Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap hari, dalam tubuh kita terjadi proses metabolisme. Saat buang air kecil kita
pasti mengeluarkan air seni (urin). Saat kita bernafas, kita akan menghembuskan
karbon dioksida, sebsgai sisa pernapasan. Jiak pada siang hari kita berada dibawah terik
matahari atau disaat malam hari udara sangat panas, kita sering berkeringat. Jika kita
berada didalam kendaraan umum yang penuh sesak, baju kita pun akan basah dengan
keringat.
Hal tersebut merupakan proses metabolisme. Sedangkan, air seni,karbon
dioksida dan keringat merupakan zat – zat sisa metabolisme yang sudah tidak berguna
lagi bagi tubuh. Zat sisa metabolisme harus dikeluarkan dari tubuh karena dapat
bersifat racun bagi tubuh. Proses pengeluaran zat siasa metabolisme yang tidak berguna
bagi tubuh dari sel-sel tubuh disebut ekskresi. Selain menghasilkan zat-zat yang yang
tidak berguna, proses metabolisme juga mengeluarkan zat-zat yang masih berguna bagi
tubuh.Zat sisa metabolisme dihasilkan dari hasil pembongkaran zat makanan. Zat sisa
metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi.
Alat ekskresi pada manusia adalah ginjal,kulit,paru-paru, dan hati-hati. Ginjal
merupakan alat ekskresi karena mengeluarkan urin. Kulit mengeluarkan keringat, paru-
paru mengeluarkan karbon dioksida sedangkan, hati mengeluarkan empedu. Dengan
adanya hal-hal tersebut maka saya memilih “HATI MERUPAKAN SALAH SATU
ORGAN EKSKRESI” sebagai judul makalah ini agar para pembaca dan pemakalah
khususnya dapat mempelajari seberapa pentingnya hati sebagai organ ekskresi dalam
tubuh manusia
Hati adalah salah satu organ utama tubuh, dan sangat penting untuk hidup. Hati
merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, beratnya antara 1000–1500 gram,
kurang lebih 25 % berat badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh
dengan fungsi yang sangat kompleks (Nh2pharma, 2010). Hati berperan dalam banyak
proses tubuh, diantaranya memproduksi berbagai protein penting, memproses dan

1
menyimpan nutrisi, menghancurkan toksin dan racun (National cancer centre
Singapore, 2009). Karena berfungsi sebagai penawar
racun hati sangat mudah menjadi sasaran utama ketoksikan.
Beberapa faktor dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hati antara lain
virus, parasit, bakteri, toksisitas dari obat-obatan atau bahan kimia. Salah satu
obat-obatan yang dapat merusak sel dan fungsi hati adalah parasetamol (Pasiyan
dalam Tuminah, 2009). Parasetamol bersifat tidak toksik jika digunakan dalam
dosis terapi, tetapi dalam dosis yang berlebihan dan jangka panjang akan
menimbulkan nekrosis hati (Zimmerman, 1999). Metabolisme parasetamol di hati
menghasilkan metabolit reaktif N-asetil-p-benzokuinonimina (NAPQI) yang
menimbulkan kerusakan sel hati. Kelainan yang terjadi pada hati dapat dilihat dari
meningkatnya kadar SGPT (serum glutamate piruvat transaminase) dan SGOT
(serum glutamate oksaloasetat transaminase). Nekrosis hati terjadi karena
interaksi radikal bebas hasil metabolisme obat dan metabolisme tubuh dengan
biomolekul penyusun membran sel hati. Interaksi radikal bebas ini menyebabkan
perubahan dan merusak membrane sel (Anonim, 2012). Kerusakan sel hati
menyebabkan meningkatnya lipid peroksida darah karena lipid peroksida tubuh
tidak dapat lagi didetoksifikasi dalam hati.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana ciri-ciri hati?
2. Bagaimana struktur dalam hati?
3. Mengapa hati disebut sebagai alat ekskresi, alat sekresi dan kelenjar
pencernaan?
4. Apa saja fungsi hati?
5. Apa saja penyakit yang menyerang hati?
6. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi karusakan hati?

