Anda di halaman 1dari 13

CITRA FARMASI

FARMASI SOSIAL

ANISA (14334055)
ENO RAHAYU (14334076)
IRMA RAMADONA (14334079)
RATNA H. (14334056)
Hampir segala hal yang kita lakukan dari hari ke hari
memberitahukan kepada orang bukan hanya apa yang kita lihat dari
diri kita tapi juga apa yang kita ingin orang lain lihat dalam diri kita.
Ambil waktu sejenak untuk berfikir tentang pemilihan pakaian anda
hari ini.
 Kenapa anda memilih pakaian dan sepatu yang anda pakai?
 Pesan apa yang anda coba berikan pada orang orang di sekitar anda?

Sudut pandang pribadi atau citra di bentuk dari bagaimana pakaian


kita, Biasanya, citra ini lebih tepat dalam keramaian, citra itu juga
mengindikasikan yang manakah yang menjadi bagian anda.

Pokok pembicaraan dalam bab ini menggambarkan citra farmasis


dan komunitas farmasi.
Beberapa penelitian mengenai kemampuan farmasis dalam
menyediakan informasi pengobatan, cara komunikasi dengan pasien,
citra, dan pelatihan formal sudah mulai dilakukan sejak tahun 1960-
an. Beberapa temuan besar dari penelitian ini antara lain:
I. Farmasi di anggap tidak benar-benar memaksimalkan potensi
kemampuannya
II. Farmasis terbiasa fokus kepada konsep teknis ketimbang konsep
professional
III. Farmasi tidak terlalu memakai segenap pengetahuan dan
kemampuan professional mereka dalam pekerjaannya
IV. Farmasi seharusnya memberikan edukasi kepada pasien
Pada tahun 1970-an, satu dari penelitian besar tentang citra farmasi
tercantum dalam laporan yang disusun oleh dichter. Objek dari penelitian
ini, diberi judul “pembahasan nilai-nilai keseluruhan pelayanan
farmasetika kepada konsumen.” Menentukan bagaimana nilai keseluruhan
farmasetika sangat efekif jika di osialisasikan kepada public untuk
mendorong permintaan akan pelayanan ini.

Hasil dari penelitian ini mengungkap bahwa banyak orang yang di


wawancarai oleh psikologi institute dichter untuk penelitian motivasi tidak
menganggap bahwa rata-rata farmasi adalah seorang professional yang
membayangkan bagaimana diri mereka seharusnya. Publik cenderung
bahwa farmasis hanya dekat dengan perusahaan manufaktur. Karena
alasan ini farmasi di pandang hanya memiliki konsumen, bukannya
pasien. Ringkasannya, ada keinginan yang kuat untuk mengembalikan
hubungan professional antara farmasis dengan pasien.
Citra bagi seorang farmasis

Rangakaian citra berhubungan dengan bagaimana farmasi di nilai


dalam pemikiran konsumen. Keinginan untuk memberikan edukasi
dan untuk loyal terhadap satu agent farmasi tertentu adalah beberapa
faktor yang mempengaruhi sikap pasien, pengalaman, harapan, dari
pelayanan yang di berikan.

Analisa yang hati-hati menjadi faktor yang mempengaruhi


pengembangan citra yang akan membantu farmasi secara strategis
menempatkan posisinya dalam kompetisi di bidang perawatan
kesehatan
Kemampuan atau kesedian farmasis untuk menyediakan berbagai
macam pelayanan berhubungan dengan citra professional
farmasi.Tidak seperti beberapa industri lainnya, ada banyak pokok
persoalan dalam industri farmasi. Distribusi dari resep produk obat
dikontrol badan federal atau aturan lokal tertentu. Misalnya profesi
tenaga kesehatan, farmasi memiliki beberapa jenis pelatihan, kode
etik, avosiasi professional farmasi, kesamaan derajat dan aturan
yang dibuat secara pribadi.

Inmplemenasi dari omnibus budget reconciliation Act of 1990


menghasilkan suatu standar yang baru dalam Pratik farmasi,
dibawah aturan OBRA 90, farmasis dibutuhkan untuk memonitor
rekam medis pasien untuk memaksimalkan proses penyediaaan
layanan konseling dan monitoring. Dengan perubahan ini, farmasis
harus menguji citra mereka untuk mengembangkan strategi
mendapatkan citra yang lebih baik.
Kerangka Konsep Citra Farmasi

Perusahaan Pasar
CITRA

Profesionalisme

citra dapat ditentukan dari beberapa jenis sudut pandang:


1. perusahaan menggambarkan citra farmasi di dasari oleh pengalaman, berita, atau
sumber lainnya.
2. ketika pasien menukarkan informasi mereka dengan pengalaman dari konseling
dengan farmasi lain, perusahaan akan mengembangkan citra di depan pasar
mereka agar pasien konsisten dengan produknya di bandingkan dengan produk
dan layanan dari kompotitor.
3. anggota memberikan rekomendasi kepada professional atas kebiasaan, tingkah laku,
dan kepercayaan dan peran mereka dalam menemui pasien yang mengharapkan
pelayanan baik.
Citra Perusahaan

Citra perusahaan menerangkan bagaimana pasien melihat


goodwill perusahaan terhadap masyarakat, employes, pasien
dan orang lain.Ketergantungan,kehandalan, dan tanggung
jawab merupakan factor penting dalam distribusi produk dan
layanan farmasi. Budaya organisasi merupakan fungsi dari citra
perusahaan dan berkontribusi terhadap reputasi perusahaan
serta proses sosialisasi anggotanya. Oleh karena itu untuk
diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk
memahami, berfikir, dan merasa dalam kaitannya dengan
masalah tersebut.
Pembentukan citra juga dapat di hubungkan dengan proses
pengembangan organisasi, yang berkaitan dengan enchacment
dari mekanisme adaktif dalam organisasi. Tujuannya adalah
untuk membuat organisasi lebih mudah menerima perubahan
sehingga memudahkan penataan kembali total system
organisasi kedalam konfigurasi yang lebih layak dan
memuaskan. Komponen kunci dari sistem ini meliputi
administrasi, produksi, teknologi, budaya,dan organisasi.
Citra Pasar

Perhatian utama untuk produk dan jasa adalah citra pasar.


