Anda di halaman 1dari 13

Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara

Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara

A. Presiden

Presiden selaku Kepala pemerintahan, memegang kekuasaanpengelolaan keuangan negara, sebagai


bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan pengelolaan keuangan negara meliputi :

Kewenangan yang bersifat umum, meliputi : Penetapan Arah, Kebijakan umum, Strategi, Prioritas
dalam pengelolaan APBN, antara lain penetapan pedoman pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN,
penetapan pedoman penyusunan rencana kerja K/L, penetapan gaji dan tunjangan, pedoman
pengelolaan penerimaan negara.;

Kewenangan khusus, meliputi: Kebijakan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan APBN, antara lain:
keputusan sidang kabinet di bidang pengelolaan APBN, keputusan rincian APBN, keputusan dana
perimbangan, dan penghapusan aset dan piutang negara.

Berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Presiden adalah pemegang
kekuasaan umum pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Dalam
melaksanakan mandat Undang-Undang Keuangan Negara, fungsi pemegang kekuasaan umum atas
pengelolaan keuangan negara tersebut dijalankan dalam bentuk:

Selaku Pengelola Fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan Negara yang dipisahkan
dikuasakan kepada Menteri Keuangan;

Selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga negara dikuasakan


kepada masing-masing menteri/pimpinan lembaga;

Penyerahan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola


keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang
dipisahkan; dan

Tidak termasuk kewenangan di bidang moneter. Untuk mencapai stabilitas nilai rupiah, penetapan
dan pelaksanaan kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
dilakukan oleh Bank Sentral.

Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai
bagian dari kekuasaan pemerintahan. (Pasal 6 UUNo. 17/2003). Pada dasarnya Presiden selaku Kepala
Pemerintahan memegang kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan
pemerintahan

B. Menteri Keuangan

Dalam penyelenggaraan kekuasaan pengelolaan keuangan negara oleh Presiden tersebut, sebagian
dikuasakan kepada : Menteri Keuangan, sebagai pengelola fiskal dan wakil pemerintah pusat dalam hal
kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan. Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam
bidang keuangan bertindak selaku Chief Financial Officer (CFO) , mempunyai tugas :

Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro;

Menyusun RAPBN dan Rancangan Perubahan APBN

Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran,

Melakukan perjanjian internasional dibidang keuangan,

Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan dalam UU;

Melaksanakan fungsi bendahara umum negara

Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggunganjawaban pelaksanaan APBN;

Melaksanakan tugas-tugas lain dibidang pengelolaan fiskal berdasarkan UU.

Sebagian kekuasaan itu diserahkan kepada Menteri Keuangan yang kemudian berperan sebagai
pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan negara dalam kekayaan negara yang
dipisahkan. Sebagian kekuasaan lainnya diberikan kepada menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna
anggaran/pengguna barang lembaga/kementrian yang dipimpinnya. Jika Presiden memiliki fungsi
sebagai Chief Executive Officer (CEO) maka Menteri Keuangan berperan dan berfungsi sebagai Chief
Financial Officer (CFO) sedangkan menteri/pimpinan lembaga berperan sebagai Chief Operating.

Officers (COOs). Hubungan tersebut tergambar seperti pada gambar 6.1. Menteri Keuangan sebagai
pembantu Presiden dalam bidang keuangan pada hakekatnya adalah Chief Financial Officer (CFO) yang
berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan asset dan kewajiban negara secara nasional,
sedangkan para menteri dan pimpinan lembaga negara pada hakikatnya adalah Chief Operational
Officer (COO) yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan sesuai
bidang tugas dan fungsi masing-masing.
Gambar Delegasi wewenang kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara

Sumber: Departemen Keuangan, 2009

Pemisahan fungsi seperti di atas dimaksudkan untuk membuat kejelasan dan kepastian dalam
pembagian wewenang dan tanggung jawab. Sebelumnya fungsi-fungsi tersebut belum terbagi secara
tegas sehingga seringkali terjadi tumpang tindih antar lembaga. Pemisahan ini juga dilakukan untuk
menegaskan terlaksananya mekanisme checks and balances. Selain itu, dengan fokusnya fungsi masing-
masing kementrian atau lembaga diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme di dalam
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah. Menteri Keuangan dengan penegasan fungsi sebagai CFO
akan memiliki fungsi-fungsi antara lain:

Pengelolaan kebijakan fiskal;

Penganggaran;

Administrasi Perpajakan;

Administrasi Kepabeanan;

Perbendaharaan (Treasury);

Pengawasan Keuangan.