2
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui struktur dalam hati
b) Untuk mengetahui hati disebut sebagai alat ekskresi, alat sekresi dan kelenjar
pencernaan
c) Untuk mengetahui fungsi hati
d) Untuk mengetahui penyakit yang menyerang hati
e) Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi karusakan hati

1.4 Manfaat
 Menambah wawasan pembaca dalam ilmu pengetahuan tentang organ
hati
 Mengajak pembaca untuk melakukan pola hidup yang lebih sehat dalam
menjaga kesehatan organ hati
 Mempermudah pembaca dalam mengenal organ hati

3
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian
Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh yang berwarna merah coklat sangat
vascular dan lunak, dengan beratnya sekitar 1300 – 1500 gr. Hati berbentuk baji dengan
dasarnya pada sisi kanan dan apeks pada sisi kiri. Letaknya berada pada kuadran kanan
atas abdomen, yang dilindungi oleh cartilage costalis. Di mana, tepi bawahnya,
mencapai garis cartilage costalis tetapi tepi hati yang sehat tidak dapat teraba.
Adapun pembagian hati adalah sebagai berikut :
 Lobus sinistra, yaitu lobus yang terletak disebelah kiri bidang median
 Lobus dekstra, yaitu lobus yang terletak disebelah kanan bidang median
 Lobus kaudatus, yaitu lobus yang terletak dibelakang dan berbatasan dengan
vertikula, pars pilorika, dan duodenum superior.
Permukaan hati :
 Facies superior
 Facies inferior
 Facies posterior
 Facies lobus sinistra
Pembuluh darah hati :
 Arteri hepatica
 Vena porta
 Vena hepatica
 Saluran empedu
Ciri – ciri hati :
a. Berada diatas rongga perut bagian atas
b. Terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus kiri dan kanan
c. Memiliki berat kurang lebih 2 kg
d. Merupakan kelenjar yang paling terbesar dalam tubuh
e. Di bagian luar dilindungi oleh selaput hati (kapsula hepatis)

4
Hati mempunyai beberapa fungsi :
1. Sebagai penawar racun
2. Sebagai tempat pembentukan dan perombakan eritrosit
3. Sebagai tempat penyusunan dan perombakan protein
4. Sebagai tempat untuk mengubah glukosa menjadi glikogen atau
sebaliknya
5. Sebagai tempat penghasil sel pelarut lemak
6. Sebagai tempat penyimpanan vitamin
7. Sebagai metabolisme karbohidrat,lemak,dan protein setelah penyerapan
dari saluran pencernaan
8. Detoksifikasi atau degradasi zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa
asing lainya
9. Ekskresi kolesterol dan bilirubin
10. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang sudah rusak.

Keajaiban hati:
1. Hati sebagai organ multifungsi
Hati adalah organ untuk menyaring berbagai zat yang masuk melalui
peredaran darah. Zat zat racun yang berpotensi masuk ke dalam tubuh melalui
darah akan disaring terlebih dahulu oleh hati, sebelum kemudian beredar ke
seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun, seperti obat obatan dan alcohol dari
system peredaran darah. Hati kemudian mengeluarkan zat racun tersebut
bersama dengan getah empedu.
2. Hati dan beragam manfaat serta mukjizat nya :
a. Hati terletak di bawah rusuk dibagian atas perut
b. Hati merupakan organ tubuh terpenting
c. Hati adalah pemasok energy tubuh yang dilakukan secara cepat ketika
dibutuhkan.

5
d. Hati memiliki pasokan darah yang unik dari 2 sumber yakni pasokan
darah melaui arteri hepatikadari jantung dan melalui vena porta yang
berasal dari usus
e. Hati memiliki kapasitas yang luar biasa untuk tumbuh kembali

