mempunyai indeks keamanan yang baik, juga telah
dimasukkan ke dalam kategori obat bebas, membuat pilihan produk obat
untuk pengobatan sendiri semakin banyak tersedia.

2.1.3 HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MELAKUKAN


SWAMEDIKASI
Ketika pasien atau konsumen memilih untuk melakukan pengobatan
sendiri atau swamedikasi, ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan supaya
pengobatan sendiri tersebut dilakukan dengan tepat & bertanggung jawab, seperti
yang medicastore dari situs CHCA (Consumer Healthcare Products Association)
berikut ini:
1. Pada pengobatan sendiri, individu atau pasien memegang tanggung jawab
utama terhadap obat yang digunakan. Oleh karena itu sebaiknya baca label
obat dengan seksama & teliti. Kemudian perhatian khusus perlu diberikan
bagi penggunaan obat untuk kelompok tertentu, seperti pada anak-anak.,
lanjut usia ataupun wanita hamil & menyusui.
2. Jika individu atau pasien memilih untuk melakukan pengobatan sendiri, maka
ia harus dapat :
 Mengenali gejala yang dirasakan
 Menentukan apakah kondisi mereka sesuai untuk pengobatan sendiri
atau tidak
 Memilih produk obat yang sesuai dengan kondisinya
 Mengikuti instruksi yang tertera pada label obat yang dikonsumsi
3. Pasien juga harus mempunyai informasi yang tepat mengenai obat yang
dikonsumsi, dengan cara membaca label obat dengan teliti. Dan berkonsultais
ke dokter bila perlu, hal ini terutama bila dirasakan bahwa pengobatan sendiri

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 8


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
atau swamedikasi yang dilakukan tidak memberikan hasil seperti yang
diharapkan.
4. Setiap orang yang melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi juga
harus menyadari kelebihan ataupun kekurangan dari pengobatan sendiri yang
dilakukan. Dengan mengetahui manfaat & resikonya, maka pasien atau
konsumen tersebut juga dapat melakukan penilaian apakah pengobatan
sendiri atau swamedikasi tersebut perlu dilakukan atau tidak.

2.1.4 KRITERIA OBAT YANG DIGUNAKAN DALAM SWAMEDIKASI


Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang
dapat diserahkan tanpa resep:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

2.1.5 PERAN APOTEKER DALAM SWAMEDIKASI


Dengan semakin banyak masyarakat yang melakukan pengobatan sendiri
atau swamedikasi, maka informasi mengenai obat yang tepat & sesuai dengan
kebutuhan mereka juga semakin diperlukan.Dalam hal itulah maka apoteker
mempunyai peranan penting untuk memberikan informasi yang tepat tentang obat
kepada pasien atau konsumen.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 9


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Berikut adalah peranan apoteker dalam pengobatan sendiri atau
swamedikasi, yang diambil dari situs WHO :
1. Peran apoteker sebagai komunikator
1) Apoteker harus menginisiasi dialog dengan pasien atau dokter pasien
tersebut bila diperlukan untuk memperoleh riwayat pengobatan pasien
sebelumnya.
2) Untuk dapat memberikan saran mengenai obat bebas yang sesuai, maka
apoteker harus bertanya dengan beberapa pertanyaan yang sesuai kepada
pasien & juga mampu memberikan informasi penting yang dibutuhkan
(seperti cara konsumsi obat atau indeks keamanan obat).
3) Apoteker juga harus mempersiapkan diri & dilengkapi dengan peralatan
yang memadai untuk melakukan skrining terhadap kondisi atau penyakit
tertentu tanpa melampaui kewenangan seorang dokter.
4) Apoteker juga harus menyediakan informasi yang objektif tentang obat.
5) Apoteker juga harus dapat menggunakan & mengartikan sumber
informasi lainuntuk dapat memenuhi kebutuhan pasien atau konsumen.
6) Apoteker harus dapat membantu pasien melakukan pengobatan sendiri
atau swamedikasi yang tepat & bertanggung jawab, atau memberikan
saran ke pasien untuk konsultasi lebih lanjut ke dokter bila diperlukan.
7) Apoteker harus dapat menjamin kerahasiaan informasi tentang keadaan
kesehatan pasien.

2. Peran apoteker sebagai penyedia obat


1) Apoteker harus dapat menjamin bahwa obat-obatan yang disediakannya
berasal dari sumber resmi yang dapat dipercaya serta mempunyai kualitas
yang baik.
2) Apoteker juga harus menyediakan penyimpanan yang tepat untuk obat-
obatan yang ada.

3. Peran apoteker sebagai seorang pengajar & pengawas

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 10


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik, maka apoteker juga
disarankan untuk berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan kemampuan diri yang
berkelanjutan, seperti misalnya melanjutkan pendidikannya lagi.
Selain itu, apoteker biasanya juga didampingi oleh staf non-apoteker lain,
yang perlu untuk diawasi & diberikan pelatihan yang sesuai. Oleh karena itu,
apoteker juga sebaiknya membuat :
a. Pedoman penyerahan ke apoteker
b. Pedoman untuk tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam hal
penanganan obat

4. Peran apoteker sebagai rekan setara


Untuk dapat memberikan informasi yang tepat, maka sangat penting bagi
apoteker untuk dapat memiliki kerjasama yang baik dengan berbagai kalangan,
seperti:

 Tenaga kesehatan lainnya


 Perkumpulan seprofesi
 Industri farmasi
 Pemerintahan (baik lokal maupun nasional)
 Pasien & masyarakat umum

5. Sebagai promotor kesehatan


Sebagai seorang anggota tenaga kesehatan, maka apoteker juga harus dapat :

a. Berpartisipasi dalam skrining masalah kesehatan untuk dapat


mengidentifikasi adanya masalah kesehatan.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 11


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
b. Berpartisipasi dalam hal promosi masalah kesehatan, sehingga dapat
meningkatkan kesadaran mengenai masalah kesehatan ataupun
pencegahan penyakit.
c. Menyediakan saran kepada individu untuk membantu mereka membuat
pilihan yang tepat.

2.1.6 KONSELING SWAMEDIKASI


Konseling umumnya berlangsung sangat kondisional dan hasilnya sering
kali juga tidak bisa kita nilai hanya dengan benar salah. Satu hal yang paling
penting dalam konseling kefarmasian adalah mengamankan klien atau pasien dari
ESO atau dari bahaya penggunaan sediaan farmasi lain, juga mengamankan dari
bahaya penyakit yang diderita pasien atau klien. Oleh karena itu sebagian hasil
konseling kefarmasian diapotek adalah rujukan kesarana kesehatan lain seperti
praktek dokter atau rumah sakit.

Konseling dilakukan terutama dalam mempertimbangkan:


1. Ketepatan penentuan indikasi/penyakit
2. Ketepatan pemilihan obat (efektif, aman, ekonomis)
3. Ketepatan dosis dan cara penggunaan obat.

2.2 OTC (Over The Counter)


OTC (Over The Counter) merupakan obat yang dapat dibeli tanpa resep
dokter, biasa disebut juga dengan obat bebas yang terdiri atas obat bebas dan obat
bebas terbatas. Obat-obatan yang termasuk kategori ini dijual bebas di pasaran.
Walaupun berlabel "bebas", bukan berarti obat-obat bebas dapat dikonsumsi
begitu saja tanpa aturan. Walaupun Anda telah berusaha mengikuti dosis sesuai
anjuran, pada dasarnya semua obat sama, bisa menjadi racun pada pemakaian
berlebihan atau berkepanjangan.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 12


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
2.3 JENIS OBAT YANG DIGUNAKAN DALAM SWAMEDIKASI
2.3.1 OBAT BEBAS
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada
kemasan ditandai dengan lingkaran hitam dan mengelilingi bulatan berwarna
hijau. Dalam obat disertai brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat
berkhasiat, indikasi, dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor registrasi, nama
dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya.

Logo Obat bebas

2.3.2 OBAT BEBAS TERBATAS


Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang
digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam
mengelilingi bulatan berwarna biru.Sesuai dengan Surat Keputusan MENKES No.
6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975 pada obat harus ada tanda
peringatan dan harus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama
obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang digunakan,
nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat produsen,
petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian, peringatan serta kontraindikasi.

Logo Obat Bebas Terbatas


Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas,
berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima)

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 13


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
centimeter, lebar 2 (dua) centimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih
sebagai berikut :

Seharusnya obat jenis ini hanya dapat dijual bebas di toko obat
berizin (dipegang seorang asisten apoteker) serta apotek (yang hanya boleh
beroperasi jika ada apoteker), karena diharapkan pasien memperoleh informasi
obat yang memadai saat membeli obat bebas terbatas. Contoh obat golongan ini
adalah: pain relief, obat batuk, obat pilek dan krim antiseptik.

Informasi tentang obat dan penggunaannya perlu diberikan pada pasien saat
konseling atau swamedikasi pada dasarnya lebih ditekankan pada informasi
farmakoterapi yang disesuaikan dengan kebutuhan serta pertanyaan pasien.
Informasi yang perlu disampaikan oleh Apoteker pada masyarakat dalam
penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas antara lain :
1. Khasiat obat : Apoteker perlu menerangkan dengan jelas apa khasiat obat
yang bersangkutan, sesuai atau tidak dengan indikasi atau gangguan
kesehatan yang dialami pasien
2. Kontraindikasi : pasien juga perlu diberitahu dengan jelas kontra indikasi
dari obat yang diberikan, agar tidak menggunakannya jika memiliki kontra
indikasi yang dimaksud

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 14


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
3. Efek samping dan cara mengatasinya (jika ada) : pasien juga perlu diberi
informasi tentang efek samping yang mungkin muncul, serta apa yang harus
dilakukan untuk menghindari atau mengatasinya.
4. Cara pemakaian : Cara pemakaian harus disampaikan secara jelas kepada
pasien untuk menghindari salah pemakaian, apakah ditelan, dihirup,
dioleskan, dimasukkan melalui anus, atau cara lain.
5. Dosis : sesuai dengan kondisi kesehatan pasien, Apoteker dapat menyarankan
dosis sesuai dengan yang disarankan oleh produsen (sebagaimana petunjuk
pemakaian yang tertera di etiket) atau dapat menyarankan dosis lain sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki
6. Waktu pemakaian : Waktu pemakaian juga harus diinformasikan dengan
jelas kepada pemakaian, misalnya sebelum atau sesudah makan atau saat akan
tidur
7. Lama penggunaan : lama penggunaan obat juga harus diinformasikan
kepada pasien agar pasien tidak menggunakan obat secara berkepanjangan
karena penyakitnya belum hilang, padahal sudah memerlukan pertolongan
dokter
8. Hal yang harus diperhatikan sewaktu minum obat tersebut, misalnya
pantangan makanan atau tidak boleh minum obat tertentu dalam waktu
bersamaan.
9. Hal apa yang harus dilakukan jika lupa memakai obat
10. Cara penyimpanan obat yang baik
11. Cara memperlakukan obat yang masih tersisa
12. Cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak

Di samping itu, Apoteker juga perlu memberi informasi kepada pasien


tentang obat generik yang memiliki khasiat sebagaimana yang dibutuhkan, serta
keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan obat generik. Hal ini
penting dalam pemilihan obat yang selayaknya harus selalu memperhatikan aspek
farmakoekonomi dan hak pasien. Disamping konseling dalam farmakoterapi,
Apoteker juga memiliki tanggung jawab lain yang lebih luas dalam swamedikasi.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 15


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh IPF (International
Pharmaceutical Federation) dan WMI (World Self-Medication Industry) tentang
swamedikasi yang bertanggung jawab (Responsible Self-Medication) dinyatakan
sebagai berikut:
1. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk memberikan nasehat
dan informasi yang benar, cukup dan objektif tentang swamedikasi dan
semua produk yang tersedia untuk swamedikasi.
2. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk merekomendasikan
kepada pasien agar segera mencari nasehat medis yang diperlukan, apabila
dipertimbangkan swamedikasi tidak mencukupi.
3. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk memberikan laporan
kepada lembaga pemerintah yang berwenang, dan untuk menginformasikan
kepada produsen obat yang bersangkutan, mengenai efek tak dikehendaki
(adverse reaction) yang terjadi pada pasien yang menggunakan obat tersebut
dalam swamedikasi.
4. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk mendorong anggota
masyarakat agar memperlakukan obat sebagai produk khusus yang harus
dipergunakan dan disimpan secara hati-hati, dan tidak boleh dipergunakan
tanpa indikasi yang jelas.

Selain melayani konsumen secara bertatap muka di apotek, Apoteker juga


dapat melayani konsumen jarak jauh yang ingin mendapatkan informasi atau
berkonsultasi mengenai pengobatan sendiri. Suatu cara yang paling praktis dan
mengikuti kemajuan zaman adalah dengan membuka layanan informasi obat
melalui internet atau melalui telepon. Slogan “Kenali Obat Anda”. “Tanyakan
Kepada Apoteker” kini semakin memasyarakat. Para Apoteker sudah semestinya
memberikan respons yang baik dan memuaskan dengan memberikan pelayanan
kefarmasian yang profesional dan berkualitas.

