Anda di halaman 1dari 7

Organisasi masyarakat (Southern Citizen’s Organization) membutuhkan sumber daya

dalam rangka :

1. Dapat menjadi efektif

2. Dapat mencapai sustainability (kelangsungan hidup organisasi)

Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibutuhkan penggalangan dana.

A. Definisi

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian penggalanagan


dana. Norton mendefinisikan penggalangan dana adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan menjual ide kepada seseorang (donor) yang dapat mewujudkan ide tersebut dengan
memberikan bantuan berupa uang, sponsor atau bentuk lain yang dibutuhkan. Peter Stenbec
mengungkapkan penggalangan dana tidak hanya menggalang uang, tetapi juga merupakan
komunikasi yang efektif dengan publik, mengembangkan jaringan kerja dan berkomitmen
pada donor dan membangun suatu kekuatan dan kesuksesan organisasi yang mampu
menatap masa depan dengan penuh percaya diri

B. Alasan-alasan melaksanakan penggalangan dana


1. Bertahan hidup.
Semua organisasi memerlukan uang agar dapat bertahan hidup – untuk membiayai
proyek dan program, membayar gaji, dan pengeluaran rutin lainnya.
2. Mengurangi ketergantungan
Banyak organisasi yang tergantung pada 1 atau beberapa kelompok donor dan ini
mendudukkan posisi organisasi pada ketergantungan. Jika salah satu donor
mengundurkan diri maka ini akan menimbulkan krisis keuangan.
3. Perluasan dan pengembangan
Jika suatu organisasi ingin menangkap tantangan-tantangan masa depan maka organisasi
perlu memperluas dan mengembangkan kegiatan pelayanan dan untuk itu diperlukan
dana
4. Mengembangkan “constituency”
Pendanaan tidak hanya mencakup uang tapi juga dukungan dari para donatur terhadap
organisasi. Dukungan ini dapat dilakukan dengan memberikan dana, menjadi
sukarelawan atau mengajak teman mereka utk memberikan dukungan.
5. Menciptakan sustainability
Menggalang dana tidak hanya soal mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk
tahun yang akan datang akan tetapi juga membantu mewujudkan organisasi yang mampu
bertahan hidup terus dimasa depan.

C. Prinsip-prinsip Penggalangan Dana


1. Melakukan pendekatan pribadi melalui :
- Menemui secara pribadi
- Melakukan presentasi dihadapan sekelompok orang
- Menelepon seseorang untuk mendapatkan dukungan
- Menulis surat
- Menulis melalui internet
2. Memahami pandangan donor
Pada dasarnya tindakan memberi meliputi unsur :
- Faith : meyakinkan donor bahwa dana yang diberikan akan digunakan dengan efisien
- Hope : bantuan seberapapun kecilnya akan membawa perubahan
- Altruisme : bantuan tidak pernah diperhitungkan akan kembali
3. Mengumpulkan dana adalah bisnis
Pengumpul dana harus berusaha untuk menunjukkan bagaimana donatur membantu untuk
mengatasi persoalan. Ini dapat dilakukan dengan contoh aktual dari organisasi yang telah
dibantu.
4. Pengumpulan dana adalah selling
Pengumpulan dana merupakan proses yang terdiri dari 2 tahap yaitu :
- Menunjukkan bahwa ada kebutuhan yang penting yang dapat kita bantu
- Membujuk organisasi untuk memberi
5. Kredibilitas
Donor akan lebih menyukai untuk memberi kepada organisasi yang sudah pernah dikenal.
Untuk itu organisasi sebaiknya membuat newsletter yang dikirim ke donatur dan
membuat evaluasi.
6. Donor tidak mengetahui jumlah yang akan diberikan.
Untuk itu organisasi harus mengajukan anggaran keuangan.
7. Ucapkan terima kasih
Ini merupakan hal yang penting untuk menghargai nilai-nilai kedemawanan
donor.
8. Komitmen dan keterlibatan jangka panjang.
Yang diperlukan disini adalah adanya donor yang memberikan sumbangan
secara teratur dan dalam jumlah yang cukup besar.
9. Pertanggungjawaban dan pelaporan

Bila ingin mendapatkan dana dari donor maka lembaga mempunyai tanggung
jawab untuk:

- Memastikan bhw uang tersebut dibelanjakan untuk tujuan yang telah


ditentukan sebelumnya. Bila tidak maka berarti tidak menepati janji
- Memastikan uang itu dibelanjakan dengan sebaik-baiknya dan benar mencapai
hasil yang nyata

THE FUNDRAISING PYRAMID

Piramida ini membantu menggambarkan beberapa prinsip, dan akan berguna sebagai alat
untuk menganalisis situasi pendanaan organisasi.

Pyramid of Donors
Setiap organisasi nonprofit pasti mempunyai fundraising constituency, yang menjadi
dasar dari piramida di atas. Bagaimana konstituensi tersebut didefinisikan dan dikembangkan
bervariasi, tergantung tipe organisasi, sejarahnya, dan lingkungan sekitarnya.

Tujuan penting untuk program pemberian tahunan adalah akuisisi donor untuk pertama
kali, yang akan membuat adanya kenaikan satu tingkat dari dasar piramida. Sekalinya donor
memberikan hadiah pertama, tujuan program untuk donor tersebut berubah menjadi retention
dan upgrading, yang akan membuatnya menjadi donor tetap dan meningkatkan ukuran hadiah
selanjutnya (Seiler, 2011a). Jika hadiah tahunan donor mencapai tingkat tertentu yang telah
ditentukan sebelumnya, maka akan didefinisikan sebagai leadership annual giving (LAG)
(Lowman, 2012).