Fungsi Hati sebagai Alat Ekskresi


Hati merupakan organ ekskresi karena mengekskresikan beberapa zat sisa
metabolisme tubuh seperti getah empedu, amoniak, dan urea. Berikut ini adalah fungsi
hati sebagai alat ekskresi tersebut:

a. Menghasilkan getah empedu


Getah empedu merupakan getah hasil perombakan sel darah merah. Getah ini
tersusun atas dua komponen utama yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam
empedu dalam sistem pencernaan pada manusia berfungsi sebagai pengemulsi lemak.
Garam ini bersama dengan zat warna akan keluar bersamaan dengan feses dan urine.
Inilah yang menyebabkan warna dari urine dan feses menjadi agak kekuning-kuningan.
Proses pembentukan getah empedu sendiri terjadi dalam sinusoid yang banyak
terdapat di dalam hati. Dalam sinusoid, hemoglobin sel darah merah yang sudah tua
dirombak menjadi unsur yang lebih sederhana yaitu, kristal (hemin), globin, dan zat
besi. Zat besi dan globin yang sudah terbentuk dari proses ini oleh hati kemudian
dikirimkan ke sumsum tulang merah untuk dibentuk kembali menjadi antibodi atau

6
hemoglobin yang baru, sedangkan hemin oleh hati dirombak menjadi bilirubin dan
biliverdin. Dua zat yang menjadi zat warna hijau biru dalam getah empedu.

2.2 GANGGUAN PADA HATI


Organ hati yang terletak tepat di bawah diagfragma (lapisan pemisah rongga dada
dan perut) memiliki fungsi yang cukup penting. Tugasnya menyaring darah untuk
mengimbangi kandungan kimia berbahaya di dalam darah dan menghasilkan cairan
empedu untuk membantu proses pencernaan. Oleh karena fungsinya tersebut, maka
organ ini pun menjadi sangat rentan terhadap berbagai penyakit yang bisa
menyebabkan kerusakan hati.
Kerusakan hati ini akan berdampak buruk bagi tubuh, apalagi bila dibiarkan terlalu
lama. Sebab, kerusakan hati ini lambat laun bisa menjadi sirosis (pengerasan hati) yang
bisa memicu gagal hati maupun kanker hati. Beberapa hal yang bisa mengakibatkan
kerusakan hati, antara lain:
1. Virus (Hepatitis B atau C)
Virus hepatitis B maupun C dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh,
seperti darah dan air liur. Virus ini hanya menyerang hati dan menyebabkan kerusakan
fungsi hati. Gejala pada orang yang tertular hepatitis B atau C tidak terlihat jelas dan
hanya terlihat apabila kondisi hati sudah kronis.
2. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak fungsi hati. Mengingat salah satu
tugas organ hati adalah untuk menstabilkan kandungan kimia dalam tubuh, konsumsi
terlalu banyak alkohol akan memaksa organ ini bekerja keras dalam mengurainya.
Alkohol yang tidak dapat diurai disimpan sebagai lemak dalam hati. Timbunan lemak
ini menghambat fungsi hati sehingga mengarah ke kerusakan fungsi hati.
3. Merokok
Walaupun nikotin dalam rokok tidak ada manfaat untuk tubuh, zat ini akan tetap
diurai oleh hati. Namun, karena membutuhkan waktu untuk mengurai nikotin dan
ratusan zat lain yang terkandung dalam sebatang rokok, lambat laun akan menimbun
di dalam hati dan merusak fungsinya.

7
4. Penimbunan lemak pada hati
Penimbunan lemak pada hati ini biasanya terjadi pada orang yang mengalami berat
badan berlebih atau obesitas. Kelebihan lemak pada orang obesitas ini tak hanya
tertimbun di sel-sel bawah kulit, namun juga di dalam organ hati. lambat laun kejadian
ini bisa menimbulkan pembengkakan hati sehingga membuat hati menjadi rusak.
5. Faktor keturunan
Hemochromatosis adalah penyakit keturunan saat tubuh penderita tidak dapat
menyerap zat besi dengan sempurna. Zat besi yang tidak dapat diserap ini akan
ditimbun di dalam hati. Lambat laun penumpukan zat besi yang berlebihan ini dapat
merusak fungsi hati. Virus hepatitis B juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya yang
masih dalam kandungan.

