Tinjauan Pustaka
A. Pola Asuh
Pola asuh adalah segala bentuk interaksi antara orangtua dan anak yang
mencakup ekspresi atau pernyataan orangtua akan sikap, nilai, minat dan
perhatian.
dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Pada dasarnya pola asuh
dapat diartikan seluruh cara perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak.
Jenis pola asuh permisif, orang tua bersikap longgar, tidak terlalu
anak yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal,
orang lain, baik ketika kecil maupun sudah dewasa hal ini merupakan
anak, anak tetap memerlukan arahan dari orang tua untuk mengenal
hal yang baik dan hal yang salah. Memberi kebebasan yang
orang tua memiliki sedikit kontrol atau tidak sama sekali atas tindakan
dicirikan oleh corak komunikasi yang terbuka dan orang tua kurang
menekankan tingkah laku yang baik pada anak. Sikap pola asuh orang
laku matang.
mengikat”.
tangan orang tua. Orang tua yang otoriter menekankan kepatuhan anak
Yahya & Latif (2006) mengartikan pola asuh otoriter sebagai suatu
melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang
tua. Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak
dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta
dengan teknik asuhan seperti ini biasanya tidak bahagia, paranoid atau
berada di luar rumah, benci orang tua dan sebagainya (Prayitno &
Basa, 2004).
Sikap otoriter yang digunakan orang tua dalam pola asuh anak,
kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses
antara orang tua dan anak seakan memiliki dinding pembatas (Fathi,
2003).
1) Kaku.
2) Tegas.
tidak ada.
4) Tingkah laku agresif orang tua akan menjadi contoh bagi anak
cenderung bersifat tidak puas dengan diri anak, tidak boleh dipercaya,
sosial.
Pola asuh otoritatif adalah pola pengasuhan yang cocok dan baik
anak dan orang tua.Orang tua tidak mengambil posisi mutlak dan
kemampuannya.
peraturan”.
tua.
juga dengan pola asuh permisif yang bersifat demokratis, tetapi tanpa
demokratis dan pemberian kontrol yang ketat dalam pola asuh otoriter,
tua. Usia antara 17 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk laki-laki
ayah dan bayi baru lahir, sama pentingnya hubungan antara ibu dan
ayah dan anak, walaupun secara kodrati akan ada perbedaan, tetapi
oleh orang tua, seperti marah yang berlansung lama, gelisah, cemas
2) Jumlah stres yang dialami oleh salah satu dari kedua orang tua
anak mereka.
B. PHBS
1. Pengertian
2. Tujuan PHBS
masyaraka tuntuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta
pengetahuan dari para guru atau pengajar kepada anak didiknya. Sekolah
sekali pada jiwa anak, maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan,
5. Indikator PHBS
usia 5-6tahun adalah: mencuci tangan dengan air yang mengalir dan
menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan
terukur, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
C. Kemandirian
mampu berpikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang
lain, dan tampak spontan. Kemandirian pada anak sangat penting karena
seorang anak dapat berkembang dengan baik (Lie, Anita & Prasati, 2004).
anak tetapi juga pada semua tingkatan usia. Setiap manusia perlu
yang terarah. Peran orang tua dalam pengasuhan anak usia prasekolah
sangat penting karena orang tua adalah guru pertama dalam pendidikan
sendiri yang ikhlas. Perilaku seperti ini akan mengarah kepada perilaku
formalistik dan ritualistik serta tidak konsisten. Situasi seperti ini akan
sebagai salah satu ciri dari kualitas sumber daya dan kemandirian anak.
masih rendah.
tata nilai yang terjadi dalam generasi dan antargenerasi akan tetap
melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri dan mampu mengatur diri
2006):
b. Anak yang mandiri tidak takut dalam mengambil resiko karena sudah
c. Inisiatif, yaitu mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan
penuh inisiatif.
e. Kemantapan diri (harga diri dan percaya diri), termasuk dalam hal ini
a. Kebebasan
b. Inisiatif
c. Percaya Diri
d. Tanggung Jawab
Aspek tanggung jawab tidak hanya ditunjukkan pada diri anak itu
dilingkungannya.
orang lain.
f. Pengambilan Keputusan
g. Kontrol Diri
atau bimbingan dari orang lain. Dengan kata lain, sebagai kemempuan
merasa takut, tidak cemas, tidak ragu atau tidak marah yang berlebihan
melekat pada diri individu sejak lahir, melainkan dipengaruhi oleh hal-hal
lain. Sehubungan dengan hal ini Ali dan Asrori (2004) menyatakan bahwa
dan faktor ekstrinsik adalah hal-hal yang berasal dari luar diri anak seperti
berikut:
a. Faktor Internal
dalam diri anak itu sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi
padanya.
3) Faktor Perkembangan
positif bagi perkembangan anak. Oleh sebab itu, orang tua perlu
kemampuan anak.
b. Faktor Eksternal
sekitarnya. Pada saat ini orang tua dan respon dari lingkungan
dilakukannya.
untuk mandiri atas dirinya sendiri. Mereka terkadang lebih senang untuk
D. Kerangka Teori
Faktor yang
mempengaruhi
E. pola
Pola Asuh orangtua :
asuh orangtua :
F. 1. Permisif Kemandirian pada
1. Pendidikan anak PHBS
G. orangtua 2. Otoriter
3. Otoritatif
2. Usia orangtua
H.3. Keterlibatan
ayah
I. Faktor yang mempengatuhi :
1. Faktor Internal
Faktor Internal : 2. Faktor Eksternal
1. Jenis kelamin
2. Kecerdasan
3. Perkembangan
Faktor Eksternal :
(Hogg & Blau, 2004; Hufad, 2000; Shochib, 2000; Ubaedy, 2009)
Karakteristik
Responden :
1. Umum
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
Kemandirian PHBS
• Permisif
• Otoriter
• Otoritatif
F. Hipotesa Penelitian
2. Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian PHBS