Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH BIOKIMIA

KATABOLISME DAN REAKSI PENGURAIAN ZAT


Dosen Pengampu: Dr. Yuni Kilawati, S.Pi., M.Si

Oleh :

Fidhiyah Dita Dahria A. 175080100111039

Sarah Syadilah 175080101111011

Ryan Nugraha 175080101111014

Farah Noudy Puspitarini 175080101111019

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2018
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Biokimia: Katabolisme dan Reaksi
Penguraian Zat.
Makalah ini dibuat dengan judul “MAKALAH BIOKIMIA:
KATABOLISME DAN REAKSI PENGURAIAN ZAT” diharapkan bisa
membuat pembaca mengerti tentang katabolisme dan reaksi penguraian zat pada
makhluk hidup.
Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan
kekurangan baik isi, atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami
sangat mengharap kritik dan saran untuk meyempurnakan makalah ini. Walaupun
demikian makalah ini juga sangat bermanfaat bagi kita karena dengan membaca
makalah ini kita mengetahui tentang katabolisme. Demikian sebagai pengantar
makalah ini.

Malang, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Cover.......................................................................................................................i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.

1. PENDAHULUAN ............................................. Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ........................................ Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1

2. PEMBAHASAN ................................................................................................. 2

2.1 Katabolisme ............................................................................................. 2

2.2 Macam-macam Katabolisme .................................................................. 2

2.2.1 Katabolisme Karbohidrat ..................................................................... 2

2.2.2 Katabolisme Protein ............................................................................. 3

2.2.3 Katabolisme Lipid ................................................................................ 4

2.3 Katabolisme Karbohidrat Aerob ............................................................. 5

2.3.1 Glikolisis .............................................................................................. 5

2.3.2 Dekarboksilasi Oksidatif ...................................................................... 6

2.3.3 Siklus Krebs ......................................................................................... 7

2.3.4 Transpor Elektron ................................................................................. 8

2.4 Katabolisme Karbohidrat Anaerob ......................................................... 9

2.4.1 Fermentasi Alkohol ............................................................................ 10

2.4.1 Fermentasi Asam Laktat ..................................................................... 11

3. PENUTUP ......................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12

3.2 Saran ........................................................ Error! Bookmark not defined.

REFERENSI ........................................................ Error! Bookmark not defined.3


1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk multiseluler, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan
tersusun atas jutaan sel. Tiap sel memiliki fungsi tertentu untuk
kelangsungan hidup suatu organisme. Untuk menjalankan fungsinya, sel
melakukan proses metabolisme. Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia
yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia ini akan mengubah suatu zat
menjadi zat lain. Metabolisme sel dapat dibagi menjadi dua, yaitu
katabolisme dan anabolisme.
Katabolisme disebut juga respirasi. Katabolisme merupakan proses
penguraian dari zat yang kompleks menjadi zat yang lebih sederhana.
Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun
tubuh, baik sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan katabolisme?
1.2.2 Apa saja macam-macam katabolisme?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan katabolisme karbohidrat aerob dan
bagaimana prosesnya?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan katabolisme anaerob dan bagaimana
prosesnya?

1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan pengertian katabolisme
1.3.2 Menjelaskan macam-macam katabolisme
1.3.3 Menjelaskan yang dimaksud dengan katabolisme karbohidrat aerob
1.3.4 Menjelaskan yang dimaksud dengan katabolisme karbohidrat
anaerob
2. PEMBAHASAN

2.1 Katabolisme
Katabolisme adalah proses penguraian atau pemecahan senyawa
organik kompleks menjadi senyawa sederhana. Dalam proses katabolisme,
terjadi pelepasan energi sebagai hasil pemecahan senyawa-senyawa
organik kompleks tersebut.
Contoh dari proses katabolisme adalah respirasi selular. Berbeda
dengan pengertian respirasi pada umumnya (proses pengikatan O2),
respirasi selular diartikan sebagai reaksi oksidasi molekul berenergi tinggi
untuk melepaskan energinya. Respirasi selular terjadi pada semua sel
tubuh hewan maupun tumbuhan terutama di mitokondria.
Menurut Manurung, R (2004) Proses katabolisme adalah
penguraian substrat menjadi produk-produk antara melalui reaksi oksidasi
sambil melepaskan energi (eksergonik).

