Pada bab ini akan dibahas mengenai konsumen dalam HSO, hubungan politik antara
konsumen dengan HSO, proses yang berjalan pada hubungan HSO dengan konsumen, dan
strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan responsive terhadap kebutuhan klien.
Hubungan antara HSO dengan klien kadang bersifat kontradiktif. Di satu sisi, manager
dan pekerja professional lainnya menyatakan bahwa kebutuhan klien merupakan hal yang
terpenting. Di sisi lain, banyak pengalaman yang terjadi pada konsumen HSO yang merasa
bahwa organisasi tersebut tidak bekerja seperti seharusnya. Kadang konsumen harus berkonflik
dengan kelompok kepentingan, tujuan kebijakan lain, dan bahkan dengan konsumen lainnya
untuk medapatkan apa yang mereka butuhkan. Level kepuasan konsumen, walaupun bervariasi,
kadang lebih cenderung rendah.
Jika pekerja social ingin berpartisipasi secara efektif untuk membuat pelayanan menjadi
lebih responsive kepada konsumen, maka diperlukan analisis dan perspektif organisasi. Ini
berarti bahwa, isu ini tidak bisa hanya dilihat sebagai hubungan antara pekerja dengan klien.
Analisis organisasi berarti mencari penjelasan mengenai minimnya tanggungjawab terhadap
kebutuhakn klien dalam organisasi dan mengembangkan strategi organisasional untuk mengatasi
isu tersebut. Di bawah ini terdapat beberapa perspektif dalam melihat hubungan antara
konsumen dengan HSO:
Setiap individu pada masyarakat industry yang modern merupakan konsumen dari HSO.
Konsumen tidak bisa dilihat sebagai hal yang terpisahkan dari masyarakat. Kata yang digunakan
untuk mendeskripsikan penerima layanan HSO sangatlah beragam, sesuai dengan tipe
organisasinya seperti pasien, pelajar, wajib pajak, tahanan dsb. Selain itu, beberpa HSO juga
mendefinisikan penerima pelayanannya sebagai member, target, recipient, pengguna, klien,
customer dsb. Istilah yang digunakan ini dapat menyebabkan timbulnya konotasi yang positif
maupun negative.
Menurut Perlman (1975), istilah consumer merujuk pada seseorang yang memperoleh
dan menggunakan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhannya. Tetapi, penggunaan istilah
konsumen itu sendiri menimbulkan kesalahpahaman pada beberapa konteks. Contohnya,
penggunaan istilah konsumen kepada tahanan pada lembaga koreksional merupakan suatu hal
yang tidak pantas. Aktivitas HSO terdiri dari prosessing, sustaining, changing, dan controlling,
dan istilah konsumen tidak dapat mencakup hal-hal tersebut.
Dampak dari penggunaan terminology ini dapat memudahkan kita untuk mengetahui
bahwa peran dari penerima layanan terdiri dari beberapa dimensi. Pemahaman mengenai dimensi
ini sangatlah penting untuk menyusun strategi agar organisasi dapat lebih bertanggungjawab
pada kebutuhan konsumen. Lima dimensi tersebut adalah: konsumen sebagai individu, penerima
layanan, target, anggota, dan sumberdaya.
1. Konsumen sebagai individu. Oleh karena itu, pekerja social harus memahami konsumen
sebagai sesorang secara utuh, dengan melihat individu melalui perspektif holistic.
Namun, organisasi saat ini biasa menangani individu secara terpisah dan impersonal.
Mereka berfokus pada kebutuhan spesifik sesorang seperti pelayanan kesehatan,
akomodasi, atau pendapatan. Organisasi harus selalu ingat bahwa mereka menangani
individu yang bersifat kompleks.
2. Konsumen sebagai recipient
Dilihat sebagai recipient, individu terikat dengan kualitas pelayanan yang baik dari
organisasi, dan menghormati kebutuhan dan keinginannya.
3. Konsumen sebagai target
Konsumen dapat dilihat sebagai target dari aktivitas organisasi. Sebagai contoh,
Departemen Perlindungan Sosial mengimplementasikan kebijakan pemerintah untuk
mempromosikan partisipasi kerja konsumennya, dan untuk meminimalisasi
ketergantungan.
4. Konsumen sebagai anggota
Keanggotaan berarti adanya sense of belonging dan adanya identifikasi terhadap
organisasi. Sebagai contoh dalam komunitas olahraga, anggota utama dari kelompok
tersebut merupakan orang yang sama dengan penerima layanannya dan mengambil
bagian dalam aktivitasnya.
5. Konsumen sebagai sumberdaya
Organisasi membutuhkan konsumen, terutama konsumen yang mereka percaya dapat
bekerjasama secara baik, atau mereka yang ditentukan dari pihak eksternal untuk dilayani