2.4 CARA PENGGUNAAN OBAT


1. Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 16


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
2. Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.
3. Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,
hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter.
4. Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama.
5. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap,
tanyakan kepada Apoteker.

2.4.1 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat


Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan, pada saat yang tepat
dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran.

1. Petunjuk Pemakaian Obat Oral (pemberian obat melalui mulut)


 Adalah cara yang paling lazim, karena sangat praktis, mudah dan aman.
Yang terbaik adalah minum obat dengan segelas air.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 17


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

 Ikuti petunjuk dari profesi pelayan kesehatan (saat makan atau saat perut
kosong)

 Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya. Tidak
boleh dipecah atau dikunyah

 Sediaan cair, gunakan sendok obat atau alat lain yang telah diberi ukuran
untuk ketepatan dosis. Jangan gunakan sendok rumah tangga.
 Jika penderita sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh dokter
minta pilihan bentuk sediaan lain.

2. Petunjuk Pemakaian obat oral untuk bayi/anak balita

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 18


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan sendok
takar dalam kemasan obatnya.
 Segera berikan minuman yang disukai anak setelah pemberian obat yang
terasa tidak enak/pahit

3. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata


 Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata)
dan selalu ditutup rapat setelah digunakan
 Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan yang tertera pada
kemasan harus diikuti dengan benar.
 Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari
telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka
kantung konjungtiva, obat diteteskan pada kantung konjungtiva dan mata
ditutup selama 1-2 menit, jangan mengedip.
 Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit.
 Cuci tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar
pada tangan.

4. Petunjuk Pemakaian Obat Salep Mata


 Ujung tube salep jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata).
 Cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata
bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva,
tube salep mata ditekan hingga salep masuk dalam kantung konjungtiva

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 19


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
dan mata ditutup selama 1-2 menit. Mata digerakkan ke kiri-kanan, atas-
bawah.
 Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusap dengan tissue bersih
(jangan dicuci dengan air hangat) dan wadah salep ditutup rapat.
 Cuci tangan untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada
tangan.

5. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung


 Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat
dilakukan sambil berdiri dan duduk atau penderita cukup berbaring saja.
 Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama
beberapa menit agar obat dapat tersebar di dalam hidung.

 Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.

 Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan


keringkan dengan tissue bersih.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 20


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

6. Petunjuk Pemakaian Obat Semprot Hidung


 Hidung dibersihkan dan kepala tetap tegak. Kemudian obat disemprotkan
ke dalam lubang hidung sambil menarik napas dengan cepat.

 Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.

 Setelah digunakan, botol alat semprot dicuci dengan air hangat tetapi
jangan sampai air masuk ke dalam botol kemudian dikeringkan dengan
tissue bersih.

7. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Telinga


 Ujung alat penetes jangan menyentuh benda apapun termasuk telinga
 Cuci tangan sebelum menggunakan obat tetes telinga
 Bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud”
 Jika sediaan berupa suspensi, sediaan harus dikocok terlebih dahulu
 Cara penggunaan adalah penderita berbaring miring dengan telinga yang
akan ditetesi obat menghadap ke atas. Untuk membuat lubang telinga
lurus sehingga mudah ditetesi maka bagi penderita dewasa telinga ditarik
ke atas dan ke belakang, sedangkan bagi anak-anak telinga ditarik ke
bawah dan ke belakang. Kemudian obat diteteskan dan biarkan selama 5
menit

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 21


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

 Bersihkan ujung penetes dengan tissue bersih.

8. Petunjuk Pemakaian Obat Supositoria


 Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria
dibasahi dengan air.

 Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria dimasukkan


ke dalam rektum.

 Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong


dengan ujung jari sampai melewati otot sfingter rektal; kira-kira ½ - 1
inchi pada bayi dan 1 inchi pada dewasa.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 22


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka sebelum
digunakan sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit
kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum kemasan dibuka
 Setelah penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci bersih.
9. Petunjuk Pemakaian Obat Krim/Salep rektal
 Bersihkan dan keringkan daerah rektal, kemudian masukkan salep atau
krim secara perlahan ke dalam rektal.
 Cara lain adalah dengan menggunakan aplikator. Caranya adalah
aplikator dihubungkan dengan wadah salep/krim yang sudah dibuka,
kemudian dimasukkan ke dalam rektum dan sediaan ditekan sehingga
salep/krim keluar.
 Buka aplikator dan cuci bersih dengan air hangat dan sabun.

 Setelah penggunaan, tangan penderita dicuci bersih

10. Petunjuk Pemakaian Obat Vagina


 Cuci tangan sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator sesuai
dengan petunjuk penggunaan dari industri penghasil sediaan.
 Jika penderita hamil, maka sebelum menggunakan obat sebaiknya
berkonsultasi terlebih dahulu dengan profesional perawatan kesehatan.
 Penderita berbaring dengan kedua kaki direnggangkan dan dengan
menggunakan aplikator obat dimasukkan ke dalam vagina sejauh
mungkin tanpa dipaksakan dan biarkan selama beberapa waktu.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 23


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

 Setelah penggunaan, aplikator dan tangan penderita dicuci bersih dengan


sabun dan air hangat.

2.5 EFEK SAMPING


Efek samping obat adalah setiap respons obat yang merugikan dan tidak
diharapkan yang terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi.
Yang perlu diketahui tentang efek samping adalah :
 Baca dengan seksama kemasan atau brosur obat, efek samping yang mungkin
timbul.
 Untuk mendapatkan informasi tentang efek samping yang lebih lengkap dan
apa yang harus dilakukan bila mengalaminya, tanyakan pada Apoteker.
 Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi gatal-gatal, ruam,
mengantuk, mual dan lain-lain.
 Penggunaan obat pada kondisi tertentu seperti pada ibu hamil, menyusui, lanjut
usia, gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan efek samping yang fatal,
penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter Apoteker.

2.6 CARA PENYIMPANAN OBAT


1. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
2. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung
atau seperti yang tertera pada kemasan.
3. Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat
menimbulkan kerusakan.
4. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak
beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 24


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
5. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
6. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

2.7 TANGGAL KADALUARSA


Tanggal kadaluarsa menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang
dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat.
Tanggal kadaluarsa biasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun. Obat rusak
merupakan obat yang mengalami perubahan mutu, seperti :

1. Tablet
 Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa
 Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah,
retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab
 Kaleng atau botol rusak
2. Tablet salut
 Pecah-pecah, terjadi perubahan warna
 Basah dan lengket satu dengan lainnya
 Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
3. Kapsul
 Perubahan warna isi kapsul
 Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain
4. Cairan
 Menjadi keruh atau timbul endapan
 Konsistensi berubah
 Warna atau rasa berubah
 Botol plastik rusak atau bocor
5. Salep
 Warna berubah
 Pot atau tube rusak atau bocor
 Bau berubah

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 25


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

2.8 DOSIS
Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan jumlah gram atau volume
dan frekuensi pemberian obat untuk dicatat sesuai dengan umur dan berat badan
pasien.
 Gunakan obat tepat waktu sesuai aturan pemakaian.
Contoh :
- Tiga kali sehari berarti obat diminum setiap 8 jam sekali
- Obat diminum sebelum atau sesudah makan
- Jika menggunakan obat-obat bebas, ikuti petunjuk pada kemasan atau
brosur/leaflet
 Bila terlupa minum obat :
- Minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat, tetapi jika hampir
mendekati dosis berikutnya, maka abaikan dosis yang terlupa dan
kembali ke jadwal selanjutnya sesuai aturan.
- Jangan menggunakan dua dosis sekaligus atau dalam waktu yang
berdekatan.

2.9 HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


1. Kemasan/wadah
Harus tersegel dengan baik, tidak rusak, tidak berlubang, tanggal
kadaluarsa jelas terbaca.
2. Penandaan pada wadah
 Baca zat berkhasiat dan manfaatnya
 Baca aturan pakainya, misalnya sebelum atau sesudah makan
 Untuk pencegahan overdosis, jangan minum obat 2 kali dosis bila
sebelumya lupa minum obat
 Baca kontraindikasinya
Misalnya:
- Tidak boleh diminum oleh ibu hamil/menyusui

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 26


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
- Tidak boleh diminum oleh penderita gagal ginjal
 Baca efek samping yang mungkin timbul
 Baca cara penyimpanannya
3. Bila ragu tanyakan pada Apoteker
4. Bila sakit berlanjut hubungi dokter

BAB III
MACAN-MACAM PENYAKIT DENGAN TERAPI OTC

1. FLU
Flu adalah suatu infeksi saluran pernapasan atas. Orang dengan daya tahan
tubuh yang tinggi biasanya sembuh sendiri tanpa obat. Pada anak-anak, lanjut usia
dan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah lebih cenderung menderita
komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder. Flu ditularkan melalui percikan udara
pada saat batuk, bersin, dan tangan yang tidak dicuci setelah kontak dengan cairan
hidung/mulut.

Gejala-gejala
 Demam, sakit kepala, nyeri otot
 Mata berair
 Batuk, bersin, hidung berair
 Sakit tenggorokan

Penyebab
 Infeksi saluran pernapasan bagian atas oleh virus influenza

Hal Yang Dapat Dilakukan

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 27


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Istirahat yang cukup
 Meningkatkan gizi makanan dengan protein dan kalori yang tinggi
 Minum air yang banyak dan makan buah segar yang banyak mengandung
vitamin
 Minum obat flu untuk mengurangi gejala/keluhan
 Periksa ke dokter bila gejala menetap sampai lebih dari 3 hari

Obat Yang Dapat Digunakan


1) Antihistamin
Antihistamin dapat menghambat kerja histamin yang menyebabkan terjadinya
reaksi alergi. Obat yang tergolong antihistamin antara lain: Klorfeniramin maleat
/klorfenon/ CTM, Difenhidramin HCl.
 Kegunaan obat
Anti alergi
 Hal yang harus diperhatikan
- Hindari dosis melebihi yang dianjurkan
- Hindari penggunaan bersama minuman beralkohol atau obat tidur
- Hati-hati pada penderita glaukoma dan hipertropi prostat atau minta
saran dokter
- Jangan minum obat ini bila akan mengemudikan kendaraan dan
menjalankan mesin
 Efek samping
- Mengantuk, pusing, gangguan sekresi saluran napas
- Mual dan muntah (jarang)
 Aturan pemakaian
Klorfenon / klorfeniramin maleat (CTM)
- Dewasa : 1 tablet (2 mg) setiap 6-8 jam
- Anak : < 12 tahun ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam
Difenhidramin HCl
- Dewasa : 1-2 kapsul (25-50 mg) setiap 8 jam

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 28


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
- Anak : ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam

2) Oksimetazolin (tetes hidung)


 Kegunaan obat
Mengurangi sekret hidung yang menyumbat
 Hal yang harus diperhatikan
- Hindari dosis melebihi yang dianjurkan
- Hati-hati sewaktu meneteskan ke hidung, dosis tepat dan masuknya ke
lubang hidung harus tepat, jangan mengalir keluar atau tertahan.
- Tidak boleh digunakan lebih dari 7-10 hari
- Segera minum setelah menggunakan obat, karena air dapat
mengencerkan obat yang tertelan.
- Ujung botol obat dibilas dengan air panas setiap kali dipakai.
 Efek samping
- Merusak mukosa hidung karena hidung tersumbat makin parah
- Rasa terbakar, kering, bersin, sakit kepala, sukar tidur, berdebar.
 Kontra Indikasi
Obat tidak boleh digunakan pada:
- Anak berumur di bawah 6 tahun, karena efek samping yang timbul
lebih parah.
- Ibu hamil muda
 Aturan pemakaian
- Dewasa dan anak diatas 6 tahun : 2-3 tetes/semprot oksimetazolin
0,05% setiap lubang hidung
- Anak : 2-5 tahun : 2-3 tetes/semprot oksimetazolin 0,025% setiap
lubang hidung.
- Obat digunakan pada pagi dan menjelang tidur malam, tidak boleh
lebih dari 2 kali dalam 24 jam.

3) Dekongestan oral

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 29


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Dekongestan mempunyai efek mengurangi hidung tersumbat. Obat
dekongestan oral antara lain: Fenilpropanolamin, Fenilefrin, Pseudoefedrin dan
Efedrin. Obat tersebut pada umumnya merupakan salah satu komponen dalam
obat flu.
 Kegunaan Obat
Mengurangi hidung tersumbat
 Hal yang harus diperhatikan
Hati-hati pada penderita diabet juvenilkarena dapat meningkatkan kadar
gula darah, penderita tiroid, hipertensi, gangguan jantung dan penderita
yang menggunakan antidepresi. Mintalah saran dokter atau Apoteker.