2.2 Macam-macam Katabolisme

2.2.1 Katabolisme Karbohidrat


Katabolisme karbohidrat didefenisikan sebagai suatu proses
dimana terjadi pemecahan bahan organic menjadi bahan an-
organik dan melepaskan energi dalam jumlah tertentu yang disebut
reaksi eksergonik. Energi yang dilepaskan tersebut difungsikan
untuk membentuk senyawa bernama adenosine trifosfat atau biasa
disingkat ATP yang berperan sebagai sumber energi bagi manusia
dalam menjalankan aktivitasnya. Katabolisme sering juga disebut
respirasi sel. Hal ini terkait dengan tujuan utama katabolisme yakni
membebaskan energy yang tersimpan di dalam makanan yang
dikonsumsi.
Apabila pemecahan atau pembongkaran suatu zat melibatkan
oksigen atau aerob, ia akan disebut proses respirasi. Dan jika tidak
melibatkan oksigen atau an-aerob, maka proses tersebut dinamai
fermentasi. Proses katabolisme karbohidrat atau pemecahan zat
dengan melibatkan oksigen terdiri dari glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, daur krebs dan terakhir adalah transport electron.
2.2.2 Katabolisme Protein
Pada proses katabolisme protein asam-asam amino tidak dapat
disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebih atau terjadi
kekurangan sumber energy lain (karbohidrat dan protein), tubuh
akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak
seperti karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan pelepasan
gugus amina. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat
toksik bagi tubuh.
Terdapat 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
1) Transaminasi
Transaminasi adalah proses utama untuk mengeluarkan
nitrogendari asam amino. Umumnya, nitrogen dipindahkan
sebagai gugusamino dari asam amino asal ke α-ketoglutarat
sehingga terbentukglutamat,sementara asam amino semula
berubah menjadi asam α-ketopadanannya. Misalnya asam
amino aspartat dapat mengalamitransaminasi membentuk
asam α-keto-oksaloasetat. Dalam prosesini,gugus amino
dipindahkan ke α-ketoglutarat, yang berubah menjadiasam
amino glutamat. Semua asam amino kecuali lisin dan
treonin dapat mengalami reaksi transaminasi. Enzim yang
mengkatalis reaksiini dikenal sebagai transaminase atau
aminotranserase. Untuk sebagian besar reaksi ini, α-
ketoglutarat dan glutamat ber!ungsisebagai salah satu
pasangan α-keto-asam amino. kofaktornya adalah
piridoksal fosfat.
2) Deaminasi Oksidatif
Reaksi deaminasi oksidatif terjadi dalam jaringan ginjal dan
hati. Berbeda dengan reaksi transaminasi yang memidahkan
gugus amino, deamiasi oksidatif oleh glutamat
dehidrogease menghasilkan gugus amino bebas disebut
ammonia

2.2.3 Katabolisme Lipid


Lemak merupakan salah satu sumber energi tubuh bahkan
kandungan energinya paling tinggi diantara sumber energi yang lain,
yaitu sebesar 9 kkal/gram. Jika sumber energi dari karbohidrat telah
mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu
membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai
cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia
sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi. Proses
oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil
KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme
karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke
dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi
Lemak akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Dari
senyawa tersebut, asam lemak sebagian mengandung sebagian besar
energi, yaitu sekitar 95%sedangkan gliserol hanya mengandung 5%
dari besar energi lemak. Untuk dapat menghasilkan energi, asam
lemak akan mengalami oksidasi yang terjadi di dalam mitokondria,
sedangkan gliserol di rombak secara glikolisis. Gliserol dalam
glikolisis akan di ubah kembali menjadi dihidroksi aseton fosfat.
Oksidasi asam lemak juga melalui lintasan akhir yang dilalui
karbohidrat, yaitu siklus krebs.
Setelah berada didalam mitokondria, asam lemak akan mengalami
oksidasi untuk menghasilkan energi. Aksodasi asam lemak terjadi
dalam dua tahap, yaitu oksidasi asam lemak yang menghasilkan residu
asetil KoA dan oksidasi asetil KoA menjadi karbon dioksida melalui
siklus krebs.
Tujuan utama katabolisme lemak adalah untuk membebaskan
energi yang terkandung di dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran
suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses
respirasi, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut
fermentasi anaerob.Katabolisme lemak berlangsung di membran luar
mitokondria. Katabolisme lemak yang menghasilkan 44 ATP adalah
katabolisme 1 mol asam lemak 6 karbon melalui siklus asam sitrat.
Lemak lebih besar energinya dari pada karbohidrat dikarenakan
lemak lebih banyak mengandung hydrogen terikat dan merupakan
senyawa karbon yang paling banyak tereduksi, sedangkan karbohidrat
dan protein banyak mengandung oksigen dan lebih sedikit hydrogen
terikat adalah senyawa yang lebih teroksidasi.
Senyawa karbon yang tereduksi lebih banyak menyimpan energy
dan apabila ada pembakaran sempurna akan membebaskan energy
lebih banyak karena adanya pembebasan elektron yang lebih banyak.
Jumlah elektron yang dibebaskan menunjukkan jumlah energy yang
dihasilkan. Glukosa dan asam glutamate dapat menghasilkan jumlah
ATP yang sama yaitu 36 ATP, sedangkan katabolisme asam heksanoat
dengan jumlah karbon yang sama dengan glukosa (6 karbon)
menghasilkan 44 ATP, sehingga jumlah energy yang dihasilkan pada
lemak lebih besar dibandingkan dengan yang dihasilkan pada
karbohidrat dan protein. Sedangkan jumlah energy yang dihasilkan
protein setaradengan jumlah yang dihasilkan dengan karbohidrat
dalam berat yang sama

