Anda di halaman 1dari 7

UJI EFEK AFRODISIAKA DARI EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) PADA

HEWAN COBA MENCIT (Mus musculus)

Maulita Indrisari1, St. Rahimah2, Abd Halim Umar1, Ade Putri Allyah2
1
Akademi Farmasi Kebangsaan
2
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi

ABSTRACT

Garlic (Allium sativum) empirically used as a stamina enhancer, potentially as


afrodisiaka. The purpose of this study was to determine whether the ethanol extract of the
garlic effect as an aphrodisiac i n male mice a s a n i m a l s m o d e l s a n d u s e d ICC
(Introducing, Climbing, and Coitus) a s parameters by treated with Garlic extracted
Garlic was extracted by maceration with ethanol 70 %. Animal tests were used 15 male
mice and 15 famale mice were divided into five treatment groups. Each group consists of
3 males and 3 females. The first group was given with Na.CMC 1 % as a negative
control, the second group was given Pasak bumi as a positive control, a group III were
given ethanol extract of garlic 150 mg/kgBB, group IV were given ethanol extrac of garlic
200 mg/kgBB and group 5 was given ethanol of the garlic 300 mg/kg BB.As The
results showed ethanol extract of the garlic 300 Mg/Kg BB can act as aphrodisiac in
experimental animals male mice (Mus musculus).

Keywords : Garlic (Allium sativum), Aphrodisiac, ICC parameters (Introducing,


Climbing and Coitus)

seksual meliputi difungsi ereksi,


PENDAHULUAN impotensi, ejakulasi dini dan gangguan
Kebutuhan biologis manusia tidak hasrat (libido). Penyebab difungsi
terlepas dari aktivitas seksual yaitu untuk seksual dapat dibagi menjadi dua,
mendapatkan keturunan. Aktivitas seksual yaitu gangguan yang disebabkan oleh
yang baik sangat dibutuhkan dalam suatu faktor fisik dan faktor psikis
hubungan agar mencapai keharmonisan (Harmusyanto, 2013). Gangguan yang
rumah tangga yang baik. Namun difungsi disebabkan faktor fisik adalah gangguan
seksual kerap menghampiri beberapa seksual akibat kesehatan, kebiasaan
pasangan dan membuat ketidak merokok, kurang olahraga dan faktor
nyamanan salah satu pihak (Hidayat, genetika. Gangguan yang disebabkan
2012). oleh faktor psikis disebabkan oleh
Difungsi seksual merupakan suatu gangguan akibat stress, depresi, dan
keadaan dimana mengalami kesulitan rasa khawatir berlebihan (Arisandi, 2008)
dalam berhubungan seksual. Disfungsi Ada beberapa cara yang biasa dilakukan
untuk menangani disfungsi seksual yaitu

139
dengan cara mengkonsumsi obat- alkaloid, saponin, Allicin. Bawang putih
obatan kimia yang mana biasanya obat juga mengadung enzim allinase,
kimia menimbulkan beberapa efek yang peroxidasedan myrosinase, serta bahan
tidak diinginkan, oleh karena itu lain seperti protein, mineral, vitamin,
masyarakat biasanya lebih tertarik lemak, asam amino (Sudarsono. 2016).
menggunakan obat tradisional, dimana Bawang putih diduga sebagai
obat tradisional memiliki efek samping afrodisiaka karena dapat membantu
lebih rendah dan harga yang relative meningkatkan serta melancarkan
lebih murah. Hal ini, yang mendorong sirkulasi aliran darah dalam tubuh.
penggunaan afrodisiaka sebagia Apabila sirkulasi darah meningkat maka
alternativepengobatan semakin diminati, kemungkinan aliran darah didaerah
terlebih afrodisiaka merupakan obat kelamin akan meningkat sehingga akan
tradisional yang berasal dari bahan- terjadi ereksi (Andareto 2015). Senyawa
bahan alami seperti tumbuhan pada bawang putih yang diduga memiliki
(Gendrowati, 2014). efek afrodisiaka adalah tannin, alkaloid,
Penggunaan obat tradisional saponin (Martha, 2013).
merupakan budaya yang banyak Berdasarkan hal tersebut maka
dimanfaatkan oleh masyarakat dilakukan penelitian untuk menguji
Indonesia sejak zaman nenek moyang, aktivitas afrodisiaka dari ekstrak bawang
banyak jenis tanaman yang dapat putih (Allium sativum) terhadap aktivitas
digunakan sebagai obat tradisional seksual pada mencit dengan parameter
misalnya daun jambu biji (Psidium ICC (Introducing, Climbing dan Coitus).
guajava) sebagai antidiare, kulit manggis
(Garcinia mangostana) sebagai METODOLOGI PENELITIAN
antioksidan, dan bawang putih (Allium Pengolahan Sampel
sativum) yang diduga memiliki efek Sampel bawang putih (Allium
afrodisiaka (Fratiwi 2015). sativum) yang diperoleh dikupas
Afrodisiaka merupakan semacam kulitnya, dicuci, dirajang, dikeringkan
zat perangsang yang dapat meningkatkan dan diserbukan.
gairah seks, Salah satu tanaman yang Ekstrasi Sampel
diduga memiliki efek afrodisiaka yaitu Sampel ditimbang sebanyak 500 g
bawang putih (Allium sativum), selain itu kemudian dimasukan kedalam bejana
bawang putih juga secara tradisional maserasi dan diekstraksi dengan
dipercaya dapat berfungsi sebagai anti pelarut etanol 70% selama 3 x 24 jam
hipertensi,dan anti bakteri. Bawang putih sambil diaduk kemudian disaring,
(Allium sativum) mengandung banyak setelah itu filtrat yang diperoleh
senyawa kimia, antara lain tannin, dikumpulkan dan diuapkan dengan