Pembagian kewenangan yang jelas, sebagaimana tampak dalam gambar diatas, dalam pelaksanaan
anggaran antara menteri keuangan dan menteri teknis tersebut diharapkan dapat memberikan jaminan
terlaksananya mekanisme saling uji (check and balance) dalam pelaksanaan pengeluaran negara dan
jaminan atas kejelasan akuntabilitas Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara dan Menteri
Teknis sebagai Pengguna Anggaran. Selain itu, pembagian kewenangan ini akan memberikan fleksibilitas
bagi menteri teknis, sebagai pengguna anggaran, untuk mengatur penggunaan anggaran
kementeriannya secara efisien dan efektif dalam rangka optimalisasi kinerja kementeriannya untuk
menghasilkan output yang telah ditetapkan.

Pembagian kewenangan yang jelas tersebut berimplikasi pada perubahan pelaksanaan dalam
pembayaran atas beban APBN. Sebelum pengundangan UU Nomor 1 Tahun 2004 kewenangan menteri
teknis/kepala lembaga negara dalam pelaksanaan pembayaran atas beban APBN terbatas pada aspek
pembuatan komitmen/perjanjian dalam rangka pengadaan barang/jasa serta pengujian dalam rangka
penerbitan SPP dan pembebanan anggaran atas transaksi yang terjadi sesuai dengan Dokumen Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang dimilikinya.

C. Menteri/Pimpinan Lembaga

Menteri/Pimpinan Lembaga, sebagai pengguna anggaran/ barang, berkedudukan sebagai Chiefr


Operasional Officer ( COO) mempunyai tugas :

Menyusun rancangan anggaraan kementerian/lembaga yang dipimpinannya;

Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran,

Melaksanakan anggaran kememterian/lembaga;

Melaksanakan pemungutan ONBP dan menyetorkannya ke kas negara,

Mengelola piutang dan utang yang menjadi yanggungjawab kementerian negara/lembaga,

Mengelola barang milik negara

Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negasra/lembagala,

Melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggunggjawabnya berdasarkan UU.

D. Gubernur/Bupati/Walikota

Sesuai dengan azas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, Presiden dalam pengelolaan
keuangan negara menyerahkan kepada Gubernur, Bupati/Walikota, selaku pengelola keuangan daerah,
yang dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (KSKPKD), selaku pejabat
pengelola APBD. KSKPKD mempunyai tugas :

Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD,

Menyusun RAPBD dan Rancangan Perubahan APBD,

Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan Perda;

Melaksanakan fungsi Bendahara umum daerah,


Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

E. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) Daerah

Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan
tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/barang
daerah mempunyai tugas:

Menyusun RKA-SKPD

Menyusun DPA-SKPD

Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja

Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya

Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran

Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak

Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah
ditetapkan

Menandatangani SPM

Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya

Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya

Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya

Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya

Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan kuasa yang


dilimpahkan oleh kepala daerah

Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah

Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan
pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD. Pelimpahan sebagian
kewenangan ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala SKPD dan didasarkan atas pertimbangan
tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi
jabatan dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya. Kuasa pengguna anggaran
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang.

F. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (KSKPD),

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (KSKPD), selaku PPA/PBD, mempunyaqi tugas :

Menyusun anggaran SKPD yang dipimpinanya,

Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran

Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya,

Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak,

Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggungjawab SKPD,

Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggungjawab SKPD,

Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD.

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah
(SKPKD) yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara
umum daerah. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku Bendahara Umum Daerah (BU) berwenang:

Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD

Mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD

Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD

Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah

Melaksanakan pemungutan pajak daerah

Menetapkan SPD

Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah

Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah

Menyajikan informasi keuangan daerah


Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengeloaan serta penghapusan barang milik daerah

PPKD selaku BUD dalam melaksanakan fungsi menunjuk pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola
keuangan daerah selaku kuasa BUD. PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala
daerah melalui sekretaris daerah.Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
tugas bendahara umum daerah.Kuasa BUD mempunyai tugas:

Menyiapkan anggaran kas;

Menyiapkan SPD;

Menerbitkan SP2D; dan

Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;

Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank/dan atau lembaga keuangan
lainnya yang ditunjuk;

Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;

Menyimpan uang daerah;

Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi;

Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban rekening
kas umum daerah;

Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;

Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; dan

Melakukan penagihan piutang daerah.

PPK-SKPD adalah pejabat yang ditetapkan oleh Kepala SKPD untuk melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD. Tugas PPK-SKPD adalah:

Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara
pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh PPTK.
Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU dan SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta
penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran

Melakukan verifikasi SPP

Menyiapkan SPM

Melakukan verifikasi harian atas penerimaan

Melaksanakan akuntansi SKPD

Menyiapkan laporan keuangan SKPD.

G. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Daerah (PPTK-SKPD)

PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu
program sesuai dengan bidang tugasnya. PPTK ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/barang dan
kuasa pengguna anggaran/barang untuk melaksanakan program dan kegiatan. Penunjukkan PPTK
didasarkan atas pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, rentang
kendali dan pertimbangan obyektif lainnya. PPTK memiliki tugas untuk mengendalikan pelaksanaan
kegiatan, melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan menyiapkan dokumen anggaran atas
beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan yang mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun
dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peundang-undangan.

H. Bendahara

UU No. 17 Tahun 2003 pasal 35 ayat 2 menyatakan bahwa bendahara adalah setiap orang yang diberi
tugas menerima, menyimpan, membayar dan atau mengeluarkan uang/barang negara dan wajib
menyampaikan pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Demikian juga UU No.1 Tahun
2004 pasal 1 menyatakan bahwa bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan
atas nama negara/daerah menerima, menyimpan, membayar dan/atau mengeluarkan uang/surat
berharga/barang-barang milik negara/daerah. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang
diangkat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota untuk melaksanakan tugas
kebendaharaan yang meliputi kegiatan menerima, menyimpan, membayar, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang keperluan belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan
APBN/APBD pada kantor.satuan kerja kementerian negara, lembaga/pemerintah daerah.

1. Bendahara Penerima
Kepala daerah atas usul PPKD menetapkan bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran untuk
melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada SKPD. Bendahara
penerimaan wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran
atas penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya. Bendahara penerimaan dalam melakukan
penatausahaan menggunakan:

Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah);

Surat Ketetapan Retribusi (SKR);

Surat Tanda Setoran (STS);

Surat tanda bukti pembayaran; dan

Bukti penerimaan lainnya yang sah.

Bendahara penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara administratif atas


pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-
SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

2. Bendahara Pengeluaran

Bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD. Kewajiban Bendahara Pengeluaran:

Melaksanakan pembayaran atas beban anggaran belanja daerah baik pembayaran langsung maupun
melalui uang persediaan

Membuka rekening bendahara pada bank yang sehat

Melakukan pemungutan dan penyetoran pajak penghasilan dan pajak lainnya sebagai wajib pungut
pajak

3. Bendahara Penerima Pembantu

Pembantu Bendahara Penerima mempunyai tugas:


Membantu bendahara penerimaan melaksanakan pembukuan atas penerimaan negara;

Membantu bendahara penerimaan menyetorkan hasil penerimaan ke kas negara;

Membantu bendahara penerimaan membuat laporan penerimaan dan penyetoran uang;

Bertanggungjawab kepada bendahara penerimaan.

4. Bendahara Pengeluaran Pembantu

Bendahara pengeluaran dapat dibantu oleh bendahara pengeluaran pembantu untuk melaksanakan
fungsi sebagai kasir, pembuat dokumen pengeluaran uang atau pengurusan gaji. Bendahara
pengeluaran pembantu dapat ditunjuk berdasarkan pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD,
besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi kompetensi, rentang kendali dan pertimbangan
obyektif lainnya.

Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh


pengeluaran yang menjadi tanggung jawabnya. Dokumen yang digunakan oleh bendahara pengeluaran
pembantu dalam menatausahakan pengeluaran mencakup buku kas umum, buku pajak dan buku
panjar. Laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran pembantu mencakup buku kas umum,
buku pajak dan bukti pengeluaran yang sah serta disampaikan kepada bendahara pengeluaran paling
lambat tanggal 5 bulan berikutnya.

I. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

PPK mempunyai tugas :

1. Menetapkan organisasi pelaksana anggaran yang berada dibawah wewenangnya untuk membantu
danbertanggungjawab atas pelaksanaan program/kegiatan yang ada dibawahnya;

2. Menyusun rencana dan jagwal pelaksanaan program bersangkutan;

3. Menyusun dan menetapkan Rencana Operasional Kegiatan (ROK) yang berisi rincian paket-paket
kegiatan beserta jadwal pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memperhatikan
DIPA, Petunjuk Pelaksanaan, dan ROK.