2.3 Katabolisme Karbohidrat Aerob


Pada proses respirasi aerob, karbohidrat berupa glukosa, fruktosa,
dan galaktosa merupakan zat makanan utama yang digunakan. Proses ini
terdiri atas empat tahap, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus
Krebs, dan transfer elektron.

2.3.1 Glikolisis
Kata Glikolisis berasal dari gliko, yang artinya gula dan lisis,
yang artinya penguraian. Glikolisis merupakan proses penguraian
gula enam karbon menjadi dua molekul asam piruvat berkarbon 3.
Reaksi glikolisis terdiri atas 9 tahap reaksi, dan dapat digolongkan
menjadi 2 fase, yaitu fase yang memerlukan ATP dan fase yang
menghasilkan ATP. Proses reaksi glikolisis terjadi di sitoplasma.

Tahap pertama glikolisis diawali dengan fosforilasi glukosa


membentuk glukosa-6-fosfat (reaksi 1). Proses ini dapat dikatalis
oleh dua enzim yang berbeda, yaitu glukokinase dan heksokinase.
Glukosa-6-fosfat mengalami isomerisasi menjadi fruktosa-6-fosfat
(reaksi 2), kemudian mengalami fosforilasi menjadi fruktosa-1,6-
difosfat (reaksi 3). Enzim yang melakukan fosforilasi dalam reaksi
ini disebut fosfofruktokinase. Fruktosa-1,6-difosfat dengan bantuan
aldolase dipecah menjadi dua senyawa, yaitu gliseraldehida-3-
fosfat dan dehidroksiaseton fosfat. Dehidroksiaseton fosfat, pada
akhirnya akan mengalami isomerisasi menjadi gliserida-3-fosfat
(reaksi 4). Reaksi 1 sampai 4 ini merupakan fase yang memerlukan
ATP, yaitu mengubah glukosa menjadi gliserida-3-fosfat beratom 3
karbon.
Pada fase 2 glikolisis, gliserida-3-fosfat diubah menjadi
asam piruvat, dan pelepasan energi bebas dari keseluruhan reaksi
ini digunakan untuk mensintesis ATP. Reaksi pertama fase 2 ialah
oksidasi terhadap gliserida-3-fosfatmenjadi 1,3-difosfogliserat
(reaksi 5). Pada reaksi ini menggunakan NAD+ sebagai
koenzimnya, dan mereduksinya menjadi NADH + H+. 1,3-
difosfogliserat merupakan senyawa berenergi tinggi sehingga
dengan bantuan fosfogliserat kinase dapat membentuk 3-
fosfogliserat dan ATP (reaksi 6). 3-fosfogliserat kemudian
berisomerisasi menjadi 2-fosfogliserat (reaksi 7), yang selanjutnya
diubah menjadi fosfoenolpiruvat (reaksi 8). Akhirnya,
fosfoenolpiruvat memindahkan fosfat energi tinggi pada ADP
membentuk ATP dan asam piruvat (reaksi 9).
Fase 1 glikolisis membutuhkan 2 ATP, sedangkan pada fase
2 dihasilkan 4 ATP dan 2 NADP+ + H+, sehingga hasil bersih
glikolisis ini ialah asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADP+ + H+.

2.3.2 Dekarboksilasi Oksidatif


Asam piruvat terbentuk dari hasil glikolisis. Apabila sel
tubuh cukup oksigen, asam piruvat akan memasuki matriks
mitokondria kemudian diubah menajdi suatu senyawa 2 karbon
yang disebut dengan asetil-KoA. Proses ini melibatkan multienzim
dan reaksinya disebut Dekarboksilasi Oksidatif.
Ada tiga tahapan
reaksi dalam proses
ini, yaitu (1)
dekarboksilasi yaitu
pelepasan CO2 dari
asam piruvat, (2)
oksidasi dengan
melepaskan H2 yang
digunakan untuk mereduksi NAD+, dan (3) penggabungan dengan
koenzim A. Untuk dua senyawa asam piruvat hasil glikolisis,
melalui proses Dekarboksilasi Oksidatif dihasilkan 2 asetil-KoA, 2
CO2, dan 2 NADH + H+.

