MAKALAH
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Permasalahan .......................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup ....................................................................................... 2
1.4 Tujuan ..................................................................................................... 3
BAB II : LANDASAN TEORI ............................................................................. 4
2.1 Pengertian AHP ...................................................................................... 4
2.2 Keunggulan dan Kelemahan AHP ........................................................ 5
2.2.1 Keunggulan AHP ............................................................................ 5
2.2.2 Kelemahan AHP ................................................................................... 6
2.3 Tahapan AHP ......................................................................................... 6
BAB III : PEMBAHASAN ................................................................................... 9
3.1 Pendahuluan ........................................................................................... 9
3.2 Matriks Kepentingan Antara Kriteria ................................................. 9
3.3 Data Tingkat Kepentingan .................................................................. 11
3.4 Kesimpulan Sementara ........................................................................ 13
3.5 Uji Konsistensi ...................................................................................... 15
BAB IV : KESIMPULAN................................................................................... 17
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 17
4.2 Saran ...................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Barista adalah karyawan atau pegawai yang bekerja di bidang
penyajian, yang pekerjaannya membuat dan menyajikan kopi yang berbasis
espresso kepada pelanggan. Posisi barista di outlet café merupakan ujung
tombak bagi café tersebut karena rasa dari secangkir kopi tersebut tidak
lepas dari peranan seorang barista. Sehingga dalam penilaian yang
dilakukan untuk penerimaan barista harus sesuai dengan keahliannya.
Dalam hal ini, penulis membuat Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan
karyawan dengan metode AHP bertujuan agar dalam penilaian calon
karyawan (Barista) pada perusahaan tersebut dapat berjalan optimal.
1.2 Permasalahan
2
3. Kriteria yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah :
Mengetahui perbedaan jenis biji kopi, Brewing Method, Cupping Notes,
wawancara, dan pengalaman kerja.
1.4 Tujuan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
2.2 Keunggulan dan Kelemahan AHP
5
Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus) AHP
tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi
menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
Pengulangan Proses (Process Repetition) AHP mampu
membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan
dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka
melalui proses pengulangan.
6
mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita berikan dan
menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang
berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin
diperlukan).
3) Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau
kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat
sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi,
mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua
perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan
prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan.
Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas
yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan
berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat
kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk
memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari
level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di
bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan.
4) Melakukan Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga
diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah,
dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil
perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1
sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu
elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan
dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah
terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas antar elemen.
Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan
elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan perbandingan
berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty bisa dilihat
di bawah. Intensitas Kepentingan 1 = Kedua elemen sama pentingnya,
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar 3 = Elemen yang
satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga lainnya, Pengalaman
7
dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen
yang lainnya 5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya,
Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen
dibandingkan elemen yang lainnya 7 = Satu elemen jelas lebih mutlak
penting daripada elemen lainnya, Satu elemen yang kuat disokong dan
dominan terlihat dalam praktek. 9 = Satu elemen mutlak penting
daripada elemen lainnya, Bukti yang mendukung elemen yang satu
terhadap elemen lain memeliki tingkat penegasan tertinggi yang
mungkin menguatkan. 2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai
pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan, Nilai ini diberikan bila
ada dua kompromi di antara 2 pilihan Kebalikan = Jika untuk aktivitas i
mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j , maka j mempunyai
nilai kebalikannya dibanding dengan i
5) Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak
konsisten maka pengambilan data diulangi.
6) Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7) Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan
yang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-
elemen pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan.
Penghitungan dilakukan lewat cara menjumlahkan nilai setiap kolom
dari matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang
bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan
menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan
jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata.
8) Memeriksa konsistensi hirarki. Yang diukur dalam AHP adalah rasio
konsistensi dengan melihat index konsistensi. Konsistensi yang
diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan
keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang
sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan
10 %.
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pendahuluan
Data yang digunakan pada makalah ini adalah data yang diambil
langsung dari manajemen sebuah café “Kafe” yang terletak di RRI
Semarang. Menurut pihak manajemen terdapat beberapa kriteria yang
menjadi tolak ukur barista di café “Kafe” yaitu calon barista harus paham
tentang perbedaan jenis biji kopi. kemudian sanggup menggunakan alat
seduh manual maupun mesin (Brewing Method). Lalu mengetahui notes
dari kopi. Selain itu dalam wawancara pun juga menjadi kriteria dalam
menyeleksi calon barista.
9
Pengetahuan notes dari kopi lebih penting 3 kali dari Kemampuan
menggunakan alat seduh manual maupun mesin.
10
Dari tabel diatas sudah didapatkan nilai priorotas dari masing-
masing kriteria yang ada.
Lala Jo Romli
PENGALAMAN KERJA Aris Prihantoro Emanuel Danang
Laura Rombil
Aris Prihantoro 1.00 1.00 1.00 1.00
Emanuel Danang 1.00 1.00 1.00 1.00
Lala Jo Laura 1.00 1.00 1.00 1.00
Romli Rombil 1.00 1.00 1.00 1.00
BREWING METHOD Aris Prihantoro Emanuel Danang Lala Jo Laura Romli Rombil
Aris Prihantoro 1.00 1.00 1.33 1.33
Emanuel Danang 1.00 1.00 1.33 1.33
Lala Jo Laura 0.75 0.75 1.00 1.00
Romli Rombil 0.75 0.75 1.00 1.00
Aris Romli
WAWANCARA Emanuel Danang Lala Jo Laura
Prihantoro Rombil
11
Aris Prihantoro 1.00 1.00 0.75 1.00
Emanuel Danang 1.00 1.00 0.75 1.00
Lala Jo Laura 1.33 1.33 1.00 1.33
Romli Rombil 1.00 1.00 0.75 1.00
Aris Romli
CUPING NOTES Emanuel Danang Lala Jo Laura
Prihantoro Rombil
Aris Prihantoro 1.00 0.75 0.75 0.75
Emanuel Danang 1.33 1.00 1.00 1.00
Lala Jo Laura 1.33 1.00 1.00 1.00
Romli Rombil 1.33 1.00 1.00 1.00
Dari kelima tabel diatas, masing masing akan kita cari matriks
prioritasnya. Hasilnya adalah sebagai berikut
12
Emanuel Danang 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23
Lala Jo Laura 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31
Romli Rombil 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23
13
Dari penghitungan diatas, didapatkan hasil untuk prioritas dari
masing masing kriteria adalah sebagai berikut
Prioritas
pengalaman
0.39
kerja
Brewing
0.25
Method
wawancara 0.17
cupping
0.12
notes
perbedaan
0.07
jenis kopi
14
0.39(0.25) + 0.25(0.21) + 0.17(0.23) + 0.12(0.27) + 0.07(0.29) =
0.241714494
15
Prioritas
pengalaman kerja 0.39
Brewing Method 0.25
Wawancara 0.17
cupping notes 0.12
perbedaan jenis kopi 0.07
£Max = 2.32 (0.39) + 4.99 (0.25) + 7.66 (0.17) + 10.33 (0.12) + 13 (0.07) =
1.322
Indeks Konsistensi
CI = (£Max – n)/(n-1)
= (1.322 – 5)/ (5-1)
= -0.7366
Rasio Konsistensi
CR = CI/RI
= -0.7366/1.12
= -0.6568
16
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Maka dari itu karyawan yang memiliki nilai prioritas tertinggi untuk
dipilih menjadi barista di café “Kafe” adalah Emanuel Danang dengan nilai
prioritas sebesar 0.25603688.
4.2 Saran
17