 Kontra Indikasi
Obat tidak boleh digunakan pada penderita insomnia (sulit tidur), pusing,
tremor, aritmia dan penderita yang menggunakan MAO (mono amin
oksidase) inhibitor.
 Efek samping
- Menaikkan tekanan darah
- Aritmia terutama pada penderita penyakit jantung dan pembuluh darah.
 Aturan pemakaian
- Fenilpropanolamina
Dewasa : maksimal 15 mg per takaran 3-4 kali sehari
Anak-anak 6-12 tahun : maksimal 7,5 mg per takaran 3-4 kali sehari
- Fenilefrin
Dewasa : 10 mg, 3 kali sehari
Anak- anak 6 – 12 tahun : 5 mg, 3 kali sehari
- Pseudoefedrin
Dewasa : 60 mg, 3 – 4 kali sehari
Anak-anak 2-5 tahun : 15 mg, 3 - 4 kali sehari 6-12 tahun : 30 mg, 3 -
4 kali sehari

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 30


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
- Efedrin
Dewasa : 25 – 30 mg, setiap 3 – 4 jam
Anak-anak : sehari 3 mg/kg berat badan, dibagi dalam 4 – 6 dosis yang
sama

4) Antitusif/ekspektoran
5) Antipiretik dan Analgesik

2. BATUK
Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran
pernapasan. Bila terdapat benda asing selain udara yang masuk atau merangsang
saluran pernapasan, otomatis akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan
benda tersebut. Batuk biasanya merupakan gejala infeksi saluran pernapasan atas
(misalnya batuk-pilek, flu) dimana sekresi hidung dan dahak merangsang saluran
pernapasan. Batuk juga merupakan cara untuk menjaga jalan pernapasan tetap
bersih. Ada dua jenis batuk yaitu batuk berdahak dan batuk kering. Batuk
berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari batang
tenggorokan. Batuk kering adalah batuk yang tidak disertai keluarnya dahak.

Gejala-gejala
 Pengeluaran udara dari saluran pernapasan secara kuat, yang mungkin
disertai dengan pengeluaran dahak
 Tenggorokan sakit dan gatal

Penyebab
Batuk dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
a. Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misal
flu, bronkhitis, dan penyakit yang cukup serius meskipun agak jarang yaitu
pneumonia, TBC dan kanker paru-paru.
b. Alergi

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 31


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran
pernapasan . Misal : debu, asap, cairan dan makanan
 Mengalirnya cairan hidung ke arah tenggorokan dan masuk ke saluran
pernapasan. Misal : rinitis alergika, batuk pilek
 Penyempitan saluran pernapasan misal pada asma

Hal Yang Dapat Dilakukan


 Minum banyak cairan (air atau sari buah) akan menolong membersihkan
tenggorokan, jangan minum soda atau kopi.
 Hentikan kebiasaan merokok
 Hindari makanan yang merangsang tenggorokan (makanan dingin atau
berminyak) dan udara malam.
 Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan dapat menolong meringankan
iritasi tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalau
tenggorokan anda kering atau pedih.
 Hirup uap air panas (dari semangkuk air panas) untuk mencairkan sekresi
hidung yang kental supaya mudah dikeluarkan. Dapat juga ditambahkan
sesendok teh balsam/minyak atsiriuntuk membuka sumbatan saluran
pernapasan.
 Minum obat batuk yang sesuai
 Bila batuk lebih dari 3 hari belum sembuh segera ke dokter
 Pada bayi dan balita bila batuk disertai napas cepat atau sesak harus segera
dibawa ke dokter atau pelayanan kesehatan.

Obat Yang Dapat Digunakan


Obat batuk dibagi menjadi 2 yaitu ekspektoran (pengencer dahak) dan antitusif
(penekan batuk)
1) Obat Batuk Berdahak (Ekspektoran)
a. Gliseril Guaiakolat
 Kegunaan obat

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 32


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Mengencerkan lendir saluran napas
 Hal yang harus diperhatikan
Hati-hati atau minta saran dokter untuk penggunaan bagi anak di
bawah 2 tahun dan ibu hamil.
 Aturan pemakaian
Dewasa : 1-2 tablet (100 -200 mg), setiap 6 jam atau 8 jam sekali
Anak : 2-6 tahun : ½ tablet (50 mg) setiap 8 jam 6-12 tahun : ½ - 1
tablet (50-100 mg) setiap 8 jam.

b. Bromheksin
 Kegunaan obat
Mengencerkan lendir saluran napas.
 Hal yang harus diperhatikan
Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita tukak
lambung dan wanita hamil 3 bulan pertama.
 Efek samping
Rasa mual, diare dan perut kembung ringan
 Aturan pemakaian
Dewasa : 1 tablet (8 mg) diminum 3 x sehari (setiap 8 jam)
Anak : Di atas 10 tahun: 1 tablet (8 mg) diminum 3 kali sehari
(setiap 8 jam) , 5-10 tahun : 1/2 tablet (4mg) diminum 2 kali sehari
(setiap 8 jam)

c. Kombinasi Bromheksin dengan Gliseril Guaiakolat


 Kegunaan obat
Mengencerkan lendir saluran napas
 Hal yang harus diperhatikan
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi anak di bawah 2
tahun.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 33


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita tukak
lambung.
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi ibu hamil.
 Efek samping
Rasa mual, diare, kembung ringan.

d. Obat Batuk Hitam (OBH)


Dosis:
Dewasa: 1 sendok makan (15 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam)
Anak: 1 sendok teh (5 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam)

2) Obat Penekan Batuk (Antitusif)


a. Dekstrometorfan HBr (DMP HBr)
 Kegunaan obat
Penekan batuk cukup kuat kecuali untuk batuk akut yang berat
 Hal yang harus diperhatikan
- Hati-hati atau minta saran dokter untuk penderita hepatitis
- Jangan minum obat ini bersamaan obat penekan susunan syaraf
pusat
- Tidak digunakan untuk menghambat keluarnya dahak
 Efek samping
Efek samping jarang terjadi. Efek samping yang dialami ringan
seperti mual dan pusing. Dosis terlalu besar dapat menimbulkan
depresi pernapasan
 Aturan pemakaian
Dewasa : 10-20 mg setiap 8 jam
Anak : 5-10 mg setiap 8 jam
Bayi : 2,5-5 mg setiap 8 jam

b. Difenhidramin HCl

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 34


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Kegunaan obat
Penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin (antialergi)
 Hal yang harus diperhatikan
Karena menyebabkan kantuk, jangan mengoperasikan mesin selama
meminum obat ini. Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk
penderita asma, ibu hamil, ibu menyusui dan bayi/anak.
 Efek Samping
Pengaruh pada kardiovaskular dan SSP seperti sedasi, sakit kepala,
gangguan psikomotor, gangguan darah, gangguan saluran cerna,
reaksi alergi, efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering,
pandangan kabur dan gangguan saluran cerna, palpitasi dan aritmia,
hipotensi, reaksi hipersensitivitas, ruam kulit, reaksi fotosensitivitas,
efek ekstrapiramidal, bingung, depresi, gangguan tidur, tremor,
konvulsi, berkeringat dingin, mialgia, paraestesia, kelainan darah,
disfungsi hepar, dan rambut rontok.
 Aturan Pemakaian
Dewasa: 1-2 kapsul (25-50 mg) setiap 8 jam
Anak: ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam

3. DEMAM DAN NYERI


a. Deman
Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan
gejala dari suatu penyakit. Suhu tubuh normal adalah 37°C. Apabila suhu tubuh
lebih dari 37,2°C pada pagi hari dan lebih dari 37,7°C pada sore hari berarti
demam. Kenaikan suhu 38°C pada anak di bawah lima tahun dapat menimbulkan
kejang dengan gejala antara lain: tangan dan kaki kejang, mata melihat ke atas,

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 35


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
gigi dan mulut tertutup rapat, serta penurunan kesadaran. Keadaan demikian
segera ke dokter.

Gejala-gejala
 Kepala, leher dan tubuh akan terasa panas, sedang tangan dan kaki dingin
 Mungkin merasa kedinginan dan menggigil bila suhu meningkat dengan
cepat

Penyebab
Demam umumnya disebabkan oleh infeksi dan non infeksi.
 Penyebab infeksi antara lain kuman, virus, parasit, atau mikroorganisme
lain.
Contoh : radang tenggorokan, cacar air, campak, dan lain-lain.
 Penyebab non infeksi antara lain dehidrasi pada anak dan lansia, alergi,
stres, trauma, dan lain-lain.

Hal Yang Dapat Dilakukan


 Istirahat yang cukup.
 Minum air yang banyak.
 Usahakan makan seperti biasa, meskipun nafsu makan berkurang .
 Periksa suhu tubuh setiap 4 jam.
 Kompres dengan air hangat
 Hubungi dokter bila suhu sangat tinggi (diatas 38°C), terutama pada anak
anak.

Petunjuk penggunaan termometer


 Kocok termometer sebelum mengukur sampai air raksa turun di bawah
tanda 35°C
 Termometer ditaruh di bawah lidah selama 1 menit atau di bawah lipatan
lengan (ketiak) selama 4 menit pada orang dewasa dan anak-anak. Suhu

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 36


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
normal di bawah lipatan lengan (ketiak) adalah 36,5°C. Untuk
mendapatkan suhu yang setara dengan suhu mulut, tambahkan 0,5°C pada
suhu yang terbaca.
 Cuci termometer sebelum dan sesudah dipakai.

Kapan harus ke dokter


 Bila seorang bayi menderita panas
 Bila demam lebih dari 39°C (pada anak-anak 38.5°C) dan tidak bisa turun
dengan parasetamol atau kompres.
 Bila demam tidak berkurang setelah 2 hari
 Bila demam disertai dengan kaku leher
 Bila disertai gejala-gejala lain yang berkaitan dengan demam seperti :
ruam kulit, sakit tenggorokan berat, batuk dengan dahak berwarna hijau,
sakit telinga, sakit perut, diare, sakit bila buang air kecil atau terlalu sering
buang air kecil, bintik-bintik merah pada kulit, kejang, pingsan
 Bila terjadi demam setelah melahirkan atau keguguran

b. Nyeri
Nyeri merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya gangguan-
gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi dan kejang otot.
Contoh : nyeri karena sakit kepala, nyeri haid, nyeri otot, nyeri karena sakit gigi,
dan lain-lain. Obat nyeri adalah obat yang mengurangi nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran.

Penyebab
Rasa nyeri disebabkan oleh rangsangan pada ujung syaraf karena kerusakan
jaringan tubuh yang disebabkan antara lain :
 Trauma, misalnya karena benda tajam, benda tumpul, bahan kimia, dan
lain-lain.
 Proses infeksi atau peradangan

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 37


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

Hal Yang Dapat Dilakukan


 Tetap aktif fokuskan pada pekerjaan anda
 Kompres hangat pada nyeri otot
 Gunakan obat penghilang nyeri
 Bila nyeri berlanjut hubungi dokter

Obat Yang Dapat Digunakan


Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi keluhan demam yaitu:
1) Parasetamol/Asetaminofen
 Kegunaan obat
Menurunkan demam, mengurangi rasa sakit
 Deskripsi dan Kekuatan Obat
- Parasetamol tablet/Kaplet: 120mg, 500mg, 650mg/ tab/kapl
- Parasetamol sirup tetes: 100mg/ml
- Parasetamol sirup: 120mg/5 ml, 150mg/5ml
 Hal yang harus diperhatikan
- Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat
menimbulkan gangguan fungsi hati dan ginjal.
- Sebaiknya diminum setelah makan
- Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat
menimbulkan overdosis
- Hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena meningkatkan
risiko gangguan fungsi hati.
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal.
 Kontra Indikasi
Obat demam tidak boleh digunakan pada :
- Penderita gangguan fungsi hati
- Penderita yang alergi terhadap obat ini
- Pecandu alkohol

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 38


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Bentuk sediaan
Tablet 100 mg
Tablet 500 mg
Sirup 120 mg/5ml
 Aturan pemakaian
Dewasa : 1 tablet (500 mg) 3 – 4 kali sehari, (setiap 4 – 6 jam)
Anak :
- 0 – 1 tahun : ½ - 1 sendok teh sirup, 3–4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
- 1 – 5 tahun : 1 – 1 ½ sendok teh sirup, 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6
jam)
- 6-12 tahun : ½ - 1 tablet (250-500 mg), 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6
jam)
 Sediaan yang beredar

Alfidon®, alphamol®, anaflu®, betamol®, Bodrex flu dan batuk

berdahak®, Bodrex migran®, Ultraflu®, dll.

2) Asetosal (Aspirin)
 Kegunaan obat
Mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang
 Hal yang harus diperhatikan
- Aturan pemakaian harus tepat, diminum setelah makan atau bersama
makanan untuk mencegah nyeri dan perdarahan lambung.
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan
fungsi ginjal atau hati, ibu hamil, ibu menyusui dan dehidrasi
- Jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat
meningkatkan risiko perdarahan lambung.
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita yang
menggunakan obat hipoglikemik, metotreksat, urikosurik, heparin,

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 39


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
kumarin, antikoagulan, kortikosteroid, fluprofen, penisilin dan
vitamin C.
 Kontra Indikasi
Tidak boleh digunakan pada:
- Penderita alergi termasuk asma
- Tukak lambung (maag) dan sering perdarahan di bawah kulit
- Penderita hemofilia dan trombositopenia
 Efek samping
- Nyeri lambung, mual, muntah
- Pemakaian dalam waktu lama dapat menimbulkan tukak dan
- perdarahan lambung
 Bentuk Sediaan
Tablet 100 mg
Tablet 500 mg
 Aturan pemakaian
Dewasa : 500 mg setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari)
Anak : 2 – 3 tahun : ½ - 1 ½ tablet 100 mg, setiap 4 jam
4 – 5 tahun : 1 ½ - 2 tablet 100 mg, setiap 4 jam
6 – 8 tahun : ½ - ¾ tablet 500 mg, setiap 4 jam
9 – 11 tahun : ¾ - 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam
> 11 tahun : 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam
 Sediaan yang beredar
Aspilet®, Bodrexin®, Inzana®, Molagit®, dll.