2.3.3 Siklus Krebs


Sebelum berlangsung siklus Krebs, asam piruvat (3C)
sebagai hasil akhir dari glikolisis terlebih dahulu diubah menjadi
asetil KoA (2C). Selanjutnya, asetil KoA bereaksi dengan asam
oksaloasetat (4C) menjadi asam sitrat (6C). Asam oksaloasetat
memasuki siklus menjadi berbagai macam zat yang akhirnya
kembali menjadi asam oksalosuksinat.
Dalam prosesnya, CO2 (1C) dilepaskan. Tiap tahapan,
dilepaskan ATP dan hidrogen. ATP yang dihasilkan langsung
digunakan. Sebaliknya, hidrogen berenergi bergabung dengan
penerima hidrogen (akseptor hidrogen), yaitu NAD dan FAD
untuk dibawa ke transpor elektron. Dalam tahap ini dilepaskan
energi, sedangkan hidrogen bereaksi dengan oksigen membentuk
air. Seluruh reaksi dalam siklus Krebs berlangsung dengan
memerlukan oksigen bebas (aerob) yang berlangsung dalam
mitokondria.
2.3.4 Transfer Elektron
Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus
Krebs terdapat dua macam. Pertama, dalam bentuk ikatan fosfat
berenergi tinggi, yaitu ATP atau GTP (Guanosin trifosfat). Energi
ini merupakan energi yang langsung dapat digunakan. Kedua,
dalam bentuk sumber elektron, yaitu NADH (Nikotinamid adenin
dinukleotida H) dan FAD (Flavin adenin dinukleotida) dalam
bentuk FADH2. Kedua macam sumber elektron ini dibawa ke
sistem transpor elektron. Proses transpor elektron itu sangat
kompleks. Pada dasarnya, elektron H+ dari NADH dan FADH2
dibawa dari satu substrat ke substrat yang lain secara berantai.
Setiap kali dipindahkan, energi yang terlepas digunakan untuk
mengikatkan fosfat anorganik (P) ke molekul ADP sehingga
terbentuk ATP. Pada bagian akhir terdapat oksigen sebagai
penerima (akseptor), sehingga terbentuklah H2O. Jadi, katabolisme
1 glukosa melalui respirasi aerobik menghasilkan 3 ATP.
Tahapan sistem transpor elektron dapat dirinci sebagai
berikut ini.
1) Terjadinya di bagian membran dalam mitokondria.
2) Berakhir setelah elektron bersama-sama H+ menuju dan
akhirnya bereaksi dengan O2 (berfungsi sebagai aseptor)
membentuk H2O.
3) Reaksi tersebut kompleks, yang berperan dalam reaksi ini
adalah NADH, FADH2, dan molekul-molekul khusus yang
berperan dalam respirasi: Flavoprotein, Ko-enzim Q, dan
beberapa sitokrom (sitokrom c1, c, a, b, dan a3).

2.4 Katabolisme Karbohidrat Anaerob


Menurut Saputra, et al. (2012), Proses fermentasi merupakan proses
pembebasan energi tanpa adanya oksigen, sehingga sering disebut
respirasi anaerob. Respirasi anaerob dapat terjadi pada manusia dan hewan
jika tubuh memerlukan energi secara cepat. Pada mikroorganisme seperti
bakteri dan jamur, respirasi anaerob dilakukan karena keadaan lingkungan
yang tidak memungkinkan dan belum memiliki sistem metabolisme yang
kompleks.

2.4.1 Fermentasi Alkohol


Beberapa organisme seperti khamir (Saccharomyces cereviceace)
melakukan fermentasi alkohol. Organisme ini mengubah glukosa
melalui fermentasi menjadi alkohol (etanol)
Proses fermentasi alkohol diawali dengan pemecahan satu molekul
glukosa menjadi dua molekul asam piruvat. Pada proses tersebut, dibentuk
juga 2 ATP dan 2 NADH. Setiap asam piruvat diubah menjadi asetildehid
dengan membebaskan CO2 . Asetildehid diubah menjadi etanol dan
NADH diubah menjadi NAD+ untuk selanjutnya digunakan dalam
glikolisis kembali.
Fermentasi alkohol merupakan jenis fermentasi yang banyak
digunakan manusia selama ribuan tahun dalam pengolahan bahan
makanan. Khamir banyak digunakan dalam pembuatan roti dan minuman
beralkohol.

