__________________
Amputasi (Gangguan
Defek Anggota Tubuh)
Cara
1. Panduan untuk setiap bagian, ditampilkan dalam huruf biru.
2. Jangan menghapus panduan ini sebelum draft final selesai disusun.
3. Selalu mulai pengetikan isi dokumen di bagian yang sesuai, di bawah instruksi berwarna biru.
4. Setelah melakukan revisi, simpan dokumen yang telah direvisi (Save As) dengan nama yang
berbeda sesuai dengan format berikut:
Format: Draft PPK_nama PPK_tanggal dengan format:yyyymmdd
Last update: 01-Nov-2017 8:11 AM
(_____________________________) (_____________________________)
(_____________________________) (_____________________________)
(_____________________________) (_____________________________)
Pengarah
Direktur Utama Dr. dr. C.H. Soejono, SpPD-KGer, M.Epid
Direktur Medik dan Keperawatan Dr. dr. Ratna Dwi Restuti, SpTHT-KL(K)
Tim Penyusun
Lembar Pengesahan ii
Tim Penyusun iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
Daftar Singkatan vii
Pendahuluan 1
Metode Penyusunan 2
Isi 3
1. Definisi 3
2. Anamnesis 3
3. Pemeriksaan fisik 3
4. Kriteria diagnosis 3
5. Diagnosis banding 3
6. Pemeriksaan penunjang 3
7. Terapi 3
8. Edukasi 3
9. Prognosis 3
10. Kepustakaan 4
Disclaimer 5
Lampiran 1. 6
Lampiran 2. 7
TIPS: agar judul tabel yang tertulis dalam dokumen muncul dalam daftar tabel, gunakan Styles:
Tabel untuk menulis judul tabel
TIPS: agar judul gambar yang tertulis dalam dokumen muncul dalam daftar gambar, gunakan
Styles: Gambar untuk menulis judul gambar
PPK ini disusun berdasarkan acuan pada PNPK yang terbaru dan telah disahkan oleh
Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal ...........
Apabila PNPK tidak tersedia, maka PPK dapat dibuat berdasarkan Clinical Practice
Guidelines terbaru dari negara/institusi kesehatan tertentu atau organisasi profesi yang
berhubungan.
Apabila PNPK/CPG tidak tersedia, maka PPK dapat didasarkan pada summaries of review
yang berbasis Evidence-based Medicine (EBM) seperti yang terdapat pada Dynamed®.
Jika semua acuan di atas tidak tersedia, maka penyusunan PPK dapat didasarkan pada:
1. Systematic Review (cantumkan strategi pencarian dan telaah kritis)
2. Primary studies (cantumkan strategi pencarian dan telaah kritis)
3. Konsensus, pedoman, atau panduan yang dikeluarkan resmi oleh organisasi
profesi
Penyusunan PPK ini dilakukan dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia
di RSCM meliputi:
1. Alat medis (diagnostik dan terapeutik) dan kompetensi yang tersedia di RSCM
2. Ketersediaan dan restriksi obat di Formularium RSCM dan Formularium Nasional
3. Pagu pembiayaan BPJS untuk RSCM
PPK ini akan ditinjau kembali dan diperbaharui (jika diperlukan) sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun sejak disahkan, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
1. Definisi
Defek anggota tubuh merupakan salah satu penyebab disabilitas utama di bidang
rehabilitasi. Defek ini dapat terjadi secara kongenital maupun didapatkan bergantung rentang
usia penderitanya. Data dari AHRQ dan VHA menunjukkan bahwa defek anggota tubuh
bagian atas utama terjadi pada jari tangan, sedangkan anggota tubuh bagian bawah terjadi
pada jari kaki sampai dengan pergelangan kaki. Defek anggota tubuh secara umum juga
diklasifikasikan menjadi klasifikasi minor yang merujuk pada amputasi bagian distal tubuh,
seperti contoh transmetatarsal amputasi, midtarsal amputasi, dan klasifikasi mayor yang
merujuk pada amputasi bagian proksimal tubuh, seperti transtibial maupun transfemoral
amputasi.