3) Ibuprofen
 Kegunaan obat
Menekan rasa nyeri dan radang, misalnya dismenorea primer (nyeri
haid), sakit gigi, sakit kepala, paska operasi, nyeri tulang, nyeri sendi,
pegal linu dan terkilir.
 Hal yang harus diperhatikan

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 40


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
- Gunakan obat dengan dosis tepat
- Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi hati, ginjal, gagal jantung,
asma dan bronkhospasmus atau konsultasikan ke dokter atau Apoteker
Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi,
metotreksat, urikosurik, kumarin, antikoagulan, kortiko-steroid,
penisilin dan vitamin C atau minta petunjuk dokter.
- Jangan minum obat ini bersama dengan alkohol karena meningkatkan
risiko perdarahan saluran cerna.
 Kontra Indikasi
Obat tidak boleh digunakan pada:
- Penderita tukak lambung dan duodenum (ulkus peptikum) aktif
- Penderita alergi terhadap asetosal dan ibuprofen
- Penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk
tonjolan pada hidung)
- Kehamilan tiga bulan terakhir
 Efek Samping
- Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, konstipasi
(sembelit/susah buang air besar), nyeri lambung sampai pendarahan.
- Ruam kulit, bronkhospasmus, trombositopenia
- Penurunan ketajaman penglihatan dan sembuh bila obat dihentikan
- Gangguan fungsi hati
- Reaksi alergi dengan atau tanpa syok anafilaksi
- Anemia kekurangan zat besi
 Bentuk sediaan
Tablet 200 mg
Tablet 400 mg
 Aturan pemakaian
Dewasa : 1 tablet 200 mg, 2 – 4 kali sehari,. Diminum setelah makan
Anak : 1 – 2 tahun : ¼ tablet 200 mg, 3 – 4 kali sehari
3 – 7 tahun : ½ tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 41


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
8 – 12 tahun : 1 tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari
tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya kurang dari 7 kg.
 Sediaan yang beredar

Ibufenz®, Ibuprofen berlico®, Dofen®, Mofen®, Proris®, dll.

Catatan !!!!
 Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi dibandingkan
dengan efek anti demamnya.
 Asetosal dan Parasetamol efek terapi anti demamnya lebih tinggi
dibandingkan efek antinyeri dan anti radangnya.

4. SAKIT MAAG
Sakit maag adalah peningkatan produksi asam lambung sehingga terjadi
iritasi lambung. Maag atau sakit lambung memiliki gejala khas berupa rasa nyeri
atau pedih pada ulu hati meskipun baru saja selesai makan. Namun kalau rasa
pedih hanya terjadi sebelum makan atau di waktu lapar dan hilang setelah makan,
biasanya karena produksi asam lambung berlebihan dan belum menderita sakit
maag. Penyakit maag akut umumnya lebih mudah ditangani daripada maag
kronis. Pada maag akut biasanya belum ada gejala kerusakan yang jelas pada
dinding lambung; mungkin hanya disebabkan oleh berlebihnya produksi asam
lambung sesaat atau akibat makanan yang merangsang terlalu banyak. Sedangkan
pada
maag kronis penderita bisa mengalami pembengkakan atau radang pada dinding
lambung, luka sampai perdarahan.

Gejala-gejala
Nyeri serta rasa panas pada ulu hati dan dada, mual, kadang disertai muntah dan
perut kembung.

Penyebab
Peningkatan produksi asam lambung dapat terjadi karena :

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 42


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Makanan atau minuman yang merangsang lambung yaitu makanan yang
pedas atau asam, kopi, alkohol, bakmi yang mengandung air abu.
 Faktor stres baik stres fisik (setelah pembedahan, penyakit berat, luka
bakar) maupun stres mental
 Obat-obat tertentu yang digunakan dalam jangka waktu lama (misal obat
rematik, anti inflamasi)
 Jadual makan yang tidak teratur
Hal Yang Dapat Dilakukan
 Membiasakan hidup sehat dan makan secara teratur
 Kambuhnya penyakit maag dapat dihindarkan dengan mengatur waktu
makan.
 Sebaiknya penderita makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
 Minum obat sakit maag (antasida)

Obat Yang Dapat Digunakan


Sakit maag pada awalnya diobati secara simtomatik dengan pemberian obat yang
menetralisasi atau menghambat produksi asam lambung berlebihan (jenis
antasida) atau obat penghambat produksi asam yang memperbaiki motilitas usus
(sistem gerakan usus). Apabila setelah dua minggu obat tidak memberikan reaksi
yang berarti, dokter akan memeriksa dengan bantuan peralatan khusus seperti
USG, endoskopi, dll. Senyawa Aluminium hidroksida dan Magnesium hidroksida
 Kegunaan obat
Semua obat antasida mempunyai fungsi untuk mengurangi gejala yang
berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak lambung, gastritis,
tukak usus dua belas jari, dengan gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri
ulu hati dan perasaan penuh pada lambung.
 Bentuk sediaan dan aturan pemakaian
Contoh obat:
- Tablet kombinasi yang mengandung:
o Aluminium hidroksida 250 mg

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 43


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Magnesium hidroksida 250 mg
Dimetilpoliksilosan 50 mg
o Dosis dewasa : 1 – 2 tablet, diminum 2 jam setelah makan atau
sebelum tidur, dan saat gejala timbul.
- Tablet kombinasi yang mengandung:
o Magnesium trisilikat 250 mg
Aluminium hidroksida 250 mg
Simetikon 50 mg
o Dosis : Dewasa : 1 – 2 tablet, 3 – 4 kali sehari (setiap 6 – 8 jam)
- Tablet kunyah yang mengandung:
o Aluminium hidroksida 30 mg
Magnesium hidroksida 300 mg
Simetikon 30 mg
o Dosis : Dewasa : 1 – 2 tablet, 3 – 4 kali sehari (setiap 6 – 8 jam) dan
sebelum tidur.
o Perhatian : Tablet harus dikunyah.
- Larutan yang mengandung:
o Aluminium hidroksida 30 mg
Magnesium hidroksida 300 mg
Simetikon 30 mg
Dosis : Dewasa : 1 – 2 sendok takar (5 ml), 3 – 4 kali sehari (setiap
6 – 8 jam) dan sebelum tidur
- Tablet kunyah yang mengandung:
o Aluminium hidroksida 200 mg
Magnesium hidroksida 200 mg
o Dosis : Dewasa : 1 – 2 tablet, 3 – 4 kali sehari (setiap 6 – 8 jam).
o Perhatian : Tablet harus dikunyah

 Hal-hal yang perlu diperhatikan :


- Antasida dalam bentuk cairan kental (suspensi) kerjanya lebih cepat
dibandingkan bentuk tablet

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 44


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
- Antasida dalam bentuk tablet harus dikunyah terlebih dahulu sebelum
ditelan
- Jangan digunakan bersama dengan obat lain
- Beri jarak minimal 1 jam untuk minum obat yang lain
- Antasida diminum 1 jam sebelum makan
- Selama menggunakan antasida sebaiknya banyak minum air putih,
tujuannya meminimalkan gangguan pada fungsi saluran pencernaan
- Efek antasida merupakan jumlah efek dari masing-masing obat
- Spesifikasi obat
- Efek yang tidak diinginkan dari obat
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan ginjal,
tukak lambung, ibu hamil, menyusui dan anak-anak serta lanjut usia
- Tidak dianjurkan bagi penderita yang diet garam natrium
- Tidak dianjurkan bagi penderita alergi terhadap aluminium, kalsium,
magnesium, simetikon, natrium bikarbonat dan bismut
- Tidak dianjurkan pemakaian lebih dari 2 minggu kecuali atas saran
dokter.
- Hanya digunakan apabila telah diketahui bahwa gejala mual, nyeri
lambung, rasa panas di ulu hati dan dada benar-benar sakit maag bukan
penyakit lain.
- Penggunaan terbaik adalah saat gejala timbul sewaktu lambung kosong
dan menjelang tidur malam.
- Antasida mengganggu absorbsi obat-obat tertentu (misal antibiotik),
bila diminum bersama harus diberi waktu 1-2 jam.
- Bila setelah 2 - 3 hari gejala tetap ada, hendaknya segera menghubungi
dokter.
- Jangan digunakan lebih dari 4 gram sehari, karena dapat meningkatkan
produksi asam lambung/efek yang tidak diinginkan
- Bila dosis berlebihan dapat menimbulkan sembelit, wasir, perdarahan
anus, feses padat, mual, muntah, kekurangan fosfat dan osteomalasia.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 45


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
5. KECACINGAN
Kecacingan adalah penyakit dimana seseorang mempunyai cacing dalam
ususnya dan menimbulkan gejala atau tanpa gejala. Kecacingan merupakan
masalah kesehatan yang perlu penanganan serius terutama untuk daerah tropis
karena cukup banyak penduduk menderita kecacingan. Kecacingan menyebabkan
turunnya daya tahan tubuh, terhambatnya tumbuh kembang anak, kurang gizi dan
zat besi yang mengakibatkan anemia.

Gejala-gejala
 Mengeluarkan cacing pada saat buang air besar atau muntah
 Badan kurus dan perut buncit
 Kehilangan nafsu makan, lemas, lelah, pusing, nyeri kepala, gelisah dan
sukar tidur
 Gatal-gatal disekitar dubur terutama malam hari (cacing kremi)
 Pada jenis cacing yang menghisap darah (cacing pita, cacing tambang,
cacing cambuk) dapat terjadi anemia

Gejala spesifik untuk tiap jenis cacing adalah


 Gejala penderita cacing kremi (Oxyuris/Entrobius vermicularis) adalah
rasa gatal sekitar anus terutama malam hari, gelisah dan sukar tidur.
 Gejala penderita cacing gelang (Askariasis) adalah gangguan lambung,
kejang perut diselingi diare, kehilangan berat badan dan demam
 Gejala penderita cacing tambang (Nekatoriasis/Ankilostomiasis) adalah
gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare dan nyeri ulu hati), pusing
nyeri kepala, lemah dan lelah, anemia, gatal di daerah masuknya cacing.

Penyebab
Cacing penyebab penyakit pada manusia terdiri dari :
 Cacing gelang (Askariasis lumbriocoides)
 Cacing cambuk (Tricularis sp)

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 46


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Cacing kremi (Entrobius vermicularia)
 Cacing tambang (Nekatoria dan ankilostomia)
 Cacing pita (Taenia sp)
 Trematoda

Cacing masuk tubuh manusia dengan berbagai cara. Telur cacing gelang
tertelan sewaktu makan makanan yang terkontaminasi oleh kotoran. Sedang larva
cacing tambang hidup ditanah dan masuk lewat kulit yang menyebabkan infeksi.
Cacing pita dan trematoda sebagian besar siklus hidupnya berada pada binatang
dan masuk tubuh manusia karena makan daging/ikan mentah atau setengah
matang.
Di Indonesia masalah cacing masih merupakan masalah kesehatan umum,
yang paling sering ditemukan adalah cacing gelang dan cacing kremi. Cacing
kremi bertelur di sekitar dubur. Telur-telur ini terbawa oleh jari-jari bila penderita
menggaruk, kemudian bila tidak dicuci kedua tangan tersebut maka bisa
menularkan ke orang lain.
Penyebab kecacingan juga biasanya karena makanan, minuman dan
lingkungan yang tidak bersih. Pada umumnya yang terjangkit kecacingan adalah
anak-anak. Penularan umumnya terjadi melalui makanan dan melalui kulit.