2.4.2 Fermentasi Asam Laktat


Sama halnya dengan fermentasi alkohol, fermentasi asam laktat
dimulai dengan tahap glikolisis. Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel
otot dan beberapa sel lainnya, serta beberapa bakteri asam laktat. Pada
otot, proses ini dapat menyediakan energi yang dibutuhkan secara cepat.
Akan tetapi, penumpukan asam laktat berlebih dapat menyebabkan otot
lelah. Asam laktat berlebih dibawa darah menuju hati untuk diubah
kembali menjadi asam piruvat. Industri susu menggunakan fermentasi
asam laktat oleh bakteri untuk membuat keju dan yoghurt.

Bagan Fermentasi Asam Laktat


Glukosa akan dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat melalui
glikolisis, membentuk 2 ATP dan 2 NADH. NADH diubah kembali
menjadi NAD+ saat pembentukan asam laktat dari asam piruvat.
Fermentasi asam laktat tidak menghasilkan CO2 , seperti halnya
fermentasi alkohol.

Menurut Rahman (1989), ada empat hal pokok yang harus diperhatikan dalam
proses fermentasi yaitu mikroba, medium fermentasi, fermentor dan kondisi
lingkungan.
1. Mikroba
Fermentasi bahan pangan adalah sebagai hasil kegiatan beberapa jenis
mikroorganisme baik bakteri, khamir, dan kapang. Mikroorganisme yang
memfermentasi bahan pangan dapat menghasilkan perubahan yang
menguntungkan (produk-produk fermentasi yang diinginkan)
2. Medium
Medium fermentasi adalah medium tumbuh mikroba yang menyediakan nutrien
yang dibutuhkan oleh mikroba untuk memperoleh energi, untuk pertumbuhan,
membentuk sel dan biosintesa produk-produk metabolit. Media yang tidak sesuai
akan menyebabkan perubahan jenis produk dan perubahan rasio diantara berbagai
produk metabolisme (Fardiaz, 2003). Medium yang digunakan sebagai tempat
terjadinya proses fermentasi harus mengandung komponen nutrien yang lengkap
sesuai dengan kebutuhan mikroba.
3. Fermentor
Fermentor adalah suatu alat yang digunakan untuk menjalankan suatu proses
fermentasi. Fermentor dilengkapi dengan peralatan mekanik dan elektrik, bahkan
beberapa diantaranya dilengkapi sistem kontrol yang digunakan untuk mengontrol
variabel yang berpengaruh terhadap hasil akhir fermentasi.
4. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan mempengaruhi hasil akhir dari fermentasi dilihat dari pH,
Suhu, oksigen dan lainnya.
3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Katabolisme merupakan proses penguraian atau pemecahan
senyawa organik kompleks menjadi senyawa sederhana. Terdapat
katabolisme karbohidrat, katabolisme protein, dan katabolisme lemak.
Adapun proses katabolisme karbohidrat aerob (membutuhkan oksigen)
terdapat glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus Krebs, dan transfer
elektron. Sedangkan proses katabolisme karbohidrat anaerob (tidak
membutuhkan oksigen) terdapat fermentasi alkohol dan fermentasi asam
laktat.

3.2 Saran
Semoga pemberian materi pada mata kuliah Biokimia dapat terus
diperdalam dan tugas ini dapat menjadi salah satu bahan belajar juga
referensi dari mata kuliah ini, yaitu mengenai katabolisme dan reaksi
penguraian zat.
REFERENSI

Manurung, R. , R. Hasibuan dan Irvan. 2004.Perombakan Zat Warna Azo Reaktif


Secara Anaerob – Aerob. Perombakan Zat Warna Azo Reaktif Secara
Anaerob – Aerob.

Rahman, A. 1989. Pengantar Teknologi Fermentasi. Pusat Antar Universitas


Pangan dan Gizi. Bogor: IPB.

Santoso, B. 2007. BIOLOGI: Pelajaran Biologi untuk SMA/MA kelas XII.


Jakarta: Interplus.

Saputra, D. R., A. Ridlo dan I. Widowati. 2012. Kajian Rumput Laut Sargassum
duplicatum J. G. Agardh sebagai Penghasil Bioetanol dengan Proses
Hidrolisis Asam dan Fermentasi. Journal Of Marine Research. 1(2): 145-
151.

Suhardi, D. 2005. Metabolisme Organisme. Modul Diklat Berjenjang.


Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah. Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Ilmu
Pengetahuan Alam (science education development centre)

Anda mungkin juga menyukai