Anda di halaman 1dari 25

TUGAS K3

(KESEHATAN KESEHATAN KERJA)

DI JALAN RAYA (LALU LINTAS)

DISUSUN OLEH
LINGGA KUSUMA WARDANI
1013143033

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA

1
BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

A. Latar Belakang

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah penyebab kematian terbesar di Indonesia. Jumlah

korban yang cukup besar akan memberikan dampak ekonomi (kerugian material) dan sosial

yang tidak sedikit, berbagai usaha prefentif hingga perbaikan lalu lintas dengan melibatkan

berbagai pihak yang terkait hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Dalam meningkatkan

keamanan lalu lintas di jalan terdapat 3 (tiga) bagian yang saling berhubungan dengan operasi

lalu lintas, yakni: pengemudi, kendaraan, dan jalan raya. Data kecelakaan yang ada dari Jasa

Marga dari tahun ke tahun bahwa penyebab kecelakaan yang terbesar disebabkan oleh faktor

manusia (pengemudi). Penyebab kecelakaan yang dilakukan akibat kendaraan terutama jalan

raya (geometrik) sangatlah kecil pengaruhnya. Hal ini sangat kontradiksi dengan kenyataan

yang ada bahwasanya traffic engineer hanya dapat mengendalikan salah satu bagian, yakni;

Jalan Raya.Dengan banyaknya lokasi kecelakaan (Blackspot) jalan tol Jagorawi akan

berakibat menurunnya kinerja ruas jalan tersebut, mengurangi kenyamanan dan bahkan

membahayakan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan. Untuk mengatasi hal tersebut,

maka studi daerah rawan kecelakaan diruas jalan tersebut perlu dilakukan, kemudian dicari

pemecahannya untuk mengurangi jumlah dan tingkat kecelakaan yang ada. Lalu lintas dan

angkutan jalan merupakan komponen yang sangat penting dari Sub Sektor Perhubungan

Darat serta perannya dalam pembangunan tidak dapat diabaikan. Konstribusi terhadap

penyebaran manusia, barang dan jasa ke seluruh penjuru tanah air memperlihatkan bahwa

peran lalu lintas dan angkutan jalan sangat vital. Sejalan dengan perkembangan sarana

transportasi dewasa ini perlu diikuti dengan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), baik

dalam rangka keselamatan, kelancaran, kenyamanan maupun tertib lalu lintas. Sehingga

kecenderungan-kecenderungan yang negatif dapat diturunkan seperti ketidakdisiplinan

2
pengemudi pada saat mengendarai kendaraan, terutama kendaraan umum, kurang

pengetahuan tentang tata cara mengemudi yang baik, tingginya jumlah dan fatalitas

kecelakaan lalu lintas, banyaknya pelanggaran lalu lintas, buruknya pelayanan kepada

penumpang, kemacetan, dll. Keselamatan lalu lintas jalan merupakan prioritas utama dalam

kebijakan.Transportasi Darat saat ini, hal tersebut sebagai upaya menekan kecelakaan lalu

lintas jalan yang masih memprihatinkan.

B. Tujuan penulisan

1. Mengetahui dan mengidentifikasi jenis kecelakaaan lalu lintas jalan raya

2. Mengidentifikasi jumlah kecelakaan yang terjadi di Indonesia

3. Mengetahui perhitungan biaya kecelakaan

3
BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas

Yang dimaksud dengan kecelakaan lalu lintas berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam

pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 ayat 1 adalah:

“Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan

kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnyamengakibatkan korban manusia atau

kerugian harta benda”

Korban kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disebutkan

dalam Pasal 93 ayat (2), antara lain;

a. Korban mati

b. Korban luka berat

c. Korban luka ringan

Korban mati (Fatality), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah korban yang pasti mati

sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah

kecelakaan tersebut. (ayat 3) Korban luka berat (Serious Injury), sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2) adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus

dirawat dalam jangka waktu 30 hari sejak terjadi kecelakaan. (ayat 4). Korban luka ringan