Hal Yang Dapat Dilakukan


 Menjaga kebersihan diri dengan memotong kuku, menggunakan sabun
pada waktu mencuci tangan sebelum makan, setelah buang air besar dan
pada waktu mandi.
 Menghindari makanan yang telah dihinggapi lalat dan cuci bersih bahan
makanan untuk menghindari telur cacing yang mungkin ada serta biasakan
memasak makanan dan minuman.
 Menggunakan karbol di tempat mandi
 Menggunakan alas kaki untuk menghindari sentuhan langsung dengan
tanah saat bekerja dihalaman, perkebunan pertanian, pertambangan, dll

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 47


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

Terapi Farmakologi
1) Pirantel Pamoat
 Kegunaan Obat
Pengobatan askariasis, oksiuriasis, ankilostomiasis dan nekatoriasis.
 Hal yang harus diperhatikan
Aturan pakai harus dibaca dan dipatuhi
 Kontra Indikasi
- Penderita gangguan fungsi hati
- Anak di bawah umur 2 tahun
- Ibu hamil
 Efek Samping
- Nafsu makan hilang (anoreksia), mual, muntah, diare, kram
lambung, meningkatkan SGOT, sakit kepala, pusing, mengantuk,
ruam kulit
 Bentuk sediaan
Tablet 125 mg
Tablet 250 mg
 Aturan pemakaian
Tablet 125 mg : 1 – 5 tahun : 1 tablet
5 – 9 tahun : 2 tablet
10 – 15 tahun : 3 tablet
diatas 15 tahun dan dewasa : 4 tablet
Tablet 250 mg :1 – 5 tahun : ½ tablet
5 – 9 tahun : 1 tablet
10 – 15 tahun : 1½ tablet
diatas 15 tahun dan dewasa : 2 tablet
 Sediaan yang Beredar:
Konvermex Combantrin

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 48


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

2) Mebendazol
 Kegunaan Obat
Pengobatan askariasis, trikuriasis, enterobiasis, ankilostomiasis,
nekatoriasis dan infeksi campuran.
 Hal yang harus diperhatikan
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita diabet dan
ibu menyusui.
- Penggunaan jangka panjang dengan dosis besar dapat menimbulkan
penurunan sel darah putih (neutropenia) kembali normal bila obat
dihentikan.
 Kontra Indikasi
Anak balita dan ibu hamil akan mengakibatkan pembentukan sel yang
tidak normal (teratogenik)
 Efek Samping
Nyeri pada lambung, diare
 Bentuk Sediaan
Tablet 100 mg atau 500 mg
 Aturan pemakaian
- Untuk cacing kremi, 1 tablet sehari
- Untuk cacing cambuk, 1 tablet setiap pagi dan 1 tablet setiap malam
selama 3 hari berturut-turut.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 49


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
- Untuk cacing gelang, 1 tablet setiap pagi dan 1 tablet setiap malam
selama 3 hari berturut-turut.
 Sediaan yang Beredar
Vermox

3) Piperazin
 Kegunaan Obat
Pengobatan askariasis, oksiuriasis atau enterobiasis
 Hal yang harus diperhatikan
Aturan pakai harus dibaca dan dipatuhi
 Kontraindikasi
- Penderita epilepsi
- Alergi terhadap piperasin
- Gangguan fungsi hati atau ginjal
 Efek Samping
Mual, muntah, gangguan pada fokus mata, dermatitis, diare dan reaksi
alergi.
 Bentuk Sediaan
- Sirup piperazin sitrat 1 g/5 ml (kemasan sirup 15 ml)
- Sirup piperazin heksahidrat 1 g/5 ml (kemasan sirup 15 ml)
 Aturan pemakaian untuk :
- Askariasis (cacing gelang) :
Dosis tunggal : bayi : 2,5 ml
1 – 2 tahun : 5 ml

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 50


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
3 – 5 tahun : 10 ml
diatas 6 tahun dan dewasa : 15 ml
Diminum selama 2 hari berturut-turut.
- Oksiurasis
Diminum setelah makan, selama 4 hari berturut-turut.
Bayi : 1 kali sehari, 2,5 ml
1 – 2 tahun : 2 kali sehari, 2 – 5 ml
3 – 5 tahun : 2 kali sehari, 5 ml
Diatas 6 tahun dan dewasa : 3 kali sehari, 5 ml

6. DIARE
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cair lebih dari tiga kali dalam
sehari,biasanya disertai sakit dan kejang perut.

Jenis-jenis diare antara lain :


 Diare akut, disebabkan oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat
tertentuatau penyakit lain. Gejala diare akut adalah tinja cair, terjadi
mendadak,badan lemas kadang demam dan muntah, berlangsung beberapa
jamsampai beberapa hari.
 Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka
waktulama, berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
 Disentri adalah diare disertai dengan darah dan lender

Diare yang hanya sekali-sekali tidak berbahaya dan biasanya sembuh


sendiri.Tetapi diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa
membahayakanjiwa.Dehidrasi adalah suatu keadaan dimana tubuh kekurangan
cairan tubuhyang dapat berakibat kematian, terutama pada anak/bayi jika tidak
segera diatasi.Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal
ini dapatmenyebabkan kematian, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 51


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
umur limatahun. Pada kasus yang jarang, diare yang terus-menerus mungkin
merupakangejala penyakit berat seperti tipus, cholera atau kanker usus.

Gejala-gejala
 Frekuensi buang air besar melebihi normal
 Kotoran encer / cair
 Sakit / kejang perut, pada beberapa kasus
 Demam dan muntah, pada beberapa kasus

Gejala pada anak :


 Dehidrasi ringan/sedang; gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering,
sangathaus, kulit kering
 Dehidrasi berat, lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat
kering,malas/tidak bisa minum, kulit sangat kering

Penyebab
 Ansietas/cemas (misal: saat ujian, bepergian)
 Keracunan makanan (makanan yang terkontaminasi bakteri atau
racunkimiawi).
 Infeksi virus dari usus (misal flu usus)
 Alergi terhadap makanan tertentu, tidak tahan susu (pada orang-orang
yangtidak mempunyai enzim laktase yang berfungsi untuk mencernakan
susu)
 Peradangan usus, misalnya : kholera, disentri,bakteri lain, virus dsb
 Kekurangan gizi misalnya : kelaparan, kekurangan zat putih telur.

Hal Yang Dapat Dilakukan


 Minum banyak cairan (air, sari buah, sup bening). Hindari alkohol,
kopi/teh,susu. Teruskan pemberian air susu ibu pada bayi, tetapi pada
pemberiansusu pengganti ASI encerkan sampai dua kali.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 52


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Hindari makanan padat atau makanlah makanan yang tidak berasa
(bubur,roti, pisang) selama 1 – 2 hari.
 Minum cairan rehidrasi oral-oralit/larutan gula garam
 Cucilah tangan dengan baik setiap habis buang air besar dan
sebelummenyiapkan makanan. ( Diare karena infeksi bakteri/virus bisa
menular ).
 Tutuplah makanan untuk mencegah kontaminasi dari lalat, kecoa dan
tikus.
 Simpanlah secara terpisah makanan mentah dan yang matang,
simpanlahsisa makanan di dalam kulkas.
 Gunakan air bersih untuk memasak
 Air minum harus direbus terlebih dahulu
 Buang air besar pada jamban
 Jaga kebersihan lingkungan
Bila diare berlanjut lebih dari dua hari, bila terjadi dehidrasi,
kotoranberdarah, atau terus-menerus kejang perut periksakan ke dokter (diarepada
anak-anak/bayi sebaiknya segera dibawa ke dokter).

Obat diare
1) Oralit
 Komposisi:
Tiap bungkus Oralit (5,6 g) yang dilarutkan dalam 200 ml atau 1(satu)
gelas air matang hangat mengandung:
Glukosa anhidrat 2,7 g
Natrium klorida 0,52 g
Trisodium sitrat dihidrat 0,58 g

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 53


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Kalium klorida 0,30 g
Bahan pembantu secukupnya
 Cara Kerja:
Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang
terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah
dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga
lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa dan garam yang terkandung
dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare. Oralit
tidak menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yangkeluar
bersama tinja
 Indikasi
Mencegah dan mengobati kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi)
akibat diare/muntaber
 Kontraindikasi
Obstruksi atau perforasi usus
 Dosis:
.Umur 3 jam pertama Selanjutnya
< 1 tahun 1,5 gelas 0,5 gelas
1-5 tahun 3 gelas 1 gelas
5-12 tahun 6 gelas 1,5 gelas
>12 tahun 12 gelas 2 gelas

Catatan : 1 gelas air matang (200 mL) = 1 sachet Oralit.

 Kemasan
Oralit 200 dengan rasa jeruk, 1 bungkus @ 4.157 gram
 Peringatan dan Perhatian
Pengemudi kendaraan bermotor dan operator mesin berat jangan minum
obat ini sewaktu menjalan kan tugas.
 Efek Samping

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 54


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Hipernatremia
 Cara penggunaan:
- Gunakan air matang (tidak sedang mendidih), aduk sampai larut benar.
Jangan gunakan larutan Oralit setelah lebih dari 24 jam (buat larutan
baru).
- Jika muntah, hentikan sementara, setelah 3 – 5 menit, berikan lagi
Oralit dengan sendok sedikit demi sedikit tapi sering sampai habis.

2) Imodium
 Komposisi
loperamide HCL
 Indikasi
Pengobatan simptomatik diare akut, terapi
tambahan untuk rehidrasi dalam diare akut
pada dewasa dan anak anak diatas 4 tahun;
diare kronis khusus dewasa.
 Dosis:
Dewasa:
- Diare akut = dosis awal 4 mg per oral, dilanjutkan dengan 2 mg setiap
diare berikutnya sampai dengan 5 hari; dosis lazim 6-8 mg per hari.
Maksimum 16 mg per hari. Bila diare akut tidak sembuh/tidak ada
perbaikan dalam waktu 2 hari. Sebaiknya pemakaian obat dihentikan.
- Diare kronis: dosis awal 4 mg per oral, dilanjutkan dengan 2 mg setiap
diare hingga diare terkendali, maksimum 16 mg per hari.

 Kontra indikasi
Hipersensitivitas terhadap loperamid, nyeri abdominal tanpa adanya diare.
Harus dihindari, terutama pada kondisi uleus atau konstipasi. Loperamid
tidak boleh digunakan sebagai terapi utama pada kondisi (i) bacterial

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 55


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
enterocolitis yang antara lin disebabkan oleh organisme salmonella,
shigella dan camphylobacter. (ii) disentri akut (iii) ulcerative colitis akut,
(iv) pseudomembranous colitis yang berhubungan dengan penggunaan
antibiotik spektrum luas
 Efek samping
Nyeri abnormal, mual, muntah, konstipasi, mulut kering, pusing sakit
kepala, reaksi kulit seperti kemerahan dan gatal, rasa lelah (fatigue).
 Farmakologi
Absorpsi; sekitar 40% loperamid diabsorpsi dari saluran cern. Konsentrasi
plasma puncak dicapai sekitar 2,5 atau 4-5 jam setelah pemberian per oral.
Metabolisme; mengalami metabolismelintas pertama dihati. Ekskresi;
melalui feses lewat empedu sebagai konjugat inaktif.
 Interaksi dengan obat lain
Loperamid meningkatkan absorpsi gastro intestinal desmopressin inter.
 Informasi pasien
Penggantian cairan dan elektrolit sebaiknya diberikan sesuai kebutuhan,
terutama pada kasus diare berat. Pasien diminta untuk memeriksakan diri
kedokter jika selama 2 hari pemakaian loperamid masih mengalami diare
atau gejala bertambah buruk, timbul demam, pembengkakan perut.
 Mekanisme Aksi
Merupakan turunan sintesis petidin yang dapat menghambat motilitas usus
dan juga mengurangi sekresi gastrointestinal. Loperamid diyakini bekerja
dengan mengganggu mekanisme kolinergik dan non kolinergik yang
terlibat dalam refleks peristaltik, menurunkan aktifitas otot sirkular dan
longitudinal pada dinding usus.
 Kompetitor
Alphamid, amerol, antidia, colidium, diadium, diasec, imomed, imore,
imosa.
7. BIANG KERINGAT

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 56


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Biang keringat adalah masalah kulit yang biasa terjadi pada cuaca yang panas
dan lembab, tetapi tidak berbahaya.
Beberapa orang cenderung lebih rentan terhadap masalah ini dibandingkan orang
lain. tiga jenis biang keringat yaitu:
a. Miliaria Kristalin
Biang keringat ini yang paling banyak terjadi pada bayi. Gejalanya bintil-
bintil yang amat kecil (1-2 mm), muncul di daerah yang tertutup setelah bayi
banyak berkeringat. Tidak ada keluhan apapun dan akan sembuh dengan
sendirinya ditandai dengan munculnya sisik-sisik halus. Untuk mencegahnya, ibu
bisa memakaikan bayi pakaian yang tipis dan dapat menyerap keringat.
Prinsipnya adalah mencegah keringat atau mengusahakan keringat menguap
dengan baik.
b. Miliaria Rubra
Jenis biang keringat yang lebih berat, terdapat pada area badan yang
bergesekan dengan pakaian. Bintil-bintilnya lebih besar, gatal dan pedih. Konon,
banyak terjadi pada Anda yang terbiasa di udara tropis. Penyebabnya belum
pasti, kemungkinan selain karena banyak keringat juga adanya sumbatan pada
kelenjar keringat. Ada ahli yang mengatakan kadar garam yang tinggi di kulit
disertai adanya kuman. Untuk menghindarinya, gunakan pakaian yang tipis dan
menyerap keringat. Terapi obat mungkin diperlukan yaitu bedak salisil 2% yang
mengandung mentol.
c. Miliaria Profunda
Biasanya mengikuti biang keringat jenis miliaria rubra. Tandanya, bintil
berwarna putih yang keras, banyak terdapat di badan, tangan dan kaki. Bintil-
bintil kebanyakn tidak berisi air, teraba seperti kulit yang mengeras, tidak gatal
dan berwarna seperti kulit saja. Bila ini terjadi, Anda bisa memberikan losion
calamin dengan atau tanpa mentol, bisa juga losion yang berisi resorsin 3%

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 57


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Gejala-gejala
 Bintil-bintil halus kemerahan, terutama pada daerah-daerah lipatan tubuh
seperti leher, lipat tangan, lipat siku, di bawah payudara (pada wanita),
lipatan paha, lipatan kulit kaki (bayi), dan lipatan lutut
 Kemerahan
 Lembab
 Gatal

