TUBERKULOSIS PARU
Disusun oleh :
Ahmad Auli Roziqi H2A012032
Dyah Dwi Putri A H2A012064
Farah Nida Adillah H2A012066
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS STASE KOMPREHENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Oleh:
Ahmad Auli Roziqi H2A012032
Dyah Dwi Putri A H2A012064
Farah Nida Adillah H2A012066
Pembimbing :
Kesimpulan tahap I :
Di dalam keluarga Tn. S berbentuk Nuclear family didapatkan pasien atas nama
Ny.M usia 55 tahun, tamat SMP, seorang pekerja swasta dengan penyakit
Tuberkulosis Paru.
TAHAP II
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tambak Rejo 3/1 Patebon
Nomor CM : 00229651
Tanggal Periksa : 2-02-2018
II. ANAMNESIS
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh batuk lama.
b. Riwayat penyakit sekarang
± 1 bulan yang lalu pasien mengeluh batuk. Keluhan dirasakan terus-
menerus. Batuk seperti berdahak tapi tidak bisa dikeluarkan. Keluhan
disertai demam terutama malam hari. Pasien juga mengeluh setiap malam
keluar keringat dingin, nafsu makan menurun.
± 1 minggu yang lalu SMRS, pasien merasa batuk semakin
bertambah sering. Setiap kali batuk pasien mengeluarkan dahak berwarna
kuning kehijauan. Pasien mengeluh demam nglemeng setiap hari. Kepala
terasa sakit. Pasien tidak mengeluh mual dan muntah. BAK dan BAB
lancar tidak ada keluhan. Pasien belum pernah periksa, namun sudah
minum obat warung tapi tidak ada perubahan.
Saat masuk RS pasien mengeluh batuk lama tidak sembuh.
Sebelumnya pasien sudah minum obat warung namun belum ada
perubahan. Batuk dirasakan lebih sering sore hari. Demam nglemeng
dirasakan sepanjang hari. Nafsu makan semakin turun dan pasien mengaku
berat badan turun.
c. Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit batuk seperti ini : disangkal
- Riwayat darah tinggi : disangkal
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat merokok : disangkal
- Riwayat batuk lama : disangkal
- Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
d. Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat darah tinggi : disangkal
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat batuk lama : disangkal
- Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
e. Riwayat pribadi
- Riwayat Merokok : disangkal
- Riwayat minum-minuman keras : disangkal
- Kebiasaan penderita membuang dahak di sembarang tempat, serta
tidak memakai masker saat bekerja dan sehari-hari dirumah.
f. Riwayat sosial ekonomi
Pasien bekerja sebagai pekerja swasta. Penghasilan perbulan ± Rp.
1.200.000,00. Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Biaya
kehidupan sehari-hari ditanggung suami. Biaya pengobatan ditanggung
oleh BPJS non PBI. Status ekonomi cukup.
1. Paru
PULMO DEXTRA SINISTRA
Depan
1. Inspeksi
Bentuk dada Normal Normal
Hemitorak Simetris Simetris
Warna Sama dengan warna Sama dengan warna
sekitar. sekitar.
2. Palpasi
Nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
Stem fremitus Normal Normal
3. Perkusi sonor seluruh lapang paru redup di basal paru
4. Auskultasi
Suara dasar Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan
Wheezing - -
Ronki kasar - -
RBH + +
Stridor - -
Belakang
1. Inspeksi
Warna Sama dengan warna sekitar Sama dengan warna
sekitar
2. Palpasi
Nyeri tekan (-) (-)
Stem Fremitus Tidak ada pengerasan dan Tidak ada pengerasan
pelemahan dan pelemahan
3. Perkusi
Lapang paru sonor seluruh lapang paru redup di basal paru
4. Auskultasi
Suara dasar Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan
Wheezing - -
Ronki kasar - -
RBH + +
Stridor - -
2. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak, ICS melebar (-)
Palpasi : ictus cordis teraba, kuat angkat (-), ICS melebar (-)
Perkusi : batas kiri atas : ICS II linea parasternal sin.
batas kanan atas : ICS II linea parasternal dextra
pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinistra
batas kanan bawah : ICS V linea sternalis dextra
kiri bawah : ICS V 2 cm lateral linea
midclavicula sinistra
Kesan : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Foto Thorax PA
Cor : CTR < 50 %, letak dan bentuk normal.