4. Menentapkan paket-paket pekerjaan serta ketentuan mengenai kewajiban penggunaan produksi


dalam negeri dan perluasan kesempatan usaha bagi usaha kecil dan koperasi kecil, LSM, dan masyarakat
setempat.
5. Menentapkan panitia pengadaan barang/jasa;

6. Menentapkan Tim pelaksana.

7. Menetapkan HPS, jadwal tata cara dan lokasi pengadaan yang disusun panitia pengadaan;

8. Menetapkan dan mengesahkan pemenang penyedia barang/jasa , SPK, surat perjanjian kerja, berita
acara kemajuan pekerjaan berita acara serah terima pekerjaan, dan berita acara persejutuan
pembayaran;

9. Menyiapkan dokumen dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa;

10. Menandatangani paket integritas sebelum pelaksanaan pedngadaan barang/jasa dimulai;

11. Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak calon penyedia barang/jasa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;

12. Membuat dan menyampaikan SPP kepada pejabat penguji dan perintah pembayaran (selaku pejabat
penerbit SPM);

13. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan perjanjian/kontrak yangm menjadi
tanggungjawabnya;

14. Menandatangani laporan pelaksanaan dan penyelesaian pengadaan barang/jasa sesuai ketentuan
yang berlaku;

15. Melaporkan dan mengusulkan penyelesaian permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
program/kegiatan kepada KPA;

16. Wajib menyelenggaraan pembukuan atas uang yang dikelolanya dan penatausahaan barang yang
dikuasainya, serta membuat laporan pertanggungjawaban mengenai pengelolaan uang dan barang yang
dikuasainya kepada KPA;

17. Dalam melaksanakan tugasnya memperhatikan arahan KPA;

18. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang.jasa kepada KPA;

19. Bertanggungjawab dan menyampaikan laporan-laporan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sesuai peraturan perundangan yang berlaku;

20. Bertanggungjawab atas penyelesaian dan pelaksanaan program dan kegiatan tepat pada waktunya;

21. Bertanggungjawab baik dari segi mkeuangan maupun fisik/substansi atas program dan kegiatan yang
dipimpinnya sesuai dengan DIPA kepada KPA.

J. Pejabat Penguji dan Perintah Membayar


Pejabat penguji dan perintah membayar mempunyai tugas:

Bersama dengan pejabat pebgeluaran anggaran belanja menyusun dan menetapkan Rencana
Operasional Kegiatan;

Meneliti dengan saksama DIPA dean petunjuk pelaksanaan yang telah disyahkan, apabila terdapat
kekeliruan redaksi, perhitungan biaya, volume, perubahan lokasi,, waktu, serta harga agar segera
mengajukan revisi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

Menguji kebenaran material, surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih;

Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan


ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;

Meneliti dan menguji kebenaran dan kelengkapan dokumen atas pengajuan SPP dari Pejabat
Pengeluaran Anggaran Belanja;

Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;

Membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang bersangkutan;

Membebankan pembayaran atas beban APBN;

Menerbitkan dan menandatangani surat perintah membayar (SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU) dan surat
perintah membayar langsung (SWPM-LS) yang akan diajukan kepada KPPN dan menetapkan
pembayaran yang diperlukan sebagai beban sementara atau sebagai beban tetap;

Bertanggungjawab kepada Kuasa Pengguna Anggaran.

K. Pejabat Pemungut Penerimaan Negara

Pejabat pemungut penerimaan negara mempunyai tugas:

Mengelola penerimaan negara dalam sistem anggaran pendapatan dan belanja negara;

Mengintensifkan perolehan pendapatan yang menjadi wewenang dan tanggungjawabnya;

Melaksanakan pengawasan penerimaan pelayanan jasa;

Melaksanakan koordinasi dan pengendalian penyelenggaraan jasa;

Melaporkan hasil penerimaan negara setiap akhir bulan kepada KPA;


Melaksanakan tertib administrasi keuangan sesuai peraturan perundangan yang berlaku;

Dalam melaksanakan tugasnya memperhatikan arahan KPA dan bertanggungjawab kepada KPA.

L. Panitia Pengadaan Barang/Jasa;

Panitia Pengadaan Barang/jasa mempunyai tugas:

Menyusun jadwal dan, menetapkan cara pelaksanaan pengadaan barjas, dan menetukan lokasi
pengadaan sesuai dengan permintaan Pejabat Pengeluaran Anggaran Belanja;

Menyusun dan menyiapkan HPS;

Menyiapkan dokumen pengadaan;

Mengumumkan pengadaan barjas melalui media dan papan pengumuman resmi untuk penerangan
umum;

Menilai kualifikasi penyedia barang/jasa baik melalui prakualifikasi maupun pasca kualifikasi

Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk;

Mengusulkan calon pemerang kepada Pejabat Pengeluaran Anggaran Belanja;

Menandatangani fakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barjas;

Melakukan prakualifikasi untuk pengadaan barang/jasa yang ditetapkan dengan cara penunjukkan
langsung dan pemilihan langsung;

Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada Pejabat Pengeluaran Anggaran
Belanja;

Bertanggungjawab kepada Pejabat Pengeluaran Anggaran Belanja.

Anda mungkin juga menyukai