Abstrak
The use of HDPE plastic as a result of packaging chemicals as subtitution for wooden shell of a
boat hull provides several advantages both technically and economically. Stock plastic material is
relatively abundant, its price is relatively cheap, and long service life. The method used in the
manufacture of HDPE plastic boat, include the preparation of materials and processing, assembly, and
last is the finishing. Planning and manufacturing procedures governed by criteria which refers to the
Basic Ship Theory. The end result after the ship was completed providing technical advantages in the
form of increase in load capacity for boats of the same size with a wooden boat, of ± 55%, better stability,
B / T> 2, the estimated lifespan of over 10 years in the boat, the process of making relatively quickly and
easily. These advantages can increase productivity boat craftsman, an increase in profits of up to ± 56 %
of the total profit per month.
c. Tahap Perakitan
Tahap perakitan adalah tahap untuk merangkai Gambar 4. Proses perakitan perahu.
bagian-bagian konstruksi berupa profil kayu
menjadi bentuk kerangka perahu yang kemudian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
ditutup dengan lembar plastik HDPE yang telah
disiapkan sebagai kulit lambung perahu, yang a. Hasil
merupakan pengganti kulit kayu. Bagian- bagian Pemanfaatan plastik HDPE sebagai pengganti
plastik disambung dengan menggunakan lem kulit kayu pada konstruksi lambung perahu kayu,
perekat SU2000. Lem tersebut adalah lem telah memberikan nilai tambah pada faktor teknis
berperekat sangat kuat biasa digunakan sebagai dan ekonomis. Faktor teknis, sebagai studi
conveyor belt. Penyambungan lembar plastik pembanding di sini adalah sebuah perahu kayu
dilakukan dengan cara overlap, di mana posisi dengan ukuran tertentu dibandingkan dengan
sambungan menghadap ke buritan. Hal ini perahu berbahan plastik HDPE dengan ukuran
dimaksudkan agar sambungan tidak menentang yang relative sama dengan perahu kayu yang
arah laju air ketika perahu berlayar, yang dapat dimaksud. Ukuran utama yang dimaksud adalah
berakibat pada kebocoran lambung perahu. Panjang (L), Lebar (B) dan Tinggi perahu (H),
Gambar 4. Menunjukkan proses perakitan bagian- sedangkan nilai sarat perahu akan mengikuti
bagian konstruksi perahu sebagaimana dimaksud. sesuai dengan berat total dari perahu dengan
muatan maksimum. Spesifikasi dari kedua perahu
d. Tahap finishing dan sea trial yang diperbandingkan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tahap finishing adalah tahap penyelesaian Gambar 5 & 6, menunjukkan perahu berbahan
akhir yang mencakup pengecatan bagian lambung plastik HDPE yang telah selesai dalam pembuatan
perahu, pemasangan papan-papan alas tempat dan dalam proses ujicoba berlayar.
muatan, pemasangan tempat dudukan mesin,
mengatur letak lubang poros dibagian buritan. Tabel 2. Spesifikasi Perahu
Pemasangan mesin dilakukan setelah proses
finishing yang dimaksud selesai dilakukan. Sea Perahu P Kayu P HDPE
Trial adalah kegiatan ujicoba berlayar setelah Panjang, L (m) 5 6,2
perahu siap dengan mesin penggeraknya.
Lebar, B (m) 1,3 1,3
Tinggi, H (m) 0,64 0,64
Sarat Air, T (m) 0,47 0,35
B/T 2,77 3,7
COG 0,16 0,12
Keterangan :
P Kayu : Perahu Kayu, P HDPE : Perahu Plastik HDPE
Penjualan 10 6 60
Jati
Juta
Gambar 5. Perahu selesai dibangun Modal 8 Juta 6 48
Keuntungan 12
Plastik Penjualan 8,5 7,5 63,75
HDPE
Juta
Modal 6 Juta 7,5 45
Keuntungan 18,75
b. Pembahasan
Perubahan desplasemen akibat penambahan
berat akan menimbulkan perubahan pada titik
berat prahu. Hal tersebut berlaku jika titik berat
yang ditinjau mengambil asumsi bahwa ukuran
utama dari prahu yang dianalisis tidak mengalami
perubahan (L, B, dan H tidak berubah).. Perbedaan
Gambar 6. Perahu dalam kondisi sea trial berat akibat pergantian bahan dari kayu ke plastik
dapat mencapai ± 55 % lebih ringan. Perhitungan
Keuntungan dari faktor ekonomi dari tersebut menggunakan data tebal kulit perahu 2
pemanfaatan material plastik HDPE adalah cm, dan diambil densitas kayu untuk kulit 0,7 [2],
peningkatan produktifitas usaha. Hal ini dapat sedangkan ketebalan kulit perahu dari plastik 0,8
diketahui berdasarkan estimasi kemampuan cm dengan densitas untuk plastik kemasan jenis
pengrajian perahu dalam memproduksi perahu per HDPE menurut Feldman & Hartomo [6] adalah
bulan dengan nilai modal dan total penjualan yang 0,941 – 0,966 g/cm3, atau spesfic gravity manurut
telah diketahui. Selisih kecepatan dalam Mujiarto [7], 0,93 – 0,96.
menyelesaikan satu buah perahu akan memberikan Perbedaan berat akibat perubahan material
perbedaan dari sisi keuntungan. Perbedaan nilai tersebut dapat dihitung berdasarkan luas selubung
produktivitas dari usaha produksi kedua perahu kulit dari perahu, baik yang berbahan kayu
dengan bahan yang berbeda sebagaimana maupun plastik HDPE. Hal tersebut disebabkan
dimaksud dapat dilihat pada Tabel 3 yang karena kedua perahu yang diperbandingkan
menjelaskan tentang estimasi keuntungan. memiliki ukuran (L, B, dan H) yang sama. Hasil
Perbedaan tersebut menunjukkan adanya kenaikan perhitungan menunjukkan berat kulit kayu = 171,3
produktivitas akibat pergantian dari material kayu Kg dan berat kulit plastik HDPE = 94 Kg, dengan
ke material plastik HDPE. selisi berat = 77 Kg, atau 55 % dari berat kulit
kayu.
Perbedaan berat hingga 55 % (77 kg) identik
dengan penambahan kapasitas muat sebesar nilai
perbedaan tersebut. Penambahan beban muatan
tersebut akan membenamkan perahu plastik HDPE
sebesar sarat prahu kayu, atau dengan kata lain
untuk prahu dengan ukuran (L, B, dan H) yang