Citra pasar adalah bagaimana penelitian dan penyedia
perawatan kesehatan lainnya menilai nilai produk dan jasa
anda dibandingkan dengan pesaing. Jika pasien percaya
bahwa mereka mendapatkan nilai yang tinggi dari produk
dan jasa relatif terhadap harga,mereka akan terus membeli
produk dari jasa anda.

Pasien mengharapkan
harga harus masuk akal,
konsisten, dan adil
Citra Prosesional

Citra profesional berfokus pada komitmen terhadap pelayanan


kesehatan yang berkualitas dan kebutuhan pendidikan masyrakat
tentang penggunaan obat. Sebuah model konseptual citra profesional
yang dikembangkan oleh balai menunjukan korespondensi antara
sisi struktual dan sisi sikap profesionalisme. Dengan demikian,
aspek struktual akan dihubungkan dengan profesionalisme yang
bersangkutan dengan bagimana praktisi melihat pekerjaan mereka
sendiri dan bagimana hal itu dimasukkan ke dalam kerangka kognitif
internal mereka untuk profesionalisme. Secara umum, seperti yang
ditetapkan dari penelitian sebelumnya, ada hubungan terbalik antara
profesionalisme dan bioraktisasi. Selain itu, studi perpoma pada
tahun 1960-1970-an mengungkapan bahwa kebutuhan umum untuk
apoteker untuk meningkatkan citra mereka dan untuk memperluas
layanan pasien.
Studi terbaru pada profesionalisme dan citra farmasi di apotek

Pada tahun 1984,sebuah penelitian dilakukan untuk menentukan apakah


pelanggan farmasi bisa menggenali apoteker ketika memdekati
apotek,mengidentifikasi sertifikat lisensi dan tag nama profesional, dan
membedakan apoteker untuk menempatkan dirinya dalam peran pasien
memasuki apotek untuk pertama kalinya.

Hasil menunjukan bahwa profesional digunakan untuk mengidentifikasi


69(65.1%) dari apoteker. Mengenai kemampuan untuk membedakan
apoteker dengan staf lain,ditetapkan bahwa hanya 52 (62,7%) dari
apoteker yang diidentifikasi. Singkatnya, identifikasi profesional sangat
penting untuk apotek untuk membimbing mereka konsumen yang ingin
mencari untuk nasihat. Sementara apoteker individu mungkin berbeda
dalam cara mereka memilih untuk menampilkan identifikasi profesional
mereka, masing-masing harus berhenti sejenak dan berfikir tentang cara
untuk mencipatkan citra profesional.
Strategi untuk perbagikan citra

• Beberapa strategi yang tersedia untuk membantu pasien menjadi akrab dengan
apotek-apotek profesional jasa perawatan jangka panjang. Pendidikan dan
pelatihan pasien seminar dapat dilakukan untuk memastikan pasien yang
memahami penggunaan obat mereka dan juga dapat diberikan untuk
Pengetahuan mendukung staf dirumah jompo dan jangka panjang lainnya .Fasilitas
perawatan jangka panjang untuk memastikan kepatuhan pasien dan
pasien pemulihan.. Upaya lain untuk meningkatkan citra ritel meliputi penggambaran
jaringan apotek dalam iklan sebagi pemasok informasi media serta informasi
tentang obat.

• Ketertiban masyarakat berfungsi untuk meningkatkan citra lembaga.


Termasuk dukungan untuk acara atletik, organisasi sipil, dna aktivitas
keagamaan. Program yang digunakan pada penggunaan obat-obatan dapat
diberikan kepada organisasi ini dengan dokter, apoteker, dan perawatan
Layanan yang menargetkan masyrakat umum. Selain itu, dukungan dikembangkan
dari segi finansial, badan amal dan sosial masyrakat, dan program-program
masyarakat untuk mengurangi rintangan agar menciptkan citra positif bagi perusahaan.
Waktu dan dukungan keuangan akan dihargai oleh anggota masyrakat,dan
visibilitas anda dengan yang lain akan menarik pasien untuk bisinis anda.
Seorang apoteker atau faramsis merupakan kunci penting dalam pelayanan
kesehatan yang baik di masyarakat. Cara pelayanan merupakan tahapan yang
penting dalam membangun citra yang baik dimata masyarakat. Karena dengan
kepuasan dari pelayanan kesehatan yang akan diberikan lah yang membentuk citra
yang baik itu bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat.

Kesimpulan :
Pencitraan dalam sebuah keprofesian merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan profesi tersebut dalam memberikan pelayanan kepadan masyarakat.
Buruknya citra profesi apoteker di masyarakat pada dasarnya merupakan akibat
dari kelalaian dan ke-tidakprofesional-an para apoteker-apoteker kita sendiri. Kita
sebagai farmasis/apoteker mungkin geram melihat pihak-pihak lain yang
seenaknya menggarap lahan kerja apoteker/farmasis seperti dokter yang
melakukan dispensing, bahkan masyarakat awam pun dengan beraninya
menggantikan peran apoteker di apotek yang seharusnya merupakan wewenang
dan tanggungjawab seorang apoteker.

Anda mungkin juga menyukai