Seperti pada gambar piramida yang mengerucut ke atas, jumlah individu pada tingkat
atas akan semakin kecil. Tidak semua anggota konstituensi akan menjadi first-time donor; tidak
semua yang melakukannya akan menjadi donor tetap; tidak semua donor tetap akan menjadi
donor LAG, tidak semua donor LAG akan membuat major gift, dan hanya sedikit yang
kemungkinan akan membuat principal gift. Piramida tersebut menunjukkan adanya
perkembangan dimana hubungan pemberi donor dengan organisasi akan berubah seiring
berjalannya waktu.
Penulis menekankan nilai pengaruh yang dimiliki oleh seseorang terhadap partisipasi
pihak lain, sebagai hasil dari komunikasinya melalui jaringan sosial. Pengaruh tersebut mungkin
memberikan individu tersebut nilai yang tinggi kepada organisasi, yang tidak tergambarkan di
model piramida tradisional (Dixon & Keyes, 2013). Meskipun begitu, fundraising pyramid tetap
menjadi konsep pokok yang sering digunakan. Piramida tersebut menjelaskan bagaimana praktisi
mengharapkan tindakan sebagian besar donor dari waktu ke waktu dan sebagai gambaran
program pendanaan dalam hal distribusi keterlibatan donor pada titik tertentu.

Pyramid of Programs

Piramida tersebut menunjukkan gambaran program permohonan, yaitu yang berada pada
sisi kiri piramida. Piramida juga menunjukkan bagaimana organisasi nonprofit membangun
program pendanaannya dari waktu ke waktu. Organisasi nonprofit yang baru memulai program
pendanaan biasanya akan memulai dari dasar piramida, berfokus pada pengembangan
konstituensi dan meminta hadiah tahunan. Tetapi jika organisasi ingin terus berkelanjutan dan
tumbuh, maka perlu untuk pindah ke piramida diatasnya.

Tool for Planning

Organisasi yang telah mempunyai program pendanaan mungkin merasakan bahwa


piramida adalah alat yang berguna untuk menganalisis dan memahami kekuatan dan kelemahan
program tersebut dan menentukan kemana akan mengalokasikan usaha pendanaannya. Piramida
akan mempunyai bentuk yang berbeda tergantung konstituensi organisasi dan susunan program
pendanaan yang dikembangkan (Kihlstedt, 2010).

Proportionate Giving

Proportionate giving berarti bahwa orang akan memberikan sesuai proporsi kapasitas
finansialnya dan adalah hal yang tidak realistis untuk mengasumsikan bahwa semua donor akan
memberikan jumlah yang sama. Donor tersusun dalam piramida, tidak berada pada tingkat yang
sama.

Fundraising Process

Fundraising merupakan proses yang dimulai dari organisasi atau lembaga dan
didalamnya terdapat interaksi dengan donor melalui seperangkat aktivitas terencana. Kelly
(1988) menekankan bahwa kesuksesan merupakan hasil dari aksi terencana, yang dirancang
dengan baik dan dimplementasi secara sistematis. Proses fundraising dideskripsikan sebagai
siklus dengan tetap menekankan pada rasa menghargai terhadap donor. Namun berdasarkan
perspektif dari organisasi yang mengatur program, fundraising merupakan proses yang terus
berjalan, bukan proses siklus. Pendapat lain menyatakan bahwa proses fundraising merupakan
proses linear. Seperti pada bagan di bawah, proses tersebut merupakan proses linear dalam
fundraising. Namun pada praktiknya, hal ini tidak sama dengan apa yang dituliskan pada bagan
tersebut.

Define
mission, establish
goals, identify
needs, develop the
Identify,
case
qualify, and
research prospects
Establish
relationshops with
prospects
(cultivation)
Solicit
goals

Acknowl
edge gifts, recognize
donors
Steward
gifts and
relationships

Secara umum, proses fundraising dalam organisasi adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan organisasi
Organisasi harus secara jelas mendefinisikan misi, tujuan serta sasaran dari
program, yang dilakukan melalui proses strategic planning.
2. Mengidentifikasi dan meneliti prospek
Pemilihan donor dalam organisasi harus mencerminkan kebutuhan sumberdaya
dalam organisasi. Proses ini dilakukan dengan melakukan pencarian informasi mengenai
prospek untuk mengetahui kapasitas mereka dan bagaimana mereka bisa memenuhi
kebutuhan organisasi.
3. Mengembangkan hubungan (cultivation)
Ketika prospek sudah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengembangkan
hubungan dengan donor tersebu. Pembangunan hubungan tersebut disebut kultivasi.
Pentingnya kultivasi tergantung pada besarnya dan tujuan dari hibah yang ingin diterima.
Jika tujuannya adalah hibah yang besar, maka kultivasi yang dilakukan intens dan jangka
panjang. Jika sasarannya adalah hibah kecil, maka kultivasinya hanya sedikit.
4. Permohonan
Permohonan (meminta hibah) merupakan tahap penting dalam proses ini. Hal
utama dalam proses permohonan ini adalah timing. Winstein (2009) mendefinisikan
bahwa waktu yang tepat untuk melakukan permohonan adalah ketika pemohon sudah
mengembangkan hubungan yang positif dengan prospek. Terdapat tiga strategi dalam
permohonan, diantaranya:
a. Speculatice fundraising. Pada tahap ini, kebanyakan aktivitas berhubungan dengan
permohonan, penerimaan dan pemberitahuan hibah
b. Project or campaign fundraising. Pada tahap ini, volume permohonan lebih rendah,
dan karena hibahya biasanya lebih luas daripada hibah donor secara umum, maka
detail dari kebutuhan proyek harus didiskusikan secara matang.
c. Sequential fundraising. Pada tahap ini, permohonan hibah dilakukan pada berbagai
macam donor.

Anda mungkin juga menyukai