Penyebab
Iritasi kulit disebabkan kontak yang langsung lama antara kulit dan
kotoran/mineral dalam keringat

Hal Yang Dapat Dilakukan


Oleskan cairan kalamin atau krim anti gatal lainnya. Jangan digaruk untuk
mencegah luka dan infeksi pada kulit

Pencegahan
 Kenakan pakaian yang tipis
 Hindari pakaian dari bahan nilon dan bahan lain yang tidak bisa menyerap
keringat dan menahan panas
 Usahakan selalu dalam ruang dingin dengan kipas angin/alat pendingin
udara
 Mandi paling tidak sekali setiap hari, atau setiap kali setelah selesai
bekerja/latihan yang menyebabkan keluar keringat
 Setiap lipatan kulit sebaiknya dikeringkan dengan baik dan diberi bedak
talk dan ratakan

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 58


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

Pengobatan biang keringat


Contoh obat:
1) Bedak Salicyl (Salicyl Talk)®
 Komposisi
Asam Salisilat 2 %, Talk 98%
 Bentuk sediaan
Powder (bedak tabur)
 Cara Kerja Obat
Asam Salisilat merupakan bakteriostatik, fungisida, keratolitik, terutama
untuk pemakaian luar
 Indikasi
Bedak tabur untuk gatal-gatal pada kulit karena biang keringat atau
gangguan kulit lain yang bukan infeksi.
 Cara Pemakaian
Bedak ini ditaburkan dan digosokkan rata pada bagian kulit yang gatal.
 Peringatan dan Perhatian:
- Jangan digunakan pada anak-anak di bawah usia 2 tahun
- Jangan digunakan secara luas pada tubuh
- Jangan digunakan untuk waktu yang lama
 Efek Samping
Kulit kering, iritasi kulit

2) Caladine Lotion 95 ml®


 Komposisi
Difenhidramin / Diphenhydramine HCl 2% , Calamine 5%, Zinc Oxide
10% , Glycerin 5%, Champora qs
 Indikasi

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 59


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Mengurangi gatal karena biang keringat, biduran/kaligata,gigitan
serangga, udara panas, terbakar ringan akibat sinar matahari. Juga sebagai
antiseptik kulit, astringensia dan anti alergi
 Kemasan/bentuk sediaan
Lotion 95 mL.
 Dosis
Bersihkan bagian kulit yang gatal, lalu oleskan 2-4 x sehari. Sebaiknya
digunakan sehabis mandi dan sore.
 Cara Penyimpanan
Disimpan ditemput sejuk pada suhu kamar
 Merk dagang obat yang lain :
Bedak Minos®, Caladryl®, Calamec®, Rodeca serbuk T losion®,
NELLCO bedak salicyl®, Neo ultracyn®, Konicare®, Exzal®, Herocyn®,
Betiga®, Calarex®, Venocyn®, Venocyn baby powder®, Verina®

Konseling yang harus diberikan pada pasien:


 Cara penggunaan obat, untuk obat biang keringat biasanya berupa powder
(bedak) atau lotion. Jadi cara penggunaannya gosokan pada bagian yang
terkena biang keringat
 Cara penyimpanan obat : pada tempat yang jauh sejuk, tidak terkena sinar
matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak

8. JERAWAT
Jerawat adalah istilah awam untuk Acne vulgaris, yang biasa terjadi pada usia
remaja ketika terjadi perubahan hormon sehingga menghasilkan lebih banyak
minyak . Keadaan ini cenderung diturunkan dalam keluarga dan sama sekali tidak
berbahaya. Tetapi beberapa orang yang mengalami kasus yang berat mungkin
merasa sangat tertekan dan kehilangan kepercayaan diri. Sampai saat ini belum
ada cara penyembuhan yang tuntas, meskipun ada beberapa cara yang sangat

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 60


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
menolong. Kondisi berjerawat akan mengalami perbaikan dengan bertambahnya
usia.

Gejala-gejala
 Bintik merah menonjol dan sakit, dapat berisi nanah, biasa di bagian
wajah. Bisa juga timbul di bagian kulit kepala, leher, punggung dan dada
bagian atas
 Bintik putih/hitam yang menonjol dan tidak sakit
Penyebab
Belum diketahui dengan jelas. Diduga karena sumbatan kelenjar minyak oleh
keratin pada kulit, bila terkena infeksi, jerawat bisa berubah menjadi bisul dan
bernanah.

Hal Yang Dapat Dilakukan


Selalu menjaga kulit tetap bersih dengan menggunakan sabun/pembersih yang
ringan. Jangan memencet atau menusuk jerawat supaya tidak terjadi jaringan
parut.

Obat Yang Dapat Digunakan


Diberikan obat-obatan yang mengandung :
Sulfur, resorsinol, asam salisilat, benzoil peroksida, triklosan
 Kegunaan obat
Membantu mengatasi gangguan jerawat.
 Cara pemakaian
Cuci wajah hingga bersih. Oleskan obat dengan ujung jari pada bagian
yang berjerawat selama 3 hari pertama. Bila tidak terjadi gangguan,
gunakan dua kali sehari pada bagian yang berjerawat. Bila timbul
kekeringan atau kulit terkelupas dosis dikurangi menjadi satu kali sehari
atau dua hari sekali.
 Perhatian

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 61


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Hanya untuk pemakaian luar. Hindari kontak dengan mata, pelupuk mata
dan mulut
 Bentuk sediaan
Bedak, Krim, Gel,
 Interaksi
Interaksi dilaporkan terjadi dengan baik agen topical ataupun sistemik lain
yang juga mengandung salisilat.
 Efek samping
Iritasi lokal.

 Dosis
Asam salisilat Dosis: 1 - 3%
Sulfur Dosis: 4-8 %
Resorsinol Dosis: 1-5 %

9. KADAS/KURAP DAN PANU


a. Kadas atau Kurap
Kadas dan kurap adalah penyakit kulit yang sejenis, namun lebih dikenal
dengan istilah 'kurap' saja. Kurap adalah salah satu jenis penyakit kulit yang
disebabkan oleh infeksi jamur dermatofit di mana jamur tersebut hidup dari
jaringan mati di beberapa bagian tubuh dan berkembang di daerah yang hangat
dan lembab pada kulit.Kurap biasanya ditandai dengan bentuk luka melingkar
pada kulit atau lebih menyerupai bentuk cincin. Karena bentuknya yang
menyerupai cincin maka Kurap disebut juga dengan istilah ringworm. Namun,
tidak ada cacing pada penyakit ini. Tanda-tanda Kurap yaitu berwarna merah,
bersisik, gatal, terkadang melepuh, mengeluarkan cairan, dan lama-kelamaan luka
tersebut dapat meluas.

Gejala-gejala :

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 62


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Kebanyakan penyakit ini berbentuk bulat pada kulit, pinggirnya meninggi
dan di tengahnya tidak meninumbulkan peradangan yang berarti.
 Sangat gatal terutama saat abis mandi atau keadaan tubuh sedang
berkeringat.
 Gejala yang di timbulkan pada kepala, kepala akan mengalami kebotakan,
jarangpenyakit ini memberi efek begitu keliatan pada kepala.
 Peradangan pada kulit biasanya akibat kita menggaruk berlebihan maka
kulit yang kitagaruk akan mengalami kerusakan.
 Pada kepala : Lesi berupa bercak-bercak kebotakan kadang-kadang
beradang jelas, kadang-kadang tidak beradang
 Pada kuku : Penebalan kuku/jaringan dibawah kuku, lama-lama kuku akan
rusak dan lepas

Penyebab :
Penyakit kulit yang disebabkan karena infeksi jamur biasa sering kita
menyebutnya dengan Kadas. Kadas adalah suatu infeksi jamur pada kulit yang
disebabkan oleh beberapa jenis jamur yaitu jamur dermatifita yang terbagi 3
genus, yaitu Trichophyton (T), Microsporum (M), dan Epidermophyton (E) dan
yang paling sering menjadi penyebab kadas adalah (M) dan (E), karena jenis
jamur tersebut tumbuh di daerah lembab dan hangat seperti diantara jari-jari kaki,
langkah – angkah pengobatan kadas yang tepat akan dapat mengatasi
penyakitkadas ini.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 63


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

Penyakit kadas yang tidak segera diobati akan menyebabkan kulit bersisik,
terasa gatal, kasar dan nyeri, bisa juga menyebabkan lepuhan yang berisi cairan,
apabila tidak segera di lakukan pengobatan kadas dengan cepat bisa terjadi infeksi
bahkan pada usia lanjut bisa mengganggu aliran darah.

Jenis kurap
Ada beberapa jenis kurap, antara lain :
1. Kurap di Kulit kepala (Tinea Capitis)
Kurap Jenis ini dapat mempengaruhi siapa saja, baik anak-anak maupun
orang dewasa. Kulit kepala yang terkena kurap biasanya tidak ditumbuhi bulu
dan berbentuk bulat, seperti ada tambalan pada kepala.
2. Kurap di Kaki (Tinea Pedis)
Kurap pada kaki biasanya terletak antara jari kaki keempat dan kelima terasa
gatal dan seperti terbakar dengan bentuk yang memerah.
3. Kurap di Selangkangan (Tinea Cruris)
Jenis kurap ini yang paling banyak dialami oleh pria, karena pria lebih banyak
mengeluarkan keringat dan kulit selangkangan sering mengalami gesekan
saat menggunakan pakaian ketat. Akibatnya, kulit selangkangan menjadi
berwarna cokelat kemerahan dan dapat meluas ke lipatan pangkal paha ke
bawah atau bahkan ke kedua paha.
4. Kurap di Janggut (Tinea Barbae)

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 64


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Jenis kurap ini muncul pada bagian janggut yang biasanya ditumbuhi oleh
rambut yang disebut jenggot. Apabila terkena kurap janggut, rambut-rambut
yang tumbuh akan rontok dan kulit mengalami pembengkakan dan
pengerasan.
5. Kurap di Wajah (Tinea Faciei)
Kurap yang timbul pada wajah hanya membentuk luka merah, bersisik, dan
garis luar dari luka tidak beraturan. Kurap ini tidak berbentuk cincin.
6. Kurap di Tangan (Tinea Manus)
Kurap di tangan disebabkan oleh Jamur yang menginfeksi bagian telapak
tangan dan ruang-ruang antara jari-jari Anda. Akibatnya, kulit mengalami
penebalan (hiperkeratosis). Ini merupakan pendamping umum dari kurap kaki
(tinea pedis). Bila Anda mengalami kurap pada tangan dan kaki, hal ini
disebut dengan istilah tinea manuum.
7. Kurap di Kuku (Tinea Unguium)
Penggunaan kuku palsu dapat menyebabkan terjadinya kurap di kuku. Sebab,
kuku palsu dapat menjadi perantara jamur untuk menimbulkan kurap pada
kuku. Ini disebabkan karena air dapat terkumpul di bawah kuku palsu tersebut
sehingga menciptakan area yang lembab dan memungkinkan jamur untuk
tumbuh. Hal ini akan menyebabkan kuku Anda mengalami penebalan, buram,
menguning, dan rapuh.

b. Penyakit Panu
Penyakit panu adalah penyakit yang menyerang bagian kulit. Penyakit ini
bisa diderita oleh siapa saja, baik itu laki-laki maupun perempuan, baik itu anak-
anak, mudah maupun orang tua. Timbulnya penyakit ini disebabkan oleh jamur
Pityrosporum ovale. Panu adalah penyakit yang tidak begitu berbahaya namun
jika dibiarkan akan sangat mengganggu. Bagi anda yang suka memperhatikan
penampilan, penyakit ini mungkin akan menjadi musuh utama yang harus segera
dihilangkan. Panu akan merusak penampilan karena kulit akan timbul bercak-
bercak berwarna putih, kadang juga berwarna coklat maupun merah. Rasanya

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 65


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
sangat gatal apalagi jika sedang berkeringat. Penyakit panu bisa menular dari satu
orang ke orang yang lain.

