Anda di halaman 1dari 1

Recurrent Apthous Stomatitis an update on etiopathogenia

and treatment

SAR dapat dikenal juga sebagai canker sores, stomatitis aphtous, recurring oral
aphthae, dan recurrent aphthous ulceration, merupakan penyakit kronik yang sering
terjadi di rongga mulut. Onset peaks bertween 10 and 19 years old and can persist into
adulthood, with no gender predilection. Sekitar 80% orang yang mengalami aphthous
stomatitis mengalami perkembangan sebelum mencapai usia 30 tahun. Di amerika,
aphthous stomatitis 3 kali lebih sering terjadi pada orang yang berkulit putih
dibandingkan dengan orang berkulit hitam.
Umumnya, gejala yang timbul termasuk sensasi prodromal seperti rasa
terbakar, rasa gatal, stinging, dan nyeri dimana rasa sakit akan semakin memburuk
karna adanya kontak fisik terutama mengonsumsi makanan dan minuman yang asam.
Pain is most intense in the days immediately after the initial formation of the ulcer and
then recedes as healing progress. Ulser yang terdapat pada lidah dapat mengganggu
berbicara dan mengunyah. Ulser yang terdapat pada palatum molle juga dapat
menyebabkan odynophagia.
SAR muncul biasanya pada epitel yang tidak berkeratin, kecuali pada bagian
attached gingiva, palatum durum, dan pada bagian dasar lidah, fakta lain bahwa SAR
yang berat dapat muncul di epitel berkeratin. The thickness of the mucosa may be
crucial factor in this disease. Faktor yang mengurangi ketebalan mukosa dapat
meningkatkan frekuensi terjadinya ulserasi, dan faktor yang dapat meningkatkan
ketebalan mukosa (seperti merokok) berhubungan dengan adanya penurunan mukosa.

Anda mungkin juga menyukai