Pulmo : - Corakan vaskuler kasar
: - Bercak kesuraman kanan atas dan kiri bawah
: - fibrosis (+)
Diaphrgama : Kanan : tenting, kiri : baik
Sinus contophrenicus : Lancip
Kesan : Cor : Normal
Pumo : TB paru lama aktif
Pemeriksaan sputum
Mikrobiologi (B)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Sewaktu (++) -
Pagi (++) -
Sewaktu (+) -
V. RESUME
Seorang perempuan 55 tahun datang dengan keluhan batuk lama. Batuk
dirasakan kurang lebih 1 bulan SMRS. Batuk dirasakan terus-menerus,
semakin hari semakin bertambah. Batuk seperti berdahak tapi tidak bisa
dikeluarkan. Keluhan disertai demam nglemeng. Pasien juga mengeluh setiap
malam keluar keringat dingin, nafsu makan menurun, merasa berat badan
semakin menurun. Pasien tidak mengeluh pusing, mual dan muntah. BAK dan
BAB lancar tidak ada keluhan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD : 120/80 mmHg, Nadi : 86
x/menit, RR : 20 x/menit, Suhu : 36.4 0 C. Pada pemeriksaan thorax didapatkan,
pulmo : suara tambahan ronki basah halus dan cor : dalam batas normal. Pada
pemeriksaan sputum dahak didapatkan Sewaktu ++, pagi ++, sewaktu +.
VI. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
1. Diagnosis Holistik
Ny. M 55 tahun, Nuclear family, Tuberkulosis Paru, status gizi cukup.
Hubungan keluarga cukup harmonis dan hubungan dengan masyarakat
sekitar terjalin baik. Status ekonomi cukup.
2. Diagnosis Biologis
Tuberkulosis Paru
3. Diagnosis Psikologis
Pasien tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Hubungan
pasien dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status
ekonomi cukup.
VII. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa:
Memberikan edukasi kepada pasien tentang :
Memberikan motivasi kepada pasien agar dapat menerima keadaan
sekarang.
Memberikan edukasi mengenai apa itu penyakit tuberkulosis, penyebab,
gejalanya, cara penularan, cara pencegahan, komplikasi, serta cara
pengobatan tuberkulosis paru.
Minum obat secara teratur dan tidak boleh berhenti sesuai anjuran
dokter
Saat batuk usahakan untuk menutup mulut, dan dahak jangan dibuang
disembarang tempat.
Usahakan untuk memakai masker saat bekerja, saat batuk, dan setiap
hari dirumah minimal selama 2-3 bulan pengobatan fase awal dengan
hasil BTA negatif.
Usahakan untuk tidak menggunakan peralatan makan dan minum secara
bersamaan dengan anggota keluarga lain.
Makan makanan tinggi protein, sayur, dan banyak minum.
Olahraga ringan secara teratur.
Usahakan untuk tetap membuka jendera pagi sampai sore sagar cahaya
dapat masuk ke dalam ruamah dan sirkulasi udara bagus.
Usahakan untuk membawa anggota keluarga terutama yang tinggal
dalam satu rumah agar mau memeriksakan diri kepuskesmas terdekat.
Obat disimpan ditempat yang aman, hindari terkena sinar matahari, dan
dari jangkauan anak.
Bila minum obat diusahakan pada jam yang sama, misalnya jam 7
malam, maka selanjutnya jam 7 malam juga. Telat minum obat
maksimal 1 jam.
Menjaga higene pribadi
Medikamentosa :
Assesment TB Paru Baru :
Kategori-1 (2HRZE/4H3R3) : 3 tablet KDT (kombinasi dosis tetap)
Tabel 2. Dosis Panduan OAT KDT Kategori 1
Berat Tahap intensif tiap hari Tahap lanjutan 3x
Badan (Kg) selama 56 hari seminggu selama 16
RHZE (150/75/400/275) minggu
RH (150/150)
30-37 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT
38-54 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55-70 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
≥ 70 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT
Pada kasus, Ny.M memiliki berat badan 49 kg. Pasien meminum OAT
Kategori 1 KDT 3 tablet setiap harinya selama 2 bulan dilanjutkan
dengan sisipan selama 1 bulan dan fase lanjutan selama 4 bulan, mium
obat setiap 3 kali seminggu.
VIII. FOLLOW UP
Tanggal 9 Februari 2018 pukul 19.00 WIB
Subyektif : batuk (+) berkurang
Obyektif
Tanda Vital : TD = 120/70 mmHg
HR = 86x/menit
RR = 18x/menit
t = 36,5°C
Status lokalis : (pemeriksaan thorax)
Inspeksi Bentuk dada normal, Gerakan simetris, statis, dinamis,
Perkusi Stem fremitus kanan = kiri , Nyeri tekan (-)
Palpasi sonor seluruh lapang paru
Auskultasi Suara dasar vesikuler (+)Suara tambahan : ronchi (+/+),
wheezing (-)
Pemeriksaan abdomen:
Inspeksi : Permukaan dinding abdomen datar, bentuk simetris,
benjolan (-), warna kulit seperti kulit sekitar,
Auskultasi : Bising usus (+) N
Perkusi : Tympani, pekak sisi (+), pekak alih (-), undulasi (-)
Palpasi : Palpasi Ringan: nyeri tekan (-), rigiditas (-), benjolan (-),
spasme otot (-) Palpasi Dalam : hepar, lien dan ginjal
dalam batas normal.