Penyakit panu sering muncul tanpa disadari oleh kita apalagi terletak disekitar
punggung. Gejala yang sering timbul yaitu rasa gatal ketika berkeringat dan warna
sebagian kulit berubah menjadi putih, coklat bahkan merah tergantung dari
pikmen si penderita. Pada bagian kulit yang terserang panu biasanya terdapat sisik
halus yang menutupinya. Bagian-bagian yang sering diserang panu yaitu: Kulit
kepala, Lipatan lengan, Leher, Wajah, Tangan, dan Punggung

Gejala-gejala
 Bercak putih pada kulit dengan batas tegas, bersisik halus
 Gatal terutama bila berkeringat

Hal Yang Dapat Dilakukan


 Pencegahan dengan menjaga kebersihan diri dengan mandi 2 kali
 sehari, menjaga lipatan kulit selalu kering, gunakan baju bersih dan
 pakai alas kaki.
 Jangan digaruk karena akan tmbul infeksi lain
 Oleskan krem/ shampo anti jamur
 Periksa dokter bila menyerang kuku atau gejala menetap

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 66


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Pengobatan
Kedua penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur sehingga
digunakan obat anti jamur antara lain :
1) Clotriazole
 Bentuk sediaan
krim dan bedak
 Cara pemakaian
Oleskan krim atau taburkan bedak Fungiderm secukupnya 2 - 3 kali
sehari pada bagian yang sakit selama 10 - 14 hari secara teratur dan tidak
terhenti. Infeksi pada sela-sela jari kaki membutuhkan waktu
membutuhkan waktu 1 bulan pengobatan dengan tekun dan teratur.
Untuk infeksi pada kuku, terlebih dahulu potonglah kuku sependek
mungkin.
 Nama dan zat aktif yang terkandung
Mengandung Clotriazole 1%
 Sediaan yang beredar di pasaran
Krim, Tube @3,5 g; 5 g; 10 g dan Bedak, Botol @ 20 g
 Efek samping
Pada penderita yang hipersensitif dapat terjadi eritema, vesikasi,
deskuamasi, edema, pruritus, urtikaria dan iritasi.
 Kontra indikasi
Obat ini mempunyai kontra indikasi pada penderita yang hipersensitif
terhadap Clotrimazole.
 Perhatian
- Jika terjadi iritasi atau sensitivitas, hentikan pengobatan
- Hindari kontak dengan mata
- Bila tidak ada kemajuan setelah 1 bulan pengobatan, sebaiknya
diagnosis ditinjau kembali.
 Nama Dagang
Canesten, fungiderm.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 67


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

2) Miconazole
 Bentuk sediaan
Krim atau bedak
 Cara pemakaian
Bubuhkan krem atau bedak pada lesi 2 kali sehari Ratakan krem atau
bedak dengan jari sehingga seluruhnya meresap kedalam kulit. Bila
Daktarin krem dan bedak digunakan bersamaan, pemakaian cukup sekali
sehari. Penggunaan bedak untuk pencegahan cukup sekali sehari.
Lamanya terapi bervanasi antara 2- 6 minggu tergantung dari tempat dan
berat ringannya penyakit. Pengobatan harus diteruskan paling tidak 1
minggu, setelah semua gejala hilang Penyakit panu mengakibatkan
gangguan pigmentasi kulit betelah pengobatan, gangguan pigmentasi
belum kembali normal. Untuk pigmentasi normal dianjurkan berjemur di
pagi
 Nama dan zat aktif yang terkandung
Tiap gram krem atau bedak mengandung 20 mg miconazole nitrate.
 Sediaan yang beredar di pasaran
Krim, tube @ 5 g, 10 g, bedak 20 g
 Efek samping
Pada penderita yang hipersensitif dapat terjadi eritema, vesikasi,
deskuamasi, edema, pruritus, urtikaria dan iritasi.
 Kontra indikasi
Kulit dan kuku infeksi yang disebabkan oleh dermatophytes, yeasts dan
berbagai jamur lain, misalnya. tinea capitis, tinea corporis, tinea manum,
tinea pedis.
 Perhatian
- Jika terjadi iritasi atau sensitivitas, hentikan pengobatan
- Hindari kontak dengan mata

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 68


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
- Bila tidak ada kemajuan setelah 1 bulan pengobatan, sebaiknya
diagnosis ditinjau kembali.
 Nama Dagang
Miconazole, Clearderma, Daktarin, Daktazol, Epiderm, Fungares
, Fungitia , Funtas, Goderm , Kalpanax-K , Mexoderm , Moladerm
, Micrem , Nazoderm , Neo Kanesol, Nilozanoc , Sporend
,Yuphamicorine , Zetasal, Zolagel

3) Ketoconazole
 Bentuk sediaan
Table, krim dan shampoo
 Cara Pemakaian
Krem Nizoral (Ketoconazole) 2% dioleskan sekali sehari pada daerah
yang terinfeksi dan sekitarnya pada penderita: kandisosis kutis, tinea
korporis, tinea kruris, tinea manus, tinea pedis, dan tinea (pityriasis)
versikolor.
Pada penderita dermatitis seboroik, kren Nizoral 2% dapat digunakan
pada daerah yang terinfeksi sekali atau 2 kali sehari tergantung beratnya
infeksi. Pengobatan harus dilanjutkan untuk beberapa waktu, sedikitnya
sampai beberapa hari setelah gejala-gejala hilang. Diagnosa harus
dipertimbangkan kembali apabila tidak ada perbaikan klinik setelah 4
minggu pengobatan. Faktor kebersihan harus diperhatikan untuk
mengetahui sumber infeksi dan reinfeksi.
 Zat Aktif yang terkandung
Ketoconazole Tablet 200mg, Ketoconazole Krim 2%
 Sediaan yang beredar di pasaran
Tablet, krim 5 g, shampoo @100 ml
 Indikasi
Pengobatan topikal pada pengobatan infeksi dermatofit pada kulit seperti:
Tinea korporis, Tinea kruris, Tinea manus, dan Tinea pedis yang

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 69


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
disebabkan oleh Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes,
Microsporum canis dan Epidermophiton floccosum, juga pengobatan
pada kondidosis kutis dan Tinea (Pityriasis) versicolor. Krem Nizoral
juga diindikasikan untuk pengobatan dermatitis seboroik, penyakit kulit
yang disebabkan oleh Pityrosporum ovale.
 Efek samping
Sedikit rasa iritasi dan rasa panas ditemukan selama pengobatan dengan
krem Nizoral. Pada kasus yang jarang, penggunaan krem Nizoral atau
salah satu komponen obat seperti natrium sulfit atau propilen glikol dapat
menimbulkan alergi kulit lokal seperti dermatitis kontak.
 Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap salah satu zat yang terkandung didalamnya.
 Perhatian
- Tidak digunakan untuk mata.
- Untuk mencegah terjadinya "rebound effect" setelah penghentiang
pengobatan jangka panjang dengan kortikosteroid topikal, dianjurkan
untuk melanjutkan penggunaan kortikosteroid ringan pada pagi
haridan menggunakan krem Nizoral pada malam hari, dan secara
bertahap terapi dengan steroid dihentikan setelah 2 - 3 minggu.
 Nama Dagang
Nizoral®, Formyco, Funet , Fungasol, Interzol, Muzoral, Mycoral,
Mycozid, Profungal, Thicazol, Wizol, Zoloral, Zoralin

10. KETOMBE
Ketombe merupakan sel-sel kulit mati kepala yang rontok. Ketombe dapat
berbentuk serpihan kuning atau kilauan putih di bahu atau di rambut. Bila
seseorang memiliki ketombe, kulit kepala dapat terlihat bersisik atau merah dan
terasa gatal.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 70


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

Ketombe dapat disebabkan oleh jamur. Folikel rambut dan kelenjar


minyak dapat membentuk minyak yang disebut sebum, yang mungkin menjadi
tempat berkembang biak bagi ragi atau jamur. Jamur ini biasanya hidup pada
kulit, tapi terlalu banyak jamur dapat menyebabkan ketombe. Sebum terlalu
banyak juga dapat menyebabkan ketombe. Tidak minum cukup air atau banyak
terkena udara kering dapat menyebabkan kulit kering dan mengelupas, dan hal ini
dapat terlihat seperti ketombe.

Penyebab Ketombe :
 Cara menata rambut yang salah dengan menggunakan produk-produk yang
menyebabkan kulit kepala terkelupas.
 Penggunaan beberapa pewarna rambut dan produk styling dapat
meninggalkan residu
 Jarang mencuci rambut
 Sering mengganti produk antiketombe (shampoo)

Hal Yang Dapat Dilakukan


 Jangan digaruk untuk mencegah infeksi.
 Periksa dokter bila gejala tidak berkurang setelah 1 – 2 minggu pemakaian
shampo anti-ketombe.
 Lakukan pencegahan

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 71


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Pencegahan
 Bila kulit kepala kering, olesi dengan minyak zaitun sampai ke
akarakarnya dan biarkan setengah jam sebelum dicuci.
 Bila terlalu berminyak, gunakan shampo ringan yang bisa dipakai berulang
kali.
 Jaga kebersihan rambut. Kapan harus mencuci rambut tergantung aktifitas
dan berapa banyak keringat yang keluar dan bisa berkisar antara setiap hari
sampai 3 – 4 hari sekali.
 Pakai shampo anti-ketombe dalam jangka lama untuk mempertahankan
keadaan bebas ketombe karena keadaan ini akan berulang kembali bila
jamur pityrosporum belum hilang sama sekali.
 Berolah raga secara teratur.

Pengobatan
Obat Yang Dapat Digunakan
1) Shampo yang mengandung Selenium sulfid/Zinc pirithone
2) Shampo yang mengandung Mundidone (Povidone iodine 4 %)
 Kegunaan
Anti ketombe, perawatan rambut dan kulit kepala, mencegah infeksi kulit
kepala
 Cara pemakaian
- Untuk ketombe berlebihan, gunakan 2 kali seminggu sampai
ketombe hilang
- Untuk mencegah ketombe, gunakan 1 x seminggu secara rutin
 Peringatan
Hentikan pengobatan jika timbul iritasi lokal. Hanya untuk pemakaian
luar

3) Shampo yang mengandung Sulfur


 Kegunaan
Untuk menghilangkan ketombe

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 72


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

 Cara pemakaian
Basahi rambut, oleskan shampo secukupnya. Gosok-gosokan hingga
berbusa. Pijatlah kulit kepala selama 1-2 menit, kemudian bilaslah
dengan air sampai bersih

4) Resorsinol
 Kegunaan
Mempunyai efek antibakteri, anti jamur, anti iritan lokal dan keratolitik
 Bentuk sediaan
- Salep dengan kadar resorsinol 1-2 %
- Lotion (cairan)
 Cara pemakaian
Dioleskan pada kulit rambut

Shampoo khusus ketombe yang dijual di pasaran dapat mengobati


ketombe. Bahan yang umum dikandung dalam shampoo anti ketombe adalah:
 Ketokonazol - membasmi ketombe yang disebabkan oleh jamur
 Asam salisilat - menghilangkan kulit terkelupas tapi dapat menyebabkan
kekeringan pada kulit kepala
 Selenium sulfida – memperlambat penumpukan sel-sel kulit mati dan
membasmi jamur.
 Tar - memperlambat penumpukan sel kulit mati, tapi dapat menyebabkan
perubahan warna rambut.
 Zinc pyrithione – menyerang jamur yang dapat menyebabkan ketombe.

Ketokonazol
Zat aktif : ketoconazole 2 %
Indikasi : Untuk mengobati infeksi ragi jenis Pityrosporum seperti
Pityriasis versicolor (pada tempat-tempat tertentu),
Seborrhoeic dermatitis dan pityriasis capaitis (ketombe)
yang sudah jelas diagnosanya.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 73


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Bentuk Sediaan : Krim untuk oles dan Shampo (cair)
Cara Pemakaian : Digunakan untuk mencuci kepala serta rambut. Biarkan 3
sampai 5 menit sebelum rambut dibilas.
Kekuatan obat : 1. Untuk Pityriasis versicolor : sekali sehari selama 5
hari.
2. Untuk Seborrhoeic dermatitis dan Pityriasis capitis
(ketombe) 2 kali seminggu selama 2-4 minggu.

Sediaan yang : KETOMED SS SHAMPO


Beredar
Efek Samping : Iritasi, Gatal-gatal dan pedih
Kontraindikasi : Penderita yang peka terhadap zat aktif atau zat pembawa
dari sediaan serta anti fungi imidazol lainnya.
Perhatian : 1. Hanya untuk pemakaian luar
2. Jauhkan dari jangkauan anak-anak, efektifitas dan
keamanan untuk anak-anak belum diketahui.
3. Apabila terjadi iritasi yang menunjukkan adanya
sensitifitas/reaksi kimia, hentikan pengobatan ini.
Setelah selesai mengobati, tangan untuk mengoles
tersebut segera dicuci.
4. Tidak dianjurkan menggunakan Ketomed® Scalp
Solution pada saat pengobatan dengan
Kortikosteroid jangka lama, sebab dapat
menimbulkan iritasi. Untuk selang waktunya beri
waktu 2 minggu.
5. Meskipun Ketokonazol tidak diabsorbsi melalui
kulit, tidak dianjurkan digunakan pada masa
kehamilan trimester pertama dan masa menyusui.

11. KUDIS
Kudis merupakan suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit.
Meskipun tidak berbahaya, rasa gatal yang hebat dapat mengganggu. Kudis dapat
menular ke orang lain dan lebih umum terjadi di lingkungan hidup yang sangat
padat dan sanitasi yang jelek, melalui sentuhan dengan penderita atau
baju/peralatan tempat tidur penderita (sprei, selimut, sarung bantal, dll).

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 74


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Gejala-gejala
 Terdapat bintil kecil berwarna merah pada kulit, biasanya pada tangan, lipat
siku, sekitar alat kelamin, dan lipatan tubuh lainnya.
 Garis berwarna putih/merah di kulit ( merupakan liang pada kulit yang
dibuat oleh tungau untuk menaruh telurnya ).
 Rasa gatal yang hebat.
 Luka/koreng, yang disebabkan oleh garukan.