(Light Injury), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah korban yang tidak masuk dalam

pengertian diatas, (ayat 3) dan (ayat 4).Secara teknis kecelakaan lalu lintas didefinisikan

sebagai sutau kejadian yang disebabkan oleh banyak faktor yang tidak sengaja terjadi

(Random Multy Factor Event). Dalam pengertian secara sederhana, bahwa suatu kecelakaan

lalau lintas terjadi apabila semua faktor keadaan tersebut secara bersamaan pada satu titik

4
waktu tertentu bertepatan terjadi. Hal ini berarti memang sulit meramalkan secara pasti

dimana dan kapan suatu kecelakaan akan terjadi. Sebagai pengelola jalan tol di Indonesia PT

Jasa Marga memiliki definisi yang berbeda tentang korban kecelakaan, yaitu:

a. Luka ringan adalah keadaaan korban mengalami luka-luka yang tidak membahayakan

jiwa dan atau tidak memerlukan pertolongan atau perawatan lebih lanjut dirumah

sakit, terdiri dari:

• Luka kecil dengan pendarahan sedikit dan penderita sadar.

• Luka bakar dengan luas kurang dari 15 %.

• Keseleo dari anggota badan yang ringan tanpa komplikasi.

• Penderita-penderita diatas semuanya dalam keadaan sadar tidak pingsan atau

muntah-muntah.

b. Luka berat adalah korban mengalami luka-luka yang dapat

membahayakan jiwanya dan memerlukan pertolongan atau perawatan lebih lanjut dengan

segera dirumah sakit, terdiri dari:

• Luka yang menyebabkan keadaan penderita menurun, biasanya luka

yang mengenai kepala atau batang kepala.

• Luka bakar yang luasnya meliputi 25 % dengan luka baru.

• Patah tulang anggota badan dengan komplikasi disertai rasa nyeri yang hebat dan

pendarahan hebat.

• Pendarahan hebat kurang lebih 500 cc.

• Benturan/luka yang mengenai badan penderita yang menyebabkan kerusakan alat-alat

dalam, misal; dada, perut, usus, kandung kemih, ginjal, hati, tulang belakang, dan

batang kepala.

5
6
Tahun Jumlah Korban Luka Luka Kerugian materi

kecelakaan mati berat ringan (juta)

1992 19.920 9 819 13 363 14 846 15 077

1993 17.323 10 038 11 453 13 037 14 714

1994 17.469 11 004 11 055 12 215 16 544

1995 16.510 10 990 9 952 11 873 17 745

1996 15.291 10 869 8 968 10 374 18 411

1997 17.101 12 308 9 913 12 699 20 848

1998 14.858 11 694 8 878 10 609 26 941

1999 12.675 9 917 7 329 9 385 32 755

2000 12.649 9 536 7 100 9 518 36 281

2001 12.791 9 522 6 656 9 181 37 617

7
2002 12.267 8 762 6 012 8 929 41 030

2003 13.399 9 856 6 142 8 694 45 778

2004 17.732 11 204 8 983 12 084 53 044

2005 91.263 16 115 35 891 51 317 51 556

2006 87.020 15 762 33 282 52 310 81 848

2007 49.553 16 955 20 181 46 827 103 289

2008 59.164 20 188 23 440 55 731 131 207

2009 62.960 19 979 23 469 62 936 136 285

2010 66.468 19 873 26 196 63 809 158 259

2011 108.696 31 195 35 285 108 945 217 435

Sumber : Kantor Kepolisiian Republik Indonesia *) sejak 1999 tidak termasuk Timor-Timur

8
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perhitungan Besaran Biaya Kecelakaan Lalu Lintas Dengan

Menggunakan Metoda The Gross Output (Human Capital)

1. Ruang lingkup

Pedoman ini menetapkan prosedur untuk melakukan perhitungan besaran biaya kecelakaan

lalu lintas pada ruas jalan kota dan jalan antar kota berdasarkan metode the gross output atau

human capital. Pedoman ini menguraikan formula yang dipergunakan dalam perhitungan,

ketentuan, dan asumsi yang diberlakukan untuk faktor-faktor dalam penghitungan besaran

biaya kecelakaan lalu lintas. Selain itu, pedoman ini memberikan tuntunan untuk menghitung

faktor-faktor penting yang digunakan dalam formula penghitungan biaya, berikut contoh

penggunaannya.

