DISUSUN OLEH
LINGGA KUSUMA WARDANI
1013143033
1
BAB I
A. Latar Belakang
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah penyebab kematian terbesar di Indonesia. Jumlah
korban yang cukup besar akan memberikan dampak ekonomi (kerugian material) dan sosial
yang tidak sedikit, berbagai usaha prefentif hingga perbaikan lalu lintas dengan melibatkan
berbagai pihak yang terkait hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Dalam meningkatkan
keamanan lalu lintas di jalan terdapat 3 (tiga) bagian yang saling berhubungan dengan operasi
lalu lintas, yakni: pengemudi, kendaraan, dan jalan raya. Data kecelakaan yang ada dari Jasa
Marga dari tahun ke tahun bahwa penyebab kecelakaan yang terbesar disebabkan oleh faktor
manusia (pengemudi). Penyebab kecelakaan yang dilakukan akibat kendaraan terutama jalan
raya (geometrik) sangatlah kecil pengaruhnya. Hal ini sangat kontradiksi dengan kenyataan
yang ada bahwasanya traffic engineer hanya dapat mengendalikan salah satu bagian, yakni;
Jalan Raya.Dengan banyaknya lokasi kecelakaan (Blackspot) jalan tol Jagorawi akan
berakibat menurunnya kinerja ruas jalan tersebut, mengurangi kenyamanan dan bahkan
membahayakan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan. Untuk mengatasi hal tersebut,
maka studi daerah rawan kecelakaan diruas jalan tersebut perlu dilakukan, kemudian dicari
pemecahannya untuk mengurangi jumlah dan tingkat kecelakaan yang ada. Lalu lintas dan
angkutan jalan merupakan komponen yang sangat penting dari Sub Sektor Perhubungan
Darat serta perannya dalam pembangunan tidak dapat diabaikan. Konstribusi terhadap
penyebaran manusia, barang dan jasa ke seluruh penjuru tanah air memperlihatkan bahwa
peran lalu lintas dan angkutan jalan sangat vital. Sejalan dengan perkembangan sarana
transportasi dewasa ini perlu diikuti dengan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), baik
dalam rangka keselamatan, kelancaran, kenyamanan maupun tertib lalu lintas. Sehingga
2
pengemudi pada saat mengendarai kendaraan, terutama kendaraan umum, kurang
pengetahuan tentang tata cara mengemudi yang baik, tingginya jumlah dan fatalitas
kecelakaan lalu lintas, banyaknya pelanggaran lalu lintas, buruknya pelayanan kepada
penumpang, kemacetan, dll. Keselamatan lalu lintas jalan merupakan prioritas utama dalam
kebijakan.Transportasi Darat saat ini, hal tersebut sebagai upaya menekan kecelakaan lalu
B. Tujuan penulisan
3
BAB II
STUDI PUSTAKA
Yang dimaksud dengan kecelakaan lalu lintas berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam
“Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnyamengakibatkan korban manusia atau
Korban kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disebutkan
a. Korban mati
Korban mati (Fatality), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah korban yang pasti mati
sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah
kecelakaan tersebut. (ayat 3) Korban luka berat (Serious Injury), sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus
dirawat dalam jangka waktu 30 hari sejak terjadi kecelakaan. (ayat 4). Korban luka ringan
(Light Injury), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah korban yang tidak masuk dalam
pengertian diatas, (ayat 3) dan (ayat 4).Secara teknis kecelakaan lalu lintas didefinisikan
sebagai sutau kejadian yang disebabkan oleh banyak faktor yang tidak sengaja terjadi
(Random Multy Factor Event). Dalam pengertian secara sederhana, bahwa suatu kecelakaan
lalau lintas terjadi apabila semua faktor keadaan tersebut secara bersamaan pada satu titik
4
waktu tertentu bertepatan terjadi. Hal ini berarti memang sulit meramalkan secara pasti
dimana dan kapan suatu kecelakaan akan terjadi. Sebagai pengelola jalan tol di Indonesia PT
Jasa Marga memiliki definisi yang berbeda tentang korban kecelakaan, yaitu:
a. Luka ringan adalah keadaaan korban mengalami luka-luka yang tidak membahayakan
jiwa dan atau tidak memerlukan pertolongan atau perawatan lebih lanjut dirumah
muntah-muntah.
membahayakan jiwanya dan memerlukan pertolongan atau perawatan lebih lanjut dengan
• Patah tulang anggota badan dengan komplikasi disertai rasa nyeri yang hebat dan
pendarahan hebat.
dalam, misal; dada, perut, usus, kandung kemih, ginjal, hati, tulang belakang, dan
batang kepala.
5
6
Tahun Jumlah Korban Luka Luka Kerugian materi
7
2002 12.267 8 762 6 012 8 929 41 030
Sumber : Kantor Kepolisiian Republik Indonesia *) sejak 1999 tidak termasuk Timor-Timur
8
BAB III
PEMBAHASAN
1. Ruang lingkup
Pedoman ini menetapkan prosedur untuk melakukan perhitungan besaran biaya kecelakaan
lalu lintas pada ruas jalan kota dan jalan antar kota berdasarkan metode the gross output atau
human capital. Pedoman ini menguraikan formula yang dipergunakan dalam perhitungan,
ketentuan, dan asumsi yang diberlakukan untuk faktor-faktor dalam penghitungan besaran
biaya kecelakaan lalu lintas. Selain itu, pedoman ini memberikan tuntunan untuk menghitung
faktor-faktor penting yang digunakan dalam formula penghitungan biaya, berikut contoh
penggunaannya.
2. Acuan normatif
Pedoman ini disusun dengan merujuk dan memperhatikan acuan normatif berikut :
angkutan jalan
Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedoman ini sebagai berikut :
9
b. biaya yang ditimbulkan akibat terjadinya suatu kecelakaan lalu lintas, biaya tersebut
meliputi : biaya perawatan korban, biaya kerugian harta benda, biaya penanganan
biaya kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas yang terjadi
pada suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun.
biaya korban kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas yang
terjadi pada suatu ruas jalan, persimpangan, atau suatu wilayah per tahun
jumlah kecelakaan lalu lintas dengan kelas kecelakaan tertentu yang terjadi pada suatu
jumlah korban mati, luka berat atau luka yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas
yang terjadi pada suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun
Merupakan suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban
manusia atau kerugian harta benda (PP No 43 Th. l993, Pasal 93)
10
C. Kecelakaan fatal suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak
D. Kecelakaan berat suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak
E. Kecelakaan ringan suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak
F. Kecelakaan dengan kerugian harta benda suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-
sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan
G. Korban mati korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam
H. korban luka berat korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus
dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan
I. korban luka ringan korban yang tidak termasuk dalam katagori korban mati dan
4. Ketentuan-ketentuan
Ketentuan umum
1) Pendekatan yang dipakai untuk menentukan biaya satuan pada pedoman ini adalah The
gross output (Human capital) approach, metode ini menghitung biaya kecelakaan lalu
11
a. biaya-biaya yang diakibatkan atas hilangnya sumber daya pada saat kecelakaan terjadi
b. biaya-biaya yang diakibatkan atas hilangnya produktivitas pada masa yang akan datang
a. kecelakaan fatal
b. kecelakaan berat
c. kecelakaan ringan
a. korban mati
4) Tahun dasar perhitungan biaya-biaya yang digunakan pada pedoman ini adalah tahun 2003
(T0)
5) Untuk mengestimasi biaya satuan pada tahun perhitungan tertentu, biaya-biaya satuan
yang didasarkan pada pedoman ini dapat digunakan dalam perhitungan biaya kecelakaan
6) Perhitungan biaya kecelakaan pada suatu ruas jalan, persimpangan atau wilayah dilakukan
suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah dilakukan berdasarkan kategori korban
kecelakaan
12
A. Ketentuan teknis
Jumlah kecelakaan lalu lintas jalan (JKEi) dan korban (JKOj) Perolehan data jumlah
kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan disuatu ruas jalan, persimpangan atau
Perolehan data jumlah korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban disuaturuas
jalan, persimpangan, atau suatu wilayah per tahun didapat dari kepolisian setempat.
a. Biaya satuan korban kecelakaan dan biaya satuan kecelakaan lalu lintas
Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas (BSKOj) Biaya satuan korban kecelakaan
lalu lintas (BSKOj) adalah biaya yang diperlukan untuk perawatan korban kecelakaan
lalu lintas untuk setiap tingkat kategori korban, sedangkan T0 adalah tahun dasar
perhitungan biaya, yaitu tahun 2003. Besar biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas
Biaya satuan kecelakaan lalu lintas (BSKEi) adalah biaya kecelakaan lalu lintas yang
diakibatkan oleh suatu kejadian kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan lalu
lintas. Biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada tahun dasar 2003 BSKEi (T0) untuk jalan
13
antar kota dapat diambil dari Tabel 2, sedangkan BSKEi (T0) untuk jalan kota dapat diambil
dari Tabel 3.
Tabel 2 Biaya satuan kecelakaan lalu lintas di jalan antar kota BSKEi (T0)
(Rp/Kecelakaan)
1 Fatal 224.541.000
2 Berat 22 .221.000
3 Ringan 9.847.000
Tabel 3 Biaya satuan kecelakaan lalu lintas di jalan kota BSKEi (T0)
(Rp/Kecelakaan)
1 Fatal 131.205.000
2 Berat 18.997.000
3 Ringan 12.632.000
c. Estimasi biaya satuan korban dan biaya satuan kecelakaan lalu lintas
Biaya satuan korban kecelakaan Lalu Lintas untuk tahun tertentu (Tn) dapat dihitung
14
............................................................................ (1)
dengan pengertian :
BSKOj (Tn) = biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada Tahun n untuk setiap kategori
BSKOj (T0) =biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada Tahun 2003 untuk setiap
j= kategori korban
Biaya Satuan Kecelakaan Lalu Lintas untuk tahun tertentu (Tn) dapat dihitung menggunakan
........................................................................... (2)
dengan pengertian :
BSKEi (Tn) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada Tahun n untuk
BSKEi (T0) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada Tahun 2003 untuk
15
2 atau Tabel 3, g = tingkat inflasi biaya satuan kecelakaan,
i = kelas kecelakaan
Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas dihitung pada tahun n dengan menggunakan
j 1
............................................................................ (3)
dengan pengertian :
BBKO = besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas disuatu ruas jalan
BSKOj (Tn) = Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada tahun n untuk
j = kategori korban
16
d. Besaran biaya kecelakaan lalu lintas (BBKE)
Besaran biaya kecelakaan lalu lintas dihitung pada tahun n dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
k
BBKE JKEi BSKE i Tn
i 1
........................................................................... (4)
dengan pengertian:
BBKE = besaran biaya kecelakaan lalu lintas pada tahun n disuatu ruas
dalam kecelakaan/tahun.
BSKEi (Tn) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada tahun n untuk setiap
e. Cara pengerjaan
Untuk menghitung besaran biaya kecelakaan lalu-lintas dan biaya korban kecelakaan secara
17
Gambar 1. Bagan Alir Perhitungan Biaya Kecelakaan Lalu lintas dan Biaya Korban
Kecelakaan
f. Persiapan
a. tentukan lokasi kecelakaan yang akan dihitung biaya kecelakaannya (ruas jalan,
18
b. tentukan tahun perhitungan (Tn)
t Tn T0
....................................................................................(5)
dengan pengertian :
Tn = Tahun perhitungan
d. kumpulkan data kecelakaan lalu lintas dan korban dari kepolisian setempat
g. Analisis perhitungan
a. Kompilasi data korban kecelakaan menurut kategori korban mati, luka berat, dan
luka ringan
h. Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas pada tahun n, BBKEi (Tn)
a. Kompilasi data menurut klasifikasi jumlah kecelakaan fatal, luka berat, luka
19
LAMPIRAN-A
Informatif
Metode perhitungan satuan biaya kecelakaan lalu lintas dengan pendekatan, The Gross
Output atau Human Capital, terdiri dari dua biaya utama yaitu :
b. biaya yang dihitung sebagai kerugian atau hilangnya pendapatan korban kecelakaan
Biaya perbaikan dan penggantian kerusakan kendaraan dan atau materi dapat diperoleh
melalui survai tentang biaya perbaikan kendaraan akibat kecelakaan lalu lintas di tempat
kendaraan yang terlibat pada setiap kelas kecelakaan (fatal, berat, ringan, kerugian material).
Biaya perawatan korban dapat diperoleh melalui informasi yang ada di rekaman medis rumah
sakit. Untuk mengetahui kategori korban harus dicatat juga lama perawatan korban dirumah
sakit. Disamping itu diperlukan juga informasi tentang lama waktu istirahat yang diperlukan
sejak di rawat sampai dengan dapat melakukan aktifitas atau bekerja kembali untuk
20
Biaya penanganan dan administrasi kecelakaan dapat diperoleh melalui wawancara atau
Informasi biaya-biaya tersebut dikumpulkan untuk setiap kelas kecelakaan (fatal, berat,
ringan, kerugian material). Nilai produktifitas yang hilang dialami oleh korban kecelakaan
lalu lintas dihitung berdasarkan lama waktu korban kecelakaan tidak dapat berproduksi dan
tingkat pendapatan rata-rata masyarakat (nilai produktifitas). Untuk korban mati lama waktu
tidak berproduksi diasumsikan berdasarkan selisih antara rata-rata usia harapan hidup (BPS)
dan rata-rata usia korban mati akibat kecelakaan (POLRI). Sedangkan nilai produktifitas
dapat dihitung berdasarkan PDRB per kapita (BPS).Sebagai ilustrasi pada gambar berikut
disajikan skema perhitungan satuan biaya korban kecelakaan dan satuan biaya kecelakaan
21
22
A. Kesimpulan
1. Masalah transportasi khususnya di Indonesia masih sangat kompleks dan hasus ada
2. Jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan
menerus di sepanjang atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, baik
berupa perkembangan lahan atau bukan yang termasuk dalam kelompok jalan perkotaan
adalah jalan yang berada didekat pusat perkotaan dengan jumlah penduduk lebih dari
100.000 jiwa.
a. Biaya perbaikan dan penggantian kerusakan kendaraan dan atau materi dapat
diperoleh melalui survai tentang biaya perbaikan kendaraan akibat kecelakaan lalu
b. Biaya perawatan korban dapat diperoleh melalui informasi yang ada di rekaman
23
B. Saran
1. Walaupun banyak kendala dalam masalah transportasi yang terus meningkat dari
tahun ke tahun tetapi kita sebagai masyarakat pkan oleh pemeridan pemerintah
seharusnya sadar akan keterpurukan ini dan mau membangun sana dan prasaraana
2. Agar masyarakat dalam hal ini pengemudi agar selalu mematuhi peraturan lalu lintas
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dengan demikian angka kecelakaan di jalan
24
DAFTAR PUSTAKA
Tan Lie Ing, ST., MT., Dosen Tetap, Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen
Maranatha. Indra Rachman Efendi, ST., Alumnus Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen
Maranatha. “Evaluasi Kinerja Jalan Jendral Ahmad Yani Depan Pasar Kosambi Bandung”
(HTM File).
Misliah, Filsafat Ilmu Sebuah pengantar popular. Penerbit Pustaka, Pengantar Teknik dan
25