Berikut merupakan contoh dari penyakit yang menyerang organ hati pada manusia :
1. Hepatitis
 Penyebab :
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada
beberapa macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan
oleh virus hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus
hepatitis A.
 Pencegahan :
a) Hepatitis dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi.
b) Jarum untuk akupuntur atau tatto harus steril
c) Hindari pemakaian alat-alat secara bersamaan seperti cukur, sisir
d) Hindari aktivitas sex dengan berganti-ganti pasangan
e) Hindari mendapat donor darah yang tidak resmi
 Pengobatan :
a) Melalui kimiawi yang bertujuan untuk mematikan virus hepatitis
b) Pengobatan suportif yang bertujuan untuk melindungi sel hati dan membantu
pemulihan sel hati yang rusak

8
2. Penyakit kuning
 Penyebab :
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang
mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari,
sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit penderita
tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku
jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh
darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan
empedu.
.

 Pencegahan :
Karena ada ragam masalah kesehatan yang bisa menyebabkan penyakit kuning,
maka tidak semua kasus dapat dicegah. Meski begitu, untuk meminimalkan risiko
terkena penyakit tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, di antaranya dengan
menjaga berat badan tetap pada batas yang sehat, membatasi konsumsi minuman
beralkohol, melakukan vaksinasi hepatitis A dan B, serta tidak menyuntikkan narkoba
ke tubuh agar terhindar dari hepatitis C.
 Pengobatan :
Pengobatan penyakit kuning tergantung dari penyebab, jenis, dan tingkat
keparahannya. Sebagai contoh, operasi mungkin akan ditawarkan oleh dokter jika
penyakit kuning disebabkan oleh saluran empedu yang tersumbat. Contoh lainnya
adalah transfusi darah, jika penyakit kuning disebabkan anemia sel sabit. Jika penyakit
kuning disebabkan oleh kerusakan hati yang sudah sangat parah, kemungkinan dokter
akan menawarkan transplantasi atau pencangkokan hati.

9
3. Sirosis hati
 Penyebab :
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah
sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati dapat terjadi
karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau
karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu.

 Pencegahan :
Pencegahan sirosis yang disebabkan oleh konsumsi minuman keras
yang berlebihan dapat dilakukan dengan membatasi diri dalam mengonsumsi
minuman beralkohol. Selain itu, sirosis bisa disebabkan oleh penyakit hepatitis.
Hepatitis A ditularkan melalui makanan dan minuman, sehingga memastikan
kebersihan makanan dan minuman merupakan langkah pencegahan yang paling
tepat. Hepatitis B dan C adalah penyakit menular yang bisa diderita melalui
hubungan seks yang tidak aman atau berbagi jarum suntik di antara sesama
pengguna narkotika suntik. Agar tidak terjangkit hepatitis B dan C, sebaiknya
Anda menggunakan kondom saat berhubungan seks bebas atau tidak berbagi
jarum suntik. Vaksinasi juga tersedia untuk mencegah penyakit hepatitis B, tapi
belum tersedia vaksin untuk hepatitis C.
 Penyembuhan :
Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk
mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah,
asites/perut membesar, mata kuning serta koma hepatikum).

10
4. Perlemakan hati
 Penyebab :
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau
mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi
menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena
mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun
bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).

 Pengobatan :
Penanganan yang utama dalam perlemakan hati adalah mengendalikan
atau menangani penyebab penyakit ini. Untuk tujuan tersebut, dokter biasanya
akan menyarankan penderita untuk:

a) Berhenti atau membatasi konsumsi minuman beralkohol. Dengan tidak


mengonsumsi minuman beralkohol setidaknya selama 6 minggu, maka lemak
dalam hati dapat berkurang.
b) Menurunkan berat badan.
c) Mengendalikan kadar gula darah dan kolesterol.
d) Berolahraga secara rutin.
e) Mengonsumsi makanan sehat, seperti gandum, sayuran, dan buah-buahan.
f) Membatasi konsumsi makanan berkadar kalori tinggi, seperti nasi, jagung,
roti, dan kentang.
g) Mengonsumsi ayam dan ikan sebagai pengganti daging merah.
h) Menghindari minuman berkadar gula tinggi, terutama minuman kemasan.