2. Acuan normatif

Pedoman ini disusun dengan merujuk dan memperhatikan acuan normatif berikut :

a) Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun l992, tentang Lalu lintas dan

angkutan jalan

b) Undang-undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2004, tentang Jalan

c) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 43 Tahun l993, tentang Prasarana dan

lalu lintas jalan

3. Istilah dan definisi

Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedoman ini sebagai berikut :

a. biaya kecelakaan lalu lintas

9
b. biaya yang ditimbulkan akibat terjadinya suatu kecelakaan lalu lintas, biaya tersebut

meliputi : biaya perawatan korban, biaya kerugian harta benda, biaya penanganan

kecelakaan lalu lintas, dan biaya kerugian produktivitas sorban

c. besaran biaya kecelakaan lalu lintas (BBKE)

biaya kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas yang terjadi

pada suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun.

d. Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas (BBKO)

biaya korban kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas yang

terjadi pada suatu ruas jalan, persimpangan, atau suatu wilayah per tahun

f. Jumlah kecelakaan lalu lintas (JKEi)

jumlah kecelakaan lalu lintas dengan kelas kecelakaan tertentu yang terjadi pada suatu

ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun

g. Jumlah korban kecelakaan lalu lintas (JKOj)

jumlah korban mati, luka berat atau luka yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas

yang terjadi pada suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun

B. Kecelakaan lalu lintas

Merupakan suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja

melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban

manusia atau kerugian harta benda (PP No 43 Th. l993, Pasal 93)

10
C. Kecelakaan fatal suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak

sengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya

mengakibatkan korban mati.

D. Kecelakaan berat suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak

disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya

mengakibatkan korban luka berat.

E. Kecelakaan ringan suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak

disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jasa lainnya

mengakibatkan korban luka ringan

F. Kecelakaan dengan kerugian harta benda suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-

sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan

lainnya, mengakibatkan kerugian harta benda

G. Korban mati korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam

jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut

(PP No 43 Th l993,Pasal 93)

H. korban luka berat korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus

dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan

(PP No 43 Th l993, Pasal 93)

I. korban luka ringan korban yang tidak termasuk dalam katagori korban mati dan

korban luka berat (PP No 43 Th l993, Pasal 93)

4. Ketentuan-ketentuan

Ketentuan umum

1) Pendekatan yang dipakai untuk menentukan biaya satuan pada pedoman ini adalah The

gross output (Human capital) approach, metode ini menghitung biaya kecelakaan lalu

lintas dalam 2 kategori yaitu :

11
a. biaya-biaya yang diakibatkan atas hilangnya sumber daya pada saat kecelakaan terjadi

b. biaya-biaya yang diakibatkan atas hilangnya produktivitas pada masa yang akan datang

2) Kecelakaan lalu lintas diklasifikasikan dalam 4 kelas, yaitu:

a. kecelakaan fatal

b. kecelakaan berat

c. kecelakaan ringan

d. kecelakaan dengan kerugian harta benda

3) Korban kecelakaan lalu lintas dikategorikan sebagai :

a. korban mati

b. korban luka berat

c. korban luka ringan

4) Tahun dasar perhitungan biaya-biaya yang digunakan pada pedoman ini adalah tahun 2003

(T0)

5) Untuk mengestimasi biaya satuan pada tahun perhitungan tertentu, biaya-biaya satuan

yang didasarkan pada pedoman ini dapat digunakan dalam perhitungan biaya kecelakaan

dalam periode l0 tahun kedepan

6) Perhitungan biaya kecelakaan pada suatu ruas jalan, persimpangan atau wilayah dilakukan

berdasarkan klasifikasi kecelakaan, sedangkan perhitungan biaya korban kecelakaan pada

suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah dilakukan berdasarkan kategori korban

kecelakaan

12
A. Ketentuan teknis

Jumlah kecelakaan lalu lintas jalan (JKEi) dan korban (JKOj) Perolehan data jumlah

kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan disuatu ruas jalan, persimpangan atau

suatu wilayah per tahun didapat dari kepolisian setempat.

Perolehan data jumlah korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban disuaturuas

jalan, persimpangan, atau suatu wilayah per tahun didapat dari kepolisian setempat.

a. Biaya satuan korban kecelakaan dan biaya satuan kecelakaan lalu lintas

Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas (BSKOj) Biaya satuan korban kecelakaan

lalu lintas (BSKOj) adalah biaya yang diperlukan untuk perawatan korban kecelakaan

lalu lintas untuk setiap tingkat kategori korban, sedangkan T0 adalah tahun dasar

perhitungan biaya, yaitu tahun 2003. Besar biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas

pada tahun 2003, BSKOj(T0), dapat diambil dari Tabel 1.

Tabel 1 Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas BSKOj (T0)

No Katagori korban Biaya Satuan Korban (Rp/korban)

1 Korban mati 119.016.000

2 Korban luka berat 5.826.000

3 Korban luka ringan 1.045.000

b. Biaya satuan kecelakaan lalu lintas (BSKEi)

Biaya satuan kecelakaan lalu lintas (BSKEi) adalah biaya kecelakaan lalu lintas yang

diakibatkan oleh suatu kejadian kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan lalu

lintas. Biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada tahun dasar 2003 BSKEi (T0) untuk jalan

13
antar kota dapat diambil dari Tabel 2, sedangkan BSKEi (T0) untuk jalan kota dapat diambil

dari Tabel 3.

Tabel 2 Biaya satuan kecelakaan lalu lintas di jalan antar kota BSKEi (T0)

No Klasifikasi Kecelakaan Biaya satuan Kecelakaan

(Rp/Kecelakaan)

1 Fatal 224.541.000

2 Berat 22 .221.000

3 Ringan 9.847.000

4 Kerugian Harta Benda 8.589.000

Tabel 3 Biaya satuan kecelakaan lalu lintas di jalan kota BSKEi (T0)

No Klasifikasi Kecelakaan Biaya satuan Kecelakaan

(Rp/Kecelakaan)

1 Fatal 131.205.000

2 Berat 18.997.000

3 Ringan 12.632.000

4 Kerugian Harta Benda 15.725.000

c. Estimasi biaya satuan korban dan biaya satuan kecelakaan lalu lintas

Biaya satuan korban kecelakaan Lalu Lintas untuk tahun tertentu (Tn) dapat dihitung

menggunakan persamaan sebagai berikut :

BSKO j Tn   BSKOT0   1  g 


t

14
............................................................................ (1)

dengan pengertian :

BSKOj (Tn) = biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada Tahun n untuk setiap kategori

korban, dalam rupiah/korban

BSKOj (T0) =biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada Tahun 2003 untuk setiap

kategori korban, dalam rupiah/korban, lihat Tabel 1

g = tingkat inflasi biaya satuan kecelakaan, dalam % (nilai default g =11%)

Tn= tahun perhitungan biaya korban

T0 = tahun dasar perhitungan biaya korban (Tahun 2003)

t = selisih tahun perhitungan (Tn – T0)

j= kategori korban

Biaya Satuan Kecelakaan Lalu Lintas untuk tahun tertentu (Tn) dapat dihitung menggunakan

persamaan sebagai berikut :

BSKEi Tn   BSKE T0   1  g 


t

........................................................................... (2)

dengan pengertian :

BSKEi (Tn) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada Tahun n untuk

setiap kelas kecelakaan, dalam rupiah/kecelakaan

BSKEi (T0) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada Tahun 2003 untuk

setiap kelas kecelakaan, dalam rupiah/kecelakaan, lihat Tabel

15
2 atau Tabel 3, g = tingkat inflasi biaya satuan kecelakaan,

dalam % (nilai default g = 11%)

Tn = tahun perhitungan biaya kecelakaan

T0 = tahun dasar perhitungan biaya kecelakaan (Tahun 2003)

t = Selisih tahun perhitungan (Tn – T0)

i = kelas kecelakaan

c. Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas (BBKO)

Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas dihitung pada tahun n dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut :

BBKO   JKO j  BSKO j Tn 


m

j 1

............................................................................ (3)

dengan pengertian :

BBKO = besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas disuatu ruas jalan

atau persimpangan atau wilayah, dalam rupiah/tahun.

JKOj = Jumlah korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori

korban, dalam korban/tahun.

BSKOj (Tn) = Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada tahun n untuk

setiap kategori korban, dalam rupiah/korban

j = kategori korban

16
d. Besaran biaya kecelakaan lalu lintas (BBKE)

Besaran biaya kecelakaan lalu lintas dihitung pada tahun n dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut :

k
BBKE    JKEi  BSKE i Tn 
i 1

........................................................................... (4)

dengan pengertian:

BBKE = besaran biaya kecelakaan lalu lintas pada tahun n disuatu ruas

jalan atau persimpangan atau wilayah, dalam rupiah/tahun.

JKEi = jumlah kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan,

dalam kecelakaan/tahun.

BSKEi (Tn) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada tahun n untuk setiap

kelas kecelakaan, dalam rupiah/kecelakaan

i = kelas kecelakaan lalu lintas

e. Cara pengerjaan

Untuk menghitung besaran biaya kecelakaan lalu-lintas dan biaya korban kecelakaan secara

garis besar digunakan dalam bagan alir berikut

17
Gambar 1. Bagan Alir Perhitungan Biaya Kecelakaan Lalu lintas dan Biaya Korban

Kecelakaan

f. Persiapan

Persiapan yang dilakukan meliputi :

a. tentukan lokasi kecelakaan yang akan dihitung biaya kecelakaannya (ruas jalan,

persimpangan atau wilayah)

18
b. tentukan tahun perhitungan (Tn)

c. tentukan selisih tahun perhitungan (t) dengan menggunakan rumus no. 5

t  Tn  T0

....................................................................................(5)

dengan pengertian :

t = Selisih tahun perhitungan

Tn = Tahun perhitungan

To = Tahun awal (2003)

d. kumpulkan data kecelakaan lalu lintas dan korban dari kepolisian setempat

g. Analisis perhitungan

Perhitungan besaran biaya korban kecelakaan pada tahun n, BBKOj (Tn)

a. Kompilasi data korban kecelakaan menurut kategori korban mati, luka berat, dan

luka ringan

b. Hitung biaya satuan korban pada tahun ke n untuk masing-masing kategori

korban dengan menggunakan rumus 1 dan tabel 1

c. Hitung besaran biaya korban dengan menggunakan rumus 3

h. Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas pada tahun n, BBKEi (Tn)

a. Kompilasi data menurut klasifikasi jumlah kecelakaan fatal, luka berat, luka

ringan dan kerugian harta benda

b. Hitung biaya satuan kecelakaan pada tahun ke n untuk masing-masing klasifikasi

jumlah kecelakaan dengan menggunakan rumus 2, tabel 2 dan atau tabel 3

c. Hitung besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan rumus 4

19
LAMPIRAN-A

Informatif

Metode the Gross Output (Human Capital)

Metode perhitungan satuan biaya kecelakaan lalu lintas dengan pendekatan, The Gross

Output atau Human Capital, terdiri dari dua biaya utama yaitu :

a. biaya yang dihitung karena adanya kerugian langsung (direct cost)

b. biaya yang dihitung sebagai kerugian atau hilangnya pendapatan korban kecelakaan

lalu lintas (indirect cost)

Kerugian langsung terdiri dari 3 komponen biaya, yaitu :

a. biaya perbaikan dan penggantian kerusakan kendaraan dan atau materi

b. biaya perlakuan rumah sakit untuk perawatan korban

c. biaya penanganan dan administrasi kecelakaan

Biaya perbaikan dan penggantian kerusakan kendaraan dan atau materi dapat diperoleh

melalui survai tentang biaya perbaikan kendaraan akibat kecelakaan lalu lintas di tempat

perbaikan kendaraan (bengkel). Biaya tersebut dikumpulkan untuk perbaikan kendaraan

kendaraan yang terlibat pada setiap kelas kecelakaan (fatal, berat, ringan, kerugian material).

Biaya perawatan korban dapat diperoleh melalui informasi yang ada di rekaman medis rumah

sakit. Untuk mengetahui kategori korban harus dicatat juga lama perawatan korban dirumah

sakit. Disamping itu diperlukan juga informasi tentang lama waktu istirahat yang diperlukan

sejak di rawat sampai dengan dapat melakukan aktifitas atau bekerja kembali untuk

menghitung waktu produktif yang hilang.

20
Biaya penanganan dan administrasi kecelakaan dapat diperoleh melalui wawancara atau

pengumpulan data di kepolisian setempat. Biaya ini antara lain meliputi :

a. biaya penanganan di tempat kejadian perkara (TKP)

b. biaya pengolahan TKP

c. biaya penyidikan perkara, dan

d. biaya penelitian sebab kecelakaan lalu lintas

Informasi biaya-biaya tersebut dikumpulkan untuk setiap kelas kecelakaan (fatal, berat,

ringan, kerugian material). Nilai produktifitas yang hilang dialami oleh korban kecelakaan

lalu lintas dihitung berdasarkan lama waktu korban kecelakaan tidak dapat berproduksi dan

tingkat pendapatan rata-rata masyarakat (nilai produktifitas). Untuk korban mati lama waktu

tidak berproduksi diasumsikan berdasarkan selisih antara rata-rata usia harapan hidup (BPS)

dan rata-rata usia korban mati akibat kecelakaan (POLRI). Sedangkan nilai produktifitas

dapat dihitung berdasarkan PDRB per kapita (BPS).Sebagai ilustrasi pada gambar berikut

disajikan skema perhitungan satuan biaya korban kecelakaan dan satuan biaya kecelakaan

21
22
A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Masalah transportasi khususnya di Indonesia masih sangat kompleks dan hasus ada

penanganan yang lebih.

2. Jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan

menerus di sepanjang atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, baik

berupa perkembangan lahan atau bukan yang termasuk dalam kelompok jalan perkotaan

adalah jalan yang berada didekat pusat perkotaan dengan jumlah penduduk lebih dari

100.000 jiwa.

3. Keuntungan dari metode the Gross Output (Human Capital) :

a. Biaya perbaikan dan penggantian kerusakan kendaraan dan atau materi dapat

diperoleh melalui survai tentang biaya perbaikan kendaraan akibat kecelakaan lalu

lintas di tempat perbaikan kendaraan (bengkel)

b. Biaya perawatan korban dapat diperoleh melalui informasi yang ada di rekaman

medis rumah sakit

c. Biaya penanganan dan administrasi kecelakaan dapat diperoleh melalui wawancara

atau pengumpulan data di kepolisian setempat

23
B. Saran

Dari hasil pembahasan di atas dapat diambil saran :

1. Walaupun banyak kendala dalam masalah transportasi yang terus meningkat dari

tahun ke tahun tetapi kita sebagai masyarakat pkan oleh pemeridan pemerintah

seharusnya sadar akan keterpurukan ini dan mau membangun sana dan prasaraana

transportasi yaang layak.

2. Agar masyarakat dalam hal ini pengemudi agar selalu mematuhi peraturan lalu lintas

yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dengan demikian angka kecelakaan di jalan

raya semakin menurun.

24
DAFTAR PUSTAKA

, Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum (Pd. T-02-2005-B).

Tan Lie Ing, ST., MT., Dosen Tetap, Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen

Maranatha. Indra Rachman Efendi, ST., Alumnus Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen

Maranatha. “Evaluasi Kinerja Jalan Jendral Ahmad Yani Depan Pasar Kosambi Bandung”

(HTM File).

Misliah, Filsafat Ilmu Sebuah pengantar popular. Penerbit Pustaka, Pengantar Teknik dan

Perencanaan Transportasi.(HTM File).

25

Anda mungkin juga menyukai