Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker serviks merupakan salah satu kanker penyebab utama kematian wanita di
seluruh dunia. Kanker serviks menduduki urutan tertinggi di negara berkembang dan
berada pada urutan ke 10 di negara maju atau urutan ke 5 secara global. Di Indonesia,
kanker serviks menduduki urutan pertama dari 10 kanker terbanyak yang ditemukan di 13
pusat labarotorium patologi anatomi di Indonesia. Menurut World Health Organization
(WHO), Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbesar di
dunia (Kemenkes, 2015).
Berdasarkan GLOBOCAN 2012 kanker serviks menduduki urutan ke-7 secara
global dalam segi angka kejadian (urutan ke urutan ke-6 di negara kurang berkembang)
dan urutan ke-8 sebagai penyebab kematian (menyumbangkan 3,2% mortalitas, sama
dengan angka mortalitas akibat leukemia). Kanker serviks menduduki urutan tertinggi di
negara berkembang dan urutan ke 10 pada negara maju atau urutan ke 5 secara global. Di
Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak berdasar data
dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens sebesar 12,7%. (Kemenkes, 2015)
Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan,
prevalensi kanker adalah sebesar 1,4 per 1.000 penduduk. Penyakit kanker serviks dan
kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada
tahun 2013. Prevalensi kanker serviks sebesar 0,8‰ dan prevalensi kanker payudara
sebesar 0,5%. (Infodatin Kemenkes RI, 2015).
Jawa Barat memiliki insidensi kanker serviks 8.000 setiap tahun, dan di Bandung
sebanyak 2.161 setiap tahun. Kesadaran untuk memeriksakan diri dalam deteksi dini
kanker serviks dirasakan sangat rendah. Hal tersebut tidak terlepas dari kurangnya
pengetahuan mengenai kanker serviks. (BKKBN, 2007).
Salah satu faktor risiko terjadinya kanker serviks adalah merokok. Rokok
mengandung zat tar yang mampu merangsang pertumbuhan sel kanker serviks karena tar
memicu sel kanker tumbuh secara aktif. Selain itu, merokok juga akan melemahkan system
kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak mampu melawan infeksi HPV. Bahkan, kabarnya
wanita perokok lebih rentan dua kali lipat terkena kanker serviks. (Handayani, 2012)
Hasil riset penyakit tidak menular tentang lesi prakanker serviks tahun 2016
menunjukkan bahwa 96,5% perempuan usia 25-64 tahun tidak pernah melakukan tes IVA
dan 92,3% tidak pernah melakukan papsmear (Kemenkes, 2016) Tingginya prevalensi
kanker di Indonesia perlu dicermati dengan tindakan pencegahan dan deteksi dini yang
telah dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan. Kasus kanker yang ditemukan pada
stadium dini serta mendapat pengobatan yang cepat dan tepat akan memberikan
kesembuhan dan harapan hidup lebih lama. Oleh karena itu, penting dilakukan
pemeriksaan rutin secara berkala sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini kanker.
(Pusdatin Kemenkes, 2015)
Dengan demikian, fakta diatas menunjukkan adanya faktor risiko dan perilaku
deteksi dini sebagai upaya pencegahan yang dapat dicermati pada pasien penderita kanker
serviks. Sehingga, peneliti ingin melihat hubungan antara merokok dan perilaku deteksi
dini pada kejadian kanker serviks di Klinik X Kota Bandung Tahun 2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah apakah ada hubungan merokok dan perilaku deteksi dini dengan
kejadian kanker serviks di Klinik X Kota Bandung Tahun 2018?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan merokok dan perilaku deteksi dini dengan kejadian
kanker serviks di Klinik X Kota Bandung Tahun 2018
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran perilaku merokok di Klinik X Kota Bandung Tahun
2018
b. Untuk mengetahui gambaran perilaku deteksi dini di Klinik X Kota Bandung Tahun
2018
c. Untuk mengetahui gambaran kejadian kanker serviks di Klinik X Kota Bandung
Tahun 2018
d. Untuk mengetahui hubungan perilaku merokok dengan kejadian kanker serviks di
Klinik X Kota Bandung Tahun 2018
e. Untuk mengetahui hubungan perilaku deteksi dini dengan kejadian kanker serviks
di Klinik X Kota Bandung Tahun 2018

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat.

2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terkait dalam penelitian ini, diantaranya:
a) Sebagai Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber informasi guna
meningkatkan pengetahuan mahasiswi tentang kejadian kanker serviks
b) Bagi Tempat Penelitian
Bagi klinik lebih mempromosikan tentang bahaya kanker serviks akibat
perilaku merokok dan deteksi dini yang kurang di
c) Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan informasi untuk peningkatan strategi pengembangan dan
penelitian tentang kejadian kanker serviks dimasa yang aka dating
d) Bagi Peneliti Lain
Hasil penenelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan
penelitian di tempat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

TUGAS METODOLOGI RISET


NAMA: ELLIZA NATALIA GUNAWAN
NPM: 113217059
KELAS: EPIDEMIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai