Anda di halaman 1dari 8

IX.

Analisis Data/ Perhitungan/ Persamaan Reaksi yang Terlibat


Pada percobaan pertama, kami memasukkan 5 ml KSCN 0,002 M ke
dalam gelas kimia kemudian kami menambahkan 2 tetes Fe(NO3)3 0,1 M dan
dikocok menjadi warna jingga jernih . lalu larutan tersebut dibagi secara merata
ke dalam 4 tabung reaksi. Pada tabung I kami menyimpannya sebagai
pembanding , pada tabung II kami tambah dengan 3 tetes KSCN 1 M dan setelah
dicampurkan larutan berubah warna menjadi merah (++) , pada tabung III kami
menambahkan 3 tetes Fe(NO3)3 0,1 M dan setelah dicampurkan larutan berubah
warna menjadi merah (+) , dan terakhir pada tabung IV kami menambahkan satu
butir kecil NaH2PO4 dan larutan berubah warna menjadi tidak berwarna. Pada
percobaan pertama ini kesetimbangan dipengaruhi oleh konsentrasi.

KSCN(aq) + Fe(NO3)3(aq) → K+(aq) + Fe(SCN)2+(aq) + NO3-(aq)

KSCN(aq) + NaH2PO4(s) + Fe(NO3)3(aq) → KNO3+ + NaSCN + Fe3+ +


H2PO4-

Pada Percobaan kedua, kami memasukkan larutan K2Cr2O7 0,1 M ke


dalam 2 buah tabung reaksi masing-masing 1 ml , pada tabung I larutan berwarna
jingga dan disimpan sebagai pembanding dan pada tabung II kami menambahkan
NaOH 0,5 M sebanyak 20 tetes dan larutannya berubah warna menjadi kuning
jernih. Kemudian kami menambahkan HCL 0,5 M sebanyak 20 tetes dan terjadi
perubahan warna kembali seperti semula yaitu jingga. Jadi, pada percobaan kedua
ini kesetimbangan dipengaruhi oleh volume.

K2Cr2O7(aq) + NaOH(aq) → Na2Cr2O7(aq) + KOH(aq)

K2Cr2O7(aq) + NaOH(aq) + HCl(aq) → KCl(aq) + H2Cr2O7(aq)

Pada percobaan ketiga, tabung I kami isi dengan 1 ml larutan MgCl2 0,2
M kemudian kami tambahkan dengan 1ml NH4OH 0,5 M, sehingga larutan
tersebut berwarna putih keruh. Sedangkan pada tabung II kami isi dengan 1 ml
larutan MgCl2 0,2 M kemudian kami tambahkan dengan 1 ml NH4OH 0,5 M dan
1 ml NH4Cl, larutan tersebut berubah menjadi jernih tak berwarna. Jadi, pada
percobaan ketiga ini kesetimbangan dipengaruhi oleh volume.
MgCl2(aq) + NH4OH(aq) → NH4Cl(aq) + Mg(OH)2(aq)

MgCl2(aq) + NH4Cl(aq) → Mg3N2(s) + HCl(aq)

Pada percobaan keempat, tabung reaksi diisi dengan 1 ml larutan


NaNO3 kemudian kami tambahkan dengan 5 tetes H2SO4 0,5M dan 5 tetes FeSO4
jenuh, larutan tersebut berubah warna menjadi jingga. Kemudian kami tetesi
dengan H2SO4 pekat melalui dinding tabung sehingga terbentuk cincin coklat
pada tengah tabung. Jadi, pada percobaan keempat ini kesetimbangan dipengaruhi
oleh konsentrasi.

NaNO3(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + HNO3(aq)

NaNO3(aq) + FeSO4(aq) → Na2SO4(aq) + Fe(NO3)SO4(aq)

Pada percobaan kelima, kami memasukkan 2 ml Pb(NO3)2 0,2M ke


dalam tabung reaksi kemudian kami tambahkan dengan 5 tetes H2SO4 0,05 M dan
5 tetes etanol , larutan tersebut keruh dan terdapat endapan putih kemudian kami
panaskan sehingga larutan berubah menjadi jernih dan didinginkan sehingga
terbentuk endapan putih kembali, Jadi pada percobaan lima ini kesetimbangan
dipengaruhi oleh suhu.

Pb(NO3)2(aq) + H2SO4(aq) → PbSO4(aq) + 2HNO3(aq)

X. Pembahasan

Pada dasarnya reaksi ada yang berkesudahan dan ada yang tidak
berkesudahan, reaksi yang berkesudahan seperti reaksi pembakaran CO dengan
O2 menjadi CO2, setelah CO2 terbentuk, reaksi tersebut berkesudahan, reaktan
berupa CO dan O2 habis dan terbentuk CO2. Pada reaksi yang bolak balik
(berjalan dua arah) reaksi ini tidak berkesudahan, melainkan akan kembali lagi
reaksi ini disebut reaksi reversible, sehingga konsentrasi pereaksi dan produk
tetap. Dalam Azas Le Chatelier menyatakan: “Bila pada sistem kesetimbangan
diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga
pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.” Perubahan dari keadaan
kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi
atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan, dan
pergeseran kimia tersebut di pengaruhi oleh beberapa factor antara lain
konsentrasi, tekanan, volum, temperature dan katalis.

Pada percobaan pertama, kami memasukkan 5 ml KSCN 0,002 M ke


dalam gelas kimia kemudian kami menambahkan 2 tetes Fe(NO3)3 0,1 M dan
dikocok menjadi warna jingga jernih . lalu larutan tersebut dibagi secara merata
ke dalam 4 tabung reaksi. Pada tabung I kami menyimpannya sebagai
pembanding , pada tabung II kami tambah dengan 3 tetes KSCN 1 M dan setelah
dicampurkan larutan berubah warna menjadi merah (++) , pada tabung III kami
menambahkan 3 tetes Fe(NO3)3 0,1 M dan setelah dicampurkan larutan berubah
warna menjadi merah (+) , dan terakhir pada tabung IV kami menambahkan satu
butir kecil NaH2PO4 dan larutan berubah warna menjadi tidak berwarna. Pada
percobaan pertama ini kesetimbangan dipengaruhi oleh konsentrasi.

KSCN(aq) + Fe(NO3)3(aq) → K+(aq) + Fe(SCN)2+(aq) + NO3-(aq)

KSCN(aq) + NaH2PO4(s) + Fe(NO3)3(aq) → KNO3+ + NaSCN + Fe3+ +


H2PO4-

Pada percobaan pertama yaitu reaksi antara KSCN dan Fe(NO3)3


menghasilkan warna jingga pada ke empat tabung reaksi. Ketika larutan pada
tabung II ditambahkan 3 tetes KSCN 1 M warna larutan berubah menjadi merah
++, dan pada tabung ke III yang ditambah 3 tetes Fe(NO3)3 larutan berubah warna
menjadi merah +. Perubahan warna merah pada tabung II ini disebabkan oleh
penambahan konsntrasi ion SCN- dan pada tabung III disebabkan oleh
penambahan ion Fe3+ yang mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke arah kanan
(produk). Sedangkan penambahan butir NaH2PO4 menyebabkan larutan tidak
berwarna. Hal ini disebabkan penambahan NaH2PO4 yang mengakibatkan
terganggunya pembentukan Fe(SCN)2+ sehingga kesetimbangan bergeser ke arah
reaktan.

Pada Percobaan kedua, kami memasukkan larutan K2Cr2O7 0,1 M ke


dalam 2 buah tabung reaksi masing-masing 1 ml , pada tabung I larutan berwarna
jingga dan disimpan sebagai pembanding dan pada tabung II kami menambahkan
NaOH 0,5 M sebanyak 20 tetes dan larutannya berubah warna menjadi kuning
jernih. Kemudian kami menambahkan HCL 0,5 M sebanyak 20 tetes dan terjadi
perubahan warna kembali seperti semula yaitu jingga. Jadi, pada percobaan kedua
ini kesetimbangan dipengaruhi oleh volume.

K2Cr2O7(aq) + NaOH(aq) → Na2Cr2O7(aq) + KOH(aq)

K2Cr2O7(aq) + NaOH(aq) + HCl(aq) → KCl(aq) + H2Cr2O7(aq)

Percobaan kedua , yaitu reaksi antara 2ml K2Cr2O7 ( berwarna jingga)


dengan 20 tetes NaOH yang menyebabkan larutan berubah warna menjadi
kuning. Hal ini disebabkan kerena NaOH merubah Cr2O72- menjadi CrO42-.
Penambahan ion hidroksida, menyebabkan ion hidroksida akan bereaksi dengan
ion hidrogen. Kesetimbangan cenderung ke arah kiri untuk menggantikannya.
Namun ketika larutan ditambahkan 20 tetes HCl larutan berubah warna menjadi
jingga kembali. Pada hal ini penambahan HCl dengan jumlah tetesan yang sama
dengan NaOH mengakibatkan ion kromat (CrO42-) menjadi Cr2O72-, karena
pengaruh penambahan HCl ion (H+). Hal ini sesuai dengan prinsip Le Chatelier.
Kesetimbangan dipengaruhi oleh faktor konsentrasi.

Pada percobaan ketiga, tabung I kami isi dengan 1 ml larutan MgCl2 0,2
M kemudian kami tambahkan dengan 1ml NH4OH 0,5 M, sehingga larutan
tersebut berwarna putih keruh. Sedangkan pada tabung II kami isi dengan 1 ml
larutan MgCl2 0,2 M kemudian kami tambahkan dengan 1 ml NH4OH 0,5 M dan
1 ml NH4Cl, larutan tersebut berubah menjadi jernih tak berwarna. Jadi, pada
percobaan ketiga ini kesetimbangan dipengaruhi oleh volume.

MgCl2(aq) + NH4OH(aq) → NH4Cl(aq) + Mg(OH)2(aq)

MgCl2(aq) + NH4Cl(aq) → Mg3N2(s) + HCl(aq)

Percobaan ketiga yaitu mereaksikan MgCl2 0,2 M (jernih tak berwarna)


dengan NH4OH (jernih tak berwarna) yang menyebabkan warna larutan menjadi
putih keruh karena timbul endapan Mg(OH)2. Dan ketika larutan ditambahkan
NH4Cl menyebabkan endapan Mg(OH)2 larut ditandai hilangnya endapan dan
berubahnya warna larutan menjadi jernih. Dalam hal ini penambahan NH4Cl
menggeser kesetimbangan ke kiri (ke arah reaktan) sehingga produk (Mg(OH)2 )
berkurang dibuktikan dengan berkurangnya endapan tersebut dan larutan menjadi
tak berwarna.

Pada percobaan keempat, tabung reaksi diisi dengan 1 ml larutan


NaNO3 kemudian kami tambahkan dengan 5 tetes H2SO4 0,5M dan 5 tetes FeSO4
jenuh, larutan tersebut berubah warna menjadi jingga. Kemudian kami tetesi
dengan H2SO4 pekat melalui dinding tabung sehingga terbentuk cincin coklat
pada tengah tabung. Jadi, pada percobaan keempat ini kesetimbangan dipengaruhi
oleh konsentrasi.

NaNO3(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + HNO3(aq)

NaNO3(aq) + FeSO4(aq) → Na2SO4(aq) + Fe(NO3)SO4(aq)

Pada percobaan keempat reaksi antara 1ml NaNO3 dengan 5 tetes H2SO4
dan 5 tetes FeSO4 jenuh yang menyebabkan larutan menjadi berwarna jingga.
Ketika larutan ditambahkan H2SO4 pekat memutari dinding tabung secara
perlahan, mula-mula larutan pada dasar tabung berubah menjadi coklat dan
kemudian terbentuk cincin coklat pada bagian tengah tabung. Penambahan H2SO4
pekat harus hati hati dan tenang karena cincin coklat mudah rusak. Cincin coklat
terbentuk karena penacampuran antara larutan besi (II) sulfat dan asam sulfat
pekat.