Assessment : TB Paru
Planning : terapi medikamentosa : OAT kategori 1, curcuma 1x1;
nonmedikamentosa : memakai masker di dalam rumah, mengkonsumsi
makanan tinggi protein, meminum obat secara teratur.
I. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas suami (Tn.S, 57 tahun), penderita (Ny. M, 55
tahun), anak (Sdr. J , 25 tahun), dan anak (Sdri. C, 22 tahun) tinggal
bersama dalam satu rumah.
b. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga cukup harmonis, saling mendukung, dan
perhatian satu sama lain.
c. Fungsi Sosial
Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa.
Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penderita bekerja sebagai karyawan swasta dengan penghasilan Rp
1.200.000 perbulan. Penghasilan mencukupi untuk pemenuhan
kebutuhan sehari-hari, status ekonomi cukup.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan
diselesaikan dengan cara dimusyawarkan bersama-sama.
II. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel 4. APGAR score keluarga Ny. M
Kode APGAR Tn. Ny. Sdr Sdr
S M .J i.C
A Saya puas bahwa saya dapat kembali 2 2 2 2
ke keluarga saya bila saya mendapat
masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 2 2
membahas dan membagi masalah
dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 2 2
menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 2 2
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 2 2
dan saya membagi waktu bersama-
sama.
Total (kontribusi) 10 10 10 10
IV. GENOGRAM
Tn.S Ny. M
Keterangan :
Tn. Ny.
S M : Hubungan baik
Sdri. Sdr J
C
Kesimpulan: pola interaksi dua arah antar keluarga berjalan baik dan harmonis.
2. Pengetahuan penderita 5 5 4 3 4 5 4
dan keluarga tentang 24.000
pola hidup sehat masih (II)
rendah
3. 5 5 4 3 4 3 4 19.200
Rumah kurang sehat (III)
Keterangan :
I :Importancy (pentingnya masalah)
P :Prevalence (besarnya masalah)
S :Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB :Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T :Technology (tehnologi yang tersedia)
R :Resourcers (sumber daya yang tersedia)
Mn :Man (tenaga yang tersedia)
Mo :Money (sarana yang tersedia)
Ma :Material (pentingnya masalah)
Ny.M, 55 tahun,
TUBERKULOSIS PARU
I. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Tuberkulosis Paru
2. Diagnosis Psikologis
Pasien tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya.
Hubungan pasien dengan anggota keluarga lain baik dan saling
mendukung, serta hubungan dengan tetangga dan lingkungan sekitar
terjalin dengan baik pula.
3. Diagnosis Sosial
Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif
dalam kegiatan kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik,
status ekonomi cukup.
II. SARAN
Saran Komprehensif
1. Promotif
Edukasi penderita dan keluarga mengenai pola hidup yang baik dan
kriteria rumah yang memenuhi syarat kesehatan. Edukasi penderita
dan keluarga mengenai penyakit tuberkulosis, penularan, pengobatan
dan komplikasinya.
2. Preventif
Melakukan pola hidup sehat, tidak membuang dahak di sembarang
tempat, menutup mulut ketika batuk, memakai masker, membersihkan
rumah dan menjaga pencahayaan rumah agar tidak lembab.
3. Kuratif
Assesment TB Paru :
Kategori-1 (2HRZE/4H3R3) : 3 tablet KDT (kombinasi dosis
tetap)
1. Zulkifli Amin, Asril Bahar. Tuberkulosis Paru. Dalam buku : Aru W. Sudoyo,
editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta : FKUI, 2007 : 988 – 993.
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia . Tuberkulosis . Jakarta : PDPI, 2006.
3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
Jakarta : DepKes RI, 2007.
4. Direktorat TB Departemen Kesehatan RI dan WHO. Lembar Fakta
Tuberkulosis ; 2008.
5. Suradi . Diagnosis dan Pengobatan TB Paru . Dalam buku : Temu Ilmiah
Respirologi, Surakarta 24 – 25 Maret 2001.
6. Corwin, E.J . Patofisiologi . Jakarta : EGC ; 2009.
7. Daud Imanuel. Faktor-Faktor Penentu Kejadian Tuberkulosis Paru Pada
Penderita Anak Yang Pernah Berobat. Program Pascasarjana, Universitas
Nusa Cendana. 2011
LAMPIRAN