Anda di halaman 1dari 2

KRONOLOGI KEJADIAN

Berdasarkan hasil penyidikan (BAP) yang dikeluarkan Polda, tidak sesuai dengan hasil
konfirmasi yang dilaksanakan oleh Organisasi Profesi Pengurus Daerah Ikatan Apoteker
Indonesia Sulawesi Tenggara terhadap tersangka :

1. Pada tanggal 13 September 2017 pukul 19.30 WITA, Apoteker sudah tidak berada di Apotek
2. Pada saat kejadian, ada beberapa orang datang bertanya apakah Apotek menjual PCC, dan
dijawab tidak ada PCC
3. Setelah itu pembeli bertanya apakah Tramadol ada, dijawab oleh petugas Apotek (AL) ada,
tetapi harus dengan resep dokter. Kemudian pembeli meminta diperlihatkan obat tersebut.
Setelah diperlihatkan, pembeli tersebut bertanya berapa harga obat tersebut dan Petugas
Apotek (AL) menjawab “ Rp. 25.000”. Setelah disebutkan harganya, berdatanganlah Aparat
untuk melakukan penangkapan.
4. Tidak ada transaksi pembelian Tramadol
5. Kemudian Apoteker dipanggil via telepon untuk datang ke Apotek dan ditangkap bersamaan
6. Penyidikan yang dilakukan oleh anggota POLRI secara undercover dengan berpura-pura
menjadi pembeli.

KEKUATAN

1. Tramadol merupakan Golongan Obat Keras tertentu yang memang Resmi/legal


digunakan dalam bidang kesehatan untuk pengobatan yang berkhasiat sebagai analgetik
(Perka BPOM RI No. 7 Tahun 216 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu
Yang Sering Disalahgunakan)
2. Penyidikan yang berupa Undercover hanya untuk obat Narkotika Psikotropika sedangkan
Tramadol merupakan obat keras yang legal penjualan di Apotek
3. Sesuai UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 186
Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya dugaan atau patut diduga adanya
pelanggaran hukum dibidang kesehatan, tenaga pengawas wajib melaporkan kepada
penyidik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 189
Selain penyidik polisi Negara Republik Indonesia, kepada pejabat pegawai negeri sipil
tertentu di lingkungan pemerintahan yang menyelenggarakan urusan di bidang kesehatan
juga diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana untuk melakukan penyidikan
tindak pidana di bidang kesehatan
4. MOU BPOM RI dengan POLRI
Ruang lingkup nota kesepahaman tersebut meliputi (1) tukar menukar data dan/atau
informasi berkenaan dengan perkara atas dugaan tindak pidana di bidang obat dan
makanan yang ditangani oleh PPNS Badan POM atau penyidik Polri, (2) koordinasi dan
pengawasan obat dan makanan ilegal meliputi perencanaan kegiatan operasi bersama
dalam hal penentuan sasaran, target operasi, pelibatan personil, sarana prasarana,
anggaran dan cara bertindak serta pembahasan bersama atas dugaan tindak pidana obat
dan makanan yang ditemukan dari hasil pengawasan, (3) penegakan hukum meliputi
pelanggaran di bidang obat dan makanan ilegal serta dugaan adanya tindak pidana di
bidang obat dan makanan; serta (4) peningkatan sumber daya manusia untuk
meningkatkan kemampuan SDM agar tercapai profesionalisme di bidang tugas masing-
masing.
5. Berdasarkan penjelasan No. 4 seharusnya ada koordinasi antara POLDA dengan pihak
BPOM sebelum melakukan penangkapan

Anda mungkin juga menyukai