140
rotary evaporator hingga diperoleh CMC 1 % sebagai kontol Negatif
ekstrak kental. 2. Kelompok II diberi Sediaan Pasak

Pembuatan Larutan Uji Bumi sebagai kontrol positif


a. Kontrol Negatif : Ditimbang Na-CMC 3. Kelompok III diberi ekstrak etanol
1% sebanyak 1 gram, dilarutkan bawang putih (Allium sativum)
dalam 100 ml air panas, dimasukan dengan dosis 150 mg/kg BB
sedikit demi sedikit, diaduk sampai 4. Kelompok III diberi ekstrak etanol
homogen. bawang putih (Allium sativum)
b. Kontrol Positif : Ditimbang Jamu dengan dosis 200 mg/kg BB
pasak bumi sebanyak 49,32 mg, 5. Kelompok III diberi ekstrak etanol
dilarutkan di aquadest sebanyak 10 bawang putih (Allium sativum)
ml, kemudian dipanaskan sampai dengan dosis 300 mg/kg BB
mendidih dan disaring Perlakuan Hewan Uji
c. Ekstrak etanol bawang putih 150 Mencit jantan terlebih dahulu
mg/kg BB : Ditimbang ekstrak dipuasakan selama 8 jam, kemudian
bawang putih sebanyak 471 mg, diberikan sediaan secara oral dengan
kemudian dilarutkan di Na- volume pemberian sesuai dengan
CMC 1 %, diaduk hingga homogen. berat badan mencit. Setelah itu, mencit
d. Ekstrak etanol bawang putih 200 jantan dimasukan dalam kandang
mg/kg BB : ditimbang ekstrak etanol yang sudah tersedia mencit betina.
bawang putih sebanyak 693 mg, Dimana setiap kandang berisi 1
kemudian dilarutkan di Na-CMC 1 ekor mencit jantan dan betina.
%, diaduk hingga homogen. Dilakukan pengamatan selama 2 jam
e. Ekstrak etanol bawang putih 300 setiap hari selama 5 hari berturut-
mg/kg BB : ditimbang ekstrak etanol turut., yaitu dengan dengan mengamati
bawang putih sebanyak 990 mg, :
kemudian dilarutkan di Na-CMC 1 % 1. Introducing yaitu interval waktu dari
diaduk hingga homogen. perkenalan pada hewan betina
Penyiapan Hewan Uji sampai tunggangan pertama oleh
Hewan uji yang digunakan adalah hewan jantan
mencit jantan dan betina dengan bobot 2. Climbing yaitu jumlah tunggangan
20-30 g sebanyak 15 ekor, masing- yang dilakukan oleh mencit jantan
masing kelompok terdiri dari 3 ekor sebelum ejakulasi dalam waktu 2
jantan dan betina dengan pembagian jam setelah pemberian sediaan,
kelompok sebagai berikut : selama 5 hari.
1. Kelompok I diberi Suspensi Na- 3. Coitus, yaitu interval waktu selama