Komplikasi
 Infeksi sekunder
 Rasa gatal setelah sembuh/eksim

Penyebab
Gangguan pada kulit disebabkan oleh parasit yang sangat kecil yang disebut
tungau kudis yaitu Sarcoptis scabei termasuk familia Arthropoda.

Hal Yang Dapat Dilakukan


 Kunjungi dokter bila anda menduga terserang kudis, karena sangat mudah
keliru dengan kelainan kulit lainnya.
 Balurkan cairan anti kudis ke seluruh tubuh mulai dari bawah leher (jangan
sampai mengenai mata dan mulut). Biarkan selama 24 jam, lalu cuci bersih.
Ulangi tindakan yang sama seminggu kemudian.
 Rendam pakaian/peralatan tempat tidur yang sudah dipakai dalam air panas.

Pencegahan
Bila salah satu anggota keluarga terserang kudis, gunakan cairan anti kudis pada
seluruh anggota keluarga lain sebagai tindakan pencegahan

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 75


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015

Obat Yang Dapat Digunakan


1) Sediaan yang mengandung Gamaheksan (lindane) 0,5 %,
triklorokarbanilida 0,5 %, asam salisilat 2 %
 Kegunaan
Untuk mengatasi kudis, kutu rambut, kurap dan infeksi jamur lain
 Cara pemakaian
Bersihkan bagian yang sakit, gunakan air hangat dan sabun mandi,
keringkan dengan handuk, lalu oleskan obat sambil digosok. Biarkan
selama 24 jam dan dibersihkan pada pengobatan berikutnya
 Perhatian
Hanya untuk pemakaian luar, jangan ditelan
 Peringatan
- Jangan sampai mengenai mata dan mulut. Bila timbul iritasi pada
kulit
- hentikan pengobatan dan konsultasi dengan dokter atau Apoteker.
 Bentuk sediaan
Salep

2) Sediaan yang mengandung Lindane 1%, asam usnat 1 %


 Kegunaan
Untuk mengurangi gejala kudis (skabies)
 Cara pemakaian
Oleskan pada kulit yang kudisan
 Bentuk sediaan
Salep
 Instruksi khusus
Hanya untuk pemakaian luar

12. KUTIL

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 76


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Kutil adalah jaringan yang tumbuh yang disebabkan oleh virus. Kutil dapat
tumbuh dimana saja bagian tubuh tetapi paling sering di tangan dan kaki. Kutil
bukan merupakan penyakit yang berbahaya tetapi cukup mengganggu. Bahkan
beberapa kutil dapat tumbuh menjadi ganas.

Gejala-gejala
 Saat berjalan terasa nyeri
 Adanya penebalan jaringan kulit, permukaan tidak rata
 Kutil di kaki bisa terasa sakit bila tertekan saat berdiri
 Komplikasi: Menyebar ke bagian kulit yang lain, jari-jari, siku, lutut, alat
kelamin atau bagian lain dari kulit

Penyebab
Infeksi virus pada sel kulit, menyebabkan sel tersebut tumbuh dengan cepat dan
membentuk tonjolan. Kutil disebarkan melalui kontak, dan cenderung untuk
berulang bahkan setelah kulit diangkat dan dibersihkan.

Hal Yang Dapat Dilakukan


 Kutil dijaga jangan sampai berdarah agar tidak menyebar
 Lakukan pengobatan sendiri
 Bila dengan pengobatan sendiri tidak sembuh, segera hubungi dokter

Obat Yang Dapat Digunakan


1) Diberikan obat yang mengandung asam salisilat 2 g, asam laktat 0,5 g,
polidokanol 0,2 g
 Indikasi
Untuk penebalan kutil yang mengeras dijari-jari kaki, kutil, mata ikan,
Kapalan
 Cara pemakaian
Oleskan 1 tetes pada pagi dan malam hari

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 77


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Perhatian
Jangan mengenai kulit yang sehat. Sebaiknya lindungi kulit yang sehat di
sekitarnya dengan salep seng oksida
 Peringatan
Jangan oleskan pada tanda lahir, kutil yang berambut, kutil di daerah
kemaluan atau di muka. Jangan mengenai mata dan mulut

2) Obat kurap cap kapak®


 Komposisi
Asam salisilat 3%, kamfer 2%, asam benzoate 5%, etanol ad 100%
 Indikasi
Kurap, busuk alur jari (kaki hongkong), kutil, panu, luka digigit nyamuk,
dan berbagai penyakit kulit
 Perhatian
Hanya untuk bagian luar tubuh
 Dosis
Gosoklah obat pada tempat yang sakit sehari 3x sampai sembuh
 Bentuk sediaan
Cairan 15 ml

Konseling yang harus diberikan pada pasien:


 Cara penggunaan obat
 Cara penyimpanan obat : pada tempat yang jauh sejuk, tidak terkena sinar
matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak

13. LUKA BAKAR


Luka bakar adalah cedera pada jaringan kulit yang disebabkan oleh api (panas
kering) ataupun oleh cairan panas (panas basah). Derajat rasa sakit tidak
berhubungan dengan derajat cedera. Luka bakar di lapisan permukaan kulit
mungkin malah terasa sangat sakit dan luka bakar dalam mungkin sama sekali
tidak terasa sakit karena ujung-ujungnya syaraf telah rusak. Lokasi dan luas

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 78


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
bagian kulit yang terbakar sangat penting untuk menentukan apakah luka bakar
harus dirawat oleh dokter.

Gejala-gejala
Gejala-gejala tergantung kepada derajat kegawatan luka bakar
Luka bakar permukaan :
 Kemerahan
 Sangat kesakitan
Luka bakar sedang :
 Kulit melepuh, terkelupas
 Bengkak
 Sangat kesakitan
Luka bakar dalam :
 Kulit warna putih dan seperti lilin /hitam dan hangus
 Tidak terasa sakit

Komplikasi
 Renjatan/shock (gagalnya sistem peredaran darah )
 Infeksi bakteri

Penyebab
 Luka bakar kering disebabkan oleh api, gas panas (misal menghisap asap
sehingga tenggorokan dan paru-paru terbakar), benda panas, gesekan,
senyawa kimia, listrik (termasuk petir) atau radiasi
 Luka bakar basah disebabkan oleh cairan panas, uap panas.

Hal Yang Dapat Dilakukan


 Singkirkan penyebab luka bakar

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 79


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Buka pakaian (kecuali bila pakaian melekat di tempat luka bakar ) dan
benda-benda yang melekat erat seperti cincin, jam tangan dan ikat pinggang.
Segera celupkan dalam air dingin /letakkan luka bakar di bawah aliran air
selama kurang lebih 15 menit atau sampai luka berkurang. Ulangi sesering
mungkin
 Jangan diolesi dengan segala macam salep/krem ataupun mentega/margarin.
Tidak perlu di balut
 Jangan pecahkan kulit yang melepuh. Bila lepuhan pecah sendiri, biarkan
kulit seperti semula untuk mencegah infeksi. Mungkin perlu balutan ringan
 Periksa dokter bila terjadi infeksi bakteri (demam, peradangan, dan
pembentukan nanah).
 Segera pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat, bila terjadi halhal
seperti dibawah ini:
- Luka bakar pada muka, jari, sendi atau alat kelamin
- Luka bakar sedang yang luasnya lebih besar dari telapak tangan
penderita
- Semua jenis luka bakar dalam
- Renjatan/shock (pucat, keringat dingin, kulit lembab, napas dan nadi
cepat, mengantuk, pingsan)
- Menghisap asap
- Luka bakar karena senyawa kimia, aliran listrik atau radiasi

Obat Yang Dapat Digunakan


1) Obat yang mengandung perak sulfadiazin
 Kegunaan
Untuk luka bakar
 Pemakaian
Oleskan 2-4 mm krim/salep pada permukaan luka. Untuk luka yang agak
luas, oleskan dengan menggunakan spatula atau sarung tangan. Gunakan 2

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 80


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
kali sehari, atau sesering mungkin bila diperlukan. Lalu tutup dengan
perban dan plester
 Instruksi khusus
Setiap akan menggunakan krim/salep, permukaan luka harus bersih. Untuk
melepaskan perban akan lebih mudah sambil disiram air secara perlahan-
lahan atau membasuhnya dengan larutan antiseptik
 Perhatian
Hanya untuk obat luar
 Peringatan
Jangan gunakan obat ini kepada bayi prematur, bayi yang baru lahir atau
pada ibu-ibu yang sedang hamil
 Bentuk sediaan :
Krim
Salep

2) Obat yang mengandung oleum iecoris aselli (minyak ikan, ”levertraan”)


 Kegunaan
Untuk membantu penyembuhan luka bakar
 Pemakaian
2-3 kali sehari, dioleskan
 Perhatian
Hanya untuk obat luar
 Peringatan
Jangan digunakan bila luka sudah terinfeksi
 Bentuk sediaan :
Salep 10 %

14. LUKA IRIS DAN LUKA SERUT


Luka iris adalah luka karena benda tajam dengan pinggir-pinggir luka yang
rapi. Luka serut (gesek/abrasi) adalah suatu cedera pada permukaan kulit. Luka

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 81


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
iris dan serut yang kecil banyak terjadi dan tidak berbahaya serta bisa dirawat di
rumah.
Gejala-gejala
 Sobekan pada kulit yang mungkin membuat cedera jaringan kulit di
bawahnya
 Perdarahan yang sedikit sampai sedang yang akan berhenti sendiri
 Sakit/nyeri

Komplikasi
 Luka terbuka
 Perdarahan banyak bila mengenai pembuluh darah besar (arteri atau vena)
 Infeksi bakteri (demam, radang, pembentukan nanah).

Penyebab
 Luka iris disebabkan oleh benda tajam
 Luka serut disebabkan oleh permukaan kasar yang bergesekan dengan kulit

Hal Yang Dapat Dilakukan


Bila mempunyai luka iris :
 Cuci luka di air yang mengalir (di bawah kran air) dan keringkan dengan
kertas tisu yang bersih
 Ambil kotoran, gelas/beling atau partikel lain di dalam luka dengan pengait
yang bersih (Pengait ini harus dicuci dengan air sabun terlebih dahulu atau
dilewatkan di atas api kecil dan biarkan dingin)
 Hentikan perdarahan dengan cara menekan di atas luka dengan kasa selama
beberapa menit
 Oleskan cairan antiseptik. Pembekuan darah yang terbentuk dipermukaan
luka jangan di bersihkan karena akan menyebabkan pendarahan kembali
 Bila luka kecil, biarkan terbuka supaya cepat pulih. Bila luka besar,
tutupdengan kasa pembalut.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 82


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
 Periksa dokter bila terdapat komplikasi. Pergi ke unit gawat darurat dirumah
sakit terdekat bila terdapat perdarahan hebat misal : darah memancar dari
luka, perdarahan tidak berhenti dengan tekanan, atau sudah kehilangan
sekitar 1-2 cangkir darah
 Perhatikan untuk selalu mencuci tangan sebelum merawat luka.

Bila terdapat luka memar:


 Dengan mendinginkan luka memar akan memperlambat pendarahan di
bawah kulit dan mengurangi nyeri dan pembengkakan
 Memar pada lengan atau kaki bisa didinginkan dengan meletakkan badan
tersebut dibawah kran air.
 Memar pada kepala dan dada atau daerah yang memerlukan pendingin yang
lama bisa dirawat dengan kompres dingin/es

Untuk membuat kompres es:


 Isi setengah dari kantong plastik dengan es. Tambahkan garam untuk
meningkatkan efek dingin dan ikat kantong plastik setelah udara
dikeluarkan dahulu. Bungkus kantong dengan handuk tipis dan letakkan di
atas bagian yang memar selama 30 menit
 Bila tidak tersedia es, bisa digunakan lipatan handuk atau katun tebal yang
dicelupkan ke dalam air dingin dan gunakan sebagai kompres dingin
 Luka memar biasanya sembuh setelah 3-6 hari

Obat Yang Dapat Digunakan


Obat yang mengandung povidon iodine
 Kegunaan
Sebagai antiseptik dan desinfektan pada kulit, luka, sebelum dan sesudah
operasi
 Cara pemakaian
Dioleskan pada luka dengan kapas yang dibasahi obat

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 83


January
[SWAMEDIKASI OTC (OVER THE
COUNTER)] 1, 2015
Sebagai pencuci diencerkan dengan 40 bagian air. Dipakai beberapa kali
sehari
 Perhatian
Hentikan pemakaian bila terjadi kemerahan, pembengkakan. Dapat timbul
iritasi pada kulit

BAB IV
PENUTUP

Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuanhidup


sehat dari setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Dengan semakin meningkatnya kecerdasan masyarakat saat ini, ada
kecenderungan untuk melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi) untuk
penyakit-penyakit yang ringan tertentu. Disisi lain saat ini banyak obat-obat yang
termasuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas yang beredar di pasaran.
Dari makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan agar
masyarakat mampu mengenali gejala beberapa penyakit ringan serta tahu cara
untuk melakukan pengobatan sendiri dengan obat bebas dan obat bebas terbatas
yang dapat diperoleh tanpa resep dokter.

KELOMPOK IV (APOTEKER IV TAHUN 2015) 84

Anda mungkin juga menyukai