Pada percobaan kelima, kami memasukkan 2 ml Pb(NO3)2 0,2M ke


dalam tabung reaksi kemudian kami tambahkan dengan 5 tetes H2SO4 0,05 M dan
5 tetes etanol , larutan tersebut keruh dan terdapat endapan putih kemudian kami
panaskan sehingga larutan berubah menjadi jernih dan didinginkan sehingga
terbentuk endapan putih kembali, Jadi pada percobaan lima ini kesetimbangan
dipengaruhi oleh suhu.

Pb(NO3)2(aq) + H2SO4(aq) → PbSO4(aq) + 2HNO3(aq)


Percobaan kelima reaksi antara 2 ml Pb(NO3)2 0,2M dengan 5 tetes H2SO4
0,05 M yang menyebabkan larutan menjadi putih keruh. Dan ketika larutan
ditambahkan 5 tetes alkohol warna larutan berubah menjadi agak jernih dan
terbentuk endapan putih. Alkohol berfungsi memperkecil kelarutan sehingga
endapan yang dihasilkan semakin banyak. Ketika larutan dipanaskan endapan
mulai larut kembali. Dan ketika larutan didinginkan endapan putih terbentuk
kembali. Reaksi pembentukan endapan merupakan reaksi eksoterm. Sehingga
pemanasan (penambahan kalor) mengakibatkan bergesernya kesetimbangan reaksi
ke arah endoterm, yaitu ke arah reaktan. Setelah dingin (suhu berkurang)
kesetimbangan bergeser ke arah eksoterm kembali yang ditandai dengan
terbentuknya endapan kembali.

Pb(NO3)2(aq) + H2SO4(aq) → PbSO4(aq) + 2HNO3(aq)

XI. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


kesetibangan dipengaruhi oleh :

 Perubahan konsentrasi
Jika konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah yang berlawanan dari zat yang konsentrasinya
diperbesar .
Jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, kesetimbangan akan
bergeser ke arah zat yang diperkecil.
 Perubahan volume atau tekanan
Jika tekanan diperbesar (atau volume diperkecil), kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi yang lebih kecil.
Jika tekanan diperkecil (atau volume diperbesar), kesetimbangan akan
bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi yang lebih besar.
 Perubahan suhu
Jika suhu dinaikan, maka kesetimbangan reaksi bergeser ke arah
reaksi endoterm. Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi
bergeser ke arah reaksi eksoterm.
XII. Jawaban Pertanyaan

1.
H2 + I2 2HI
m :0.25 0.22
r : 0.22 0.22 0.44
s : 0.03 0 0.44

Kc = (0.44*0,44 ) / 0.03
Kc = 6.45
Jika I2 mula mula 8,95 gr maka
H2 + I2 2HI
m :x 0.07
r : 0.22 0.22 0.44
s : 0.03 0 0.44

2. a. jika volume pada sistem diperbesar maka sistem kesetimbangan


akan bergeser ke arah produk
b. jika temperatur pada sistem dinaikkan maka sistem kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi endoterm.
XIII. Daftar Pustaka

Atkins, P.W. 1990. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat. Penerbit


Erlangga:Jakarta.
Hill, Petrucci, Mc Creary, Perry. 2005. General Chemistry Fourth Edition.
Pearson Hall: New Jersey.
Keenan, A.1992.Kimia Untuk Universitas Jilid I. Erlangga : Bandung
Keenan,A. 1999. Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.
Petrucci, H. Ralph, Suminar.1989.Kimia Dasar,Edisi Ke-4 Jilid 1.
Erlangga:
Jakarta.
Tim Kimia Dasar. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjut:
UNESA SURABAYA.
Svehla, G .1985. Vogel Edisi Ke 5 Jilid I.Pt Kalman Media Pusaka :Jakarta
Svehla, G. 1985. Vogel Edisi Ke 5 Jilid II.Pt Kalman Media Pusaka
:Jakarta

Surabaya, 17 Maret 2014


Mengetahui
Dosen/Asisten Praktikan,

(…………….) (…………..)

Anda mungkin juga menyukai