11
Untuk panyakit hati tidak terkait alkohol, dokter dapat membantu dengan memberi
vitamin E dan pioglitazone (obat untuk menangani diabetes). Namun, penggunaan obat
tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Jika perlemakan hati disebabkan oleh suatu penyakit, maka kondisi yang
mendasarinya harus ditangani terlebih dahulu. Perkembangan perlemakan hati terkait
alkohol semakin cepat menjadi sirosis jika penderita tidak menghentikan kebiasaan
mengonsumsi minuman beralkohol. Sementara untuk perlemakan hati tidak terkait
alkohol, kecenderungan penyakit tersebut menjadi sirosis lebih besar jika penderita
sudah dinyatakan mengalami steatohepatitis. Jika sudah menjadi sirosis, maka
kemungkinan terjadinya gagal hati akan lebih besar. Saat perlemakan hati sudah
menjadi sirosis atau gagal hati, pilihan penanganan yang bisa dilakukan adalah
transplantasi hati.

5. Kanker hati
 Penyebab :
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati
yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan
komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena
virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.

Stadium Kanker Hati Sama seperti jenis kanker lain, kanker hati juga terbagi dalam
beberapa tahap atau stadium. Pembagian ini menjelaskan ukuran dan tingkat
penyebaran kanker. Artinya, semakin tinggi stadium yang dialami, semakin luas pula
penyebaran kanker pada seseorang.

12
 Stadium A : Ada satu tumor berukuran kurang dari 5 cm, atau terdapat 2-3
tumor dengan ukuran kurang dari 3 cm. Fungsi hati masih terbilang normal atau
sangat minimal bila terganggu.

 Stadium B : Terdapat beberapa tumor besar di hati, namun belum mengganggu


fungsi hati. Kondisi pasien secara umum masih baik.

 Stadium C : Kanker sudah menyebar ke pembuluh darah, kelenjar getah


bening, atau organ tubuh lain. Pada stadium ini, kondisi pasien mulai
memburuk, namun hati masih berfungsi.

 Stadium D : Kanker hati yang disertai dengan kondisi fisik pasien yang
memburuk dan gangguan fungsi dari organ hati, tanpa memandang ukuran
tumor.

6. Koletasis dan jaundice


 Penyebab :
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan memproduksi dan pengeluaran
empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan
lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu,
bilirubin dan kolesterol di hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan
penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut
jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih
gelap, sedangkan faeces lebih terang.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh yang berwarna merah coklat sangat
vascular dan lunak, dengan beratnya sekitar 1300 – 1500 gr. Hati merupakan organ
ekskresi karena mengekskresikan beberapa zat sisa metabolisme tubuh seperti getah
empedu, amoniak, dan urea. Selain itu, hati berfungsi sebagai Sebagai penawar racun,
perombak sel darah merah yang rusak, penghasil bilirubin serta biliverdin dan seperti
yang tersebut diatas.
Faktor-faktor yang mengakibatkan kerusakan hati yaitu, virus, konsumsi alkohol,
merokok, penimbunan lemak pada hati dan faktor keturunan. Contoh penyakit yang
menyerang organ hati adalah hepatitis, kanker hati, penyakit kuning, perlemakan hati,
sirosis. Melalui akibat yang ditimbulkan dari faktor-faktor tersebut, alangkah baiknya
kita menjaga pola hidup sehat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mohammad, Imelda. 2014. Anatomi Klinik Dasar. Jakarta: Prima


Linakung, Erfanto dan Sarwadi. 2014. Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia, Jakarta:
Dunia Cerdas
Tilong, Adi D. 2012. Keajaiban – Keajaiban Tubuh Manusia, Yogyakarta: Diva Press
Budiyono, Setiadi. 2011. Anatomi Tubuh Manusia, Bekasi: Laskar Aksara
https://www.alodokter.com/penyakit-kuning.html
https://www.alodokter.com/sirosis
https://www.alodokter.com/perlemakan-hati
https://www.alodokter.com/kanker-hati
https://www.google.com/search?q=organ+hati&safe=strict&source=lnms&tbm=isch
&sa=X&ved=0ahUKEwiK5pXY7o_dAhUGK48KHYleDakQ_AUIDCgD&biw=136
6&bih=631#imgrc=ZSz8Fky8iVJd1M:

15

Anda mungkin juga menyukai