2. Anamnesis
Data demografi pasien : Usia, jenis kelamin, ras, pendidikan
Riwayat sosial : pelaku rawat, asuransi, penjamin pasien
Riwayat pekerjaan : Status pekerjaan sebelumnya, posisi, pekerjaan spesifik
dan aktivitas lain
Status tumbuh kembang : (khusus pasien pediatric) motorik kasar, motorik halus,
sensori persepsi, kognisi, dimensi emosional
Lingkungan tempat tinggal : Bentuk rumah, aksesibilitas dalam dan lingkungan
rumah
Kondisi saat ini : Indikasi dirujuk ke Sp.KFR, kebutuhan saat ini, riwayat
pengobatan sebelumnya, riwayat operasi dan tindakan lainnya
Riwayat penyakit dahulu : riwayat dirawat di RS, riwayat pembedahan, riwayat
merokok, alcohol, atau penggunaan obat – obatan
Riwayat penyakit keluarga : Riwayat penyakit vaskular, metabolik, jantung
Status fungsional : status fungsional sebelum sakit dan saat ini, serta
keterbataan aktivitas fungsional
6. Integritas sendi
Integritas ligament dan instabilitas sendi
Kesegarisan struktur dan deformitas sendi
Integritas dan ada tidaknya inflamasi sendi, bursa, kartilago
8. Fungsi motorik
Kontrol motor termasuk deksteritas, koordinasi, agilitas
Motor learning, termasuk riwayat penggunaan alat bantu jalan dan prosthesis
sebelumnya
16. Postur
Postur pada saat istirahat, posisi berdiri, duduk
Adaptasi postur terkait amputasi
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Tanda Vital, VAS, Saturasi O2, IMT
4. Kriteria diagnosis
KETERBATASAN FUNGSIONAL / DISABILITAS
Gangguan nyeri akut (R.52.0)
Gangguan nyeri kronis (R.52.2)
Gangguan Kelemahan Otot (M.62.5)
Kekakuan sendi (M.62.4)
Instabilitas (M.25.3)
Risiko Jatuh (R.29.6)
Gangguan mobilisasi (R.26.8)
Gangguan ambulasi (berdiri lama, transfer, berjalan, naik turun tangga) (R.26.2)
Gangguan partisipasi ADL (Z.74.1)
Gangguan kapasitas aerobik rendah (Low Endurance kardiorespirasi) (R94.30)
Dapat terjadi gangguan depresi
5. Diagnosis banding
6. Pemeriksaan penunjang
ASESMEN REHABILITASI
7. Terapi
TATALAKSANA KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI PADA DEFEK
ANGGOTA TUBUH
Defek anggota tubuh merupakan salah satu penyebab gangguan mobilisasi. Defek ini dapat
terjadi secara kongenital maupun didapatkan. Di bidang kedokteran fisik dan rehabilitasi,
penanganan defek anggota tubuh harus melibatkan pasien, keluarga dan tim kedokteran fisik
secara komprehensif dalam hal penentuan goal yang ingin dicapai. Hasil dari pemeriksaan
yang menyeluruh (anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan
fungsi) merupakan informasi yang penting untuk menentukan perlu tidaknya penggunaan
prosthesis.
Fase Akut
Manajemen nyeri
- Manajemen Stump pain
- Manajemen phantom pain
- Manajemen nyeri dan kelainan musculoskeletal
Manajemen Puntung dan prosthesis
- Higieni puntung dan prosthetic
- Fitting prosthetic
- Penyesuaian prosthetic
8. Edukasi
9. Prognosis
10. Kepustakaan
1. Wahyuni K.Luh, Tulaar Angela B, dkk. Panduan Penatalaksanaan Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi (PPKFR). PERDOSRI, Jakarta : 2015.
2. Wahyuni K.Luh, Tulaar Angela B, dkk. Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi. PERDOSRI. Jakarta : 2012. p.142-146.
3. Wahyuni K.Luh, Tulaar Angela B, dkk. Pedoman Layanan Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi. PERDOSRI. Jakarta : 2012.