141
sekali tunggangan yang dilakukan bawang II 3510 1 30
putih
oleh mencit jantan III 3010 2 45
300
mg/kg Rata- 3596 1,6 38,3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata
Tabel 1. Hasil Pengamatan Parameter ICC
pada hewan coba mencit setelah diberi
ekstrak etanol bawang putih
Dalam penelitian ini sampel yang
Pengamatan
digunakan adalah bawang putih.
N Perlaku Replik Climbi Coit
Introduci Dim ana ekstrak etano l bawan g
o an asi ng us
ng
(Kali) (Deti p u t i h (Allium sativum) diduga memiliki
(Detik)
k)
kandungan senyawa seperti
I 3110 0 0 Flavonoid, alkaloid, dan saponin yang
Kontrol
II 3130 1 12 berkhasiat
(-)
1 sebagai afrodisiaka. Pada penelitian ini
III 3010 0 0
Na-
digunakan parameter ICC (Introducing,
CMC Rata- 3083 0,3 4
Climbing,dan Coitus) dilakukan selama 5
Rata
hari pengamatan dalam rentang waktu 2
I 3130 2 29
Kontrol jam. Ekstrak dibagi dalam 3 kelompok
(+) II 3810 2 40 perlakuan yaitu ekstrak etanol b a w a n g
2 Jamu III 3240 2 50 p u t i h (Allium sativum) dengan dosis 150
Pasak mg/kg BB, 200 mg/kg BB dan 300 mg/kg
Rata- 3393 2 39,6
Bumi BB.
Rata
Hasil penelitian efek ekstrak etanol
Ekstrak I 3101 0 0
bawang putih (Allium sativum)
bawang
II 2940 1 20 sebagai afrodisiaka pada mencit jantan
putih
3 III 3230 1 22 dengan parameter ICC (Introducing,
150
Climbing,dan Coitus) didapatkan hasil
mg/kg Rata- 3090 0,6 14
BB Rata sebagai berikut :

Ekstrak I 3310 2 30

bawang
II 3350 1 20
putih
4 III 3120 0 0
200
mg/kg Rata- 3260 1 16,6
1. Introducing
BB Rata

5 Ekstrak I 4270 2 40

142
Introducing 2Climbing
3596
3 1,6
3083 3 3260 1
9 3090 0,6
0,3
3

Gambar 1. Grafik rata-rata Introducting


pada aktifitas seksual mencit jantan Gambar 2. Grafik rata-rata Climbing
pada aktifitas seksual mencit jantan
Introducing yaitu waktu dimana
Aktivitas Climbing adalah jumlah
hewan coba mencit jantan mulai
tunggangan yang dilakukan oleh mencit
mendekati mencit betina sampai terjadi
jantan sebelum ejakulasi dalam waktu 2
tunggangan pertama sebagai
jam. Berdasarkan pada tabel 1 dan
penggambaran libido. Aktivitas Introducing
gambar grafik 2, menunjukan bahwa tidak
pada mencit jantan dimulai 5-10 menit
semua perlakuan melakukan aktivitas
setelah mencit diberikan sediaan, hal ini
climbing. Pada dosis ekstrak 300 mg/kg
tidak berbeda dengan hasil Penelitian
BB terjadi aktifitas climbing sebanyak 1-2
Nurjanna (2010), yang mengatakan
kali, sedangkan kontrol positif jamu pasak
bahwa sediaan mulai bekerja 4-6 menit
bumi jumlah climbing 2. Aktivitas climbing
setelah mencit jantan diberikan sediaan.
pada mencit jantan terus meningkat
Berdasarkan diagram pada gambar
seiring dengan peningkatan dosis ekstrak
1, dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata
bawang putih. Hal ini tidak berbeda
introducing mencit jantan yang diberikan
dengan hasil penelitian Nining (2011),
dosis ekstrak bawang putih 150 mg/kgBB
yang menunjukkan bahwa pemberian
menunjukkan waktu yang lebih cepat
ramuan cabe jawa pegagan, dan
dibandingkan dengan kontrol postif jamu
temulawak pada mencit sebagai
pasak bumi.
afrodisiaka yang menunjukan aktivitas
Menurut penetian Prita 2010, waktu
climbing pada mencit meningkat seiring
Introduction yang relatif lama (onset)
peningkatan pemberian dosis ramuan
dapat meningkatkan libido atau hasrat
cabe jawa.
seksual seseorang sehingga dengan
meningkatnya libido maka akan timbul Menurut penelitian Maulana (2014),
dorongan seksual yang kuat. yang menunjukkan bahwa aktivitas
seksual mencit jantan berupa Climbing
2. Climbing

143
terjadi hanya 1-2 kali per 2 jam dalam memiliki efek afrodisiaka yang paling
masa kawin menit jantan. efektif karena mempunyai hasil yang tidak
berbeda jauh dengan kontrol positif jamu
3. Coitus
pasak bumi.

Coitus
39,6
Senyawa yang diduga memiliki
38,3 aktivitas afrodisiaka pada bawang putih
adalah saponin, flavonoid, dan alkaloid,.
4 14 16,6
Senyawa saponin meningkatkan libido
melalui mekanisme kerja langsung pada
sistem saraf pusat dan jaringan gonat.
Saponin berperan dalm biosintesis DHEA
(Dehydroepiandrosteron) sehingga
Gambar 3. Grafik rata-rata Introducting meningkatkan kadar testoteron dalam
pada aktifitas seksual mencit jantan. tubuh dan memacu libido. Flavonoid
Pengamatan Coitus dapat dilihat dari memiliki peran dalam meningkatkan
lama tunggangan yang dilakukan oleh hormon testoteron dan mendorong
mencit jantan, pada pemberian ekstrak perilaku seksual pada pria. Serta alkaloid
bawang putih dengan dosis ekstrak 150 memiliki aksi perifer, yaitu dengan
mg/kg BB, 200 mg/kg BB dan 300 mg/kg membantu relaksasi otot polos yang
BB terjadi peningkatan waktu tunggangan memicu terjadinya ereksi. Alkaloid
berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh, diketahui memiliki peranan dalam
seiring meningkat dosis ekstrak menginduksi vasodilatasi sehingga
pemberian menimbulkan ereksi dan meningkatkan
dilatasi pembuluh darah pada alat kelamin
Berdasarkan gambar 3 menunjukkan
pria. Melalui berbagai mekanisme inilah,
bahwa perlakuan tidak jauh berbeda,
senyawa aktif dalam bawang putih
dimana rata-rata lama tunggangan yang
menimbulkan peningkatan libido sehingga
dilakukan oleh mencit jantan berkisar
mampu mendorong perilaku seksual dan
antara 10-45 detik. Hal ini tidak berbeda
disebut dengan efek afrodisiaka
dengan penelitian dari Alam (2013) yang
.KESIMPULAN
menunjukkan bahwa aktivitas seksual
Berdasarkan hasil penelitian uji
mencit berupa Coitus biasanya terjadi
efektivitas ekstrak etanol bawang putih
sekitar 30-120 detik.
(Allium sativum) sebagai afrodisiaka pada
Berdasarkan parameter ICC hewan coba mencit jantan (Mus
(Introducing, Climbing, Coitus) dosis musculus) dengan parameter ICC
ekstrak etanol bawang putih 300 mg/kgBB (Introducing,Climbing,Coitus) maka dapat

144
disimpulkan bahwa pemberian ekstrak Medicine University. Lampung.
etanol bawang putih (Allium sativum) 2015.

dengan dosis 300 mg/kg BB dapat


Katria Yuniastuti. Ekstraksi dan Identifikasi
berkhasiat sebagai afrodisiaka. Komponen Sulfida Pada Bawang
KEPUSTAKAAN Putih. Universitas Negeri Malang.
2006.
Alam, G. Aktivitas Afrodisiaka Beberapa
Ekstrak Daun Sanrego (Lunasia Malole M, B M. Penanganan Hewan
amara Blanco) pada Mencit Jantan. Hewan Percobaan ITB. Bandung.
Fakultas Farmasi Universitas 1989.
Hasanuddin, Makassar. 2013.
Nurjanna S, Sa’id EG, Syamsul K,
Arisandi, Y. Difungsi Seksual, Garda; Suprihatin. Pengaruh Ekstrak
Semarang. 2008. Steroid Teripang Pasir (Holothuria
scabra) terhadap perilaku seksual
BPOM. Informatorium Obat Nasional dan kadar testosteron darah mencit
Indonesia Badan Pengawas Obat (Mus musculus). Jurnal Bionatura.
dan Makanan Republik Indonesia. 2010.
Jakarta. 2008.
Pallavi., et.al. Aphrodisiac: Agents from
Departemen Kesehatan RI. Farmakope Medical Plants Review Department
Indonesia. Edisi III. Jakarta. 1979. of pharmacology & Toxicology:
India. 2011.
Departemen Kesehatan RI. Acuan
Sediaan Herbal Direktoral Jendral Prita, D. Uji Afrodisiaka Infusa Kuncup
Pengawasan Obat dan Makanan. Bunga Cengkeh (Syrgyzum
Jakarta. 2010. aromaticum) Terhadap Libido Tikus
Jantan. Universitas Muhammadiyah
Dipiro, J, T, et al. Pharmacotherapy: A Surakarta. Surakarta. 2010.
Pathophysiologic Approach.
Seventh Edition. Mc-Graw Hill. USA. Sumiati. Sistem Reproduksi Manusia.
2008. FKIP Universitas Mataram. 2013.

Fratiwi Yolanda. The Potential Of Guava Singh, et al. 2010, Pharmacological


Leaf (Psidium guajava L) for Sciences. Shobhit University.
Diarrhea, Faculty Of Medicine. Meerut India. 2010.
Lampung University. 2015.
Hidayat, A. Kebutuhan Dasar Manusia. Weki Y A. Produksi Mencit Putih (Mus
Health Books Publishing. Surabaya. musculus) Dengan Substitusi
2012. Bawang Putih (Allium sativum)
Dalam Ransum. Institut Pertanian
Hadi Suwano. Sistem Reproduksi Bogor. 2007
Manusia. Fakultas Ilmu MIPA
Universitas Negeri Malang. 2011.

Jeana Salima. Antibactery Activity of


Garlic (Alium sativum). Faculty Of

145

Anda mungkin juga menyukai